Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
1. Ari Mu Idah
/K4313014
2. Nawasasi Laksmita M/K43130
3. Shafila Shahnaz
/K43130
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang
dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal. Disamping itu, di dalam
menghadapi tuntutan perkembangan zaman, dirasa perlu adanya penyempurnaan pola pikir
dan penguatan tata kelola kurikulum serta pendalaman dan perluasan materi. Dan hal
pembelajaran yang tidak kalah pentingnya adalah perlunya penguatan proses pembelajaran
dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang
diinginkan dengan apa yang dihasilkan. Tantangan Internal Tantangan internal antara lain
terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu
kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,
standar biaya, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
isi, standar proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan. Tantangan internal
lainnya terkait dengan faktor perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan
penduduk usia produktif. Terkait dengan tantangan internal pertama, berbagai kegiatan
dilaksanakan untuk mengupayakan agar penyelenggaraan pendidikan dapat mencapai ke
delapan standar yang telah ditetapkan. Di dalam Standar Pengelolaan hal-hal yang
dikembangkan antara lain adalah Manajemen Berbasis Sekolah. Rehabilitasi gedung
sekolah dan penyediaan laboratorium serta perpustakaan sekolah terus dilaksanakan agar
setiap sekolah yang ada di Indonesia dapat mencapai Standar Sarana-Prasarana yang telah
ditetapkan. Dalam mencapai Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, berbagai upaya
yang dilakukan antara lain adalah peningkatan kualifikasi dan sertifikasi guru, pembayaran
tunjangan sertifikasi, serta uji kompetensi dan pengukuran kinerja guru. Standar Isi,
Standar Proses, Standar Penilaian, dan Standar Kompetensi Lulusan adalah merupakan
standar yang terkait dengan kurikulum yang perlu secara terus menerus dikaji agar peserta
didik yang melalui proses pendidikan dapat memiliki kompetensi yang telah ditetapkan.
Oleh karena itu, perubahan kurikulum harus dilandasi dengan elemen-elemen yang disebut
dengan Elemen Perubahan Kurikulum
2. Rumusan Masalah
a. Apa saja yang termasuk ke dalam Elemen-elemen Perubahan Kurikulum?
3. Tujuan
a. Mengetahui elemen-elemen Perubahan Kurikulum
BAB II
PEMBAHASAN
Sikap spiritual (KI-1) untuk mencapai insan yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
Sikap sosial (KI-2) untuk mencapai insan yang berakhlak mulia, sehat, mandiri,
Kompetensi keterampilan (KI-4) untuk mencapai insan yang cakap dan kreatif.
C. Elemen utama perubahan Kurikulum 2013 dalam kesesuaian dan kedalaman materi
mencakup:
a) mempertahankan, mengurangi, dan/ atau menambah materi,
b) bahasa sebagai penghela,
c) tematik terpadu,
d) penguatan IPA dan IPS di SMP,
e) penyesuaian dengan PISA, TIMMS dan lembaga lainnya serta dengan perkembangan
di berbagai negara.
D. Elemen utama perbaikan Kurikulum 2013 dalam revolusi proses pembelajaran mencakup:
a) lintasan taksonomi Anderson untuk pengetahuan, Dyers untuk keterampilan, dan
Krathwohl untuk sikap,
b) pendekatan saintific,
c) inquiry dan discovery,
d) project based learning, dan
e) cooperative learning.
E. Elemen utama perbaikan Kurikulum 2013 dalam reformasi penilaian mencakup: tes,
portofolio, pedoman observasi, dan tes performansi.
Selanjutnya Kurikulum 2013 mengusung adanya keseimbangan antara sikap, keterampilan,
dan pengetahuan untuk membangun soft skills dan hard skills.
Elemen perubahan kedudukan mata pelajaran (ISI), adalah kompetensi yang semula
diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari
kompetensi.
Elemen pendekatan (ISI) kompetensi yang dikembangkan di SD adalah tematik terpadu
dalam semua mata pelejaran dengan pendekatan saintific, di SMP tematik terpadu pada IPA
dan IPS, dan mapel, di SMA mapel, di SMK vokasional.
Terdapat perluasan dan pendalaman taksonomi dalam proses pencapaian kompetensi. Dalam
kurikulum 2013 untuk jenjang SD, SMP, SMA, dan PT memadukan lintasan taksonomi sikap
(attitude) dari Krathwohl, keterampilan (skill) dari Dyers, dan Pengetahuan (knowledge) dari
Bloom dengan revisi oleh Anderson. Taksonomi sikap (attitude) dari Krathwohl meliputi:
accepting, responding, valuing, organizing/internalizing, dan characterizing/actualizing.
Taksonomi keterampilan (skill) dari Dyers meliputi: observing, questioning, experimenting,
associating, dan communicating. Taksonomi pengetahuan (knowledge) dari Bloom degan
revisi oleh Anderson meliputi: knowing/ remembering, understanding, appllying, analyzing,
evaluating, dan creating.
Perubahan kurikulum juga mencakup perubahan dalam hal kedudukan mata pelajaran.
Perubahan yang terjadi adalah kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran
berubah menjadi mata pelajaran yang dikembangkan dari kompetensi. Perubahan ini
sama di setiap jenjang pendidikan yaitu SD, SMP, SMA dan SMK
3. Pendekatan (ISI)
Peruabahan kurikulum juga mencakup perubahan dalam hal pendekatan. Pada jenjang
sekolah dasar (SD), kompetensi dikembangkan melalui tematik terpadu dalam semua
mata pelajaran. Pada jenjang sekolah menengah pertama (SMP), kompetensi
dikembangkan melalui mata pelajaran. Pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA),
kompetensi dikembangkan melalui mata pelajaran. Sedangkan pada jenjang Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK), kompetensi dikembangkan melalui vokasional (jurusan)
4. Struktur Kurikulum (mata pelajaran dan alokasi waktu)
Perubahan kurikulum juga mencakup dalam hal struktur kurikulum (mata pelajaran dan
alokasi waktu). Perubahan dalam elemen struktur kurikulum berbeda-beda dalam setiap
jenjang pendidikan. Berikut adalah penjelasannya
a. Sekolah Dasar (SD)
Hollistik berbasis sains (alam, social, dan budaya)
Jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6
Jumlah jam bertambah 4 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran
b. Sekolah Menengah Pertama (SMP)
TIK menjadi semua mata pelajaran
Pengembangan diri terintegrasi pada setiap mata pelajaran dan ekstrakurikuler
Jumlah mata pelajaran dari 12 menjadi 10
Jumlah jam bertambah 6 JP/ minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran
c. Sekolah Menengah Atas (SMA)
Perubahan sistem: ada mata pelajaran wajib dan ada mata pelajaran pilihan
Terjadi pengurangan mata pelajaran yang harus diikuti oleh siswa
Jumlah jam bertambah 1 JP/ minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran
d. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Penambahan jenis keahlian berdasarkan spectrum kebutuhan (6 program keahlian,
40 bidang keahlian, 121 kompetensi keahlian)
Pengurangan adaptif dan normative, penambahan produktif
Produktif disesuaikan dengan trend perkembangan di industri
5. Proses pembelajaran
Perubahan kurikulum juga terdapat pada elemen proses pembelajaran. Perubahan dalam
hal proses pembelajaran secara keseluruhan sama di setiap jenjang yaitu SD, SMP, SMA,
dan SMK. Perubahan-perubahan tersebut antara lain:
Standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi
dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan
mencipta
Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan
masyarakat
Guru bukan satu-satunya sumber belajar
Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan
Tetapi juga terdapat perbedaan. Perbedaan tersebut terletak pada:
a. Sekolah Dasar (SD)
Tematik dan terpadu
b. Sekolah Menengah Pertama (SMP)
IPA dan IPS masing-masing diajarkan secara terpadu
c. Sekolah Menengah Atas (SMA)
Adanya mata pelajaran wajib dan pilihan yang sesuai dengan bakat dan minatnya
d. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Kompetensi dan keterampilan yang sesuai dengan standar industry
6. Penilaian hasil belajar
Perubahan kurikulum mencakup pada hal penilaian hasil belajar. Dalam hal penilaian
hasil belajar, perubahan yang terjadi pada penilaian hasil belajar sama pada berbagai
jenjang yaitu jenjang SD, SMP, dan SMA. Perubahan tersebut antara lain:
Penilaian berbasis kompetensi
Pergeseran penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan
hasil akhir saja) menuju penilaian otentik (mengukur semua kompetensi sikap,
keterampilan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil)
Memperkuat PAP (penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan
pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal)
Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL
Mendukung pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrument utama
penilaian
7. Ekstrakurikuler
Perubahan kurikulum juga mencakup hal ekstrakurikuler. Setiap jenjang pendidikan (SD,
SMP, SMA, dan SMK) memiliki ekstrakurikuler yang berbeda-beda. Perubahan pada tiap
jenjang adalah sebagai berikut:
a. SD (Sekolah Dasar)
Ekstrakurikuler pada jenjang Sekolah Dasar (SD) antara lain pramuka yang wajib
untuk diikuti, UKS, PMR, dan Bahasa Inggris.
b. SMP (Sekolah Menengah Pertama)
Ekstrakurikuler pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) antara lain pramuka
yang juga wajib diikuti, OSIS, PMR, dan UKS dll.
c. SMA (Sekolah Menengah Atas)
Ekstrakurikuler pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) antara lain pramuka
yang wajib untuk diikuti, OSIS, UKS, dan PMR.
semua
kompetensi
(sikap,
mata
berbahasa)
diajarkan Semua mata pelajaran diajarkan Semua jenjang
dengan
pendekatan
(saintifik)
melalui
yang
sama
mengamati,
atau
curriculum)
Konten
ilmu
diintegrasikan
penggerak
integrated
pengetahuan SD
dan
konten
dijadikan
pembelajaran
lainnya
Tematik untuk kelas I-III (belum Tematik integratif untuk kelas I-IV
integratid)
TIK adalah mata pelajaran sendiri
TIK
merupakan
pembelajaran,
SD
sarana SMP
dipergunakan
Indonesia
pengetahuan
pelajaran lain
sebagai Bahasa Indonesia
komunikasi
dan
sebagai
carrier
knowledge
Untuk SMA, penjurusan sejak kelas Tidak ada penjurusan di SMA. Ada SMA/ SMK
XI
pengetahuan,
1. Pada kurikulum lama, materi disajikan terpisah menjadi Geografi, Sejarah, Ekonomi
dan Sosiologi. Sedangkan pada Kurikulum Baru, materi disajikan terpadu, tidak
dipisah dalam kelompok Geografi, Sejarah, Ekonomi dan Sosiologi.
2. Pada implementasi kurikulum lama, tidak ada platform, semua kajian berdiri sejajar.
Sedangkan pada implementasi kurikulum Baru, menggunakan Geografi sebagai
platform kajian dengan pertimbangan semua kejadian dan kegiatan terikat dengan
lokasi. Tujuannya adalah menekankan pentingnya konektivitas ruang dalam
memperkokoh NKRI. Kajian sejarah, sosiologi, budaya dan ekonomi disajikan untuk
mendukung terbentuknya konektivitas yang lebih kokoh.
3. Pada implementasi kurikulum lama, diajarkan oleh guru berbeda (team teaching)
dengan sertifikasi berdasarkan mata kajian. Sedangkan pada implementasi kurikulum
yang baru, diajarkan oleh satu orang guru yang memberikan wawasan terpadu antar
mata kajian tersebut sehingga siswa dapat memahami pentingnya keterpaduan antar
mata kajian tersebut sebelum mendalaminya secara terpisah dan lebih mendalam pada
jenjang selanjutnya.
Perubahan pada Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
1. Pada implementasi kurikulum lama, materi disajikan terpisah antara Fisika, Kimia dan
Biologi. Sedangkan pada kurikulum baru, materi disajikan terpadu dan tidak terpisah
dalam kelompok Fisika, Kimia, dan Biologi.
2. Pada implementasi kurikulum lama, tidak ada platform, semua kajian berdiri sejajar.
Sedangkan pada kurikulum baru, menggunakan Biologi sebagai platform kajian
dengan pertimbangan semua kejadian dan fenomena alam terkait dengan benda
beserta interaksi di antara benda-benda tersebut. Tujuannya adalah menekankan
pentingnya interaksi Biologi, Fisika, Kimia dan kombinasinya dalam membentuk
ikatan yang stabil.
3. Pada implementasi kurikulum lama, materi ilmu bumi dan antariksa masih belum
memadai (sebagian dibahas di IPS). Pada implementasi kurikulum baru, diperkaya
dengan materi ilmu bumi dan antariksa sesuai dengan standar internasional.
4. Pada implementasi kurikulum lama, materi kurang mendalam dan cenderung hafalan.
Sedangkan pada implementasi kurikulum baru, materi diperkaya dengan kebutuhan
siswa untuk berpikir kritis dan analitis sesuai dengan standar internasional.
5. Pada implementasi kurikulum lama, diajarkan oleh guru yang berbeda (team teaching)
dengan sertifikasi berdasarkan mata kajian. Sedangkan implementasi kurikulum baru,
diajarkan oleh satu orang guru yang memberikan wawasan terpadu antar mata kajian
tersebut sehingga siswa dapat memahami pentingnya keterpaduan antar mata kajian
tersebut sebelum mendalaminya secara terpisah dan lebih mendalam pada pada
jenjang selanjutnya.
2. Pada implementasi kurikulum lama, siswa tidak dibiasakan membaca dan memahami
makna teks yang disajikan. Pada implementasi kurikulum baru, siswa dibiasakan
membaca dan memahami makna teks serta meringkas dan menyajikan ulang dengan
bahasa sendiri.
3. Pada implementasi kurikulum lama, siswa tidak dibiasakan menyusun teks yang
sistematis, logis, dan efektif. Pada implementasi kurikulum baru, siswa dibiasakan
menyusun teks yang sistematis, logis, dan efektif melalui latihan-latihan penyusunan
teks.
4. Pada implementasi kurikulum lama, siswa tidak dikenalkan tentang aturan-aturan teks
yang sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan pada implementasi kurikulum baru, siswa
dikenalkan dengan aturan-aturan teks yang sesuai sehingga tidak rancu dalam proses
penyusunan teks (sesuai dengan situasi dan kondisi: siapa, apa, dan dimana)
5. Pada implementasi kurikulum lama, kurang menekankan pada pentingnya ekspresi
dan spontanitas dalam berbahasa. Sedangkan pada implementasi kurikulum baru,
siswa dibiasakan untuk dapat mengekspresikan dirinya dan pengetahuannya dengan
bahasa yang meyakinkan secara spontan.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran