You are on page 1of 37

TEKNIK TENAGA LISTRIK JURUSAN TEKNIK MESIN

PERSIAPAN UJIAN AHKIR SEMESTER


PENDAHULUAN
Motor listrik merupakan sebuah

perangkat elektromagnetis yang mengubah

energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya,
memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat
bahan, dll. Motor listrik digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan angin) dan di
industri.

Motor listrik kadangkala disebut

kuda kerja nya industri sebab

diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan sekitar


70% beban listrik total di industri.
Motor arus bolak-balik (motor AC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah
tenaga listrik arus bolak-balik (listrikAC) menjadi tenaga gerak atau tenaga
mekanik, dimana tenaga gerak itu berupa putaran dari pada rotor.
Motor AC dapat dibedakan atas beberapa jenis. Pembagian motor listrik di sini atas
bermacam tinjauan.
Motor Arus
Bolak-balik (AC)

Sinkron

Satu Phase

Induksi

Ti Tiga Phase

Gambar 1. Klasifikasi Motor Arus Bolak-balik (AC).

Motor

arus

bolak-balik

menggunakan

arus

listrik

yang

membalikkan

arahnya secara teratur pada rentang waktu tertentu. Motor listrik memiliki dua buah
bagian dasar listrik: "stator" dan "rotor". Stator merupakan komponen listrik statis. Rotor
merupakan komponen listrik berputar untuk memutar as motor.
1

Keuntungan utama motor DC terhadap motor AC adalah bahwa kecepatan motor


AC lebih sulit dikendalikan. Untuk mengatasi kerugian ini, motor AC dapat
dilengkapi dengan penggerak frekwensi variabel untuk meningkatkan kendali
kecepatan sekaligus menurunkan dayanya. Motor induksi merupakan motor yang paling
populer di industri karena kehandalannya dan lebih mudah perawatannya. Motor
induksi AC cukup murah (harganya setengah atau kurang dari harga sebuah motor
DC) dan juga memberikan rasio daya terhadap berat yang cukup tinggi (sekitar dua kali
motor DC).
Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah
energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya,
memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan,
dll. Motor listrik digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan angin) dan di
industri. Motor listrik kadangkala disebut kuda kerja nya industri sebab diperkirakan
bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri.
1. Motor Induksi
Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada
berbagai peralatan industri. Popularitasnya karena rancangannya yang sederhana, murah
dan mudah didapat, dan dapat langsung disambungkan ke sumber daya AC.
Disebut motor induksi, karena dalam hal penerimaan tegangan dan arus pada rotor
dilakkukan dengan jalan induksi. Jadi pada motor induksi, rotor tidak langsung
menerima tegangan atau arus dari luar.
a. Komponen
Motor induksi memiliki 2 komponen utama:
1. Rotor
Motor induksi menggunakan dua jenis Rotor :
-Rotor kandang tupai terdiri dari batang penghantar tebal yang diletakan dalam petakpetak slots pararel. Batang-batang tersebut diberi hubungan pendek pada kedua
2

ujungnya dengan alat cincin hubungan pendek.


-Lingkaran rotor yang memiliki gulungan tiga fase, lapisan ganda dan terdistribusi
dibuat melingkar sebanyak kutup stator. Tiga fase digulungi kawat

pada

bagian

dalamnya dan ujung yang lainnya dihubungkan ke cincin kecil yang dipasang pada
batang as dengan sikat yang menempel padanya.
2. Stator
Stator dibuat dari sejumlah stampings dengan slots

untuk

membawa

gulungan tiga fase. Gulungan ini dilingkarkan untuk sejumlah kutub yang tertentu.
Gulungan diberi spasi geometri sebesar 120 derajat.

Gambar 2. Motor Induksi (Automated Buildings).


b. Klasifikasi motor induksi
Motor induksi dapat diklasifikasikan dua kelompok utama :
1. Motor induksi satu phase
2. Motor induksi tiga phase
1. Motor induksi satu phase
Motor ini hanya memiliki satu gulungan stator, beroperasi dengan pasokan daya
satu phase, memiliki sebuah rotor kandang tupai, dan memerlukan sebuah alat untuk
menghidupkan motornya. Sejauh ini motor ini merupakan jenis motor yang paling
3

umum digunakan dalam peralatan rumah tangga, seperti fan angin, mesin cuci dan
pengering pakaian, dan untuk penggunaan hingga 3 sampai 4 Hp. Disebut motor satu
phase, karena untuk menghasilkan tenaga mekanik pada motor tersebut dimasukan
tegangan satu phase. Didalam praktek kita sering menjumpai motor 1 phase dengan
lilitan 2 phase.

Dikatakan demikian, karena didalam motor satu phase lilitan statornya terdiri
dari dua jenis lilitan, yaitu lilitan pokok dan lilitan bantu. Kedua jenis lilitan tersebut
dibuat sedemikian rupa, sehingga walaupun arus yang mengalir pada motor adalah
arus/tegangan satu phase, maka mengakibatkan arus yang mengalir pada masingmasing lilitan mempunyai perbedaan phase. Atau dengan kata lain, bahwa arus yang
mengalir pada lilitan lilitan pokok dan bantu tidak sephase. Motor satu phase tersebut
disebut motor phase belah.
Motor satu phase dikenal bermacam-macam, yaitu :
a. Motor kapasitor b. Motor shaded pole
c. Motor repulse
d. Motor seri

2. Motor induksi 3 phase


Medan magnet yang berputar dihasilkan oleh pasokan tiga phase yang seimbang.
Motor tersebut memiliki kemampuan daya yang tinggi, dapat memiliki kandang tupai
atau gulungan rotor (walaupun 90% memiliki rotor kandang tupai); dan

penyalaan

sendiri. Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di industri menggunakan jenis


ini, sebagai contoh, pompa, kompresor, belt conveyor, jaringan listrik , dan grinder.
Tersedia dalam ukuran 1/3 hingga ratusan Hp. Disebut motor tiga phase karena, untuk
menghasilkan tenaga mekanik tegangan yang dimasukan pada motor tersebut adalah
tegangan tiga phase. Ditinjau dari jenis rotor yang digunakan, dikenal tiga jenis motor
yaitu :
a. Motor dengan rotor lilit
b. Motor dengan rotor sankar tupai c. Motor kolektor
Setiap motor listrik, sudah mempunyai klasifakasi tertentu, sesuai dengan maksud
penggunaanya sebagai alat penggerak yang diperlukan yang diperlukan menurut
kebutuhan yang diinginkan.
4

c. Prinsip kerja motor induksi


Motor induksi 3 phase
Motor induksi adalah alat listrik yang mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Listrik yang diubah adalah listrik 3 phase. Motor induksi sering juga disebut
motor tidak serempak atau motor asinkron. Prinsip kerja motor induksi lihat
Gambar 3.

Gambar 3. Prinsip kerja motor induksi.


Ketika tegangan phasa U masuk ke belitan stator menjadikan kutub S (south =
selatan), garis-garis gaya mahnet mengalir melalui stator, sedangkan dua kutub lainnya
adalah N (north = utara) untuk phasa V dan phasa W. Kompas akan saling tarik-menarik
dengan kutub S. Berikutnya kutub S pindah ke phasa V, kompas berputar 120,
dilanjutkan kutub S pindah ke phasa W, sehingga pada belitan stator timbul medan
magnet putar. Buktinya kompas akan memutar lagi menjadi 240.
berlangsung

silih

berganti

membentuk

medan

magnet

Kejadian

putar sehingga kompas

berputar dalam satu putaran penuh, proses ini berlangsung terus menerus. Dalam motor
induksi kompas digantikan oleh rotor sangkar yang akan berputar pada porosnya.
Karena ada perbedaan putaran antara medan putar stator dengan putaran rotor, maka
disebut motor induksi tidak serempak atau motor asinkron. Susunan belitan stator
motor induksi dengan dua kutub, memiliki tiga belitan yang masing-masing berbeda
sudut 120 Gambar 3 Ujung belitan phasa pertama U1- U2, belitan phasa kedua V1V2 dan belitan phasa ketiga W1-W2. Prinsip kerja motor induksi dijelaskan dengan
gelombang sinusoidal Gambar 4 terbentuknya medan putar pada stator motor induksi.
Tampak stator dengan
5

dua kutub, dapat diterangkan dengan empat kondisi.

Gambar 3. Belitan Stator Motor Induksi 2 Kutup.

Gambar 4. Bentuk gelombang sinusoida dan timbulnya medan putar


pada stator motor induksi.
1. Saat sudut 0.
Arus I1 bernilai positip dan arus I2 dan arus I3 bernilai negatip dalam hal ini
belitan V2, U1 dan W2 bertanda silang (arus meninggalkan pembaca), dan belitan V1,
U2 dan W1 bertanda titik (arus listrik menuju pembaca). Terbentuk fluk magnet pada
garis horizontal sudut 0. Kutub S (south = selatan) dan kutub N (north = utara).
2. Saat sudut 120.
Arus I2 bernilai positip sedangkan arus I1 dan arus I3
bernilai negatip, dalam hal ini belitan W2, V1, dan U2 bertanda silang (arus meninggalkan
pembaca), dan kawat W1, V2, dan U1 bertanda titik (arus menuju pembaca). Garis fluk
magnit kutub S dan N bergeser 120 dari posisi awal.
3. Saat sudut 240.
Arus I3 bernilai positip dan I1 dan I2 bernilai negatip, belitan U2, W1,
6

dan V2 bertanda silang (arus meninggalkan pembaca), dan kawat U1, W2, dan V1
bertanda titik (arus menuju pembaca). Garis fluk magnit kutub S dan N bergeser 120 dari
posisi kedua.
4. Saat sudut 360.
posisi ini sama dengan saat sudut 0, di mana kutub S dan N kembali keposisi
awal sekali. Dari keempat kondisi di atas saat sudut 0, 120, 240, dan 360, dapat
dijelaskan terbentuknya medan putar pada stator, medan magnet putar stator akan
memotong belitan rotor. Kecepatan medan putar stator ini sering disebut kecepatan
sinkron,
tidak dapat diamati dengan alat ukur tetapi dapat dihitung secara teoritis besarnya
putaran

per menit.

Rotor ditempatkan di dalam rongga stator, sehingga garis medan magnet putar
stator akan memotong belitan rotor. Rotor motor induksi adalah beberapa batang
penghantar yang ujung-ujungnya dihubungsingkatkan menyerupai sangkar tupai, maka
sering disebut rotor sangkar tupai (Gambar 5.), kejadian ini mengakibatkan
pada rotor timbul induksi elektromagnetis. Medan magnet putar dari stator saling
berinteraksi dengan medan magnet rotor, terjadilah torsi putar yang berakibat rotor
berputar.

Gambar 5. Bentuk Rotor Sangkar Tupai. Kecepatan medan magnet

putar pada stator :

ns = kecepan sinkron medan stator (rpm)


f

= frekuensi (Hz); nr = kecepatan putar rotor (rpm)

slip = selisih kecepatan stator dan rotor


d. Kontruksi Motor Induksi
Konstruksi motor induksi secara detail terdiri atas dua bagian, yaitu: bagian
stator dan bagian rotor (Gambar 6). Stator adalah bagian motor yang diam terdiri: badan
motor, inti stator, belitan stator, bearing, dan terminal box. Bagian rotor adalah bagian
motor yang berputar, terdiri atas rotor sangkar, dan poros rotor. Konstruksi motor
induksi tidak ada bagian rotor yang bersentuhan dengan bagian stator, karena dalam
motor induksi tidak komutator dan sikat arang.

Gambar 6. Fisik motor induksi.


Konstruksi motor induksi lebih sederhana dibandingkan dengan motor DC,
dikarenakan tidak ada komutator dan tidak ada sikat arang (Gambar 7).
Sehingga pemeliharaan

motor induksi hanya bagian mekanik saja, dan

konstruksinya yang sederhana motor induksi sangat handal dan jarang sekali rusak secara
elektrik. Bagian motor induksi yang perlu dipelihara rutin adah pelumasan bearing, dan
pemeriksaan kekencangan baut-baut kabel pada terminal box karena kendor atau bahkan
lepas akibat pengaruh getaran secara terusmenerus.

Rumus mengitung daya input motor induksi :


(Watt)

P1
P1 = Daya input (Watt)
U I = Tegangan (Volt)
= Arus (Ampere)
Cos = Faktor Kerja

e. Rugi-rugi dan Efisiensi Motor Induksi

Gambar 7. Rugi-rugi daya motor induksi.


Memiliki rugi-rugi yang terjadi karena dalam motor induksi terdapat
komponen tahanan tembaga dari belitan stator dan komponen indukt or belitan stator.
Pada motor induksi terdapat rugirugitembaga, rugi inti, dan rugi karena gesekan
danhambatan angin.
Besarnya rugi tembaga sebanding dengan I2 R, makin besar arus beban maka rugi
tembaga makin besar juga. Daya input motor sebesar P1, maka daya
yang diubah menjadi daya output sebesar P2. Persamaan menghitung rugi-rugi motor
induksi: Rugi-rugi motor = P1 P2 Persamaan menghitung efisiensi motor induksi
:

P1 Daya input (watt) dan P2 Daya output (watt)

Menghitung momen torsi yang dihasilkan motor induksi lihat Gambar 8.

Gambar 8. Torsi motor pada rotor dan torsi pada poros.

M = F r (Nm)
P2 = M (Watt)
=2 n
M = Torsi (Nm)
F = Gaya (newton)
P2 = Daya output (watt)
= Kecepatan sudut putar
n = Kecepatan motor (putaran/detik)

f. Putaran Motor Induksi


Motor induksi memiliki dua arah putaran motor, yaitu putaran searah jarum
jam (kanan) Gambar 9, dan putaran berlawanan jarum jam (ke kiri) dilihat dari poros
motor. Putaran motor induksi tergantung jumlah kutubnya, motor induksi berkutub
dua memiliki putaran poros sekitar 2.950 Rpm, yang berkutub empat memiliki putaran
poros mendekati 1.450 Rpm. Putaran arah jarum jam (kanan) didapat dengan cara
menghubungkan L1- terminal U, L2- terminal V dan L3-terminal W. Putaran arah
berlawanan jarum jam (kiri) didapat dengan menukarkan salah satu dari kedua kabel
phasa, misalkan L1- terminal U, L2- terminal W dan L3- terminal V. Dengan
memasang dua buah kontaktor, sebuah motor induksi dapat dikontrol untuk putaran
kanan, dan putaran ke kiri. Aplikasi praktis untuk membuka dan menutup pintu garasi
dengan motor induksi dapat memanfaatkan kaidah putaran kanan dan kiri ini, dengan
melengkapi dengan sensor cahaya atau sakelar manual motor dapat dihidupkan untuk
membuka dan menutup pintu garasi.

10

Gambar 9. Putaran motor dilihat dari sisi poros.

g. Karakteristik Torsi Motor Induksi


Karakteristik torsi motor induksi (Gambar 10), disebut torsi fungsi dari slip
(T = f(slip)). Garis vertikal merupakan parameter torsi (0100%) dan garis
horizontal parameter slip (1,00,0). Dikenal ada empat jenis torsi, yaitu:
1. MA, momen torsi awal,
2. MS, momen torsi pull-up,
3. MK, momen torsi maksimum,
4. MB, momen torsi kerja.

Gambar 10. Karakteristik torsi motor induksi.


11

Torsi awal terjadi saat motor pertama dijalankan (slip 1,0), torsi pull-up terjadi
saat slip 0,7, torsi maksimum terjadi slip 0,2 dan torsi kerja berada ketika slip
0,05. Torsi beban harus lebih kecil dari torsi motor. Bila torsi beban lebih besar dari
torsi motor, akibatnya motor dalam kondisi kelebihan beban dan berakibat belitan
stator terbakar.

Untuk

mengatasi kondisi beban lebih dalam rangkaian kontrol

dilengkapi dengan pengaman beban lebih disebut thermal overload, yang dipasang
dengan kontaktor. Karakteristik torsi juga bisa disajikan dalam bentuk lain, kita kenal
karakteristik putaran = fungsi torsi, n = f (torsi) lihat Gambar 11. Garis

vertikal

menunjukkan parameter putaran, garis horizontal menunjukkan parameter torsi.


Ketika motor berputar pada garis n didapatkan torsi di titik M. Ketika putaran berada
di nn didapatkan torsi motor di Mn. Daerah kerja putaran motor induksi berada pada
area n dan nn sehingga torsi kerja motor induksi juga berada pada area M dan Mn.
Berdasarkan grafik n = fungsi (torsi) dapat juga disimpulkan ketika putaran rotor
turun dari n ke nn pada torsi justru terjadi peningkatan dari M ke Mn.

Gambar 11. Karakteristik putaran fungsi torsi beban.

Gambar 12. Karakteristik parameter efisiensi, putaran, faktor kerja dan arus beban.
12

Karakteristik motor induksi lainnya lihat Gambar 12 mencakup parameter


efisiensi, faktor kerja, ratio arus, dan ratio putaran. Dengan membaca karakteristik motor
induksi dapat diketahui setiap parameter yang dibutuhkan. Saat torsi mencapai
100% dapat dibaca ratio arus I/Io = 1; faktor kerja cos 0,8; efiseiensi motor 0,85; dan
ratio putaran n/ns: 0,92.

h. Pengasutan Motor Induksi


Saat motor induksi distarting secara langsung, arus awal motor besarnya antara
500% sd 700% dari arus nominal. Ini akan menyebabkan drop tegangan yang besar
pada pasokan tegangan PLN. Untuk motor daya kecil sampai 5 kW, arus starting tidak
berpengaruh besar terhadap drop tegangan. Pada motor dengan daya diatas 30 kW
sampai dengan 100 kW akan

menyebabkan drop tegangan yang besar dan

menurunkan kualitas listrik dan pengaruhnya

pada

penerangan yang berkedip.

Pengasutan motor induksi adalah cara menjalankan pertama kali motor, tujuannya agar
arus starting kecil dan drop tegangan masih dalam batas toleransi. Ada beberapa cara
teknik pengasutan, di antaranya :

1. Hubungan langsung (Direct On Line = DOL)


2. Tahanan depan Stator (Primary Resistor)
3. Transformator
4. Segitiga-Bintang (Start-Delta)
5. Pengasutan Soft starting
6. Tahanan Rotor lilit

i.Prinsip Kerja Motor AC Satu Phase


Motor AC satu phase berbeda cara kerjanya dengan motor AC tiga phase. Pada
motor AC tiga phase, belitan stator terdapat tiga belitan yang menghasilkan medan
putar dan pada rotor sangkar terjadi induksi dan interaksi torsi yang menghasilkan
putaran. Pada motor satu phase memiliki dua belitan stator, yaitu belitan phase utama
(belitan U1-U2) dan belitan phase bantu (belitan Z1-Z2) Gambar 13.

13

Gambar 13. Prinsip medan magnet utama dan medan magnet bantu motor satu phase

Grafik arus belitan bantu Ibantu dan arus belitan utama Iutama berbeda phasa
sebesar Gambar 14,

Gambar 14. Gelombang arus medan bantu dan arus medan utama

Hal ini disebabkan karena perbedaan besarnya impedansi kedua belitan tersebut.
Perbedaan arus beda phasa ini menyebapkan arus total, merupakan penjumlahan vektor
arus utama dan arus bantu. Medan magnet utama yang dihasilkan belitan utama juga
berbeda phase sebesar dengan medan magnet bantu. Belitan bantu Z1-Z2 pertama
dialiri arus Ibantu menghasilkan fluk magnet tegak lurus, beberapa saat ke
mudian belitan utama U1-U2 dialiri arus

utama Iutama

yang bernilai positip.

Hasilnya adalah medan magnet yang bergeser sebesar 45 dengan arah berlawanan jarum
jam (Gambar 15).

14

Gambar 15. Medan magnet pada stator motor satu phase

Kejadian ini berlangsung terus sampai satu siklus sinusoida, sehingga


menghasilkan medan magnet yang berputar pada belitan statornya. Rotor motor satu
phase sama dengan rotor motor tiga phase berbentuk batang-batang kawat yang ujungujungnya dihubung singkatkan dan menyerupai bentuk sangkar tupai, maka sering
disebut rotor sangkar (Gambar 16).

Gambar 16. Rotor sangkar


Belitan rotor yang dipotong oleh medan putar stator, menghasilkan tegangan
induksi,interaksi antara

medan putar

stator dan

menghasilkan torsi putar pada rotor.


15

medan

magnet rotor

2. Motor Sinkron
Motor sinkron adalah motor AC, bekerja pada kecepatan tetap pada sistim
frekwensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk pembangkitan daya
dan memiliki torque awal yang rendah, dan oleh karena itu motor sinkron cocok untuk
penggunaan awal dengan

beban rendah, seperti kompresor udara, perubahan

frekwensi

motor.

dan

generator

Motor

sinkron

mampu

untuk memperbaiki

faktor daya sistim, sehingga sering digunakan pada sistim yang menggunakan
banyak listrik. Konturksi motor sinkron sama dengan kontruksi generator sinkron.
Perbedaanya adalah pada penggunaanya. Generator sinkron diputar untuk menghasilkan
tenaga listrik, sedangkan motor sinkron padanya dimasukkan tenaga listrik untuk
menghasilkanputarn atau untuk memperbaiki Cos .

Gambar 17. Motor sinkron Komponen utama motor sinkron Rotor


( bagian yang berputar) :

Terdiri dari belitan-belitan penguat, inti magnet dan slip ring / sikat. Slip ring /
sikat ini fungsinya untuk memasukan listrik DC pada belitan penguat sehingga
timbul kutup magnet pada rotor. Perbedaan utama antara motor sinkron dengan motor
induksi adalah bahwa rotor mesin sinkron berjalan pada kecepatan yang sama
dengan perputaran medan magnet. Hal ini memungkinkan sebab medan magnit rotor
tidak lagi terinduksi. Rotor memiliki magnet permanen atau arus DC-excited, yang
dipaksa untuk mengunci pada posisi tertentu bila dihadapkan dengan medan magnet
lainnya.
Stator (bagian yang diam) :
Terdiri dari belitan-belitan stator. Pada belitan stator tersebut diberi aliran listrik,
16

untuk menghasilkan flux magnet stator (medan putar).


Stator menghasilkan medan magnet berputar yang sebanding dengan frekwensi yang
dipasok. Motor

ini

berputar

pada

kecepatan

sinkron,

yang

diberikan

oleh

persamaan berikut (Parekh, 2003):


Ns = 120 f / P

dimana:
f = frekwensi dari pasokan frekwensi
P= jumlah kutub

Type rotor pada mesin sinkron ada dua macam, yaitu :


- Rotor penuh : type rotornya diberi alur-alur sebagaimana rotor-rotor slip ring.
Biasanya untuk putan tinggi.
- Rotor kutub: rotor type ini terdiri dari inti-inti kutub dengan belitan penguat.
Biasanya banyak, untuk putaran rendah.
a. Prinsip Kerja Motor Sinkron

Gambar 18. Kontruksi Motor sinkron.


Gambar diatas adalah gambar dari sebagian dari stator dan rotor motor
sinkron. Belitan-belitan stator tidak digambarkan disini, tetapi pada stator itu
dibayangkan adanya

kutub-kutub khayal yang sedang berputar dengan arah

tertentu dan dengan kecepatan kecepatan :

Banyaknya putaran tiap menit dari kutub-kutub khayal tersebut dinamakan


kecepatan medan putar atau kecepatan sinkron.
Pada rotor terdapat kutub-kutub magnet yang sesungguhya. Apabila rotor
17

dengan kutub-kutub rotor magnet itu berputar dengan kecepatan yang sama
dengan medan putar, maka rotor itu akan dapat berputar dengan terus, mengikuti
putaran kutub-kutub khayal. Jadi motor serempak tak dapat berputar dengan sendirinya.
Ini disebabkan karena kutub-kutub rotor tidak dapat tiba-tiba mengikuti kecepatan
medan putar pada waktu saklar motor terhubung dengan jala-jala.
Gaya tarik antara kutub rotor dengan kutub khayal yang berhadapan, akan silih
berganti

dengan gaya tolak dengan cepat sekali. Karena hal tersebut dan

kenyataanya rotor dengan seluruh kutub-kutub magnet adalah berat, akibatnya tak ada
kopel sama sekali. Rotor hanya bergetar saja. Supaya rotor ini dapat berputar bersamasama dengan medan putar, maka rotor perlu diputar dahulu sampai
mendapatkan kecepatan sinkron
Setelah dicapai kecepatan sinkron, barulah belitan-belitan stator tiga phase itu
dihubungkan dengan jala-jala.
Seperti kita ketahui, bahwa untuk terjadinya kutub magnet, diperlukan sumber DC.
Jadi motor sinkron untuk penguatannya harus tersedia sumber DC (battery, accu,
generator arus searah).
b. Motor Sinkron Berbeban

Gambar 19. Kedudukan kutub rotor terhadap terhadap kutub khayal pada
saat motor berbeban.
Jika motor sinkron diberi beban, maka letak kutub-kutub maganet rotor tidak
dapat tepat berhadapan dengan kutub-kutub khayal, tetapi agak ketinggian sedikit.
18

Dalam hal ini tidak berarti putaran rotor kurang dari kecepatan sinkron tetapi tetap
sebesar :
Apabila beban makin berat, maka kutub magnet pada rotor akan makin
ketinggalan terhadap kutub khayalnya. Dengan bertambahnya beban,

bertambah

besar juga (kutub rotor makin ketinggalan terhadap kutub khaayal), dalam hal ini
putaran rotor masih tetap
meskipun kutub

-kutub magnet tidak dapat berpegangan tegak pada kutub-kutub khayal.


Apabila beban motor ditambah terus pada suatu saat kutub-kutub magnet rotor terlepas
dari

pegangannya

(yaitu

kutub-kutub

khayal),

sehingga

rotor

akan berhenti

berputar, meskipun beban putar tetap ada.


c. Sifat-sifat Motor Sinkron
Pada motor-motor DC dan motor sinkron keduanya akan beraksi sebagai
generator waktu motor bekerja (beputar). Hal ini disebabkan GGL induksi ( E ) selalu
dibangkitkan kalau ada gerakan relatip antara kumparan dan garis-garis gaya. Pada
motor DC, GGL induksi terbentuk pada bagian rotor, sedangkan pada motor sinkron
GGL induksi terbentuk pada bagian stator pada waktu bekerja.
Beberapa sifat dari motor sinkron adalah :
- Pada pembebanan yang berubah-ubah, kecepatan motor selalu tetap sesuai rumus

Jika terjadi pembebanan yang terlalu berat, motor langsung berhenti. Adapun
karakteristik n = f ( T ) dapat dilukiskan seperti gambar 20
n

T
Gambar 20. n = f ( T ).
19

- GGL induksi ( E ) pada motor sinkron tergantung pada besar arus penguat
magnet pada rotor.

Besarnya GGL induksi kemungkinan sama, lebih kecil atau lebih besar
dibandingkan tegangan sumber ( V ).
d. Cara Menjalankan Motor Sinkron
1. Mesin DC dikopel dengan motor sinkron.
Pada waktu start motor DC berfungsi sebagai penggerak hingga motor sinkron
mencapai kecepatan sinkron. Setelah motor berjalan normal, mesin DC berfungsi
sebagai generator DC dan merupakan beban dari motor sinkron.
2. Motor induksi dikopel dengan motor sinkron.
Jumlah kutub motor induksi lebih sedikit dibandingkan jumlah kutub motor sinkron
(biasanya berselisih dua), sehingga dengan adanya slip motor

induksi

masih

mampu menggerakkan mencapai putaran sinkronnya. Seetelah motor berjalan normal


motor induksi dilepas.
3. Dijalankan dengan prinsip rotor hubung singkat.
Caranya pada rotor motor sinkron dipasang penghantar-penghantar yang dihubung
singkat satu sama lain. Penghantar-penghantar tersebut dipasang

pada

tiap-tiap

sepatu kutub (disebut damper grids). Jika lilitan stator dihubungkan sumber 3
phase, maka rotor akan berputar sesuai dengan prinsip rotor sangkar tupai.
Setelah motor berputar norma, penghantar-penghantar tersebut tak berfungsi lagi.

Gambar 22. Damper grids.


20

Motor AC Asinkron 3 fasa


Motor AC asikron 3 fasa banyak digunakan pada mesin-mesin penggerak di
Industri karena daya keluaran mesin mesin tersebut lebih besar dari 1. Adapun
kelebihan dan kekurangan motor induksi bila dibandingkan dengan jenis motor lainnya,
adalah :
Kelebihan Motor Induksi

Mempunyai konstruksi yang sederhana.


Relatif lebih murah harganya bila dibandingkan dengan jenis motor yanglainnya.

Menghasilkan putaran yang konstan.

Mudah perawatannya.

Untuk pengasutan tidak memerlukan motor lain sebagai penggerak mula.

Tidak membutuhkan sikat-sikat, sehingga rugi gesekan bisa dikurangi.

Kekurangan Motor Induksi

Putarannya sulit diatur.

Arus asut yang cukup tinggi, berkisar antara 5 s/d 6 kali arus nominal

A. Prinsip kerja
Bila pada ke-3 fasa belitan stator diberikan tegangan 3-fasa seimbang maka pada
inti stator akan terjadi medan putar, yang berputar sesuai dengan kecepatan sinkron.

Ns

120 f
p

Ns : kecepatan putaran sinkron


F : frekuensi tegangan stator
p : jumlah kutub motor
Fluksi yang berputar di sepanjang inti stator itu akan memotong batang-batang
konduktor rotor, sehingga terimbas suatu tegangan imbas di rotor. Karena batang rotor
terhubung singkat maka akan mengalir arus rotor pada batang-batang rotor tersebut, yang
merupakan gaya putar rotor. Motor berputar dengan kopel putar sebesar gaya tersebut kali
jari-jari (jarak batang konduktor - as).

21

Gambar 1. Medan Putar Pada Motor 3 Fasa


Jumlah putaran stator motor Asinkron dapat dihitung dengan rumus :

ns

60 f
p

n = Jumlah putaran / menit


f = Frekuensi
p = Jumlah pasang kutub

Bila salah satu fasa masukan terputus, jadi motor hanya mendapat masukan 2-fasa
maka tak akan terjadi medan putar sehingga kopel motor tidak terbangkitkan dan motor
gagal start. Pada kondisi motor tanpa beban maka putaran motor mendekati Ns.
S

Slip =

Ns N
Ns

S akan selalu ada pada operasi motor asinkron.


Pada beban mekanis motor makin besar, S akan makin besar pula. Saat itu kopel
motor akan mengimbangi kopel beban. Beban yang besar akan menarik arus motor yang
besar pula sehingga kopel motor = kopel beban dan terjadi pada putaran kerja sistem
motor-beban.

22

B. Torsi dan Daya


Seperti telah dibahas pada sub bab mengenai konstruksi dan prinsip kerja motor
induksi, tidak ada suplai listrik yang dihubungkan secara langsung ke bagian rotor motor,
daya yang dilewatkan senjang udara adalah dalam bentuk magnetik dan selanjutnya
diinduksikan ke rotor sehingga menjadi energi listrik. Rata-rata daya yang melewati
senjang udara harus sama dengan jumlah rugi daya yang terjadi pada rotor dan daya yang
dikonversi menjadi energi mekanis.
Daya yang ada pada bagian rotor menghasilkan torsi mekanik, tetapi besarnya torsi
yang terjadi pada poros motor dimana tempat diletakkannya beban, tidak sama dengan
besarnya torsi mekanik, hal ini disebabkan adanya torsi yang hilang akibat gesekan dan
angin.

Daya motor 3 Fasa

Diagram aliran daya dari sebuah Motor Induksi Tiga Fasa seperti
diperlihatkan pada gambar 5.106
Daya Masuk Stator = Daya Keluar Stator + Rugi Tembaga Stator
Daya Masuk Rotor = Daya Keluar Stator
Daya Keluar Rotor Kotor = Daya Masuk Rotor - Rugi Tembaga Rotor

Gambar 4. Diagram Alir daya motor 3 Fasa


23

Keterangan :
Daya Keluar Rotor kotor = Pout rotor
Daya Masuk Rotor

= Pin rotor

Rugi Tembaga Rotor

= Pcu rotor

Pout rotor = Tg .2. .Nr

Rugi Tembaga Rotor untuk Sistem Tiga Fasa, adalah :

24

Daya Mekanik (Pm) atau


Pout rotor =(1 - S) Pin rotor

Gambar 5. Rangkaian Ekuivalent Motor AC 3 fasa

25

C. Kontruksi dan tipe


1 Bagian bagian Motor

Gambar 6. Bagian bagian motor 3 Fase.


2. Konstruksi
Stator dibuat dari besi plat berlapis, berfungsi untuk mengurangi eddy current.
Belitan stator dan pembagi medan magnit dihubungkan Y atau .
Rotor dililit dihubung Y dan ujung yang lain disambung slip ring dengan sikat arang,
berfungsi sebagai penghubung singkat kumparan, jika motor sudah berjalan normal
dengan mengatur tahanan asut
26

D. Karakteristik

Gambar 7. Operasi motor asinkron. a) Karakteristik T-N motor dan beban


b) Diagram kerja motor

Pada gambar tersebut terlihat bahwa keseimbangan putaran terjadi pada n = N di


mana pada saat itu kopel beban = kopel putar motor.
Daya mekanis keluar motor saat itu :
PO

TL N
5250

Po [Hp]

; 1 lb = 0,45 kg

TL (ft - lb)

; 1 ft = 0,33 m

N (Rpm)
Bila saat itu motor mendapat tegangan catu 3-fasa V dan arus jala-jala I dengan
faktor kerja = cos maka daya masuk motor:

Pin 3 V I cos

sehingga efisiensi motor =

PO
Pin

Kembali ke Gambar 2:

Pada saat start, motor mendapat momen/ kopel percepatan sebesar :

Ta TS TSB

27

Ta : Kopel percepatan motor saat start


TS : Kopel start motor
TSB : Kopel lawan dari beban saat start

Dari hubungan (6) itu terlihat bahwa kecepatan start motor adalah tergantung pada
tegangan masuknya. Untuk motor yang sama,
T k V 2

Selanjutnya diagram pada Gambar 3 memperlihatkan karakteristik motor asinkron


dalam melayani beban.
Pada beban yang lebih besar, waktu start motor akan lebih panjang, arus kerja
motor lebih tinggi dan putaran kerja motor lebih rendah. Sementara itu oleh besarnya arus
motor, temperatur kerja motor akan lebih tinggi pula. Batas pembebanan motor
ditentukan oleh batas kenaikan temperatur yang terjadi yang masih dapat ditolerir oleh
isolasi belian motor. Tiap jenis isolasi beliatan motor mempunyai batas temperatur kerja
maksimum sendiri-sendiri yang tak boleh terlewati. Bila terlewati maka isolasi belitan
tersebut akan rusak hingga terjadi hubung singkat yang kemudian membakar isolasi
belitan motor.

Gambar 8. Diagram perjalanan waktu dari arus dan


putaran motor untuk dua macam pembebanan
28

Start motor asinkron


Masalah kopel motor ini erat hubungannya dengan cara-cara start motor
asinkron.
Pada cara start wye - delta misalnya, kopel start motor:
T
kV 2

3
2
T1

k V

Di mana T1 = kopel motor pada cara kerja wye-delta =

1
3

kopel start motor pada start

langsung hubungan delta.


Namun sementara itu, latar belakang penggunaan start semacam itu adalah
untuk menurunkan arus start motor. Istart sebesar itu (lihat persamaan 8) akan terus
mengalir sebelum motor berputar.

I start

Vp
Zm

Vp : Tegangan masuk motor / fasa


Zm : Impedansi motor / fasa
Oleh Zm motor yang rendah maka Istart akan tinggi sekali yang selain
mengakibatkan jatuh tegangan sesaat yang besar dijaringkan (antara sumber - motor)
juga dapat mengganggu frekuensi pembangkit serta pengamanan pengaman arus
gangguan, terutama pada motor besar.
Dengan start wye-delta, I start

Vp / 3
Zm

, arus diperkecil

Dengan start melalui R depan atau X depan,


I start

Vp
Zm X d

Setelah motor berputar barulah Istart turun, sesuai :


29

3 kali semula.

Is

V E
Zm

dimana E adalah ggl lawan motor.


Besarnya Xm ataupun Vstart adalah tergantung pada batas arus start minimum yang
masih dapat diterima oleh sistem motor - beban di mana motor pada kondisi start tersebut
masih sanggup membawa beban ke putaran nominal yang ditujunya.
Pengereman Motor Asinkron
Untuk mesin putaran cepat , cara mematikan harus melalui sistem pengereman.
Ada beberapa cara sistem pengereman :
Sistem Mekanis.
Konstruksi

Prinsip Kerja

: rotor dan stator berbentuk kerucut

Posisi mati : rotor tak bergerak (direm) Saat start : rotor digeser oleh daya magnetis
ke dalam kira-kira 1 mm ( v ) sehingga rem (B) lepas dan motor mulai berputar.
Saat off pegas ( F ) menekan rotor keluar sehingga motor tererem kembali.
Rangkaian ekivalen motor asinkron
Sebagaimana juga dengan mesin listrik tak berputar: transformator, motor
asinkron mempunyai pula suatu rangkaian ekivalen. Rangkaian ekivalen motor asinkron
diciptakan untuk mempermudah pekerjaan analisa atas motor. Lihat gambar 4.

Gambar 9. Rangkaian ekivalen motor asinkron per fasa.

30

di mana :
Vm / fasa
: tegangan masuk motor / fasa
R1
: tahanan stator
X2
: reaktansi
2
a R2
: tahanan rotor dilihat dari stator
a2 X2
: reaktansi
Rc
: tahanan rangkaian magnetisasi motor
Xc
: reaktansi rangkaian magnetisasi motor
1 S
a 2 R2 : menggambarkan tahanan yang mewakili beban yang merupakan
S
fungsi dari S; a: perbandingan lilitan stator dan rotor

Nilai parameter rangkaian ekivalen motor diperoleh dari hasil pengukuran


laboratorium. Contoh penggunaan rangkaian ekivalen ini misalnya untuk menhitung
efisiensi, daya keluaran dan lain-lain. Untuk putaran motor tertntu maka nilai I1 dapat
dicari. Demikian pula nilai I2 dan keluaran motor adalah :
P0 3 I 2
2

1 s
a 2 R2
s

rugi-rugi motor adalah :

Ploss I 1 R1 I RC R0 I 2 a 2 R2
2

Cos motor adalah dicari setelah nilai

1 S
a 2 R2 diperoleh, dilanjutkan cara
S

perhitungan menurut teori rangkaian listrik untuk jaringan R dan XL.


Masukan motor adalah :

Pin 3 I 1 V1 cos
Dengan demikian efisiensi motor dapat dicari.
E. Penggunaan
F. Proteksi
G. Kesalahan pada Motor 3 Fase
Kesalahan atau kerusakan yang terjadi pada motor 3 fase ini di tandai motor tidak
dapat berputar saat dijatu dengan tegangan. Kesalahan atau kerusakan ini antara lain :
31

Kesalahan :
-

Tidak ada sumber

Sumber tidak cocok

Pengereman mekanis

Kerusakan :

Pada pengaman motor

Pada saklar motor

Pada belitan motor ( pada terminal motor )

Cara pencarian kesalahan / kerusakan pada motor


a.

Memutar poros/as motor dengan tangan

Petunjuk : Motor kecil, beban kecil

Pengereman kecil

Motor besar, beban besar

Pengereman besar

Jika As motor tidak mau berputar maka terjadi gangguan mekanis yaitu :
Kerusakan/penjepitan dari lacker (bearing)
Gear rusak
b.

Mengukur tegangan dengan voltmeter


Untuk mengetahui apakah motor hubung singkat atau terjadi kebocoran arus

atau ada kerusakan lain, maka dilakukan pengukuran tegangan dengan voltmeter.
b.1). Mengukur diatas saklar
Pengukuran R-S, S-T, R-T
V1 = V2 = V3 Kondisi sekering baik
V1 = V2 = V3 Pengaman putus atau hantaran bocor.

32

b.2). Mengukur dibawah saklar


V1 = V2 = V3 sama pengukuran dengan b.1 kondisi saklar baik Jika tidak sama kondisi
saklar rusak
b.3). Mengukur pada terminal motor
a. Jika V1, V 2, V3, tidak ada teganganmaka hermorelay p utus
b. Jika V1 V2 V3 atau antara fase dengan
HP tidak sama besarnya Kerusakan dalam hantaran atau terminal baut kurang keras.

33

c. Mengukur antara HP dengan titik bintang Jika besar tegangan 0-10 V


( pada U = 380 V ) Kumparan masih baik, tapi jika tegangan lebih dari 10 V, maka
bisa dikarenakan Sumber tegangan kurang simetris

Jika tegangan sumber sudah simetris, tapi pengukuran tegangan lebih dari 10 V
( pada U = 380 V ), berarti Kumparan kontak dengan badan motor Ada kegagalan
isolasi dengan U = 380 V
c.

Mengukur arus motor


Mengukur arus motor tujuannya adalah untuk mengetahui dan membandingkan

dengan /arus nominal motor. Cara yang baik adalah dengan menggunakan tang amper,
karena bisa mengetahui arus start motor ( 5 - 7 n ).
Jika Semua hasil pengukuran sama atau dibawah In arus motor baik.
Hasil pengukuran sama, kadang-kadang / terus menerus semakin besar dari In, berarti
beban terlalu besar, tetapi

jika dalam waktu pendek,

agar

aman perlu diukur

suhunya. Jika arus dari semua fase tidak sama/melebihi In maka terjadi hubung
singkat atau kumparan bocor.

d.Pengukuran Tahanan
Awas : motor harus dimatikan dan terminal motor harus bebas tegangan.
Mengukur masing-masing tahanan, Titik Y atau harus dilepas, Jika besar tahanan
dari masing-masing belitan sama

belitan baik ( Untuk daya motor simetris )

e.Pengukuran tahanan isolasi


Cara pengukurannya dilakukan : Masing-masing kumparan diukur dengan badan
motor menggunakan megger.

34

Jika tahanan isolasi besarnya 1 K /Volt


motor baik
Jika dibawah harga tersebut : Terjadi kegagalan isolasi

f.Pengukuran putaran
Jika putaran motor dibawah putaran nominal hal ini disebabkan oleh :
Beban motor terlalu besar
Motor salah sambung biasanya terjadi pada motor 2 kecepatan / dahlander

g.Pengukuran Suhu
Hal ini jarang dilakukan, karena biasanya pengukuran langsung didalam motor
dan tidak boleh dibenarkan diatas body.
Suhu motor akan menentukan klas isolasi, berikut tabel klas isolasi

A
1050 C
KLAS ISOLASI SUHU MAKSIMUM
E
B
1200 C
F
H

1300 C
1550 C

Toleransi harga nominal :

1800 C
10 %

BESARAN TERTULIS
Tegangan

Pada hubungan Y/

TOLERANSI MAKSIMUM

10 % ( Dari beban penuh 100 %


s/d 10 % ) ( tanpa beban )
Antara beban penuh s/d tanpa beban
tergantung
motor.
bisa lebih 10besarnya
% waktu singkat

Daya
Arus yang dihasilkan

10 %
Frekuensi
35

Tabel Prosedure pencarian kiesalahan pada motor Asynchron 3 fase

Motor tidak berputar


Isyarat

Motor tidak ada reaksi

Pada peralatan pengaman


PengujianMCB,
Pengukuran
( Zekering,
thermo
relay ).

Pengaman putus/rusak Jika pengaman


Kesimpulan
baik Kesalahan
pada kontaktor dan
saklar hantaran(putus)

Tegangan motor tidak ada

Kumparan motor putus pada


sambungan (Y atau )
Untuk mengetahui kumparan yang
putus/normal

Motor tidak berputar


Putaran kurang baik
( berbunyi )
Peralatan pengaman
langsung jatuh
Peralatan pengaman
putus terus jika kopel
terminal dibuka
Motor berputar
thermorelay putus
dalam waktu singkat
Motor panas

Memutar As motor
Peralatan pengaman
Ada
tegangan
Tegangan
pada motor
dengan jembatan Y/
yangdibuka
Tidak ada/kurang
Ada
tegangantahanan
mengukur
Pengukuran
tahanan ( tergantung
besarnya ) Isolasi motor

Gangguan mekanis Rusak atau


putus Hubung singkat / putus
pada hantaran Kumparan rusak
Kumparan putus Hubungan
singkat
Hubungan singkat sumber
/kumparan
Kebocoran antara belitan dengan
body

Penyetelan / setting arus

Setelan harus sama In

pada hermorelay dibawah

Ventilator rusak / kotor udara


tertutup kotoran

nominal

Motor berputar lambat

Pengukuran suhu motor

Daya motor kurang

Arus asut (sampai 10 n )

Putaran lambat dan

Beban motor > dari daya motor .


Momen beban > momen
dayaCelah udara antara rotor
danstator terlalu besar. Ada
bagian besi rusak,Lacker rusak

berbunyi
Tegangan betul
Untuk motor yang baru

Suara dari lacker


disambung

Sambungan keras dan


betul ?
HP baik
Putaran betul/salah
Mengukur putaran
Sebelum thermorelay
Melepas bagian motor
dan
36
kontrol besi dan lacker
Mendengarkan lacker.

Teg. kecilTeg. besar


Meneliti antar fasa dari

/Y

motor
Start langsung = In
Start Y/ Thermorelay dalam hantaran
saklar = n
TR dalam hantaran suplai
motor : 0,58 In

DAFTAR PUSTAKA

1. A Text Book of Electrical Technology, B.L. Theraja 17th edition, 1970, Nirja
Contruction and Deveploment Co (P) Ltd.
2. Basic Electrical Engineering, Fitzgerald, Grabel & Higgibotham, third edition,
MC. Graw Hill.
3. Electrical Machines, Charles S. Siskind, Second edition, MC Graw Hill.
4. Dasar Tenaga Listik, Zuhal, 1977 ITB.
5. Mesin Listrik Jilid 2, Drs. Soeparno dan Drs. Bambang Soepatah,
Departemen P dan K.
6. Automated Buildings www.automatedbuildings.com/news/jul01/art/abbd/abbf2.gif
7. Bureau of Energy Efficiency

(BEE),

Ministry of

Power,

India.

Components of an Electric Motor


2005 .www.energymanagertraining.com
/equipment_all/ electric_motors/eqp_co mp_motors.htm
8. Bureau of Energy Efficiency, Ministry of Power, India. Energy Efficiency in
Electrical Utilities. Book 3. 2004
9. Bureau of Indian Standards. Indian Standard Code for Motors
IS1231.C.R. Nave, Department of Physics and Astronomy, Georgia State
University. How does an electric motor work? In: Hyperphysics, Electricity
and Magnetism. 2005 http://hyperphysics.phy- astr.gsu.edu/hbase/hframe.html
10. DirectIndustry. Virtual Industry Exhibition. 2005. www.directindustry.com
Electricians Toolbox Etc (E.T.E.).
Motor Characteristics. 1997.
www.electoolbox. com/motorchar.htm Integrated Publishing. Synchronised Motors, In:
Neets, Module 01, Introduction to Matter.

37

You might also like