You are on page 1of 6

PT.

PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Turbin dan Sudu
______________________________________________________________________________________

2. TURBIN DAN SUDU


2.1. KONVERSI ENERGI PADA TURBIN
2.1.1. Siklus Termodinamika
Berdasarkan aliran fluida kerjanya, siklus turbin uap yang merupakan bagian dari siklus
PLTU sederhana adalah siklus Rankine. Siklus Rankine dapat digambarkan dengan
diagram T s seperti gambar dibawah. Adapun urutan kerja adalah sebagai berikut
ab

Air dipompa sehingga tekanan dan temperaturnya naik . Proses ini terjadi
pada sistem air pengisi.

bc

Air dipanaskan sehingga temperaturnya naik mendekati titik didihnya. Proses


ini terjadi ekonomiser.

cd

Air dipanaskan hingga mendidih sehingga berubah menjadi uap jenuh.


Proses
ini terjadi di boiler (pipa pemanas dan drum).

de

Uap jenuh dipanaskan sehingga temperaturnya naik dan menjadi uap


superheat. Proses ini terjadi di boiler (superheater).

ef

Uap superheat dari boiler ber ekspansi


temperaturnya turun. Proses ini terjadi di turbin.

fa

Uap keluar turbin didinginkan sehingga berubah lagi menjadi air. Proses ini
terjadi didalam kondensor.

sehingga

tekanan

dan

Gambar 5. Diangam T s Siklus Rankine PLTU


Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

PT. PLN (Persero)


Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Turbin dan Sudu
______________________________________________________________________________________
Kerja yang dihasilkan oleh suatu proses siklus adalah sama dengan jumlah perpindahan
panas (kalor) pada fluida kerja selama proses siklus tersebut berlangsung. Jadi untuk
proses siklus a b c d e f a adalah:
W = T ds
Luas a b c d e f a pada diagram T s = kerja persatuan berat fluida kerja.
Makin besar luas diagram tersebut makin besar pula kerja yang dihasilkan.
Sedangkan energi yang dimasukkan ke dalam sistem (proses pemanasan fluida kerja)
adalah :
qw = luas m a b c d e f - n
Kerja yang dihasilkan oleh sistem PLTU adalah w = wT - wp
dimana,
WT = kerja yang dihasilkan oleh turbin persatuan berat fluida kerja
WP = kerja yang diperlukan untuk menggerakkan pompa persatuan berat
fluida kerja.
Kerja turbin W T adalah selish entalpi uap masuk turbin dan keluar turbin atau exhaust
steam .
W T = he hf
Sedangkan kerja pompa adalah selisih entalpi fluida keluar pompa dengan entalpi masuk
pompa, atau
W P = hb - ha
2.1.2. Prinsip Kerja Turbin Uap
Suatu turbin dapat terdiri dari satu dua atau banyak silinder yang merupakan mesin rotasi
berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi mekanik. Tiap silinder memiliki
sebuah rotor yang disangga oleh bantalan-bantalan. Rotor-rotor tersebut disambung
menjadi satu termasuk rotor generator. Ruang diantara rotor dengan rumah turbin
(casing) terdiri dari rangkaian sudu-sudu tetap dan sudu-sudu gerak yang dijajarkan
berselang-seling.
Sudu-sudu tetap dipasang disekeliling bagian dalam rumah turbin, sedang rangkaian sudu
gerak dipasang pada rotor. Bila kedalam turbin dialirkan uap, maka energi panas yang
dikandung uap akan diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros.
Mula-mula energi panas dalam uap diubah terlebih dahulu menjadi energi kinetik
(kecepatan) dengan cara melewatkan uap melalui nosel-nosel. Uap berkecepatan tinggi
kemudian diarahkan ke sudu-sudu sehingga menghasilkan putaran poros turbin dimana
energi mekanik ini selanjutnya dapat digunakan untuk menggerakkan generator, pompa
dan sebagainya.
Perubahan energi panas menjadi energi kinetik terjadi didalam nosel (sudu diam) turbin,
sedangkan perubahan energi kinetik menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran rotor
turbin terjadi pada sudu jalan turbin.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

PT. PLN (Persero)


Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Turbin dan Sudu
______________________________________________________________________________________

Thermal Energy
Nozzle

Kinetic Energy
Blades

Mechanical Energy
Gambar 6. Konversi energi didalam turbin

Gambar 7. Prinsip kerja turbin uap 1 tingkat.

Jadi didalam turbin, uap mengalami proses ekspansi yaitu penurunan tekanan dan
mengalir secara kontinyu. Akibat pengurangan tekanan uap didalam rangkaian sudusudu, maka kecepatan uap meningkat sangat tinggi. Kecepatan aliran uap tersebut akan
bergantung pada selisih banyaknya panas uap sebelum dan sesudah ekspansi. Selisih
banyaknya panas uap sebelum dan sesudah ekspansi didalam turbin dinamakan
penurunan panas/heat drop.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

PT. PLN (Persero)


Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Turbin dan Sudu
______________________________________________________________________________________

2.2. Jenis Sudu Turbin


Berdasarkan azas tekanan uap yang digunakan untuk menggerakkan roda/rotor turbin
sebelum masuk dan setelah keluar dari sudu-sudu yang terpasang pada roda tersebut,
maka dikenal sudu impuls dan sudu reaksi. Turbin uap untuk pembangkit listrik saat ini
umumnya terdiri dari kombinasi kedua macam sudu tersebut.

Gambar 8. Prinsip Sudu Reaksi dan sudu impuls

2.2.1. Sudu Impuls


Sudu impuls juga disebut sudu aksi atau sudu tekanan tetap, adalah sudu
dimana uap mengalami ekspansi hanya dalam sudu-sudu tetap. Sudu-sudu tetap
berfungsi sebagai nosel (saluran pancar) sehingga uap yang melewati akan mengalami
peningkatan energi kinetik.
Uap dengan kecepatan tinggi selanjutnya akan membentur (impuls) sudu-sudu gerak.
Benturan antara uap dengan sudu gerak ini menimbulkan gaya yang mengakibatkan
poros turbin berputar.
Setelah memutar sudu gerak, selanjutnya uap diarahkan masuk ke dalam sudu tetap
baris berikutnya. Selama melintasi sudu gerak tekanan dan entalpi uap tidak berubah.
Dengan demikian pada sudu impuls penurunan tekanan dan energi panas uap hanya
terjadi pada sudu-sudu tetap atau nosel.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

PT. PLN (Persero)


Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Turbin dan Sudu
______________________________________________________________________________________
2.2.2. Sudu Reaksi
Dalam suatu turbin yang terdiri dari 100 % sudu-sudu reaksi, maka sudu-sudu gerak juga
berfungsi sebagai nosel-nosel sehingga uap yang melewatinya akan mengalami
peningkatan kecepatan dan penurunan tekanan. Peningkatan kecepatan ini akan
menimbulkan gaya reaksi yang arahnya berlawanan dengan arah kecepatan uap.

Gambar 9. profil dan karakteristik sudu Reaksi dan impuls

Gaya reaksi pada sudu gerak inilah yang akan memutar poros turbin. Uap selanjutnya
dialirkan ke sudu tetap yang berfungsi untuk mengarahkan uap ke sudu gerak baris
berikutnya.
Sudut dan profil sudu-sudu dibuat sedemikian rupa sehingga apabila turbin berputar pada
kecepatan rancangannya uap akan mengalir dengan mulus melewati sudu-sudu tersebut
sehingga dapat menurunkan erosi sampai pada tingkat minimum.
Pada sebuah roda/poros turbin sudu-sudu yang terpasang pada roda tersebut bisa terdiri
dari satu baris sudu atau beberapa baris sudu. Setiap baris sudu terdiri dari sudu yang
disusun melingkari roda turbin masing-masing dengan bentuk dan ukuran yang sama.
Turbin dengan hanya satu baris sudu yang terpasang pada rotornya dinamai turbin
bertingkat tunggal. Sedangkan turbin dengan beberapa baris sudu-sudu yang terpasang
pada rotornya dinamai turbin bertingkat banyak (multi stages).
Ditinjau dari tekanan uap meninggalkan turbin, maka dapat dibedakan menjadi turbin
kondensasi (condensing turbine) dan turbin tekanan lawan (back pressure turbine). Turbin
kondensasi adalah turbin yang saluran keluarnya dihubungkan dengan kondensor,
sehingga tekanan uap pada saluran keluar lebih kecil dari 1 atmosfir, sedangkan turbin
tekanan lawan adalah turbin yang tekanan uap keluarnya diatas tekanan atmosfir. Turbin
tekanan lawan jarang sekali digunakan.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

PT. PLN (Persero)


Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Turbin dan Sudu
______________________________________________________________________________________
2.2.3. Sudu Impuls Reaksi
Didalam turbin reaksi proses ekspansi (penurunan tekanan) terjadi baik didalam sudu
tetap maupun sudu gerak. Pada turbin reaksi baris sudu tetap maupun sudu gerak
berfungsi sebagai nosel sehingga kecepatan relatif uap keluar setiap sudu lebih besar dari
kecepatan relatif uap masuk sudu yang bersangkutan. Meskipun demikian kecepatan
absolut uap keluar sudu gerak lebih kecil daripada kecepatan absolut uap masuk sudu
gerak yang bersangkutan, karena sebagian energi kinetik diubah menjadi kerja memutar
roda turbin.
Tekanan uap keluar sudu lebih rendah daripada tekanan uap masuk sudu yang
bersangkutan sehingga akan memperbesar gaya aksial pada bantalan. Untuk mengetahui
berapa besar penurunan entalpi uap didalam baris sudu gerak didalam satu tingkat,
lazimnya dipakai parameter derajat reaksi (DR) yang didefinisikan sebagai:

DR =

Penurunan_ entalpi _ didalam_ satu _ baris _ sudu _ gerak


Penurunan_ entalpi _ total _ didalam_ satu _ tingkat _ yang _ bersangkutan

Sedangkan didalam turbin impuls penurunan tekanan hanya terjadi pada nosel, pada
sudu gerak tidak terjadi penurunan tekanan (impuls 100%).
Namun demikian didalam praktek tidak dijumpai turbin reaksi 100% maupun impuls 100%.
Hal ini disebabkan karena selalu ada gesekan antara fluida kerja dengan startor dan rotor,
sehingga didalam sudu tetap maupun sudu gerak terjadi penurunan tekanan.
Pada turbin reaksi apabila sudu-sudu tetap dan sudu-sudu gerak profilnya sama, maka
penurunan panas uap ketika melintasi tiap-tiap baris dari setiap tingkat akan menjadi
sama. Turbin semacam ini disebut turbin dengan DR setengah atau lebih umum turbin
reaksi 50%.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

You might also like