Professional Documents
Culture Documents
belajar yang dimiliki peserta didik. Bila peserta didik mengalami penurunan
motivasi dalam proses belajarnya, maka akan muncul perilaku-perilaku
maladapted dari peserta didik yang akan menyebabkan stagnasi dalam proses
belajar yang berujung pada kejenuhan, hilangnya kreatifitas, memiliki semangat
juang yang rendah, bahkan sampai terjadinya penurunan prestasi belajar. Hasil
studi pendahuluan yang dilakukan di SMAN 1 Cimalaka dengan menggunakan
instrumen yang sama dengan yang digunakan oleh Uray Herlina (2010) namun
disesuikan dengan jenjang pendidikan menunjukkan bahwa peserta didik masih
rendah dalam pencapaian indikator adanya dorongan untuk berusaha belajar
lebih baik, tidak mudah putus asa dalam belajar, dan usaha keingintahuan dalam
belajar. Para peserta didik lebih memilih untuk bermain bersama temantemannya daripada belajar baik mandiri maupun berkelompok bersama temanteman, sehingga diperlukan layanan bimbingan yang mampu dan efektif untuk
meningkatkan motivasi belajar tersebut melalui bimbingan belajar.
Berdasarkan masalah yang sudah dipaparkan, dipandang perlu dilakukan
penelitian mengenai motivasi belajar yang merujuk kepada teori jenjang
kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow, sebagai dasar
pengembangan program bimbingan dan belajar untuk meningkatkan motivasi
belajar peserta didik Sekolah Menengah Atas (SMA).
Metodologi Penelitian
Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif. Peneliti
menggunakan metode penelitian deskriptif yang akan mendeskripsikan motivasi
belajar yang dimiliki oleh peserta didik SMA khususnya peserta didik SMAN 1
Cimalaka sebagai dasar untuk pengembangan program bimbingan belajar untuk
meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah penyebaran instrumen untuk mendapatkan gambaran
karakteristik motivasi belajar yang dimiliki oleh peserta didik kelas XI SMAN 1
Cimalaka Tahun Ajaran 2012-2013. Kisi-kisi instrumen berdasarkan indikator
yang memuat aspek pemenuhan kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman,
kebutuhan pengakuan dan kasih sayang, kebutuhan penghargaan, kebutuhan
kognitif, kebutuhan estetika dan kebutuhan aktualisasi diri. Perumusan kisi-kisi
instrumen disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 1
Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Belajar
No
.
1
Aspek
Kebutuhan
Fisiologis
Kebutuhan
Rasa Aman
Indikator
a. Dapat belajar dengan baik
pada saat kebutuhan fisik
terpenuhi.
b. Adanya dorongan dan
kebutuhan dalam belajar
c. Tidak mudah putus asa
dalam belajar
a. Memiliki usaha untuk
menyelesaikan masalah
dengan kemampuan sendiri
Pernyataan
+
1
3, 4,
5, 7
8,9,
10
13,
15,
11,12
14, 16
Kebutuhan
pengakuan
dan kasih
sayang
Kebutuhan
Penghargaan
Kebutuhan
Kognitif
Kebutuhan
Estetika
Kebutuhan
Aktualisasi
diri
17,
21,
22
23,
24
25,
26
27,
28,
29
30,
31,
33,
34,
35
36
18, 19,
20,
32
3
3
37, 38,
41
43,44
45,
46,
47
50,
48, 49
51
52,
53
54, 55,
56,
57,
58,
60,
61
62,
63,
64
59
39,
40,
42
2
1
Jumlah Item
42
22
64
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Pernyataan
Saya mampu menerima materi pelajaran dengan baik meskipun kondisi
cuaca kurang mendukung.
Saya mampu belajar dengan baik ketika keadaan tubuh sehat.
Saya berusaha untuk tidak bolos sekolah.
Saya mengalokasikan waktu untuk belajar.
Saya belajar secara teratur di rumah agar bisa memahami setiap pelajaran.
Saya belajar pada saat akan menghadapi ulangan saja.
Saya ingin menjadi juara kelas.
Saya berusaha menyelesaikan PR atau tugas yang diberikan oleh guru,
meskipun sulit.
Saya merasa PR atau tugas yang diberikan oleh guru merupakan tantangan
yang harus saya selesaikan.
Saya memilih tetap mengerjakan tugas meski hari sudah larut malam.
Saya malas belajar apabila memiliki sarana belajar yang tidak lengkap di
rumah.
Saya malas belajar bila kurang tersedia buku-buku pelajaran yang lengkap.
Saya berusaha dulu belajar memecahkan masalah yang dihadapi sebelum
meminta bantuan pada orang lain.
Saya sering mencontek pada saat mengerjakan tugas yang sulit.
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
Saya kurang tertarik kepada hal-hal baru mengenai pengetahuan yang dapat
menunjang pemahaman saya.
Saya berusaha membuat catatan serapih mungkin.
Saya merasa nyaman saat sekolah menggunakan pakaian yang rapih dan
bersih.
Saya memberi tanda pada pokok-pokok materi dengan menggunakan stabilo
atau pulpen berwarna.
Catatan yang saya buat berupa corat-coretan (kurang rapih)
Saya membuat catatan materi pelajaran seenaknya.
Saya semangat saat guru menjelaskan materi pelajaran dengan jelas dan
mudah dimengerti.
Saya merasa malas untuk memperhatikan guru yang sedang menjelaskan
materi pelajaran dengan sangat serius.
Saya senang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan bakat
yang dimiliki.
Saya mengikuti kegiatan latihan ekstrakurikuler sejak mulai hingga latihan
selesai.
Saya memilih pulang daripada mengikuti ekstrakurikuler.
Saya sibuk dengan kegiatan sendiri saat orang lain sedang latihan
ekstrakulikuler.
Saya cukup menonton teman-teman latihan ekstrakurikuler untuk mewakili
kehadiran saya.
Saya semangat dalam belajar agar mampu menjadi
siswa yang berprestasi tinggi.
Saya mempelajari terlebih dahulu materi pelajaran yang akan dijelaskan
esok hari.
Saya merasa cukup dengan menerima pelajaran pada saat di sekolah.
Saya berusaha membuat tugas atau PR labih baik dari sebelumnya agar nilai
yang didapat semakin meningkat.
Saya belajar secara teratur di rumah agar bisa memahami setiap pelajaran.
Saya rajin belajar karena saya mempunyai cita-cita menjadi orang yang
sukses di masa depan.
Saya berusaha belajar lebih rajin agar dapat melanjutkan sampai ke
perguruan tinggi.
Saya berusaha dengan sungguh-sunguh dalam mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru.
Pengukuran instrumen dalam penelitian ini disusun dalam skala ordinal
dengan menggunakan skala Likert. Alternatif jawaban instrumen ini terdiri atas
lima alternatif jawaban seabgaimana yang dipaparkan pada tabel 2.
Tabel 3
Pola skor Alternatif Respons Instrumen
Positive
Negative
SS
5
1
S
4
2
R
3
3
TS
2
4
STS
1
5
Karakteristik
Sangat Rendah (SR)
Rendah (R)
Sedang (S)
Tinggi (T)
Sangat Tinggi (ST)
memiliki
memiliki
adanya
proses
mampu
Referensi
Arikunto, Suharsimi. (2006). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Djamarah, Syaiful Bahri. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Nurihsan, Achmad Juntika. (2009). Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling.
Bandung:PT. Refika Aditama.
Nurihsan, Achmad Juntika . (2011). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai
Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.
Santrock, John W. (2008). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Kencana
Pernada Media Group.
Scotia, Nova. (2007). Comprehensive Guidance and Counseling:Student Service
Series. Departement of Education. Student Service.
Sukmadinata, Nana S. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Kerjasama Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
dengan PT. Remaja Rosdakarya.
Yusuf, Syamsu & Nurihsan, Achmad Juntika. (2008). Teori Kepribadian. Sekolah
Pascasarjana UPI dan Remaja Rosdakarya.