You are on page 1of 39

LAPORAN KASUS

TUBERCULOSIS

PEMBIMBING

dr. ATE BUDIARTY ISKANDAR, Sp. RAD


dr. JANE PASERU, Sp. RAD
OLEH :
A. A. AYU INDAH CYNTHIA D
A. A. NGR BGS SATYA SUENINGRAT
A. A. NGR. BAYU PUTRA

PEMBAHASAN

PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN KASUS

PEMBAHASAN

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Bronkiektasis adalah suatu penyakit yang ditandai


dengan adanya dilatasi (ektasis) dan distorsi
bronkus lokal yang bersifat patologis dan berjalan
kronik, persisten atau irreversibel.
Riwayat bronkiektasis pertama kali dikemukakan
oleh Rene Theophile Hyacinthe Laennec pada
tahun 1819 pada pasien dengan flegmon
supuratif.
Tahun 1922, Jean Athanase Sicard dapat
menjelaskan
perubahan
destruktif
saluran
respiratorik pada gambaran radiologis melalui
penemuannya, yaitu bronkografi dengan kontras.

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI
Bronkiektasis adalah suatu penyakit pada saluran
pernapasan, biasanya merupakan dampak
sekunder dari proses infeksi yang bersifat
kronis dan ditandai dengan dilatasi abnormal
yang irreversibel disertai rusaknya dinding
bronkus

EPIDEMIOLOGI
Di

negara barat, bronkiektasis diperkirakan


sebanyak 1,3% diantara populasi.
Angka ini telah mengalami penurunan dengan
pemakaian antibiotik pada infeksi paru.
Frekuensi
bronkiektasis pada tahun 2010
dilaporkan lebih tinggi di negara berkembang
yang banyak melaporkan kejadian penyakit
campak, TB, dan infeksi HIV.
Di Indonesia, belum ada laporan pasti.
Laki-laki > perempuan

ETIOLOGI
Kongenital

Sindroma Williams-Campbell & Sindroma Mounier-Khun


sindroma Young,defisiensi alpha 1-antitripsin.

Acquired

Infeksi
Gangguan atau kegagalan dalam pengeluaran sekret
Obstruksi pada saluran napas dan atau gangguan
mekanisme pertahanan tubuh dari setiap individu.
Faktor predisposisi : keadaan imunodefisiensi,
Penyakit reumatik dan sindrom Sjogren, serta
merokok.

PATOFISIOLGI

TINJAUAN PUSTAKA
MANIFESTASI KLINIS
GEJALA
Batuk kronis dengan dahak purulen.
Sesak napas dan demam.
Lemah serta berat badan menurun.
TANDA
Pada pemeriksaan fisik akan terdapat rongki
basah sedang sampai kasar pada daerah yang
terkena dan biasanya menetap pada pemeriksaan
yang berulang.

TINJAUAN
PUSTAKA PENUNJANG
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM

Darah Lengkap
Pemeriksaan sputum

RADIOLOGI

Rontgen thorax
Bronkografi
CT-scan

DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis

banding dari penyakit bronkiektasis


yaitu bronkitis kronis, tuberculosis paru, abses
paru, dan penyakit paru lain yang menyebabkan
hemoptisis, seperti karsinoma paru, adenoma
paru dan lain-lain.

PENATALAKSANAAN
Meningkatkan

pengeluaran sekret trakeobronkial.


Mengontrol infeksi, terutama pada fase
eksaserbasi akut Antibiotik
Mengembalikan aliran udara pada saluran napas
yang mengalami obstruksi Bronkodilator
Operasi hanya dilakukan bila pasien tidak
menunjukkan perbaikan klinis setelah mendapat
pengobatan konservatif yang adekuat selama 1
tahun atau timbul hemoptisis yang masif.

KOMPLIKASI
Bronkitis

Kronis
Pneumonia dengan atau tanpa atelektasis
Pleuritis
Efusi Pleura
Abses Paru
Hemoptisis
Kor Pulmonal kronik
Gagal napas

PROGNOSIS
Tergantung

pada berat ringannya, serta luas


penyebaran penyakit saat pasien berobat
pertama kali

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN
Nama

: IWW
Umur
: 61 tahun
Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Hindu
Pekerjaan
: Tidak Bekerja
Pendidikan
: Tidak Sekolah
Alamat
: Tegal Tugu
Suku / Bangsa
: Bali / Indonesia
Status perkawinan : Sudah menikah
No. RM
: 471309
Tanggal MRS
: 20 Agustus 2014
Tanggal Pemeriksaan
: 23 Agustus 2014

ANAMNESIS

Keluhan Utama : Batuk

Pasien datang ke Poliklinik Paru RSUD Sanjiwani Gianyar


dengan keluhan batuk sejak 1 bulan yang lalu. Pasien
megatakan keluhan batuk awalnya muncul ketika pasien
merasa lelah setelah ngayah di Banjar. Ketika itu pasien hanya
batuk-batuk tidak berdahak. Namun sekitar 2 minggu yang
lalu, pasien mengatakan batuknya disertai dahak berwarna
kehijauan, dan baru 2 hari yang lalu batuk disertai bercakbercak darah berwarna merah. Batuk dirasakan terus menerus
sepanjang hari dan tidak membaik dengan istirahat. Keluhan
sesak disangkal oleh pasien. Pasien juga mengeluh sering
merasa badannya meriang, dan berkeringat pada malam hari
tanpa sebab. Pasien juga mengatakan badannya terasa lebih
kurus dari sebelumnya. Makan dan minum pasien setiap
harinya dirasakan menurun. BAB dan BAK dikatakan normal
seperti biasa. Pasien sudah sempat berobat ke puskesmas,
namun keluhan tidak membaik.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Sebelumnya pasien sering batuk, batuk


dikatakan kering, tidak berdahak maupun
berdarah. Batuk dikatakan akan hilang
setelah pasien berobat ke puskesmas.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit
kronis seperti asma, hipertensi, penyakit
jantung, dan penyakit kronis lainnya.

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Dikatakan istri pasien menderita TB lima


tahun yang lalu dan sudah berobat tuntas
selama 6 bulan dan dinyatakan sembuh.
Riwayat penyakit lainnya di keluarga
disangkal oleh pasien.

RIWAYAT SOSIAL

Pasien memiliki seorang istri dan 3 orang


anak. Pasien dulunya bekerja sebagai
supir truk. Pasien memiliki kebiasaan
merokok sejak 30 tahun yang lalu dan
mengkonsumsi rokok hingga 1 bungkus per
hari. Namun semenjak batuknya semakin
parah, pasien berhenti merokok. Riwayat
minum-minuman keras disangkal pasien.

PEMERIKSAAN FISIK

Status Present
Kesadaran

: Compos Mentis
GCS
: E4 V5 M6
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi
: 80 x/m
Frekuensi nafas: 24 x/m
Temperature: 36 C

STATUS GENERAL
Mata : Anemia -/-, ikterus -/-, cekung -/-, RP + isokor
THT : kesan tenang
Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-), kelenjar tiroid
tidak teraba
Thorax :
Pulmo
Inspeksi : simetris saat statis dan dinamis
Palpasi : FV N/N
Perkusi : sonor / sonor
Auskultasi : Vesikuler +/+, Rhonki+/+, Wheezing -/Cor
Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : iktus cordis teraba di ICS 6 MCL S, Thrill (-)
Perkusi : batas atas SL ICS 2 S; batas kiri MCL ICS 6 S; batas
kanan, PSL ICS 6 D; pinggang jantung SL ICS 3 S
Auskultasi: S1S2 tunggal egular, murmur (-) ektrasistol (-)

STATUS GENERAL

Abdomen

Inspeksi : Distensi (-)


Auskultasi : BU (+) Normal
Perkusi : Timpani
Palpasi : Nyeri tekan epigastrium(-),
hepar lien

Ekstremitas :

Hangat

tidak teraba

Edema

PEMERIKSAAN LAB
Darah Lengkap
Par

Hasil

Unit

Rem

Nilai
Normal

WBC

10,3

103/L

4,00-10,00

HCT

37,8

40 52

HGB

11,8

g/dL

13,2 17,3

MCV

88,5

fL

84,0 96,0

MCH

28,2

pg

28,0 34,0

PLT

320

103/L

150 440

PEMERIKSAAN LAB
Kimia Darah
Tes

Hasil

Satuan

Rentang
Nilai

Keterangan

BUN

18,3

Mg/dl

18-55

SC

0,7

Mg/dl

0,7-1,2

SGOT

20

U/L

11-37

SGPT

15

U/L

5-40

GDA

145

Mg/dl

< 150

PEMERIKSAAN LAB
Elektrolit
Tes

Hasil

Satuan

Rentang
Nilai

Keterangan

Na

141

Mmol/L

136-142

3,9

Mmol/L

3,8-5,0

Clorida

108

Mmol/L

95-108

EKG

Kesan : Sinus Takikardi

PEMERIKSAAN RADIOLOGI

Kesan :
Infected Bronchiectasis
Efusi pleura bilateral
Susp proses spesifik lama

Keterangan :
Mediastinum : tidak melebar, trakea
tidak tampak deviasi
Pulmo : corakan vaskuler meningkat,
hilus normal, tidak ada pelebaran sela
iga, terdapat gambaran cincin-cincin
radiolusen menyerupai sarang tawon
(honeycombs appearance) pada bagian
parahilar dan parakardial dextra
sinistra dengan air fluid level, tampak
garis fibrotik di bagian parakardial
dextra .
Cor : CTR normal <50 %, pinggang
jantung terlihat, apex jantung dalam
batas normal
Aorta tidak tampak elongasi dan
dilatasi
Sinus kostofrenikus dextra sinistra
tumpul
Tulang tulang tampak intak

DIAGNOSIS

Brokiektasis Bilateral
Susp TB inaktif

USULAN PEMERIKSAAN

Bronkografi
CT scan thorax
Tes Sputum BTA
Kultur sputum tes sensitivitas

PENATALAKSANAAN

MRS
Oksigen 2 liter per menit
IVFD Nacl 0,9% + Aminophilin amp 20 tpm
Metil Prednisolon 2x amp
Cefotaxime 3x1amp
Pranza 1x1amp
Vestein 3xCI
Nebul Combivent @8 jam

PEMBAHASAN

KASUS

TEORI

Gejala

Batuk

kronis dengan
dahak purulen.
Sesak
napas
dan
demam.
Lemah
serta berat
badan menurun

Faktor
predisposisi
:
keadaan
imunodefisiensi,
Penyakit
reumatik
dan
sindrom
Sjogren,
serta
merokok.

Pasien mengeluhkan
sesak dan batuk dengan
dahak kental berwarna
putih hingga
kekuningan dan
terkadangan kehijauan,
terasa banyak pada
pagi hari
Pasien juga memiliki
riwayat merokok sejak
lama

KASUS

TEORI
Pada

pemeriksaan fisik
akan terdapat ronki
basah sedang sampai
kasar pada daerah yang
terkena dan biasanya
menetap pada
pemeriksaan yang
berulang.

Pada pemeriksaan fisik


dada didapatkan
adanya peningkatan
frekuensi nafas serta
ditemukan adanya
suara ronki pada kedua
lapang paru

KASUS

TEORI

Pemeriksaan laboratorium
terkadang tidak
menunjukkan tanda yang
khas dari bronkiektasis.
Pada bronkiektasis yang
ringan, pada pemeriksaan
darah tidak menunjukkan
tanda yang spesifik,
kecuali ditemukan adanya
anemia akibat dari infeksi
kronis, dan leukositosis
yang menunjukkan
adanya infeksi supuratif.

Berdasarkan hasil
laboratorium,
didapatkan leukositosis
yang menunjukan
adanya tanda-tanda
terjadinya infeksi
bakteri pada pasien,
serta penurun kadar
hemoglobin.

KASUS

TEORI

Pemeriksaan radiologis
akan sangat berguna dan
akan menunjukkan tanda
yang lebih spesifik pada
penderita bronkiektasis.
Pada gambaran foto
polos akan menunjukkan
adanya adanya kistakista kecil dengan fluid
level, mirip seperti
gambaran sarang tawon
atau disebut honeycomb
appearance.

Berdasarkan hasil foto


rontgen thorax PA pada
pasien ditemukan
adanya gambaran
honeycombs
appearance pada kedua
lapang paru disertai
dengan adanya air fluid
level.

KASUS

TEORI
Meningkatkan

pengeluaran sekret
trakeobronkial.
Mengontrol infeksi,
terutama pada fase
eksaserbasi akut
Antibiotik
Mengembalikan aliran
udara pada saluran
napas yang mengalami
obstruksi
Bronkodilator

Penatalaksanaan pada
pasien ini, berupa
pemberian oksigen 2
lpm, cairan kristaloid
intravena, aminophilin,
metal prednisolon,
cefotaxime, vestein,
pantoprazole, dan
nebulizer combivent

Thank
you

You might also like