Professional Documents
Culture Documents
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Penyakit Paru Obstruktif Kronis adalah gangguan progresif lambat kronis
ditandai oleh obstruksi saluran pernafasan yang menetap atau sedikit
reversibel, tidak seperti obstruksi saluran pernafasan reversibel pada asma.
(Davey, 2003)
Penyakit Paru Obstruksi Kronik adalah kelainan dengan klasifikasi yang
luas, termasuk bronkitis, brokiektasis, emfisema, dan asma. Ini merupakan
kondisi yang tidak dapat pulih yang berkaitan dengan dispnea pada aktivitas
fisik dan mengurangi aliran udara . (Suzanne C. Smeltzer, 2001)
Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) merupakan sekumpulan
penyakit paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi
terhadap aliran udara sebagai gambaraan patofisiologi utamanya.Bronkitis
kronis, emfisema paru, dan asma bronkial membentuk satu kesatuan yang
disebut Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD).(Sylvia Anderson
Price, 2005)
Penyakit Paru Obstruksi Kronik adalah sejumlah gangguan yang
mempengaruhi pergerakan udara dari dan ke luar paru. Gangguan yang penting
adalah bronkitis obstruktif, efisema, dan asma bronkial. (Muttaqin, 2008)
Gambar :
http://www.google.co.id/imgres?q=.http://medianers.blogspot.com/2011/08/anfis
pernafasan
a. Hidung
Hidung atau naso atau nasal merupakan saluran udara yang pertama,
mempunyai dua lubang (kavum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung (septum
nasi).Di dalamnya terdapat bulu-bulu yang berguna untuk menyaring udara,
debu, dan kotoran yang masuk ke dalam lubang hidung.
b. Faring
Faring atau tekak merupakan tempat persimpangan antara jalan
pernapasan dan jalan makanan, terdapat di bawah dasar tengkorak, di
belakang rongga hidung, dan mulut sebelah depan ruas tulang leher.
Hubungan faring dengan organ-organ lain adalah ke atas berhubungan
dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang yang bernama koana, ke
depan berhubungan dengan rongga mulut, tempat hubungan ini bernama
istmus fausium, ke bawah terdapat 2 lubang (ke depan lubang laring dan ke
belakang lubang esofagus).
c. Laring
Laring atau pangkal tenggorokan merupakan saluran udara dan
bertindak sebagai pembentukan suara, terletak di depan bagian faring
sampai ketinggian vertebra servikal dan masuk ke dalam trakhea di
bawahnya. Pangkal tenggorokan itu dapat ditutup oleh sebuah empang
tenggorokan yang biasanya disebut epiglotis, yang terdiri dari tulang-tulang
rawan yang berfungsi pada waktu kita menelan makanan menutupi laring.
d. Trakea
Trakea atau batang tenggorokan merupakan lanjutan dari laring yang
dibentuk oleh 16 sampai 20 cincin yang terdiri dari tulang-tulang rawan
yang berbentuk seperti kuku kuda (huruf C) sebelah dalam diliputi oleh
selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel bersilia, hanya bergerak
ke arah luar. Panjang trakea 9 sampai 11 cm dan di belakang terdiri dari
jarigan ikat yang dilapisi oleh otot polos.
e. Bronkus
Gambar :
http://www.google.co.id/imgres?q=ppok.http://medianers.blogspot.com/2011/08/ppokpenyakit-paru-obstruktif-kronik
10
bercabang-cabang,
cabang
yang
lebih
kecil
disebut
bronkiolus
11
jaringan kapiler dan kapiler itu menyentuh dinding alveoli atau gelembung
udara.
Kapiler halus itu hanya dapat memuat sedikit , maka praktis dapat
dikatakan sel-sel darah merah membuat garis tungggal. Alirannnya bergerak
lambat dan dipisahkan dari udara dalam alveoli hanya oleh dua membran
yang sangat tipis, maka pertukaran gas berlangsung dengan difusi, yang
merupakan fungsi pernafasan.Kapiler paru-paru bersatu dan bersatu lagi
sampai menjadi pembuluh darah lebih besar dan akhirnya dua vena
pulmonaris meninggalkan setiap paru-paru membawa darah berisi oksigen
ke atrium kiri jantung untuk didistribusikan keseluruh tubuh melalui aorta.
Pembuluh darah yang dilukiskan sebagai arteri bronkialis membawa
darah berisi oksigen langsung dari aorta toraksika ke paru-paru guna
memberi makan dan menghantarkan oksigen kedalam jaringan paru-paru
sendiri. Cabang akhir arteri-arteri ini membentuk pleksus kapiler yang
tampak jelas dan terpisah dari yang terbentuk oleh cabang akhir arteri
pulmonaris, tetapi beberapa dari kapiler ini akhirnya bersatu dalam vena
pulmonaris dan darahnya kemudian dibawa masuk ke dalam vena
pulmonaris. Sisa darah itu dihantarkan dari setiap paru-paru oleh vena
bronkialis dan ada yang dapat mencapai vena cava superior. Maka dengan
demikian paru-paru mempunyai persendian darah ganda.
Hilus (tampuk) paru-paru dibentuk oleh struktur berikut : Arteri
pulmonaris,yang mengembalikan darah tanpa oksigen kedalam paru-paru
untuk diisi Oksigen,vena pulmonalis yang mengembalikan darah berisi
12
Pembuluh
limfe,
yang masuk
keluar paru-paru,
sangat
13
itu hanyalah ruang yang tidak nyata, tetapi dalam keadaan tidak normal atau
cairan memisahkan kedua pleura itu dan ruang diantaranya menjadi jelas.
f. Paru-paru
Paru-paru ada dua, merupakan alat pernfasan utama. Paru-paru mengisi
rongga dada. Terletak disebelah kanan dan kiri dan ditengah dipisahkan oleh
jantung beserta pembuluh darah besarnya dan struktur lainnya yang terletak
didalam media stinum. Paru-paru adalah organ yang berbentuk kerucut
dengan apeks (puncak) diatas dan sedikit muncul lebih tinggi daripada
clavikula didalam dasar leher. Pangkal paru-paru duduk diatas landae
rongga thoraks,diatas diafraghma. Paru-paru mempunyai permukaan luar
yang menyentuh iga-iga, permukaan dalam yang memutar tampuk paruparu, sisi belakang yang menyentuh tulang belakang,dan sisi depan yang
menutup sebagian sisi depan jantung.Paru-paru dibagi menjadi beberapa
belahan atau lobus oleh fisura. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus dan
paru-paru kiri dua lobus. Setiap lobus tersusun atas lobula. Jaringan paruparu elastis,berpori, dan seperti spons.
2. Fisiologi pernafasan
Fungsi paru-paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbondoksida .
pada pernafasan melalui paru-paru atau pernafasan eksterna, oksigen
dipungut melalui hidung dan mulut pada waktu bernafas; oksigen masuk
melalui trakea dan pipa bronkial ke alveoli, dan dapat behubungan erat
dengan darah didalam kapiler pulmonaris.Hanya satu lapisan membran,
yaitu membran alveoli kapiler,yang memisahkan oksigen dari darah.
14
Oksigen menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah
merah dan dibawa ke jantung. Dari sini dipompa didalam arteri kesemua
bagian tubuh. Dan meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100
mmHg dan pada tingkat ini hemoglobinnya 95% jenuh oksigen.
Di
dalam
paru-paru,karbondioksida,
salah
satu
hasil
buangan
15
oksigen
dari
hemoglobin
untuk
memungkinkan
oksigen
16
C. Etiologi
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya Penyakit Paru Obstruksi Kronik
(PPOK) adalah :
1. Kebiasaan merokok
2. Polusi udara
3. Paparan debu,asap,dan gas-gas kimiawi akibat kerja
4. Riwayat infeksi saluran nafas
5. Bersifat genetik yaitu difisiensi -1 antitripsin merupakan predisposisi untuk
berkembangnya Penyakit Paru Obstruksi Kronik dini. (mansjoer, 2001)
D. Patofisiologi
Pada bronkitis kronik terjadi penyempitan saluran nafas. Penyempitan ini
dapat mengakibatkan obstruksi jalan nafas dan menimbulkan sesak. Pada
bronkitis kronik, saluran pernafasan kecil yang berdiameter kurang dari 2 mm
menjadi lebih sempit. Berkelok-kelok, dan berobliterasi. Penyempitan ini
terjadi karena metaplasia sel goblet. Saluran nafas besar juga menyempit
karena hipertrofi dan hiperplasi kelenjar mukus. Pada emfisema paru
penyempitan saluran nafas disebabkan oleh berkurangnya elastisitas paru-paru.
(Mansjoer, 2001)
Pada emfisema beberapa faktor penyebab obstruksi jalan nafas yaitu:
inflamasi dan pembengkakan bronki, produksi lendir yang berlebihan,
kehilangan rekoil elastik jalan nafas, dan kolaps bronkiolus serta redistribusi
udara ke alveoli yang berfungsi. Karena dinding alveoli mengalami kerusakan,
area permukaan alveolar yang kontak langsung dengan kapiler paru secara
17
mengakibatkan
hipoksemia.
Pada
tahap
akhir,
eliminasi
18
c. Pemberian
terapi
oksigen
jangka
panjang
selama
>16
jam
19
H. Pengkajian Fokus
1. Identitas
Beberapa komponen yang ada pada identitas meliputi nama, jenis kelamin,
umur, alamat, suku bangsa, agama, No.registrasi, pendidikan, pekerjaan,
tinggi badan, berat badan, tanggal dan jam masuk Rumah Sakit.
2. Keluhan utama
Keluhan utama yang dirasakan oleh pasien Bronkhitis biasanya mengeluh
adanya sesak nafas.
3. Riwayat penyakit sekarang
Pada riwayat sekarang berisi tentang perjalanan penyakit yang dialami
pasien dari rumah sampai dengan masuk ke Rumah Sakit.
4. Riwayat penyakit dahulu
Perlu ditanyakan apakah pasien sebelumnya pernah mengalami Bronkhitis
atau penyakit menular yang lain.
5. Riwayat penyakit keluarga
Perlu ditanyakan pada keluarga apakah salah satu anggota keluraga ada
yang pernah mengalami sakit yang sama dengan pasien atau penyakit yang
lain yang ada di dalam keluarga.
6. Pola fungi kesehatan
Pengorganisasian data berdasarkan pola fungsi kesehatan menurut Gordon :
a. Persepsi terhadap kesehatan
Adanya tindakan penatalaksanaan kesehatan di RS akan menimbulkan
perubahan terhadap pemeliharaan kesehatan.
20
dari
proses
inflamasi
tersebut
secara
langsung
akan
21
22
:kaji
adanya
mual,muntah,kembung,adanya
distensi
Perkusi
Palpasi
23
I.
Patways Keperawatan
Asap rokok,polusi udara,
riwayat infeksi saluran pernafasan
peradangan bronkus
Bersihan jalan
nafas tidak efektif
nafas pendek
tidak adekuat
mual,muntah
suplay oksigen
dalam jaringan kurang
anoreksia
kelemahan
intake tidak adekuat
Intoleransi
aktivitas
24
25
26
Hidrasi
mempermudah
membantu
menurunkan
pengeluaran.
Cairan
kekentalan
selama
makan
sekret,
dapat
misalnya
-agonis:
epinefrin
(Adrenalin,
misalnya
aminofilin,
oxtrifilin
(Choledyl),
teofilin
(Bronkodyl, Theo-Dur).
Rasional: Menurunkan edema mukosa dan spasme otot polos
dengan peningkatan langsung siklus AMP. Dapat juga menurunkan
kelemahan
otot/kegagalan
pernafasan
dengan
meningkatkan
penggunaan
teofilin
mungkin
sedikit
atau
tidak
27
antar
-agonis.
Penelitian
saat
ini
menunjukkan
teofilin
Banyak
antimikrobial
dapat
diindikasikan
untuk
Kelembaban
mempermudah
menurunkan
pengeluaran
dan
kekentalan
dapat
sekret
membantu
28
menurunkan/mencegah
pembentukan
mukosa
tebal
pada
bronkus.
(3)Bantu pengobatan pernafasan, misalnya IPPB, fisioterapi dada
Rasional: Drainase postural dan perkusi bagian penting untuk
membuang banyaknya sekresi/kental dan memperbaiki ventilasi
pada segmen dasar paru.
(4)Awasi/buat grafik seri GDA, nadi oksimetri, foto dada
Rasional:
Membuat
dasar
untuk
pengawasan
29
30
31
32
33
34
35
Intervensi
a. Kaji frekuensi kedalaman pernapasan dan ekspansi dada
Rasional : kecepatan biasanya mencapai kedalaman pernapasan
bervariasi tergantung derajat gagal napas
b. Auskultasi bunyi napas
Rasional : ronchi dan mengi menyertai obstruksi jalan napas
c. Tinggikan kepala dan bentuk mengubah posisi
Rasional : memudahkan dalam ekspansi paru dan pernapasan
d. Kolaborasi pemberian okigen
Rasional : memaksimalkan bernapas dan menurunkan kerja napas
36