You are on page 1of 20

MAKALAH

TEACHING AND LEARNING STRATEGIES


MOTIVASI BELAJAR

DISUSUN OLEH :
ISKANDAR

(F1051131014)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul Motivasi Belajar tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini bertujuan
untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Teaching and
Learning Strategies di Universitas Tanjungpura Pontianak.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini, khususnya kepada Ibu
Erwina Oktavianty, M.Pd selaku dosen mata kuliah Teaching and Learning
Strategies, yang telah memberikan tugas dan petunjuk, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan keterbatasan dalam penyajian data. Oleh karena itu, penulis
mengahrapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca.
Pontianak, 5 Juni 2015

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1
B.

Rumusan Masalah.........................................................................................2

C.

Tujuan Penulisan...........................................................................................2

D. Manfaat Penulisan........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pengertian Motivasi dan Motivasi Belajar....................................................3
B.

Sifat-sifat Motivasi........................................................................................4

C.

Pentingnya Motivasi Dalam Pembelajaran...................................................4

D. Bagaimana Motivasi Mempengaruhi Pembelajaran dan Perilaku................7


E.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar..................................8

F.

Ciri Siswa Yang Mempunyai Motivasi Belajar...........................................11

G. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar......................................................12


BAB III PENUTUP...............................................................................................16
A. Kesimpulan.................................................................................................16
B.

Saran...........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................17

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Motivasi adalah suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan
perilaku tertentu, dan memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah
laku tersebut (Wlodkowski:1985). Berdasarkan rumusan tersebut motif
merupakan faktor dinamis, penyebab seseorang melakukan perbuatan. Suatu
perbuatan dapat ditimbulkan oleh sesuatu motif. Namun juga bisa disebabkan
oleh beberapa motif. Dalam belajar, motivasi punya peranan yang penting.
Dalam membicarakan macam-macam motivasi belajar, ada dua macam sudut
pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam pribadi seseorang yang biasa
disebut motivasi intrinsik dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang
yang biasa disebut motivasi ekstrinsik. Setiap anak harus memiliki motivasi
belajar agar dapat tercapainya sesuatu atau hasil sesuai yang diharapkan.
Tidak diragukan lagi bahwa dorongan belajar mempunyai peranan besar
dalam menumbukan semangat pada siswa untuk belajar. Karena seorang siswa
meski memiliki semangat yang tinggi dan keinginan yang kuat, pasti akan
tetap ditiup oleh angin kemalasan, tertimpa keengganan dan kelalaian. Maka
tunas semangat ini harus dipelihara secara terus menerus.
Oleh karena itu motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus
menerus. Motivasi yang diberikan dapat meliputi penjelasan tentang
keutamaan ilmu dan keutamaan mencari ilmu, bila siswa mengetahui betapa
besarnya keutamaan sebuah ilmu dam betapa besarnya ganjaran bagi orang
yang menuntut ilmu, maka siswa akan merasa harus untuk menuntut ilmu.
Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai Motivasi dalam
belajar.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian motivasi dan motivasi belajar ?
2. Apa saja sifat-sifat motivasi ?
1

3. Mengapa motivasi penting dalam pembelajaran?


4. Bagaimana motivasi mempengaruhi pembelajaran dan perilaku ?
5. Apa sajakah faktor-faktor apa yang mempengaruhi motivasi belajar?
6. Bagimanakah ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar?
7. Bagaimana upaya meningkatkan motivasi belajar?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui dan memahami motivasi dan motivasi belajar.
2. Untuk mengetahui dan memahami sifat-sifat motivasi.
3. Untuk

mengetahui

dan

memahami

pentingnya

motivasi

dalam

pembelajaran.
4. Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap pembelajaran dan perilaku
5. Untuk mengetahui dan memahami faktor-faktor apa yang mempengaruhi
motivasi belajar.
6. Untuk mengetahui ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar.
7. Untuk mengetahui upaya meningkatkan motivasi belajar.

D. Manfaat Penulisan
Hasil penulisan makalah ini diharapkan mempunyai manfaat teoritis dan
manfaat praktif, sebagai berikut:
1. Manfaat bagi mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan pemahaman
mahasiswa terhadap motivasi dalam belajar.
2. Manfaat bagi penulis sendiri selain untuk meningkatkan pemahaman
penulis sekaligus juga sebagai salah satu syarat penilaian pada pata kuliah
Teaching and Learning Strategies.
2

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi dan Motivasi Belajar
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai
kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu
tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati langsung, tetapi
dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan,
atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu.
Menurut Kamus besar bahasa Indonesia motivasi adalah gejala psikologis
dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar untuk
melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi juga bisa dalam
bentuk usaha - usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok
orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang
dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.
Motivasi belajar adalah dorongan mental yang menggerakkan dan
mengarahkan perilaku manusia ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
Motivasi adalah sesuatu yang menghidupkan (energize), mengarahkan dan
mempertahankan perilaku; motivasi membuat siswa bergerak, menempatkan
mereka dalam suatu arah tertentu, dan menjaga mereka agar terus bergerak.
Kita sering melihat motivasi siswa tercermin dalam investasi pribadi dan
dalam keterlibatan kognitif, emosional, dan perilaku di berbagai aktivitas
sekolah (Ormord, 2009:58).

B. Sifat-sifat Motivasi
Berdasarkan sifatnya motivasi dapat dibagi menjadi dua yaitu motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
1. Motivasi Intrinsik.

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari diri sendiri dan tidak
dipengaruhi oleh sesuatu di luar dirinya karena dalam setiap diri individu
sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Orang yang tingkah
lakunya digerakkan oleh motivasi intrinsik, baru akan puas kalau tingkah
lakunya telah mencapai hasil tingkah laku itu sendiri. Misalnya seorang
siswa menyelesaikan pekerjaan rumah tentang soal-soal matematika,
bertujuan

untuk

memahami

konsep-konsep

matematika

melalui

penyelesaian soal-soal itu, bukan karena takut kepada guru atau ingin
mendapat pujian dari guru.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dalam diri seseorang
karena pengaruh dari rangsangan di luar perbuatan yang dilakukannya.
Tujuan yang diinginkan dari tingkah laku yang digerakkan oleh motivasi
ekstrinsik terletak di luar tingkah laku itu. Misalnya siswa yang sedang
menyelesaikan pekerjaan rumah, sekedar mematuhi perintah guru, kalau
tidak dipatuhi guru akan memarahinya.

C. Pentingnya Motivasi Dalam Pembelajaran


Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki
minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya
dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi
tersebut. Motivasi juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianggap penting
dalam kehidupannya. Perubahan nilai-nilai yang dianut akan mengubah
tingkah laku manusia dan motivasinya. Karenanya bahan-bahan pelajaran
yang disajikan hendaknya disesuaikan

dengan minat siswa dan tidak

bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.


Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya
motivasi belajar adalah sebagai berikut :
1. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir.
Contohnya, seteleh seorang siswa membaca suatu bab buku bacaan.
4

Dibandingkan dengan teman sekelas yang juuga membaca bab tersebut : ia


kurang berhasil menangkap isi, maka ia terdorong membaca lagi.
2. Meninformasikan tentang keukatan usaha belajar, yang dibandingkan
dengan teman sebaya; sebagai ilustrasi, jika tebukti usaha beajar seorang
siswa belum memadai, maka ia berusaha setekun temannya yang belajar
dan berhasil.
3. Mengarahkan kegiatan bekajar; sebagai ilustrasi, setelah ia ketahui bahwa
dirinya belum belajar secara serius, terbukti banyak bersenda gurau
misalnya, maka ia akan mengubah perilaku belajarnya.
4. Membesarkan

semangat

belajar;

sebagai

ilustrasi,

jika

ia

telah

menghabiskan dana belajar da masih ada adik yang dibiayai orang tua,
maka ia berusaha agar cepat lulus.
5. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja
(disela-selanya adalah istirahat atau bermain) yang bersinambungan;
individu dilatih untuk menggunakan kekuatannya sedemikian rupa
sehingga dapat berhasil. Sebagai ilustrasi, setiap hari siswa diharapkan
dapat berhasil memuaskan.
Kelima hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya motivasi tersebut
disadari oleh pelakunya sendiri. Bila motivasi disadari oleh pelaku, maka
sesuatu pekerjaan, dalam hal ini tugas belajar akan terselesaikan dengan baik.
Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan
dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru,
manfaat itu sebagai berikut:
1. Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa untuk
belajar sampai berhasil; membangkitkan, bila siswa tak bersemangat;
meningkatkan, bila semanga belajarnya timbul tenggelam; memelihara,
bila semangatnya telah kuat untuk mencapai tujuan belajar. Dalam hal ini
hadiah, pujian, dorongan atau pemicu semangat dapat digunakan untuk
mengobarkan semangat belajar.

2. Mengetahui dan memahami motivasi belaar siswa dikelas bermacamragam; ada yang acuh tak acuh, ada yang tak memusatkan perhatian, ada
yang bermain, disamping yang bersemangat
bersemangat

ada

bermacamragamnya

yang

tidak

motivasi

berhasil

belajar

untuk belajar. Diantara


dan

tersebut,

berhasil.
maka

Dengan

guru

dapat

menggunakan bermacam-macam strategi belajar mengajar.


3. Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk meilih satu diantara
bermacam-macam peran seperti sebagai penasihat, fasilitator, instruktur,
teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah, atau pendidik. Peran
pedagogis tersebut sudah barang tentu sesuai dengan perilaku siswa.
4. Member peluang guru untuk unjuk kerja rekayasa pedagogis. Tugas
guru adalah membuat semua siswa belajar sampai berhasil. Tantangan
profesionalnya justru teletak pada mengubah siswa tak berminat menjadi
bersemnagat belajar. Mengubah siswa siswa cerdas yang acu tak acuh
menjadi bersemangat belajar.
Motivasi bukan saja penting, karena menjadi faktor penyebab belajar,
namun juga memperlancar belajar dan hasil belajar. Secara historik, pendidik
selalu mengetahui kapan peserta didik perlu di motivasi selama proses belajar,
sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih menyenangkan, arus komunikasi
lancar, menurunkan kecemasan peserta didik meningkatkan kreativitas dan
aktivitas belajar. Pembelajaran yang di ikuti oleh peserta didik yang
termotivasi akan benar-benar menyenangkan, terutama bagi peserta didik.
Peserta didik yang menyelesaikan pengalaman belajar dan menyelesaikan
tugas belajar dengan perasaan termotivasi terhadap materi yang telah
dipelajari. Hal ini juga logis untuk mengasumsikan bahwa semakin banyak
memiliki pengalaman belajar yang termotivasi, maka semakin mungkin akan
menjadi peserta didik sepanjang hayat.
Walaupun motivasi merupakan prasyarat penting dalam belajar, namun
agar aktivitas belajar itu terjadi pada diri anak. Ada faktor lain seperti

kemampuan dan kualitas pembelajaran yang harus di perhatikan pula. Jika


anak diberikan tugas-tugas belajar diluar kemampuannya, bagaimanapun
mereka termotivasi, anak tersebut tidak akan mampu melakukannya.
Kenyataannya, ada penurunan titik pengembalian pada kedua faktor tersebut,
termasuk juga motivasi. Hal yang perlu dipertimbangkan adalah berkenaan
dengan masalah kemampuan anak dalam melakukan aktivitas belajar, dan
kegiatan pembelajaran yang menarik agar anak tersebut termotivasi.

D. Bagaimana Motivasi Mempengaruhi Pembelajaran dan Perilaku


1. Motivasi mengarahkan perilaku ke tujuan tertentu
Motivasi menentukan tujuan-tujuan spesifik yang menjadi arah usaha
siswa. Motivasi mempengaruhi pilihan yang dibuat siswa.
2. Motivasi meningkatkan usaha dan energy
Motivasi meningkatkan jumlah usaha dan energy yang dikeluarkan siswa
di berbagai aktivitas yang secara langsung berkaitan dengan kebutuhan
dan tujuan mereka. Motivasi menentukan apakah mereka mengerjar suatu
tugas secara antusias dan sepenuh hati atau secara apatis dan malasmalasan.
3. Motivasi meningkatkan prakarsa (inisiasi) dan kegigihan terhadap
berbagai aktivitas
Siswa lebih cenderung memulai suatu tugas yang benar-benar mereka
inginkan. Mereka juga lebih cenderung melanjutkan pekerjaan yang
diinginkan sampai mereka menyelesaikannya meskipun terkadang
diganggu atau merasa frustasi selama mengerjakannya. Secara umum
motivasi meningkatkan waktu mengerjakan tugas (time on task), suatu
factor penting yang mempengaruhi pembelajaran dan prestasi mereka.
4. Motivasi mempengaruhi proses-proses kognitif

Motivasi mempengaruhi apa yang diperhatikan oleh siswa dan seberapa


efektif mereka memprosesnya.
5. Motivasi menentukan konsekuensi mana yang member penguatan dalam
menghukum
Semakin besar motivasi siswa mencapai kesuksesan akademik, semakin
besar kecenderungan mereka untuk bangga terhadap nilai A atau kecewa
dengan nilai rendah. Semakin besar keinginan siswa untuk diterima dan
dihargai oleh teman-temannya, semakin mereka menghargai keanggotaan
di kelompok dalam dan sedih dengan ejekan teman sekelasnya.
6. Motivasi sering meningkatkan performa
Karena pengaruh-pengaruh lain yang baru saja diidentifikasi perilaku yang
terarah pada tujuan, usaha dan energy, prakarsa dan kegigihan, pemrosesan
kognitif, dan dampak konsekuensi. Motivasi sering menghasilkan
peningkatan performa.
(Omord, 2009:59).

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar


Sebagaimana yang disebutkan pada bagian depan, bahwa motivasi sangat
krusial dalam belajar dan pembelajaran. Akan tetapi motivasi belajar tersebut
juga dipengaruhi oleh banyak faktor. Adapun faktor-faktor tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Cita-Cita atau Aspirasi Siswa
Setiap manusia senantiasa mempunyai ciri-ciri tertentu dalam
hidupnya, termasuk pembelajaran, yang senantiasa ia kejar dan ia
perjuangkan. Bahkan tidak jarang meskipun rintangan yang ditemui sangat
banyak tetapi tetap berusaha semaksimal mungkin untuk dapat mencapai
apa yang ia cita-citakan.
2. Kemampuan Pembelajaran

Kemampuan manusia satu dan lainnya tidaklah sama. Menuntun


seseorang sebagaimana orang lain dari bingkai penglihatan tidaklah
dibenarkan. Sebab, orang yang mempunyai kemampuan yang rendah
sangatlah sulit untuk menyerupai orang yang berkemampuan tinggi, begitu
pula sebaliknya.

3. Kondisi Pembelajaran
Kondisi pembelajaran, baik yang bersifat fisik maupun psikis,
sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar seseorang sebab apabila
kondisi fisik seseorang dalam keadaan lelah, maka motivasi belajarnya
akan menurun, sedangkan apabila kondisi psikologis seseorang terganggu
(stres), maka seseorang tidak bisa mengkonsentrasikan diri terhadap halhal yang dipelajari.
4. Kondisi Lingkungan Pembelajaran
Sudah diketahui umum bahwa yang menentukan motivasi belajar
seseorang, selain faktor individu juga faktor lingkungan, lebih-lebih
lingkungan belajar. Sebab, individu secara sadar atau tidak, senantiasa
tersosialisasi oleh lingkungannya.
5. Unsur-Unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran
Unsur-unsur dinamis belajar pembelajaran seperti: motivasi dan
upaya memotivasi siswa untuk belajar, bahan belajar, alat bantu belajar,
dan kondisi subjek belajar sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar
seseorang.
6. Upaya Guru Dalam Membelajarkan Pembelajaran
Upaya guru dalam membelajarkan pembelajaran juga sangat
berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Guru yang sungguh-sungguh
dan

tinggi

gairahnya

dalam

membelajarkan

menjadikan pembelajaran juga bergairah belajar.


7. Peran Orang Tua

pembelajaran,

akan

Lingkungan kelurga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan


belajar siswa. Pengaruh pertama dan utama bagi kehidupan dan
perkembangan seseorang adalah keluarga. Banyak waktu dan kesempatan
bagi anak untuk berjumpa dan berinteraksi dengan keluarga. Perjumpaan
dan interaksi ini sangat besar pengaruhnya bagi perilaku dan prestasi
seseorang. Kebanyakan para orang tua menyerahkan sepenuhnya
pendidikan anaknya pada sekolah. Padahal seharusnya orang tua
memberikan perhatian dan semangat belajar yang lebih sehingga dapat
memunculkan motivasi belajar anak karena waktu dirumah lebih banyak
dari pada disekolah.
Keterlibatan orang tua dalam menumbuhkan motivasi belajar perlu
diusahakan, baik berupa perhatian bimbingan kepada anak dirumah
maupun berprestasi secara individual dan kolektif terhadap sekolah dan
kegiatannya, serta memperhatikan kesulitan yang dialami anak dalam
proses belajar. Orang tua adalah sebagai pembuka kemungkinan
terselenggaranya pendidikan bagi anaknya serta berperan sebagai guru
bagi mereka. Orang tua mampu mendidik dengan baik, mampu
berkomunikasi dengan baik, penuh perhatian terhadap anak, tahu
kebutuhan dan kesulitan yang dihadapi anak dan mampu menciptakan
hubungan baik dengan anak-anaknya akan berpengaruh besar terhadap
keinginan anak untuk belajar atau sebaliknya.
8. Penghargaan dan Pujian
Baik orang tua maupun pengajar memiliki cara yang berbeda-beda
untuk menumbuhkan motivasi belajar anak. Selain dengan hukuman juga
dapat dilakukan dengan penghargaan atau pujian. Motivasi bisa muncul
jika terdapat penghargaan atau pujian yang layak yang menyertai atau
melandasi pembelajaran. Penghargaan (reward) menimbulkan efek
diantaranya yaitu:
a) Penghargaan dapat menimbulkan proses belajar, penghargaan secara
spesifik memindahkan atau mengalihkan konsentrasi para siswa dari
10

bidang yang harus dipelajari karena faktor penghargaan dan secara


tepat hal ini mengganggu atau merusak proses belajar itu sendiri.
b) Penghargaan mempunyai efek negatif atas keinginan individu untuk
menocoba tugas-tugas yang menantang.
c) Penghargaan dapat mempertahankan perilaku tertentu hanya dalam
waktu jangka pendek.
9. Kecemasan Terhadap Hukuman
Motivasi belajar dapat muncul jika ada kecemasan atau hukuman
yang menyertai atau melandasi pembelajaran. Konsep motivasi belajar
berkaitan erat dengan prinsip bahwa perilaku yang memperoleh penguatan
(reinforcement)

dimasa lalu lebih memiliki kemungkinan diulang

dibandingkan dengan perilaku yang terkena hukuman (punishment).


Motivasi dengan kekerasan (motivating by force) yaitu memotivasi dengan
menggunakan ancaman hukuman atau kekerasan agar yang dimotivasi
dapat melakukan apa yang harus dilakukan.
Jelaslah bahwa, dalam setiap usaha atau kegiatan manusia dimana dan
kapan saja, tak selamanya menempuh jalan mulus seperti yang diharapkan. Di
satu sisi, manusia menginginkan suatu kesuksesan gemilang, namun di sisi
lain harapan manusia selalu saja menemukan hambatan-hambatan. Demikian
pula dalam kegiatan belajar mengajar, sangat banyak kendala-kendala atau
hambatan-hambatan yang dihadapi guru dalam membelajarkan siswa.
F. Ciri Siswa Yang Mempunyai Motivasi Belajar
Ada beberapa ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Ini
dapat dikenali melalui proses belajar mengajar di kelas sebagaimana
dikemukakan Brown (1981) sebagai berikut:
1. Tertarik kepada guru.

11

2. Tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan.


3. Mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya
terutama kepada guru.
4. Ingin selalu bergabung dalam kelompok kelas.
5. Ingin identitasnya diakui oleh orang lain.
6. Tindakan, kebiasaan dan moralnya selalu dalam kontrol diri.
7. Selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali.
8. Dan selalu terkontrol oleh lingkungannya.
Sardiman (1986) mengemukakan bahwa ciri-ciri motivasi yang ada pada
diri seseorang adalah:
1. Tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus menerus
dalam waktu lama.
2. Ulet menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa, tidak cepat puas
atas prestasi yang diperoleh.
3. Menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam-macam masalah
belajar.
4. Lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain.
5. Tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin.
6. Dapat mempertahankan pendapatnya.
7. Tidak mudah melepaskan apa yang diyakini senang mencari dan
memecahkan masalah.
G. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar

12

Pembelajaran hendaknya mampu meningkatkan motivasi intrinsik peserta


didik sebanyak mungkin. Hal ini berarti bahwa pendidik harus mampu
menarik minat dan meningkatkan hasrat ingin tahu peserta didik terhadap
materi yang di sajikan. Untuk mencapai kearah itu ada beberapa cara yang
dapat dilakukan pendidik dalam meningkatkan motivasi belajar :
1. Membangkitkan Minat Belajar
Pengaitan pembelajaran dengan minat peserta didik adalah sangat
penting, dan karena itu tunjukkanlah bahwa pengetahuan yang dipelajari
itu sangat bermanfaat bagi mereka. Demikian pula tujuan pembelajaran
yang penting membangkitkan hasrat ingin tahu peserta didik mengenai
pelajaran yang akan datang, dan karena itu pembelajaran akan mampu
meningkatkan motivasi intrinsik peserta didik untuk mempelajari materi
pembelajaran yang disajikan oleh pendidik.
2. Mendorong Rasa Ingin Tahu
Pendidik yang terampil akan mampu menggunakan cara untuk
membangkitkan dan memelihara rasa ingin tahu peserta didik di dalam
kegiatan pembelajaran. Metode pembelajaran studi kasus, diskonveri,
inkuiri, diskusi, curah pendapat, dan sejenisnya merupakan beberapa
metode yang dapat digunakan untuk membangkitkan hasrat ingin tahu
peserta didik.
3. Menggunakan Variasi Metode Penyajian Yang Menarik
Motivasi intrinsik untuk belajar sesuatu dapat ditingkatkan melalui
penggunaan materi pembelajaran yang menarik, dan juga penggunaan
variasi metode penyajian.
4. Membantu Peserta Didik Dalam Merumuskan Tujuan Belajar
Prinsip yang mendasar dari motivasi adalah anak akan belajar
keras untuk mencapai tujuan apabila tujuan itu dirumuskan atau ditetapkan
oleh dirinya sendiri, dan bukan dirumuskan atau di tetapkan oleh orang
lain. Oleh karena itu, pendidik hendaknya mendorong dan membantu
peserta didik agar merumuskan dan mencapai tujuan belajarnya sendiri.
Cara lain yang dapat dilakukan adalah apabila pendidik yang merumuskan
tujuan pembelajaran, maka sampaikan tujuan pembelajaran itu kepada
peserta didik agar mereka merasa memiliki tujuan pembelajaran tersebut.

13

Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan


mengarahkan perilaku manusia, termasuk siswa. Dalam motivasi terkandung
adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan
mengarahkan sikap dan perilakusiswa. Ada tiga komponen dalam motivasi yaitu
kebutuhan, dorongan dan tujuan.
Dalam proses interaksi belajar mengajar, baik motivasi intrinsik maupun
motivasi ekstrinsik, diperlukan untuk mendorong anak didik agar tekun belajar.
Ada beberapa upaya motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka
mengarahkan belajar anak didik di kelas, sebagai berikut:
1. Memberi Angka
Angka adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar anak
didik. Angka merupakan alat motivasi yang cukup memberikan rangsangan
kepada anak didik untuk mempertahankan atau bahkan lebih meningkatkan
prestasi belajar mereka di masa mendatang. Angka ini biasanya terdapat dalam
buku rapor sesuai jumlah mata pelajaran yang diprogramkan dalam
kurikulum.
2. Hadiah
Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai
penghargaan atau kenang-kenangan. Dalam dunia pendidikan, hadiah bisa
dijadikan sebagai alat motivasi. Hadiah dapat diberikan kepada anak didik
yang berprestasi tinggi, ranking satu, dua, atau tiga dari anak didik lainnya.
Pemberian hadiah bisa juga diberikan dalam bentuk beasiswa atau dalam
bentuk lain seperti alat tulis. Dengan cara itu anak didik akan termotivasi
untuk belajar guna mempertahankan prestasi belajar yang telah mereka capai.
3. Kompetisi
Kompetisi adalah persaingan, dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk
mendorong anak didik agar mereka bergairah dalam belajar. Persaingan, baik
dalam bentuk individu maupun kelompok diperlukan dalam pendidikan.
Kondisi ini bisa dimanfaatkan untuk menjadikan proses interaksi belajar
mengajar yang kondusif. Bila iklim belajar yang kondusif terbentuk, maka
setiap anak didik telah terlihat dalam kompetisi untuk menguasai bahan

14

pelajaran yang diberikan. Selanjutnya, setiap anak didik sebagai individu


melibatkan diri mereka mesing-masing ke dalam aktivitas belajar.
4. Ego-Involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas
dan menerimanya sebagai suatu tantangan sehingga bekerja keras dengan
mempertaruhkan harga diri sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup
penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai
prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Siswa akan belajar dengan
keras bisa jadi karena harga dirinya.
5. Memberi Ulangan
Anak didik biasanya mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh hari
untuk menghadapi ulangan. Namun demikian, ulangan tidak selamanya dapat
digunakan sebagai alat motivasi. Ulangan yang guru lakukan setiap hari
dengan tidak terprogram, akan membosankan anak didik. Oleh karena itu,
ulangan akan menjadi alat motivasi bila dilakukan secara akurat dengan teknik
dan strategi yang sistematis.
6. Mengetahui Hasil
Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Dengan
mengetahui hasil, anak didik terdorong untuk belajar lebih giat. Apalagi bila
hasil belajar itu mangalami kemajuan, anak didik berusaha untuk
mempertahankannya atau bahkan meningkatkan intensitas belajarnya guna
mendapatkan prestasi belajar yang lebih baik di kemudian hari atau pada
semester atau catur wulan berikutnya.
7. Pujian
Pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan sebagai alat
motivasi. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus
merupakan motivasi yang baik. Guru bisa memanfaatkan pujian untuk memuji
keberhasilan anak didik dalam mengerjakan pekerjaan di sekolah. Pujian
diberikan sesuai dengan hasil kerja, bukan dibuat-buat atau bertentangan sama
sekali dengan hasil kerja anak didik. Dengan begitu anak didik tidak antipati
terhadap guru, tetapi merupakan figur yang disenangi dan dikagumi.
8. Hukuman
Meski hukuman sebagai reinforcement yang negatif, tetapi bila dilakukan
dengan tepat dan bijak akan merupakan alat motivasi yang baik dan efektif.

15

Hukuman merupakan alat motivasi bila dilakukan dengan pendekatan


edukatif, bukan karena dendam. Pendekatan edukatif dimaksud di sini sebagai
hukuman yang mendidik dan bertujuan memperbaiki sikap dan perbuatan
anak didik yang dianggap salah. Sehingga dengan hukuman yang diberikan itu
anak didik tidak mengulangi kesalahan atau pelanggaran. Minimal
mengurangi frekuensi pelanggaran. Akan lebih baik bila anak didik berhenti
melakukannya di hari mendatang. Oleh karena itu, hukuman hanya diberikan
oleh guru dalam konteks mendidik seperti memberikan hukuman berupa
membersihkan kelas, menyiangi rumput di halaman sekolah, membuat resume
atau ringkasan, atau apa saja dengan tujuan mendidik.
9. Hasrat untuk Belajar
Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk
belajar. Hal ini akan lebih baik bila dibandingkan dengan segala kegiatan
tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang
ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah pasti hasilnya akan lebih baik
daripada anak didik yang tidak berhasrat untuk belajar. Diakui, hasrat untuk
belajar adalah gejala psikologis yang tidak berdiri sendiri, tetapi berhubungan
dengan kebutuhan anak didik untuk mengetahui sesuatu dari objek yang akan
dipelajarinya. Kebutuhan itulah yang menjadi dasar aktivitas anak didik dalam
belajar. Tidak ada kebutuhan berarti tidak ada hasrat untuk belajar. Itu sama
saja tidak ada minat untuk belajar.
10. Tujuan yang Diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh anak didik merupakan
alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus
dicapai, dirasakan anak sangat berguna dan menguntungkan, sehingga
menimbulkan gairah untuk terus belajar

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

16

Motivasi dalam proses belajar sangat penting. Motivasi dapat dipandang


sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia,
termasuk perilaku belajar.Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat
diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan
individu tersebut bertindak atau berbuat. Motivasi bagi seorang siswa sangatlah
penting karena tanpa motivasi yang muncul dari siswa, maka siswa tersebut sulit
mencapai hasi yang maksimal dalam proses belajar dan pembelajaran.
B. Saran
Sebagai seorang manusia yag tidak luput dari kesalahan, penulis harap
para pembaca dapat memberikan tanggapan dan saran yang membangun agar
makalah selanjutnya lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Aprileo. 2013. Motivasi Siswa dalam Belajar. (Online).
(https://aprileopgsd.wordpress.com/2013/10/26/motivasi-siswa-dalambelajar/, diakses tanggal 5 Juni 2015).
Dimayanti, 2006. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:PT Asdi Mahasatya.
Karim, Mayawi. 2015. Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran. (Online).
(http://www.slideshare.net/mayawi/motivasi-dalam-belajar-danpembelajaran-bdp, Diakses tanggal 5 Juni 2015).
Mudjiono, dkk. 2013. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:PT Rineka Cipta.
Omord, Jeanne Ellis. 2009. Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan
Berkembang. Jakarta: Erlangga.

17

You might also like