Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
RINI ANJARSARI
NIM. P.09096
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. S
DENGAN POST OPERASI GANGLION POPLITEA
DEXTRA DI RUANG DAHLIA
RS PANTI WALUYO
SURAKARTA
Karya Tulis Ilmiah
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan
DISUSUN OLEH :
RINI ANJARSARI
NIM. P.09096
: Rini Anjarsari
Nim
: P. 09096
Proram Studi
: D III Keperawatan
RINI ANJARSARI
NIM P.09096
LEMBAR PERSETUJUAN
: Rini Anjarsari
NIM
: P. 09096
POST
OPERASI
GANGLION
POPLITEA
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di
: Surakarta
Hari/Tanggal
(.....................................)
HALAMAN PENGESAHAN
: Rini Anjarsari
NIM
: P. 09096
POST
OPERASI
GANGLION
POPLITEA
Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di
: Surakarta
Hari/Tanggal
(.....................................)
(.....................................)
(.....................................)
Mengetahui,
Ketua Program Studi D III Keperawatan
STIKes Kusuma Husada Surakarta
Setiyawan, S.Kep.,Ns
NIK. 201084050
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa yang telah melimpahkan rahmat serta hidayat-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan studi kasus dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN
NYERI AKUT PADA NY. S DENGAN POST OPERASI GANGLION
POPLITEA
DEXTRA
DI
RUANG
DAHLIA
RS
PANTI
WALUYO
SURAKARTA.
Penyusunan studi kasus ini merupakan tugas akhir sebagai syarat dalam
menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan di STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
Selama menyusun studi kasus ini, penulis banyak menemui kesulitan dan
hambatan, namun berkat bantuan, bimbingan dan kerjasama dari berbagai pihak,
akhirnya semua bisa berjalan lancar dan laporan studi ini dapat terselesaikan
sesuai dengan waktunya. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada yang terhormat :
1.
2.
3.
4.
5.
kasus ini. Harapan dari penulis adalah laporan studi kasus ini dapat memberikan
manfaat bagi penulis dan pembaca semuanya.
Penulis
DAFTAR ISI
ii
iii
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................
iv
viii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................
LAPORAN KASUS
A. Identitas Klien ..................................................................
B. Pengkajian ........................................................................
12
12
13
F. Evaluasi Keperawatan.......................................................
14
BAB III
16
22
Daftar Pustaka
Lampiran
Daftar Riwayat Hidup
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagian besar masyarakat memiliki anggapan yang kurang tepat
bahwa semua nyeri sendi diakibatkan oleh penyakit reumatik atau asam urat.
Anggapan yang salah akan menyebabkan salah diagnosis dan salah
pengobatan. Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila cukup banyak nyeri
sendi yang tidak sembuh meskipun telah memperoleh pengobatan dari dokter,
karena didasarkan pada diagnosis dan pengobatan yang salah. Pendapat
bahwa nyeri sendi berarti penyakit reumatik dan asam urat mulai di
tinggalkan. Ada banyak penyakit lain yang dapat menyebabkan nyeri, salah
satunya adalah kista ganglion (Sadiman. M. Ridwan, 2009).
Kista ganglion atau biasa disebut ganglion merupakan kista yang
terbentuk dari kapsul suatu sendi atau sarung suatu tendon. Kista ini berisi
cairan kental jernih yang mirip dengan jelly yang kaya protein. Ganglion
merupakan tumor jaringan lunak yang paling sering didapatkan pada tangan.
Ganglion biasanya melekat pada sarung tendon pada tangan atau pergelangan
tangan atau melekat pada suatu sendi, namun ada juga yang tidak memiliki
hubungan dengan struktur apapun. Ganglion ini juga dapat ditemukan di kaki.
Ukurannya bervariasi, dapat bertambah besar atau mengecil sesuai dengan
perkembangannya. Selain itu kadang dapat mengalami inflamasi jika
teriritasi. Konsistensi dapat lunak hingga keras seperti batu akibat tekanan
tinggi cairan yang mengisi ganglion sehingga kadang didiagnosis sebagai
tonjolan tulang (Sadiman. M. Ridwan, 2009).
Ahli bedah tangan yang berpengalaman juga dapat mengenali ganglion.
Nyeri terjadi dengan gerakan pergelangan tangan yang ekstrim. Sebagian
pasien mengeluhkan benjolan di bawah kulit yang sebagian besar terletak
pada bagian belakang pergelangan tangan, atau pada sendi terdekat ke ujung
jari. Ganglion merupakan benjolan yang tidak bergejala namun kadang di
temukan nyeri serta riwayat penggunaan lengan yang berlebihan. Jika
ganglion menimbulkan gejala dan ketidaknyamanan ataupun masalah
mekanis, terdapat dua pilihan penatalaksanaan yaitu aspirasi (mengeluarkan
isi cairan di dalam ganglion dengan menggunkan jarum) dan pengangkatan
ganglion secara bedah. Aspirasi melibatkan pemasukan jarum kedalam
ganglion dan mengeluarkan isinya setelah mematirasakan daerah sekitar
ganglion dengan anestesi lokal.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa menggunakan substansi lain
seperti hialuronidase bersama dengan steroid setelah aspirasi meningkatkan
angka kesembuhan dari 57% (aspirasi dan steroid) menjadi 89% dengan
substansi tambahan. Jika kista tersebut rusak, akan menimbulkan nyeri,
masalah mekanis dan komplikasi saraf (hilangnya fungsi motorik dan
sensorik akibat tekanan ganglion pada saraf) atau timbul kembali setelah
aspirasi, maka eksisi bedah dianjurkan. Eksisi ganglion ini biasanya
merupakan prosedur minor, tetapi dapat menjadi rumit tergantung pada lokasi
ganglion dan yang kemudian dapat menimbulkan nyeri. Data survei pasca
operasi di Indonesia , menunjukan nyeri terus menerus dialami 16,6% pasien.
Derajat nyeri berat dirasakan 16,67% pasien, nyeri sedang 41,7% dan sisanya
nyeri ringan (Sadiman. M. Ridwan, 2009).
Nyeri itu sendiri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang bersifat subjektif.
(Muttaqin. A, 2009 : 71). Menurut International Association for Study of
Pain (IASP), nyeri adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional yang
tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun
potensial, atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut (Sadiman.
M. Ridwan, 2009).
Skala intensitas nyeri berdasarkan angka adalah dimulai dari angka 010, pembagian tingkatan nyeri yaitu, angka 0 : tidak nyeri, angka 1-3 : nyeri
ringan, secara objektif klien dapat berkomunikasi dengan baik, angka 4-6 :
nyeri sedang, secara objektif klien mendesis, dapat menunjukkan lokasi nyeri,
dapat mendeskrepsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik, angka 7-9
: nyeri berat, secara objektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah
tetapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukan lokasi nyeri , tidak
dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas
panjang dan distraksi, angka 10 : nyeri sangat berat, pasien sudah tidak
mampu lagi berkomunikasi (Brunner & Suddarth, 2002 : 218).
Nyeri dibagi menjadi dua yaitu nyeri akut, nyeri yang terjadi segera
setelah cedera akut, penyakit, atau intervensi bedah dan memiliki awitan yang
cepat, dengan intensitas bervariasi dari berat sampai ringan. Fungsi nyeri ini
adalah memberi peringatan akan adanya cedera atau penyakit yang akan
datang. Nyeri akut secara serius mengancam proses penyembuhan klien,
untuk itu harus menjadi prioritas perawatan. Nyeri kronik adalah nyeri
konstan atau intermiten yang menetap sepanjang suatu periode tertentu,
berlangsung lama, intensitas bervariasi, dan biasanya berlangsung lebih dari
enam bulan (Brunner & Suddarth, 2002 : 213).
Klien yang mengalami nyeri kronik akan mengalami periode remisi,
yaitu gejala hilang sebagian atau keseluruhan dan periode eksaserbasi, yaitu
keparahan meningkat. Nyeri ini biasanya tidak memberikan respon terhadap
pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya. Nyeri ini merupakan
penyebab utama ketidakmampuan fisik dan psikologis. (Potter. Patricia A,
2006 : 1510)
Berdasarkan data di atas, penulis tertarik untuk melakukan studi kasus
tentang ganglion, serta cara penatalaksanaannya. Dengan adanya berbagai
data, maka penulis melaporkan studi kasus Asuhan Keperawatan Nyeri Akut
pada Ny. S dengan Post Operasi Ganglion Poplitea Dextra di Ruang Dahlia
Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaporkan kasus nyeri pada Ny. S dengan post operasi ganglion di ruang
Dahlia Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Ny. S dengan nyeri post
operasi ganglion.
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. S dengan
nyeri post operasi ganglion.
c. Penulis mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan pada Ny. S
dengan nyeri post operasi ganglion.
d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Ny. S dengan nyeri post
operasi ganglion.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny. S dengan nyeri post
operasi ganglion.
f. Penulis mampu menganalisa kondisi nyeri yang terjadi pada Ny. S
dengan post operasi ganglion.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Asuhan Keperawatan akan memberikan wawasan yang luas
mengenai masalah keperawatan klien dengan nyeri akut post operasi
ganglion.
2. Bagi instansi
a. Pendidikan
Asuhan Keperawatan sebagai bahan masukan dalam kegiatan
belajar mengajar tentang masalah keperawatan mengenai klien dengan
nyeri akut post operasi ganglion.
b. Rumah sakit
Asuhan Keperawatan sebagai bahan masukan dan evaluasi yang
diperlukan
dalam
pelaksanaan
praktik
pelayanan
keperawatan
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Identitas Klien
Pengkajian pada tanggal 3 April 2012 jam 08.00 WIB, pada pengkajian
ini menggunakan metode Auto Anamnesa dan Allo Anamnesa, pengamatan,
menelaah catatan medis, dan catatan perawat. Metode Auto Anamnesa yaitu
metode wawancana dengan klien langsung, sedangkan Allo Anamnesa yaitu
wawancara dengan keluarga atau orang terdekat.
Dari data pengkajian tersebut didapat hasil identitas pasien, pasien
bernama Ny. S, alamat : Trosobo Rt 02 Rw 01, Sambi, Boyolali, umur 58
tahun, pekerjaan : petani, tingkat pendidikan : SMP, dirawat di bangsal Dahlia
Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta, pasien dirawat mulai tanggal 2 April
2012 dengan diagnosa medis Ganglion Poplitea Dextra. Yang bertanggung
jawab pada Ny. S adalah Tn. K, yang merupakan kakak dari Ny. S.
B. Pengkajian
Pengkajian mengenai
kepala mesocepal, kulit kepala sedikit kotor, rambut hitam dengan sedikit
uban, kekuatan rambut baik. Pemeriksaan mata, hasilnya konjungtiva tidak
anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, mata simetris antara kanan dan kiri.
Pemeriksaan hidung, hasilnya penciuman baik, tidak ada polip, sedikit sekret.
Pemeriksaan mulut, hasilnya mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis.
Pemeriksaan telinga, hasilnya pendengaran baik, sedikit serumen, simetris
antara telinga kanan dan kiri. Pemeriksaan leher, hasilnya tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid.
Pemeriksaan paru-paru, inspeksi : simetris antara kanan dan kiri, bentuk
dada datar, palpasi : vocal vremitus sama antara kanan dan kiri, perkusi : bunyi
sonor, auskultasi : suara nafas vesikuler. Pemeriksaan jantung, inspeksi : ictus
cordis tidak nampak, palpasi : ictus cordis teraba di ICS ke 5 mid clavikula,
perkusi : bunyi pekak, auskultasi : bunyi jantung 1 bunyi jantung 2 reguler.
Pemeriksaan abdomen, inspeksi : perut datar, tidak ada bekas luka, auskultasi :
peristaltik usus 4 kali per menit, perkusi : bunyi hipertimpani, palpasi : tidak
ada pembesaran hati dan limpa, tidak ada nyeri tekan. Pemeriksaan genetalia :
pasien tidak terpasang DC. Pemeriksaan ekstermitas atas : akral hangat,
capillary refile kurang dari 2 detik, tidak ada perubahan bentuk tulang,
kekuatan otot 5, tangan kiri terpasang infus, ekstermitas bawah : akral hangat,
capillary refile kurang dari 2 detik, kekuatan otot kaki kiri 5, kekuatan otot kaki
kanan 4, kaki kiri bebas untuk digerakan, kaki kanan tepatnya dilipat kaki
belakang lutut terasa nyeri bila digerakan, nyeri seperti ditekan-tekan, skala
nyeri 6.
C. Rumusan Masalah
Diagnosa keperawatan yang utama adalah nyeri akut berhubungan
dengan agen cidera fisik (post op ganglion), data subjektif : pasien mengatakan
luka operasi terasa nyeri yaitu pada lipat kaki belakang lutut kanan, data
objektif : lipat kaki belakang lutut kanan ada luka operasi yang tertutup kasa,
pasien meringis kesakitan, skala nyeri 6.
D. Intervensi Keperawatan
Tujuan dari tindakan keperawatan yang dilakukan oleh penulis adalah
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 kali 24 jam, diharapkan nyeri
pada Ny. S dapat berkurang ataupun hilang dengan kriteria hasil : nyeri hilang,
pasien rilex, skala nyeri menjadi 1-2, pemeriksaan tanda-tanda vital dalam
batas normal (tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80-100 kali per menit,
pernafasan 16-24 kali per menit, suhu 36,70C-37,50C).
Intervensi keperawatan yang akan dilakukan penulis untuk mencapai
tujuan tindakan keperawatan adalah yang pertama kaji karakteristik nyeri
(PQRST) meliputi P (Provocative), Q (Quality), R (Region), S (Skala), T
(Timing), yang rasionalnya informasi dari pasien membantu mengevaluasi
nyeri dan peredaan nyeri serta mengidentifikasi jenis nyeri, kedua ajarkan
teknik nafas dalam rasionalnya melonggarkan ketegangan emosional dan otot,
vital
memberikan
gambaran
lengkap
mengenai
sistem
E. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan pada tanggal 3 April 2012 yang dilakukan
penulis yaitu pukul 08.00 WIB mengkaji karakteristik nyeri (PQRST), respon
subjektif : P (Provocative) : pasien mengatakan nyeri pada luka operasi di lipat
kaki belakang lutut kanan, Q (Quality) : seperti ditekan-tekan, R (Region) :
lipat kaki belakang lutut kanan, S (Skala) : skala nyeri 6, T (Timing) : nyeri
hilang timbul, respon objektif : pasien meringis kesakitan, lipat kaki belakang
lutut kanan ada bekas operasi yang tertutup kasa. Pukul 08.20 WIB
mengajarkan teknik relaksasi atau nafas dalam, respon subjektif : pasien
mengatakan mau diajarkan teknik nafas dalam, respon objektif : pasien bisa
melakukan teknik nafas dalam walaupun belum sempurna. Pukul 09.00 WIB
melaksanakan terapi injeksi analgesik yaitu injeksi antrain 1 gram, hasilnya
obat masuk melalui injeksi intravena dan tidak ada tanda-tanda alergi pada
tubuh pasien. Pukul 09.30 WIB mengukur tanda-tanda vital, dengan hasil
tekanan darah 140/80 mmHg, nadi 84 kali per menit, pernafasan 20 kali per
menit dan suhu 36,7oC. Pukul 10.45 WIB memberikan posisi nyaman, respon
F. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi tindakan pada tanggal 3 April 2012 pukul 14.00 WIB yaitu
subjektif : pasien mengatakan nyeri berkurang, dengan skala nyeri 4. Objektif :
pasien sedikit lebih rilex. Assesment : masalah teratasi sebagian. Planning :
intervensi dilanjutkan yaitu kaji ulang karakteristik nyeri (PQRST), anjurkan
untuk nafas dalam, kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
analgesik.
Evaluasi tindakan pada tanggal 4 April 2012 pukul 12.30 WIB yaitu
subjektif : nyeri berkurang dengan skala nyeri 3. Objektif : pasien rilex.
Asessment : masalah teratasi sebagian. Planning : intervensi dilanjutkan yaitu
anjurkan pada pasien untuk melakukan nafas dalam di rumah bila rasa nyeri
nyeri muncul lagi, anjurkan pada pasien untuk selalu rutin minum obat di
rumah, anjurkan pada pasien untuk datang kontrol.
BAB III
PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan
Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan teori dan
tindakan proses keperawatan pada Asuhan Keperawatan yang dilakukan pada
tanggal 3-4 April 2012 di ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta.
Dalam pembahasan ini menggunakan langkah kerja proses keperawatan yang
terdiri
dari
tahap
pengkajian,
diagnosa
keperawatan,
perencanaan,
tersebut
sesuai
dengan
teori,
bahwa
pada
kasus
ganglion
menegakkan
diagnosa
keperawatan,
penulis
kemudian
adalah
kaji
karakteristik
nyeri
(PQRST),
meliputi
berat, T (Timing) yaitu waktu terjadinya nyeri (Brunner & Suddarth, 2002),
mendapat informasi dari pasien membantu mengevaluasi nyeri dan peredaan
nyeri serta mengidentifikasi jenis nyeri.
Kemudian ajarkan teknik nafas dalam atau relaksasi, teknik relaksasi
nafas dalam menganjurkan pasien untuk menarik nafas dalam dan mengisi
paru-paru dengan udara, menghembuskannya secara perlahan, melemaskan
otot-otot tangan, kaki, perut dan punggung, serta mengulangi hal yang sama
sambil terus berkonsentasi hingga pasien merasa nyaman, tenang dan rileks
(Uliyah, 2006). Kemudian beri posisi nyaman, posisi nyaman dapat
meningkatkan kenyamanan dan mengurangi rasa nyeri, selanjutnya periksa
tanda-tanda vital, dengan mengetahui hasil tanda-tanda vital dapat
memberikan gambaran lengkap mengenai sistem kardiovaskuler, dan
kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesik, pemberian
analgesik dapat menghilangkan nyeri dengan cepat dan menurunkan nyeri
yang mengalami perburukan. Analgesik diberikan untuk mengatasi nyeri,
sedangkan tanda nyeri salah satunya peningkatan tekanan darah, perubahan
autonomik dari tonus otot (Potter & Perry, 2005).
Setelah menyusun rencana keperawatan, kemudian dilanjutkan dengan
melakukan tindakan keperawatan atau implementasi. Dimana pengertian dari
implementasi itu sendiri adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana
tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan
dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan (Potter & Perry, 2005 :
203).
selama 2 kali 24 jam, diharapkan nyeri dapat berkurang dengan kriteria hasil
pasien rilex, skala nyeri menjadi 1-2. Dengan hasil evaluasi dari pasien,
Subjektif: pasien mengatakan nyeri berkurang, skala nyeri 3, objektif: pasien
rileks, assessment: masalah teratasi sebagian. Tetapi kriteria hasil belum
tercapai karena dalam kasus ini post operasi ganglion, dan dilahan
penatalaksanaan nyeri salah satunya dengan pemberian analgesik, sedangkan
analgesik hanya berfungsi beberapa jam jadi setelah analgesik tidak berfungsi
maka rasa nyeri akan muncul kembali.
2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberi saran yang
diharapkan dapat bermanfaat :
a. Bagi Penulis
Diharapkan Asuhan Keperawatan akan memberikan wawasan
yang luas dalam mengatasi masalah keperawatan klien.
b. Bagi Instansi
1) Pendidikan
Asuhan Keperawatan sebagai bahan masukan dalam kegiatan
belajar mengajar tentang masalah keperawatan klien.
2) Rumah Sakit
Asuhan Keperawatan sebagai bahan masukan dan evaluasi yang
diperlukan dalam pelaksanaan praktek pelayanan keperawatan klien.
c. Bagi Profesi Keperawatan
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pikiran dan informasi di bidang Keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (2010), Informasi Spesialite Obat Indonesia, Vol 45-2010, Penerbit
Ikatan Apoteker Indonesia, Jakarta.
Crowther. Christy L, (2004), Primary Orthopedic Care, Edisi 2, Penerbit Mosby,
hal 111.
Kozier, Berman, Snyder, (2011), Buku Ajar Fundamental Keperawatan ; Konsep,
Proses, dan Praktik, Vol 1, Edisi 7, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta, hal 355-432.
Moeliono, Marina A, (2008), Physical Modalities in the Management of Pain,
http://www.google.co.id/uploads/pain_management.pdf Diakses tanggal
11 April 2012.
Muttaqin, Arif & Sari, Kumala, (2009), Asuhan Keperawatan Perioperatif;
Konsep, Proses, dan Aplikasi, Penerbit Salemba Medika, Jakarta, hal 71.
Nanda Internasional, 2011, Nanda International; Diagnosis Keperawatan;
Definisi dan Klasifikasi 2009-2011, Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Potter, Patricia A & Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan; Konsep, Proses, dan Praktik, Vol 1, Edisi 4, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, hal140- 203.
Potter, Patricia A & Perry, Anne Griffin, (2006), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan; Konsep, Proses, dan Praktik, Vol 2, Edisi 4, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, hal 1510.
Purba, Jan S, (2009), Nyeri dan Sostem Imun ; Sejauh Mana Keterkaitannya,
Suatu tinjauan biomolekuler, http://www.google.co.id/nyeri_dan_
sistem_imun.pdf Diakses tanggal 11 April 2012.
Sadiman.
M.
Ridwan,
(2009),
Klien
dengan
kista
ganglion,
http://www.google.com/klien-dengan-kista-ganglion.html Diakses tanggal
11 April 2012.
Sjamsuhidajat, R & Wim de jong, (2005), Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal 294.
Sjamsuhidajat, R & Wim de jong, (2011), Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 3,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal 402-403.
Smeltzer, Suzanne C & Bare, Brenda G, (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah, Vol 1, Edisi 8, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal 213.
Wilkinson, M Judith, (2007), Buku Saku Diagnosis Keperawatan ; dengan
Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.