You are on page 1of 7

PERANCANGAN REMOTE TERMINAL UNIT (RTU) PADA

SIMULATOR PLANT TURBIN DAN GENERATOR UNTUK


PENGENDALIAN FREKUENSI MENGGUNAKAN KONTROLER PID
Mahsun Abdi – 2209106105
Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS, Keputih-Sukolilo, Surabaya-60111

ABSTRAK Distributed Control System (DCS) atau Supervisory Control


Seorang operator dapat memantau dan mengontrol dari And Data Acquisition (SCADA), yaitu:
pusat kontrol karena di dekat plant harus terpasang suatu unit 1. master station
control. Alat ini harus dapat dapat melaksanakan fungsi, 2. RTU (Remote Terminal Unit)
sebagai pengolah sinyal, kontrol plant, dan sebagai pengukur
3. instruments di lapangan
yaitu Remote Terminal Unit (RTU). RTU mengirimkan data ke
master station berdasarkan hasil pembacaan sensor sensor 4. link komunikasi, dan
pada plant. 5. perangkat lunak
RTU ini berupa peralatan kontrol elektronik yang Namun pada penelitian ini akan difokuskan untuk
menghubungkan objek real plant melalui sebuah Human membahas tentang RTU (Remote Terminal Unit) dengan
Machine Interface (HMI). Implementasi Human Machine sistem kontrol oleh sebuah Human Machine Interface
Interface bertujuan untuk monitoring dan controlling. (HMI) yang dibuat dengan aplikasi Wonderware.
Komunikasi antara HMI dan RTU menggunakan komunikasi
ethernet, sedangkan antara RTU dengan simulator plant
2.1 Remote Terminal Unit (RTU)[9]
menggunakan komunikasi serial. Plant yang akan diteliti
Remote Terminal Unit (RTU) salah satu bagian dari
adalah pengaturan frekuensi untuk turbin dan generator.
Perubahan beban di dalam suatu pembangkit listrik akan sistem kontrol jarak jauh yang ditempatkan dekat objek
mempengaruhi kecepatan putaran dan frekuensi turbin. Saat yang dikontrol. RTU mengirimkan data hasil pembacaan
beban berubah semakin besar, turbin akan berputar semakin sensor sensor pada plant ke master station. RTU ini berupa
berat karena adanya torsi beban. Oleh karena itu kopel peralatan kontrol elektronik yang menghubungkan objek
penggerak turbin harus ditambah dengan mengatur bukaan dalam dunia fisik dengan sebuah Distributed Control
control valve lebih besar agar steam flow sesuai, sehingga dapat System (DCS) atau sebuah SCADA (Supervisory Control
mengembalikan kecepatan turbin sesuai set point. Pengaturan and Data Acquisition) dengan mengirimkan data ke sistem
bukaan control valve dengan kontroler PID tujuan agar respon atau sebaliknya menerima data dari sistem.
yang diinginkan yaitu, rise time = 5,41 detik, settling time = 7,38
Pada umumnya RTU memiliki bagian bagian
detik dan eror steady state (%𝒆) = 0, serta tidak memiliki
overshoot. penyusun yang saling berintegrasi diantaranya adalah modul
central processing unit (CPU) berupa mikrokontroler,
I. PENDAHULUAN modul komunikasi, modul pengolah sinyal analog dan
Pada penelitian ini, RTU yang dirancang berfungsi digital serta modul power supply. Selain itu RTU memiliki
untuk menghubungkan suatu sistem kontrol berupa HMI beberapa fungsi utama diantaranya sebagai pengolah sinyal,
dan virtual plant dimana komunikasi dari HMI ke RTU kontrol plant, dan sebagai pengukur.
menggunakan komunikasi ethernet. Sedangkan antara
virtual plant dan RTU menggunakan serial. Penggunaan 2.2 Plant Turbin Uap dan Generator
media komunikasi jaringan ethernet sangat memungkinkan Turbin adalah penggerak mula yang merubah energi
untuk melakukan fungsi kontrol jarak jauh. potensial menjadi energi mekanis pada poros turbin.
Selain itu sebuah HMI yang berfungsi untuk monitoring Intinya bahwa turbin adalah mesin atau motor yang roda
dirancang dari wonderware untuk melihat keseluruhan penggeraknya terdiri dari sudu sudu yang digerakkan oleh
proses kerja dari plant. Sehingga dengan HMI dan RTU ini beberapa jenis fluida dimana dalam penelitian ini
akan mempermudah operator untuk melihat kondisi dan digerakkan oleh uap. Sedangkan generator adalah suatu
mengatur plant. Plant yang digunakan adalah sebuah peralatan yang berfungsi mengubah tenaga mekanis yang
simulator turbin dan generator. Penyesuaian frekuensi berupa daya putar poros Turbin menjadi tenaga listrik.
terhadap perubahan beban dilakukan dengan mengatur Prinsip kerja turbin generator ini adalah saat uap panas
besarnya bukaan control valve menggunakan kontroler PID. bertekanan mengalir melintasi sudu-sudu yang dipasangkan
sejajar sepanjang poros rotor turbin sehingga rotor turbin
II. TEORI PENUNJANG berputar. Rotor turbin dan rotor generator dipasang seporos
Secara umum ada lima komponen utama yang sehingga hasil dari putaran poros turbin memutar poros
membangun sistem kontrol jarak jauh baik itu berupa generator. Hasil dari putaran generator ini akan

1
menghasilkan energi listrik karena generator memiliki yang berbeda, perangkat, dan sistem, dan berbagai macam
lilitan dalam masing-masing fasa yang terdistribusi pada aplikasi klien OPC, termasuk HMI, SCADA, Sejarawan,
masing-masing alur stator. Fluks medan rotor bergerak MES, dan ERP.
sesuai lilitan jangkar. Satu putaran rotor dalam satu detik Sedangkan omniserver adalah program yang dapat
menghasilkan satu siklus per detik atau 1 Hertz (Hz). mengkonfigurasi untuk berkomunikasi dengan berbagai
Perubahan beban akan mempengaruhi kecepatan perangkat yang belum memiliki driver agar bisa menuliskan
putaran turbin. Semakin besar beban yang diinginkan, maka data. Omniserver dapat dikonfigurasi untuk berkomunikasi
semakin banyak pula steam yang diperlukan. Mekanisme dengan hampir semua perangkat satu atau beberapa
pengaturan dilakukan untuk menjaga agar putaran turbin perangkat. Hal ini dilakukan melalui serangkaian kotak
uap terjaga konstan saat terjadi perubahan beban dengan dialog yang memandu melalui pembangunan deskripsi dari
cara mengatur bukaan control valve. Perubahan beban ini aliran data yang digunakan untuk berkomunikasi dengan
berpengaruh pada beberapa parameter termasuk perubahan perangkat.
frekuensi itu sendiri.
2.6 Dasar Kontroler PID
2.3 Komunikasi Ethernet Kontroler PID merupakan kontroler yang berfungsi
Protokol komunikasi ethernet dalam penelitian ini mengubah sinyal kesalahan (error) menjadi sinyal kontrol.
digunakan untuk komunikasi antara HMI dengan RTU. Kontroler ini tersusun dari kontroler proporsional ditambah
Dengan menggunakan access method yang disebut CSMA / integral ditambah derivative (PID) yang merupakan salah
CD (Carrier Sense Multiple Access / Coalision Detection), satu mekanisme umpan balik yang banyak digunakan dalam
dimana sistem ini mengatur suatu komputer agar menunggu sistem pengaturan industri. Sebuah kontroler PID
jalur kabel yang kosong sebelum mengirimkan suatu data menghitung nilai kesalahan sebagai perbedaan antara
melalui jaringan yang ada. Jika jalur sedang kosong maka keluaran terukur dengan masukan yang diinginkan.
komputer dapat mengirimkan data. Jika jalur sedang dipakai Hubungan sinyal kesalahan dan sinyal kontrol pada
maka komputer akan menunggu dan mencoba lagi sewaktu kontroler tipe-PID standar dapat dinyatakan dengan
jalur telah kosong. Persamaan (2.2).
Jaringan Ethernet menggunakan kabel twisted-pair, 𝑢 𝑡 = 𝐾𝑝 𝑒 𝑡 +
1 𝑡
𝑒 𝑡 + 𝑇𝑑
𝑑 𝑒
(2.1)
coaxial atau fiber-optic sebagai media transmisinya. 0
𝑇𝑖 𝑑 𝑡

Kapasitas maksimum transmisi Ethernet adalah 10 Mbps Atau dalam bentuk fungsi alih,
U ( s) 1 (2.2)
(10 megabit per detik = 10 juta bit per detik). Jenis lainnya  K p (1    D s)
yaitu Fast Ethernet bisa mengirim data dengan kecepatan E ( s) Is
100 Mbps. Gigabit Ethernet bahkan bisa 1000 Mbps (1000 Atau
U ( s) K p ( I  D s   I s  1)
2
megabit per detik = 1 triliun bit per detik).
 (2.3)
E ( s) Is
2.4 Wonderware
Wonderware InTouch merupakan salah satu software
Human Machine Interface yang banyak digunakan di dunia III. PERANCANGAN SISTEM
industri. Wonderware InTouch memiliki beberapa fasilitas Perancangan RTU dalam proyek akhir ini merupakan
yang mendukung pembuatan HMI diantaranya adalah: salah satu bagian dari peralatan kontrol dimana salah satu
1. Wonderware Active factory fungsinya menghubungkan suatu sistem kontrol berupa
2. Wonderware InControl HMI dan virtual plant dimana komunikasi dari HMI ke
3. Wonderware Information Software RTU menggunakan komunikasi Ethernet. Sedangkan
4. Wonderware Historian antara virtual plant dan RTU menggunakan serial.
Aplikasi ini terdiri atas 3 komponen penyusun utama yaitu: Penggunaan media komunikasi jaringan Ethernet
1. InTouch Application Manager sangat memungkinkan untuk melakukan fungsi kontrol
2. InTouch WindowMaker jarak jauh. Selain itu sebuah HMI yang berfungsi untuk
3. InTouch WindowViewer monitoring dirancang dari wonderware untuk melihat
Setiap objek dalam halaman kerja WindowMaker harus keseluruhan proses kerja dari plant. Sehingga dengan HMI
memiliki identitas supaya dapat digunakan dalam dan RTU ini akan mempermudah operator untuk melihat
pemrograman atau lebih dikenal inisialisasi objek. Objek kondisi dan mengontrol plant.
disebut tag, dan nama objek disebut tagname. Semua
tagname yang telah dibuat dalam suatu aplikasi dapat dilihat 3.1 Arsitektur Remote Terminal Unit
pada Tagname Dictionary. Setelah mengisi nama tag, user Tahap awal perancangan sistem adalah pembuatan
harus menentukan tipe dari tag. RTU dimana hardware ini memiliki beberapa komponen
penyusun sesuai dengan arsitektur Remote Terminal Unit
yang di rancang terdiri atas beberapa komponen utama:
2.5 KEPserverEx V4 dan Omniserver
Kepserver adalah salah satu server OPC yang 1. Minimum Sistem ATmega 128
menyediakan konektivitas langsung antara ratusan PLC 2. Modul serial RS 232 (IC Max 232)

2
3. Modul serial to Ethernet (WIZ110SR) manual valve yang akan difungsikan pada saat starting awal
4. Modul DAC (IC DAC0808N) turbin saja. Sedangkan untuk pemodelannya pada matlab
5. Power supply disajikan pada gambar 3.
6.
3.2 Perancangan HMI Dengan Wonderware 3.4 Perancangan kontroler
Untuk memulai mendesain di dalam wonderware Langkah awal perancangan kontroler ini adalah
terutama berkaitan dengan tugas akhir ini, tahap pertama dengan running simulasi plant menggunakan software
yang harus diperhatikan adalah membuat direktori turbin matlab. Set point frekuensi yang diberikan sebesar 50 Hz
generator di dalam InTouch Application Manager. Lalu dan set point tegangan referensi sebesar 13,8 KV.
merancang desain turbin generator sesuai pada siklus air
aliran air dan uap pada boiler di InTouch WindowMaker.
Symbol factory yang dipakai pada proses desain disini
antara lain:
1. Pipa 6. Text box
2. Valve 7. Slider
3. Tangki 8. Heater Gambar 3. Pemodelan untuk turbin uap
4. Push botton 9. Pump
5. Real-time Trend
Hasil perancangan HMI ini pada gambar 3.

Gambar 4. Respon open loop turbin generator


Hasil respon open loop pemodelan turbin generator ini
Gambar 1. Hasil rancangan HMI turbi generator pada InTouch diperoleh respon berupa orde 1 yang ditampilakan pada
Wonderware
gambar 4.
Dari respon open loop frekuensi yang dihasilkan
3.3 Pemodelan Virtual Plant Turbin Generator sistem diperoleh spesifikasi respon transient sebagai
Obyek yang akan diteliti dalam proyek akhir ini adalah berikut:
turbin generator untuk pengaturan frekuensi turbin. Xss = 50
Frekuensi turbin sebesar 50 Hz dengan jumlah kutub turbin Yss = 50
sebanyak 2 kutub yang sebanding dengan kecepatan turbin K=1
sekitar 3000 RPM. Y(τ) = 0,632 . 50 = 31,6
𝑝 𝑛
𝑓= 𝑥 (1) Time Constant (τ) = 3,6 detik
2 60
Jika ada perubahan pada beban maka control valve Rise Time (Tr) = τ Ln9 = 7,91 detik
yang akan menyesuaikan bukaannya sehingga terjadi Settling Time (Ts) = Ts(±5%) = 3τ = 10,8 detik
perubahan debit uap panas bertekanan. Perubahan ini akan Delay Time (Td) = τ Ln2 = 2,5 detik
mempengaruhi putaran turbin bertambah atau berkurang Sedangkan untuk respon Steady State yang diukur melalui
agar dapat menyesuaikan kecepatan turbin sehingga %error posisi keadaan tunak:
menghasilkan frekuensi sesuai set point. Dalam 𝑋 −𝑌
%𝑒 = 𝑆𝑆 𝑆𝑆 𝑥 100%
𝑋 𝑆𝑆
memodelkan turbin dan generator pada gambar 2 50 − 50
disesuaikan dengan yang ada di PT Indonesia Power dimana %𝑒 = 𝑥 100% = 0
jenis turbin adalah turbin tunggal non reheating, selain 50
Dari respon open loop plant tersebut maka dirancanglah
control valve yang akan mengatur laju uap, terdapat pula
parameter kontroler PI dari hasil tunning sebesar:
Kp = 2
τi = 0,39 detik
untuk perancangan kontroler PI dapat digambarkan pada
diagram blok sebagai berikut:
Gambar 2. Blok diagram perancangan plant turbin generator

3
dikarenakan nilai parameter jangkar pada generator yang
Sinyal error 1 Sinyal kontrol tetap. Sedangkan tegangan terminal dibatasi maksimal
2 1+ sampai dengan 13,8 KV. Dengan set point tegangan
0,39 𝑠
Gambar 5. Perancangan Kontroler PI ditetapkan sebesar 13,8 KV akan menghasilkan daya
terbangkitkan maksimal sebesar 43 MW.
3.5 Perancangan Komunikasi data
Semua data yang ada pada sistem ini dikumpulkan dan 4.2 Implementasi dan Analisa Plant saat Close Loop
dikomunikasikan melalui 2 jenis komunikasi antara lain Untuk pengujian plant saat close loop, dilakukan
komunikasi serial dan komunikasi data dengan bantuan pemodelan dalam diagram blok sesuai pada gambar 8.
OPC. Komunikasi dengan OPC merupakan protokol 60

Pressure
input pressure

in slider
out f low

% slider

tersendiri dengan bantuan software KepserverEx. Untuk


Flow Steam
Main Valve Pressure out
main v alv e
53,3 Kg/s
Kecepatan Generator
100 3000 RPM
F LP

mempermudah komunikasi antara Wonderware InTouch


% to % out f low Input Flow
input pressure TM 1
50 PI(s) Valv e Position
F HP 2 2/120
10s+3.4
multi
Set Point Control Valve Turbin Reheater

10.1 dengan hardware maka perlu ditambahkan software


PI Controller per unit Transfer Turbin Generator F=nP/120
Frekuensi Pressure to flow Frekuensi
turbine generator

74.08

Omniserver karena konfigurasinya lebih mudah dari pada


60
% bukaan valve RPM
RPM1

dengan fasilitas dalam OPC KepserverEx sendiri.


2*pi/60
ia
rpm to radian 4.305e+007

TL
Day a
Torsi Lawan Va
P

ia
if
ia Va Pf (sqr3) 43Mw
Set point Vref w Ea 1 Va
ef 0.0001 ia
13800 PI(s) 10.43 6.13
0.267s+0.325 if 0.528s+0.0502
Product
PI Controller Km Transfer armature Zr
Transfer exciter Tegangan output

4.246 Va
138000 V
if

Gambar 8 Blok Diagram Close Loop Plant Turbin Generator

Untuk blok diagram turbin generator ini menghasilkan


Gambar 6. Skema komunikasi data sistem keseluruhan respon open loop mirip orde 1 maka perancangan
kontrolernya adalah kontroler PI, dengan nilai parameter KP
IV. HASIL PERANCANGAN DAN PENGUJIAN dan τi dari hasil tunning. Metode ini dilakukan karena nilai
Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan respon dari parameter PI dari hasil metode analitik belum bisa
open loop plant dimana hasil respon sistem mirip orde 1. menghasilkan spesifikasi respon yang diinginkan yaitu
Karena itu dirancang sebuah kontroler PI dengan parameter mempercepat respon transient, zero offset, dan tidak
KP dan τi dari hasil tunning. Metode tunning dilakukan memiliki overshoot . untuk itu dilakukan metode tunning
karena kerumitan sistem sehingga sulit untuk dilakukan dalam mencari parameter PI.
perhitungan secara analitik. Metode tunning dilakukan karena sistem turbin
generator ini memiliki persamaan matematis yang
4.1 Implementasi dan Analisa Plant saat Open Loop merupakan orde tinggi dan tidak mudah untuk dilakukan
Dari data hasil respon open loop pada pembahasan perhitungan parameter secara analitik. Untuk mendapatkan
sebelumnya menunjukkan bahwa hasil respon dari analisa nilai tunning untuk parameter PI ini yang pertama di-set
open loop mirip orde satu seperti pada gambar 6. Dengan adalah nilai KP agar bisa mencapai steady state. Baru nilai
spesifikasi respon transient untuk kecepatan respon ( 𝜏) τi di berikan untuk mempercepat respon transiennya. Dari
sebesar 3,6 s akan menghasilkan settling time sebesar 10,8 hasil tunning parameter kontroler PI diperoleh nilai KP = 2
s. sedangkan pada respon Steady State yang diukur melalui dan τi = 0,39 s. Hasil respon close loop ditunjukkan pada
%error posisi keadaan tunak adalah nol atau tidak ada eror gambar 8.
untuk hasil simulasi matlab. Dari respon close loop frekuensi yang dihasilkan
Sedangkan untuk untuk torsi beban, pemodelannya sistem diperoleh spesifikasi respon transient sebagai
dapat disimulasikan di matlab pada gambar 7. berikut:
Xss = 50
Yss = 50
K=1
Y(τ) = 0,632 . 50 = 31,6
Time Constant (τ) = 2,6 detik
Rise Time (Tr) = τ Ln9 = 5,713 detik
Gambar 7 Blok pemodelan torsi beban
Settling Time (Ts) = Ts(±5%) = 3τ = 7,8 detik
Delay Time (Td) = τ Ln2 = 1,8 detik
Sedangkan untuk respon Steady State yang diukur
Torsi beban dihasilkan dari persamaan 2.
melalui %error posisi keadaan tunak:
𝑇𝐿 = 𝐾𝑇𝑔 𝐼𝐹 𝐼𝐴 (2) 𝑋𝑆𝑆 − 𝑌𝑆𝑆
dimana 𝐼𝐹 adalah arus medan dan 𝐼𝐴 adalah arus jangkar %𝑒 = 𝑥 100%
yang nilainya berubah saat terjadi perubahan beban. Nilai 𝑋𝑆𝑆
𝐼𝐴 berubah ubah seiring dengan perubahan beban

4
50 − 50
%𝑒 = 𝑥 100% = 0
50

Gambar 10 Respon Frekuensi Saat Pembebanan

Gambar 9 Hasil Respon Close Loop Frekuensi Langkah pertama adalah dengan menambahkan nilai
parameter proposional dan dalam percobaan ini nilainya 25
Respon closed loop dengan kontroler PI yang telah untuk parameter P. Kontroler P ini berfungsi untuk
dirancang, tetap menghasilkan sistem orde 1 dengan menghasilkan keluaran yang sebanding dengan besarnya
spesifikasi respon sesuai yang diinginkan yaitu dengan sinyal kesalahan sebagai perbedaan antara keluaran terukur
mempercepat respon transien sekitar 1 detik dari respon dengan masukan yang diinginkan. Namun hasil respon
awal, eror steady state (%𝑒) = 0, dan tidak memiliki sistem disini masih berosilasi. Untuk meredam osilasi ini
overshoot. Grafik pada gambar 9 tersebut merupakan output maka ditambahkan parameter D yang ditambahkan bertahap
system dengan kontroler saat tidak ada beban. Saat terjadi hingga osilasi sistem dapat diredam. Pada pengujian ini
perubahan beban untuk pengujian sistem closed loop akan nilai parameter derivative dari kontroler PID ini sebesar 7.
ditampilkan pada gambar 10. Hasil dari respon sistem dengan kontroler PID tampak pada
Gambar 10 menunjukkan bahwa perubahan beban Gambar 11.
hingga maksimum 43MW sesuai batasan daya di PT
Indonesia Power masih dapat diatasi oleh kontroler PI yang
telah dirancang. Beban mulai masuk ke dalam sistem
setelah putaran turbin sudah stabil disekitar 3000 RPM
dengan frekuensi 50 Hz. Saat beban penuh dimasukkan
dalam sistem, dapat dianalisa bahwa frekuensi turun sekitar
0,017 Hz dan kontroler mampu mengembalikan ke
frekuensi semula sebesar 50 Hz selama 160 detik.
Penurunan frekuensi ini dikarenakan saat terjadi
penambahan beban, torsi beban juga membesar sehingga
akan mempengaruhi frekuensi dan kecepatan turbin. Saat
kecepatan turbin berkurang maka steam flow yang masuk ke
dalam turbin harus diberikan lebih banyak dan sebaliknya
jika kecepatan turbin naik agar frekuensi turbin sesuai set Gambar 11 Hasil Respon Frekuensi Turbin Generator dengan Kontroler
PID
point. Karena itu untuk mengatur besar kecilnya steam flow Dari respon closed loop frekuensi yang dihasilkan sistem
maka dilakukan pengaturan control valve dengan diperoleh spesifikasi respon transient sebagai berikut:
menggunakan kontroler PI sesuai yang telah dirancang pada K=1
pembahasan sebelumnya.
Y(τ) = 31,6
Respon transien dapat dipercepat dengan memperbesar
Time Constant (τ) = 2,46 detik
nilai dari τi di mana sebelumnya adalah 0,39 detik menjadi
Rise Time (Tr) = τ Ln9 = 5,41 detik
0,48 detik. Hasilnya pengujian ini adalah adalah semakin
Settling Time (Ts) = Ts(±5%) = 3τ = 7,38 detik
cepat respon transien dan bertambahnya osilasi karena nilai
Delay Time (Td) = τ Ln2 = 1,7 detik
τi yang terlalu besar. Untuk mengatasinya maka dilakukan
sedangkan untuk respon Steady State yang diukur
pengujian dengan menambahkan kontroler PID pada sistem
melalui %error posisi keadaan tunak:
dengan metode tunning. 𝑋𝑆𝑆 − 𝑌𝑆𝑆
%𝑒 = 𝑥 100%
𝑋𝑆𝑆
50 − 50
%𝑒 = 𝑥 100% = 0
50

5
4.2 Komunikasi data V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Ada beberapa komunikasi yang terjadi dalam sistem Berdasarkan beberapa kali pengujian untuk beberapa
ini termasuk komunikasi serial maupun komunikasi OPC. komponen pendukung proyek akhir ini, dapat disimpulkan
Komunikasi serial dilakukan antara virtual plant dengan bahwa:
RTU. Sedangkan antara RTU dengan HMI dilakukan 1. Komunikasi antara HMI dan plant dengan
komunikasi OPC. Sebelum dilakukan integrasi antara HMI, perantara RTU dapat dilakukan jika tag name
RTU, dan virtual plant dilakukanlah beberapa tahap antara HMI Wonderware Intouch telah terdaftar
pengujian. pada OPC dan protokol Omniserver, sedangkan
Pertama adalah pengujian komunikasi serial dengan toolbox pada Virtual Plant di Matlab juga harus
cara menghubungkan port Rx/Tx dan ground (port untuk sesuai dengan Address name OPC serta protokol
komunikasi serial) hardware dengan terminal pada Omniservernya juga.
komputer melalui modul serial IC max232. IC ini berfungsi 2. 2. Hasil respon open loop system menghasilkan
untuk pengkondisian sinyal tegangan serial dengan respon mirip orde 1 sehingga dirancanglah
tegangan TTL. Pengujian komunikasi serial ini dilakukan kontroler PI untuk mengendalikan control valve.
dengan cara memberikan program pada mikrokontroler 3. Respon closed loop dengan kontroler PI yang telah
untuk dapat mengirimkan data ke terminal. dirancang, dengan nilai KP = 2 dan τi = 0,39 detik
Pada pengujian selanjutnya adalah untuk komunikasi tetap menghasilkan sistem orde 1 dengan
OPC yang dilakukan dengan cara mengkomunikasikan spesifikasi respon transien sesuai yang diinginkan
antara HMI – RTU dan virtual plant – RTU. Pada bagian ini yaitu rise time = 5,713 detik, settling time = 7,8
membutuhkan tambahan software OPC KEPserver dan detik, sedangkan spesifikasi respon transien
Omniserver. Software tambahan Omniserver dipakai karena menghasilkan eror steady state (%e) = 0, dan tidak
di dalam KEPserver belum memiliki driver atau toolbox memiliki overshoot.
untuk dapat berinteraksi dengan mikrokontroler langsung di 4. Kontroler PI yang telah dirancang dapat mengatasi
dalam RTU. Selain itu konfigurasi protokol komunikasi di perubahan beban sesuai dengan batasan maksimal
dalam Omniserver juga tidak serumit membuat konfigurasi beban yang ada di lapangan yaitu maksimal 43
protokol komunikasi di KEPserver. MW.
Antara OPC KEPserver dan Omniserver keduanya 5. Penambahan parameter τi menyebabkan sistem
harus saling berintegrasi untuk dapat melakukan pengiriman memiliki respon lebih cepat namun akan berosilasi.
data dari HMI ke virtual plant. Cara yang pertama adalah Karena itu perlu ditambahkan parameter derivative
dengan memasukkan tag name yang sama dengan pada kontroler PID untuk meredam osilasi.
Wonderware, selanjutnya integrasi antara OPC KEPserver Kontroler PID ini memiliki nilai masing masing
dan Omniserver yaitu dengan cara membuat protokol parameter KP=25, τi=0,48 detik dan τd=7 detik.
komunikasi pada Omniserver dari alamat tag dari 6. Kontroler PID hasil pengembangan kontroler PI
KEPserver. Setelah protocol yang akan digunakan telah juga menghasilkan sistem orde 1 dengan
dibuat dan masing masing tag name yang ada pada HMI spesifikasi respon transien tidak jauh dari hasil
telah didaftarkan dan protokol komunikasi sudah sesuai tag respon kontroler PI yaitu rise time = 5,41 detik,
maka data siap ditransfer. Konfigurasi protokol komunikasi settling time = 7,38 detik, sedangkan spesifikasi
data saat Omniserver menerima data virtual plant melalui respon transien menghasilkan eror steady state (%e)
RTU adalah FF{FLOW}GG{FREK}HH{OMEGA}II = 0, dan tidak memiliki overshoot. juga dapat
{PALEP}JJ{POWER}KK{PRESS}LL{RPM}{$CR},sedangk mengatasi perubahan beban.
-an data yang akan dikirim ke virtual plant formatnya 7. Perbandingan hasil respon kontroler PI dan PID
AA{KP}BB{KI}CC{KD}DD{MAIN_PALEP}EE{SP_FREK} tidak memiliki perbedaan yang jauh, namun
{$CR}. Di mana arti dari masing-masing tag sebagai berikut: kontroler PID menghasilkan respon yang relatif
KP : Nilai KP lebih cepat 0,5 detik.
KI : Nilai τi 8. Pembuatan hardware RTU pada tugas akhir ini
KD : Nilai τd dapat diselesaikan namun dalam integrasinya
MAIN_PALEP : Bukaan manual vale dengan HMI maupun Virtual Plant belum
SP_FREK : Set point frekuensi diperoleh hasil maksimal dikarenakan belum
FLOW : Aliran uap sempurnanya software konfigurasi untuk dapat
FREK : frekuensi mentransfer data.
OMEGA : Kecepatan sudut
PALEP : Bukaan control valve DAFTAR PUSTAKA
POWER : Daya keluaran
PRESS : Tekanan uap
[1] Sustika R., Oka M., “Pengembangan RTU
RPM : Kecepatan turbin
(Remote Terminal Unit) untuk Sistem Kontrol

6
Jarak Jauh berbasis IP”, INKOM, Vol. IV/No. 2, [18] …..., DAC 0808N Datasheet, Texas Instrument,
November 2010 2006
[2] Widodo Budiharto,“Panduan Mikrokontroler AVR [19] Kundur, P., Balu, Neal J., Lauby, Mark G,.”Power
Atmega 16”. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2008 System Stability and Control“, McGraw-Hill, New
[3] …..,ATmega128 Microcontroller Datasheet, York, 1994
Atmel, 2006
[4] Permana A.,"Boiler Plant Simulator dengan HMI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Wonderware Intouch dan Proses Akuisisi Data
Menggunakan Mikrokontroler“, Tugas Akhir,
Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS, Surabaya, 2011. Penulis merupakan 2 bersaudara yang
[5] Ma’ruf D., Ariyati V., "Aplikasi Automatic Boiler dilahirkan di Gresik bulan Agustus 23
Control di PLTU Perak PT Indonesia Power“, tahun yang lalu. Besar di kota pudak
Laporan Kerja Praktek, Jurusan Teknik Elektro FTI- dan mulai meniti pendidikan wajib dari
ITS, Surabaya, 2011. SD hingga lulus SMA tahun 2006 di
[6] …..,Perak-Grati Generation Business Unit, Profil kota ini pula. Lulusan SMA Negeri 1
perusahaan PT Indonesia Power, Surabaya, 2008 Gresik ini akhirnya memutuskan untuk
[7] ….., Daily Log Book Turbine and Generator, melanjutkan studi ke PENS ITS
Indonesia Power Sub Unit Perak, 2011 mengambil jurusan elektronika. Lulus
[8] …..,Pengaturan Frekuensi pada Sistem dari PENS ITS pada tahun 2009, penulis meneruskan
Tenaga Listrik, studinya ke Teknik Elektro ITS program lintas jalur dan
http://scadaitb.wordpress.com/2009/11/19/pengaturan- memilih Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan pada
frekuensi-pd-sistem-tenaga-listrik.htm, September tahun 2009/2010. Pada tahun 2012, tepatnya pada tanggal
2011. 27 Januari, penulis telah mengikuti Sidang Tugas Akhir
[9] …..,Bab II Teori Dasar Turbin dan Generator, sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik.
Digilib Petra, Agustus 2011.
[10] Afandi M.I., “Pembuatan HMI SCADA Menggunakan
Pemrograman Delphi dengan RTU Plc Siemens S7-
400 Berbasis Jaringan Ethernet.”, Laporan Penelitian,
Puslit KIM-LIPI, Tangerang 15314.
[11] Robin W., Kepware KEPServerEX v4.270.416,
http://dunia
engineering.wordpress.com/2009/02/18/kepware-
kepserverex-v4-270-416/, Februari 2012.
[12] FredX, Komunikasi Antara HMI dan
Mikrokontroller AVR ATMega8535 Via OPC Bagian
2(Over Network),
http://fredx.web.ugm.ac.id/2009/12/komunikasi-
hmimikrokontrolle r-via-opc-bagian-2-over-network,
January 2012.
[13] Chapman, “ MATLAB Programming for
Engineers 4e.”, Thomson Learning , 2008.
[14] Ogata K,. “Modern Control Engineering 3rd
Edition”.Upper Saddle River New Jersey:Prentice-
Hall,. 1997
[15] Firmansyah R.,"Perancangan dan Implementasi Fuzzy
Lookup Table Untuk Pengaturan Injeksi Bahan Bakar
Saat Kecepatan Stasioner pada Mesin Spark
Ignition“,Tugas Akhir, Jurusan Teknik Elektro FTI-
ITS, Surabaya, 2011.
[16] …..., IC MAX 232 Datasheet, Texas Instrument,
2000
[17] …..., Serial to Ethernet WIZ110SR Datasheet,
WizNet, 2010

You might also like