You are on page 1of 7

Motor Induksi 3 fasa Rotor Belitan I

I.

Tujuan
Setelah percobaan mahasiswa/praktikan diharapkan dapat:
1. Merangkai hubungan motor induksi rotor belitan dengan sistem pengasutan
tahanan rotor.
2. Menjalankan/mengoperasikan motor induksi 3 fasa rotor belitan.
3. Mencari arus start/torsi start motor induksi rotor belitan saat:
a. Tahanan rotor maximum
b. Tahanan rotor maximum
c. Tahanan rotor minimum
4. Karakteristik efisiensi dan torsi,

II.

Data Hasil Percobaan


A. Name plate dari motor induksi rotor belitan (Terco).
Daya
: 1,5
KW
Kecepatan
: 1440
rpm
Arus
: 4,0/7,0
Amp
Tegangan
: 380/220
Volt
Frekuensi
: 50
Hz
IP
: 23
B. Pengukuran tahanan
1. Pengukuran tahanan stator
UX
= 3,2
Ohm
VY
= 2,9
Ohm
WZ
= 3,3
Ohm
Hitung rata-rata tahanan stator = 3,13 Ohm
2. Pengukuran tahanan rotor
KL
= 41,9
Ohm
KM
= 20
Ohm
LM
= 36,1
Ohm
Hitung rata-rata tahanan rotor = 32,67 Ohm
C. Pengukuran arus start dan torsi start (putaran rotor r ditahan/blok)
1. Motor terhubung , tahanan rotor maximum
Tegangan sumber: VLL = 30 V
IL
= 0,7 Amp
Pin 3 = 65 Watt
2. Motor terhubung , tahanan rotor maximum
Tegangan sumber: VLL = 24 V
IL
= 1,1 Amp
Pin 3 = 110 Watt

3. Motor terhubung , tahanan rotor minimum


Tegangan sumber: VLL = 30 V
IL
= 3,1 Amp

Motor Induksi 3 fasa Rotor Belitan I


Pin 3

= 100 Watt

D. Pengukuran karakteristik efisiensi dan torsi motor saat tahanan rotor


minimum.
A. Tabel 1 Rrotor minimum
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

VLL
(V)

220

Ir
(A)
0,1
0,7
0,9
1,2
1,5
1,8
2
2,4
2,6
3
3,4

Pin3
(W)
300
500
600
750
950
1100
1225
1400
1520
1725
1925

Nr
(rpm)
1460
1460
1460
1455
1450
1450
1440
1435
1425
1420
1410

Torsi
(Nm)
0,2
1,2
2
3
4
5
6
7
8
9
10

IS
(A)
5,6
5,7
5,8
6
6,1
6,3
6,5
6,7
7,1
7,4
7,8

Pout
(W)
30,75
183,46
305,78
457,10
607,37
759,21
904,77
1051,90
1193,80
1338,31
1476,54

rugi
(W)
269,43
316,54
294,22
292,9
342,63
340,79
320,23
348,1
326,2
386,69
448,46

S%

cos

11,34
36,69
50,96
60,96
63,93
69,01
73,85
75,13
78,53
77,58
76,70

2,67
2,67
2,67
3
3,33
3,33
4
4.33
5
5,33
6

0,14
0,23
0,27
0,32
0,40
0,45
0,49
0,54
0,56
0,61
0,64

Ket

B. Tabel 2 Rrotor maksimum dan Torsi pembebanan diatur sampai 80% T


nominal
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

VLL
(V)

220

III.

Ir
(A)
0
0,2
0,3
0,9
1,2
1,5
1,8
2,2
2,4

Pin3
(W)
300
500
550
700
900
1025
1200
1450
1600

Nr
(rpm)
1450
1400
1380
1340
1300
1250
1200
1150
1100

Torsi
(Nm)
0,3
1,4
2
3
4
5
6
7
8

IS
(A)
5,5
5,5
5,55
5,7
5,8
6
6,3
6,6
6,9

Pout
(W)
45,55
205,25
289,02
420,97
544,54
654,49
753,89
842,99
921,53

rugi
(W)
254,45
294,75
260,98
279,03
355,46
370,51
446,11
607,01
678,47

S%

cos

15,18
41,05
52,54
60,13
60,50
63,85
62,82
58,13
57,59

3,33
6,67
8
10,6
13,3
16,6
20
23,3
26,6

0,14
0,23
0,26
0,32
0,40
0,44
0,49
0,57
0,60

Ket

Jawaban Pertanyaan
1. Pout, %, S%, cos
A. Tabel 1
Pout
(W)

S%

cos
2

Motor Induksi 3 fasa Rotor Belitan I


30,75
183,46
305,78
457,10
607,37
759,21
904,77
1051,90
1193,80
1338,31
1476,54

11,34
36,69
50,96
60,96
63,93
69,01
73,85
75,13
78,53
77,58
76,70

2,67
2,67
2,67
3
3,33
3,33
4
4.33
5
5,33
6

0,14
0,23
0,27
0,32
0,40
0,45
0,49
0,54
0,56
0,61
0,64

S%

cos

15,18
41,05
52,54
60,13
60,50
63,85
62,82
58,13
57,59

3,33
6,67
8
10,6
13,3
16,6
20
23,3
26,6

0,14
0,23
0,26
0,32
0,40
0,44
0,49
0,57
0,60

B. Tabel 2
Pout
(W)
45,55
205,25
289,02
420,97
544,54
654,49
753,89
842,99
921,53

Dengan rumus:

2. Carilah arus start motor saat tegangan nominal.


a. Arus start tahanan rotor maximum

Motor Induksi 3 fasa Rotor Belitan I

= 0,7 x
= 5,13 A
b. Arus start tahanan rotor maximum

= 1,1 x
= 10,08 A
c. Arus start tahanan rotor minimum

= 3,1 x
= 22,73 A
3. Carilah torsi start motor saat tegangan nominal
a. Arus start tahanan rotor maximum

= 65 3I2R 0,01 (Pin)


= 65 3(0,72. 3,13) 0,01 (65)
= 59,74 Watt

Jadi,

= 20,43 Nm
b. Arus start tahanan rotor maximum

Motor Induksi 3 fasa Rotor Belitan I


= 110 3I2R 0,01 (Pin)
= 110 3(1,12. 3,13) 0,01 (110)
= 97,53 Watt

Jadi,

= 52,09 Nm
c. Arus start tahanan rotor minimum

= 100 3I2R 0,01 (Pin)


= 100 3(3,12. 3,13) 0,01 (100)
= 8,76 Watt

Jadi,

= 2,95 Nm

4. Buat grafik % = f(Pout) untuk pengukuran D dan E dalam satu grafik.

Motor Induksi 3 fasa Rotor Belitan I

Analisis grafik:
Pada tabel 1 yaitu pengukuran rotor secara minumim menyebabkan, ketika P out
naik efisiensi pun akan naik. Tetapi ketika Pout pada posisi puncak efisiensi
akan turun. Hal ini dikarenakan semakin Pout naik maka semakin naik pula rugi
rugi. Begitupun, Pada tabel 2 yaitu pengukuran R rotor maksimum dan torsi
pembebanan diatur sampai 80% T nominal, semakin naik P out maka efisiensi
akan naik. Dan efisiensi akan turun ketika P out pada posisi puncak atau paling
tinggi.
5. Buat grafik T = f(S) untuk pengukuran D dan E dalam satu grafik

Motor Induksi 3 fasa Rotor Belitan I

Analisis grafik: Berdasarkan grafik yang diperoleh dari T = f(S) hubungan


antara torsi dan slip berbanding lurus. Ketika nilai torsi naik maka nilai slip
pun akan naik. Pada tabel 1 ketika nilai torsi naik, nilai slip juga naik tetapi
kenaikkan slipnya tidak terlalu besar. Sedangkan pada tabel 2 sebaliknya
ketika nilai torsi naik, nilai slip juga naik, dan terjadi kenaikan slip yang cukup
besar.
6. Dari pertanyaan no 2 dan 3 bagaimana tanggapan anda?
Tanggapan no 2 dan 3:
Pada saat rotor keadaaan maksimum Isrart yang dihasilkan kecil yaitu

5,13 A, Tstart pun kecil yaitu 20,43 Nm.


Pada saat rotor maksimum Istart yang dihasilkan naik yaitu 10,08 A
dari hasil nilai saat rotor keadaan maksimum, Tstart pun naik menjadi

52,09 Nm.
Pada saat rotor keadaan minimum Istart yang dihasilkan lebih besar dari
percobaan rotor saat keadaan miksimum dan rotor pada keadaan
maksimum nilainya yaitu 22,73 A. Tetapi Tstart yang dihasilkan lebih
kecil dari percobaan sebelumnya yaitu 2,95 Nm. Seharusnya ketika Istart
naik Tstart naik. Disini terjadi kesalahan yang dikarenakan alat yang
sudah tidak akurat.

7. Buat kesimpulan dari hasil praktek anda.


Arus start pada rotor keadaan maksimum lebih kecil dari pada arus

start yang dihasilkan pada rotor dalam keadaan minimum.


Torsi start pada rotor keadaan maksimum lebih kecil dari pada torsi

start yang dihasilkan pada rotor dalam keadaan maksimum.


Ketika nilai Pout naik, nilai efisiensi pun akan naik. Tetapi pada keadaan

Pout posisi paling tinggi nilai efisiensi turun.


Ketika nilai torsi naik maka nilai slip juga naik. Jadi hubungan antara
torsi dan slip adalah berbanding lurus.

You might also like