Professional Documents
Culture Documents
energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya,
memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat
bahan, dll. Motor listrik digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan angin) dan di
industri.
Sinkron
Satu Phase
Induksi
Ti Tiga Phase
Motor
arus
bolak-balik
menggunakan
arus
listrik
yang
membalikkan
arahnya secara teratur pada rentang waktu tertentu. Motor listrik memiliki dua buah
bagian dasar listrik: "stator" dan "rotor". Stator merupakan komponen listrik statis. Rotor
merupakan komponen listrik berputar untuk memutar as motor.
1
pada
bagian
dalamnya dan ujung yang lainnya dihubungkan ke cincin kecil yang dipasang pada
batang as dengan sikat yang menempel padanya.
2. Stator
Stator dibuat dari sejumlah stampings dengan slots
untuk
membawa
gulungan tiga fase. Gulungan ini dilingkarkan untuk sejumlah kutub yang tertentu.
Gulungan diberi spasi geometri sebesar 120 derajat.
umum digunakan dalam peralatan rumah tangga, seperti fan angin, mesin cuci dan
pengering pakaian, dan untuk penggunaan hingga 3 sampai 4 Hp. Disebut motor satu
phase, karena untuk menghasilkan tenaga mekanik pada motor tersebut dimasukan
tegangan satu phase. Didalam praktek kita sering menjumpai motor 1 phase dengan
lilitan 2 phase.
Dikatakan demikian, karena didalam motor satu phase lilitan statornya terdiri
dari dua jenis lilitan, yaitu lilitan pokok dan lilitan bantu. Kedua jenis lilitan tersebut
dibuat sedemikian rupa, sehingga walaupun arus yang mengalir pada motor adalah
arus/tegangan satu phase, maka mengakibatkan arus yang mengalir pada masingmasing lilitan mempunyai perbedaan phase. Atau dengan kata lain, bahwa arus yang
mengalir pada lilitan lilitan pokok dan bantu tidak sephase. Motor satu phase tersebut
disebut motor phase belah.
Motor satu phase dikenal bermacam-macam, yaitu :
a. Motor kapasitor b. Motor shaded pole
c. Motor repulse
d. Motor seri
penyalaan
silih
berganti
membentuk
medan
magnet
Kejadian
berputar dalam satu putaran penuh, proses ini berlangsung terus menerus. Dalam motor
induksi kompas digantikan oleh rotor sangkar yang akan berputar pada porosnya.
Karena ada perbedaan putaran antara medan putar stator dengan putaran rotor, maka
disebut motor induksi tidak serempak atau motor asinkron. Susunan belitan stator
motor induksi dengan dua kutub, memiliki tiga belitan yang masing-masing berbeda
sudut 120 Gambar 3 Ujung belitan phasa pertama U1- U2, belitan phasa kedua V1V2 dan belitan phasa ketiga W1-W2. Prinsip kerja motor induksi dijelaskan dengan
gelombang sinusoidal Gambar 4 terbentuknya medan putar pada stator motor induksi.
Tampak stator dengan
5
dan V2 bertanda silang (arus meninggalkan pembaca), dan kawat U1, W2, dan V1
bertanda titik (arus menuju pembaca). Garis fluk magnit kutub S dan N bergeser 120 dari
posisi kedua.
4. Saat sudut 360.
posisi ini sama dengan saat sudut 0, di mana kutub S dan N kembali keposisi
awal sekali. Dari keempat kondisi di atas saat sudut 0, 120, 240, dan 360, dapat
dijelaskan terbentuknya medan putar pada stator, medan magnet putar stator akan
memotong belitan rotor. Kecepatan medan putar stator ini sering disebut kecepatan
sinkron,
tidak dapat diamati dengan alat ukur tetapi dapat dihitung secara teoritis besarnya
putaran
per menit.
Rotor ditempatkan di dalam rongga stator, sehingga garis medan magnet putar
stator akan memotong belitan rotor. Rotor motor induksi adalah beberapa batang
penghantar yang ujung-ujungnya dihubungsingkatkan menyerupai sangkar tupai, maka
sering disebut rotor sangkar tupai (Gambar 5.), kejadian ini mengakibatkan
pada rotor timbul induksi elektromagnetis. Medan magnet putar dari stator saling
berinteraksi dengan medan magnet rotor, terjadilah torsi putar yang berakibat rotor
berputar.
konstruksinya yang sederhana motor induksi sangat handal dan jarang sekali rusak secara
elektrik. Bagian motor induksi yang perlu dipelihara rutin adah pelumasan bearing, dan
pemeriksaan kekencangan baut-baut kabel pada terminal box karena kendor atau bahkan
lepas akibat pengaruh getaran secara terusmenerus.
P1
P1 = Daya input (Watt)
U I = Tegangan (Volt)
= Arus (Ampere)
Cos = Faktor Kerja
M = F r (Nm)
P2 = M (Watt)
=2 n
M = Torsi (Nm)
F = Gaya (newton)
P2 = Daya output (watt)
= Kecepatan sudut putar
n = Kecepatan motor (putaran/detik)
10
Torsi awal terjadi saat motor pertama dijalankan (slip 1,0), torsi pull-up terjadi
saat slip 0,7, torsi maksimum terjadi slip 0,2 dan torsi kerja berada ketika slip
0,05. Torsi beban harus lebih kecil dari torsi motor. Bila torsi beban lebih besar dari
torsi motor, akibatnya motor dalam kondisi kelebihan beban dan berakibat belitan
stator terbakar.
Untuk
dilengkapi dengan pengaman beban lebih disebut thermal overload, yang dipasang
dengan kontaktor. Karakteristik torsi juga bisa disajikan dalam bentuk lain, kita kenal
karakteristik putaran = fungsi torsi, n = f (torsi) lihat Gambar 11. Garis
vertikal
Gambar 12. Karakteristik parameter efisiensi, putaran, faktor kerja dan arus beban.
12
pada
Pengasutan motor induksi adalah cara menjalankan pertama kali motor, tujuannya agar
arus starting kecil dan drop tegangan masih dalam batas toleransi. Ada beberapa cara
teknik pengasutan, di antaranya :
13
Gambar 13. Prinsip medan magnet utama dan medan magnet bantu motor satu phase
Grafik arus belitan bantu Ibantu dan arus belitan utama Iutama berbeda phasa
sebesar Gambar 14,
Gambar 14. Gelombang arus medan bantu dan arus medan utama
Hal ini disebabkan karena perbedaan besarnya impedansi kedua belitan tersebut.
Perbedaan arus beda phasa ini menyebapkan arus total, merupakan penjumlahan vektor
arus utama dan arus bantu. Medan magnet utama yang dihasilkan belitan utama juga
berbeda phase sebesar dengan medan magnet bantu. Belitan bantu Z1-Z2 pertama
dialiri arus Ibantu menghasilkan fluk magnet tegak lurus, beberapa saat ke
mudian belitan utama U1-U2 dialiri arus
utama Iutama
Hasilnya adalah medan magnet yang bergeser sebesar 45 dengan arah berlawanan jarum
jam (Gambar 15).
14
medan putar
stator dan
medan
magnet rotor
2. Motor Sinkron
Motor sinkron adalah motor AC, bekerja pada kecepatan tetap pada sistim
frekwensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk pembangkitan daya
dan memiliki torque awal yang rendah, dan oleh karena itu motor sinkron cocok untuk
penggunaan awal dengan
frekwensi
motor.
dan
generator
Motor
sinkron
mampu
untuk memperbaiki
faktor daya sistim, sehingga sering digunakan pada sistim yang menggunakan
banyak listrik. Konturksi motor sinkron sama dengan kontruksi generator sinkron.
Perbedaanya adalah pada penggunaanya. Generator sinkron diputar untuk menghasilkan
tenaga listrik, sedangkan motor sinkron padanya dimasukkan tenaga listrik untuk
menghasilkanputarn atau untuk memperbaiki Cos .
Terdiri dari belitan-belitan penguat, inti magnet dan slip ring / sikat. Slip ring /
sikat ini fungsinya untuk memasukan listrik DC pada belitan penguat sehingga
timbul kutup magnet pada rotor. Perbedaan utama antara motor sinkron dengan motor
induksi adalah bahwa rotor mesin sinkron berjalan pada kecepatan yang sama
dengan perputaran medan magnet. Hal ini memungkinkan sebab medan magnit rotor
tidak lagi terinduksi. Rotor memiliki magnet permanen atau arus DC-excited, yang
dipaksa untuk mengunci pada posisi tertentu bila dihadapkan dengan medan magnet
lainnya.
Stator (bagian yang diam) :
Terdiri dari belitan-belitan stator. Pada belitan stator tersebut diberi aliran listrik,
16
ini
berputar
pada
kecepatan
sinkron,
yang
diberikan
oleh
dimana:
f = frekwensi dari pasokan frekwensi
P= jumlah kutub
dengan kutub-kutub rotor magnet itu berputar dengan kecepatan yang sama
dengan medan putar, maka rotor itu akan dapat berputar dengan terus, mengikuti
putaran kutub-kutub khayal. Jadi motor serempak tak dapat berputar dengan sendirinya.
Ini disebabkan karena kutub-kutub rotor tidak dapat tiba-tiba mengikuti kecepatan
medan putar pada waktu saklar motor terhubung dengan jala-jala.
Gaya tarik antara kutub rotor dengan kutub khayal yang berhadapan, akan silih
berganti
dengan gaya tolak dengan cepat sekali. Karena hal tersebut dan
kenyataanya rotor dengan seluruh kutub-kutub magnet adalah berat, akibatnya tak ada
kopel sama sekali. Rotor hanya bergetar saja. Supaya rotor ini dapat berputar bersamasama dengan medan putar, maka rotor perlu diputar dahulu sampai
mendapatkan kecepatan sinkron
Setelah dicapai kecepatan sinkron, barulah belitan-belitan stator tiga phase itu
dihubungkan dengan jala-jala.
Seperti kita ketahui, bahwa untuk terjadinya kutub magnet, diperlukan sumber DC.
Jadi motor sinkron untuk penguatannya harus tersedia sumber DC (battery, accu,
generator arus searah).
b. Motor Sinkron Berbeban
Gambar 19. Kedudukan kutub rotor terhadap terhadap kutub khayal pada
saat motor berbeban.
Jika motor sinkron diberi beban, maka letak kutub-kutub maganet rotor tidak
dapat tepat berhadapan dengan kutub-kutub khayal, tetapi agak ketinggian sedikit.
18
Dalam hal ini tidak berarti putaran rotor kurang dari kecepatan sinkron tetapi tetap
sebesar :
Apabila beban makin berat, maka kutub magnet pada rotor akan makin
ketinggalan terhadap kutub khayalnya. Dengan bertambahnya beban,
bertambah
besar juga (kutub rotor makin ketinggalan terhadap kutub khaayal), dalam hal ini
putaran rotor masih tetap
meskipun kutub
pegangannya
(yaitu
kutub-kutub
khayal),
sehingga
rotor
akan berhenti
Jika terjadi pembebanan yang terlalu berat, motor langsung berhenti. Adapun
karakteristik n = f ( T ) dapat dilukiskan seperti gambar 20
n
T
Gambar 20. n = f ( T ).
19
- GGL induksi ( E ) pada motor sinkron tergantung pada besar arus penguat
magnet pada rotor.
Besarnya GGL induksi kemungkinan sama, lebih kecil atau lebih besar
dibandingkan tegangan sumber ( V ).
d. Cara Menjalankan Motor Sinkron
1. Mesin DC dikopel dengan motor sinkron.
Pada waktu start motor DC berfungsi sebagai penggerak hingga motor sinkron
mencapai kecepatan sinkron. Setelah motor berjalan normal, mesin DC berfungsi
sebagai generator DC dan merupakan beban dari motor sinkron.
2. Motor induksi dikopel dengan motor sinkron.
Jumlah kutub motor induksi lebih sedikit dibandingkan jumlah kutub motor sinkron
(biasanya berselisih dua), sehingga dengan adanya slip motor
induksi
masih
pada
tiap-tiap
sepatu kutub (disebut damper grids). Jika lilitan stator dihubungkan sumber 3
phase, maka rotor akan berputar sesuai dengan prinsip rotor sangkar tupai.
Setelah motor berputar norma, penghantar-penghantar tersebut tak berfungsi lagi.
Mudah perawatannya.
Arus asut yang cukup tinggi, berkisar antara 5 s/d 6 kali arus nominal
A. Prinsip kerja
Bila pada ke-3 fasa belitan stator diberikan tegangan 3-fasa seimbang maka pada
inti stator akan terjadi medan putar, yang berputar sesuai dengan kecepatan sinkron.
Ns
120 f
p
21
ns
60 f
p
Bila salah satu fasa masukan terputus, jadi motor hanya mendapat masukan 2-fasa
maka tak akan terjadi medan putar sehingga kopel motor tidak terbangkitkan dan motor
gagal start. Pada kondisi motor tanpa beban maka putaran motor mendekati Ns.
S
Slip =
Ns N
Ns
22
Diagram aliran daya dari sebuah Motor Induksi Tiga Fasa seperti
diperlihatkan pada gambar 5.106
Daya Masuk Stator = Daya Keluar Stator + Rugi Tembaga Stator
Daya Masuk Rotor = Daya Keluar Stator
Daya Keluar Rotor Kotor = Daya Masuk Rotor - Rugi Tembaga Rotor
Keterangan :
Daya Keluar Rotor kotor = Pout rotor
Daya Masuk Rotor
= Pin rotor
= Pcu rotor
24
25
D. Karakteristik
TL N
5250
Po [Hp]
; 1 lb = 0,45 kg
TL (ft - lb)
; 1 ft = 0,33 m
N (Rpm)
Bila saat itu motor mendapat tegangan catu 3-fasa V dan arus jala-jala I dengan
faktor kerja = cos maka daya masuk motor:
Pin 3 V I cos
PO
Pin
Kembali ke Gambar 2:
Ta TS TSB
27
Dari hubungan (6) itu terlihat bahwa kecepatan start motor adalah tergantung pada
tegangan masuknya. Untuk motor yang sama,
T k V 2
3
2
T1
k V
1
3
I start
Vp
Zm
Vp / 3
Zm
, arus diperkecil
Vp
Zm X d
3 kali semula.
Is
V E
Zm
Prinsip Kerja
Posisi mati : rotor tak bergerak (direm) Saat start : rotor digeser oleh daya magnetis
ke dalam kira-kira 1 mm ( v ) sehingga rem (B) lepas dan motor mulai berputar.
Saat off pegas ( F ) menekan rotor keluar sehingga motor tererem kembali.
Rangkaian ekivalen motor asinkron
Sebagaimana juga dengan mesin listrik tak berputar: transformator, motor
asinkron mempunyai pula suatu rangkaian ekivalen. Rangkaian ekivalen motor asinkron
diciptakan untuk mempermudah pekerjaan analisa atas motor. Lihat gambar 4.
30
di mana :
Vm / fasa
: tegangan masuk motor / fasa
R1
: tahanan stator
X2
: reaktansi
2
a R2
: tahanan rotor dilihat dari stator
a2 X2
: reaktansi
Rc
: tahanan rangkaian magnetisasi motor
Xc
: reaktansi rangkaian magnetisasi motor
1 S
a 2 R2 : menggambarkan tahanan yang mewakili beban yang merupakan
S
fungsi dari S; a: perbandingan lilitan stator dan rotor
1 s
a 2 R2
s
Ploss I 1 R1 I RC R0 I 2 a 2 R2
2
1 S
a 2 R2 diperoleh, dilanjutkan cara
S
Pin 3 I 1 V1 cos
Dengan demikian efisiensi motor dapat dicari.
E. Penggunaan
F. Proteksi
G. Kesalahan pada Motor 3 Fase
Kesalahan atau kerusakan yang terjadi pada motor 3 fase ini di tandai motor tidak
dapat berputar saat dijatu dengan tegangan. Kesalahan atau kerusakan ini antara lain :
31
Kesalahan :
-
Pengereman mekanis
Kerusakan :
Pengereman kecil
Pengereman besar
Jika As motor tidak mau berputar maka terjadi gangguan mekanis yaitu :
Kerusakan/penjepitan dari lacker (bearing)
Gear rusak
b.
atau ada kerusakan lain, maka dilakukan pengukuran tegangan dengan voltmeter.
b.1). Mengukur diatas saklar
Pengukuran R-S, S-T, R-T
V1 = V2 = V3 Kondisi sekering baik
V1 = V2 = V3 Pengaman putus atau hantaran bocor.
32
33
Jika tegangan sumber sudah simetris, tapi pengukuran tegangan lebih dari 10 V
( pada U = 380 V ), berarti Kumparan kontak dengan badan motor Ada kegagalan
isolasi dengan U = 380 V
c.
dengan /arus nominal motor. Cara yang baik adalah dengan menggunakan tang amper,
karena bisa mengetahui arus start motor ( 5 - 7 n ).
Jika Semua hasil pengukuran sama atau dibawah In arus motor baik.
Hasil pengukuran sama, kadang-kadang / terus menerus semakin besar dari In, berarti
beban terlalu besar, tetapi
agar
suhunya. Jika arus dari semua fase tidak sama/melebihi In maka terjadi hubung
singkat atau kumparan bocor.
d.Pengukuran Tahanan
Awas : motor harus dimatikan dan terminal motor harus bebas tegangan.
Mengukur masing-masing tahanan, Titik Y atau harus dilepas, Jika besar tahanan
dari masing-masing belitan sama
34
f.Pengukuran putaran
Jika putaran motor dibawah putaran nominal hal ini disebabkan oleh :
Beban motor terlalu besar
Motor salah sambung biasanya terjadi pada motor 2 kecepatan / dahlander
g.Pengukuran Suhu
Hal ini jarang dilakukan, karena biasanya pengukuran langsung didalam motor
dan tidak boleh dibenarkan diatas body.
Suhu motor akan menentukan klas isolasi, berikut tabel klas isolasi
A
1050 C
KLAS ISOLASI SUHU MAKSIMUM
E
B
1200 C
F
H
1300 C
1550 C
1800 C
10 %
BESARAN TERTULIS
Tegangan
Pada hubungan Y/
TOLERANSI MAKSIMUM
Daya
Arus yang dihasilkan
10 %
Frekuensi
35
Memutar As motor
Peralatan pengaman
Ada
tegangan
Tegangan
pada motor
dengan jembatan Y/
yangdibuka
Tidak ada/kurang
Ada
tegangantahanan
mengukur
Pengukuran
tahanan ( tergantung
besarnya ) Isolasi motor
nominal
berbunyi
Tegangan betul
Untuk motor yang baru
/Y
motor
Start langsung = In
Start Y/ Thermorelay dalam hantaran
saklar = n
TR dalam hantaran suplai
motor : 0,58 In
DAFTAR PUSTAKA
1. A Text Book of Electrical Technology, B.L. Theraja 17th edition, 1970, Nirja
Contruction and Deveploment Co (P) Ltd.
2. Basic Electrical Engineering, Fitzgerald, Grabel & Higgibotham, third edition,
MC. Graw Hill.
3. Electrical Machines, Charles S. Siskind, Second edition, MC Graw Hill.
4. Dasar Tenaga Listik, Zuhal, 1977 ITB.
5. Mesin Listrik Jilid 2, Drs. Soeparno dan Drs. Bambang Soepatah,
Departemen P dan K.
6. Automated Buildings www.automatedbuildings.com/news/jul01/art/abbd/abbf2.gif
7. Bureau of Energy Efficiency
(BEE),
Ministry of
Power,
India.
37