You are on page 1of 8

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisikan tentang pengumpulan data yang dilakukan mengenai biaya-biaya
yang berkaitan dengan produksi dari usaha yang diamati, kemudian data tersebut
dikelompokkan dan dilakukan pengolahan data.
4.1

Pengumpulan Data

Data didapatkan dari hasil pengamatan langsung ke usaha Dakak-dakak Ubi


Cincang Restu Keluarga di daerah Andalas. Berdasarkan hasil pengamatan
didapatkan rincian biaya-biaya yang dikeluarkan untuk produksi tersebut, yaitu
biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik,
dan data aset.
4.1.1

Data Produksi

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, terdapat beberapa data produksi yang


didapatkan yaitu meliputi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja
langsung, data aset, dan biaya overhead pabrik yang terdiri dari biaya tenaga kerja
tidak langsung, biaya bahan baku tidak langsung, biaya perlengkapan
administrasi, dan biaya reparasi.
4.1.1.1

Biaya Bahan Baku Langsung (Direct Material)

Biaya bahan baku langsung merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
untuk bahan baku yang berhubungan langsung dengan produk dan dapat ditelusuri
dengan mudah terhadap produk tersebut.

Berikut ini ditampilkan tabel rincinan biaya bahan baku langsung dari usaha yang
diamati:
Tabel 4.1 Tabel Direct Material

25

4.1.1.2

Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor)

Biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
tenaga kerja yang langsung berhubungan dengan proses produksi.
Berikut ini ditampilkan rincian biaya tenaga kerja langsung dari usaha yang
diamati:
Tabel 4.2 Tabel Direct Labor

4.1.1.3

Biaya Overhead Pabrik (BOP)

Biaya Overhead merupakan biaya yang dikeluarkan untuk fungsi operasional


namun tidak berhubungan langsung dengan produk. Biaya overhead ini meliputi
biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya bahan baku tidak langsung, biaya
perlengkapan administrasi, dan biaya reparasi pemeliharaan aktifa.
1.

Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung (Indirect Labor)


Biaya tenaga kerja tidak langsung merupakan biaya yang dikeluarkan
perusahaan untuk tenaga kerja yang memiliki fungsi operasional namun
tidak berhubungan langsung dengan produk. Berikut ini ditampilkan
tabel rincian biaya tenaga kerja tidak langsung dari usaha yang diamati:

Tabel 4.3 Tabel Indirect Labor

2.

Biaya Bahan Baku Tidak Langsung (Indirect Material)


26

Biaya bahan baku tidak langsung merupakan biaya yang dikeluarkan


perusahaan untuk bahan baku yang memiliki fungsi operasional namun
tidak berhubungan langsung dengan produk. Berikut ini ditampilkan
tabel rincian biaya bahan baku tidak langsung dari usaha yang diamati:
Tabel 4.4 Tabel Indirect Material

3.

Biaya Perlengkapan Administrasi, Umum, dan Penjualan (Selling,


General, dan Administrative Expense)
Berikut ini ditampilkan tabel biaya perlengkapan administrasi, umum,
dan penjualan dari usaha yang diamati:

Tabel 4.5 Tabel Perlengkapan Administrasi, Umum, dan Penjualan

4.

Reparasi dan Biaya Pemeliharaan Aktifa


Berikut ini ditampilkan tabel biaya reparasi dan pemeliharaan aktifa dari
usaha yang diamati:

Tabel 4.6 Tabel Reparasi dan Biaya Pemeliharaan Aktifa

4.1.1.4

Data Aset

Data aset merupakan data harga pembelian dari barang-barang yang digunakan
dalam proses produksi. Berikut ini ditampilkan tabel data aset dari usaha yang
diamati:
Tabel 4.7 Tabel Data Aset

27

4.2

Pengolahan Data

Data hasil pengamatan yang telah dilakukan diolah untuk menentukan waktu
proses produk, perhitungan penyusutan, harga pokok produksi, harga pokok
penjualan, BEP, dan perhitungan laba rugi.
4.2.1

Waktu Proses Per Produk

Proses produksi dari usaha yang diamati dapat dikelompokkan menjadi beberapa
stasiun kerja dan dihitung waktu pekerjaan dilakukan pada setiap stasiun kerja.
Berikut ini ditampilkan tabel waktu proses per produk:
Tabel 4.8 Tabel Waktu Proses Per Produk

4.2.2

Perhitungan Penyusutan

Perhitungan penyusutan dilakukan dengan salah satu tujuannya adalah untuk


mengetahui seberapa besar manfaat yang telah digunakan dari suatu barang.
Berikut ini ditampilkan tabel perhitungan penyusutan dari data aset usaha yang
diamati:
Tabel 4.9 Tabel Perhitungan Penyusutan
28

Contoh perhitungan:
1.

Penyusutan mesin perekat

2.

perolehan nilai sisa)/ umur


ekonomis
= (300.000 125.000)/5
= Rp 35.000,00/tahun
= Rp 150.000,00 /12
= Rp 2.916,67
= penyusutan/bulan * jumlah unit
= Rp 2.916,67*2
= Rp 5.833,33
Penyusutan genset
= (harga perolehan

Penyusutan per bulan


Total penyusutan

Penyusutan per bulan


Total penyusutan

4.2.3

(harga

nilai sisa)/ umur


ekonomis
= (1.500.000 850.000)/6
= Rp 108.333,33/tahun
= Rp 108.333,33 /12
= Rp 9.027,78
= penyusutan/bulan * jumlah unit
= Rp 9.027,78 *1
= Rp 9.027,78

Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode ABC

Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan harga pokok produksi
adalah dengan metode Activity Based Costing. Pada pengolahan data berikut ini
digunakan metode ABC, dengan formula:
HPP = direct material + direct labor + overhead

... (15)

29

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, didapatkan data sebagai berikut:


Direct material

= Rp

15.072.000,00

Direct labor

= Rp

5.200.000,00

Overhead

= indirect labor + indirect material + administrative


expense + reparasi dan biaya pemeliharaan aktifa
= Rp 288.000,00 + Rp 160.000,00 + Rp 5.000,00 +
Rp 348.674,00
= Rp 801.674,00

Sehingga didapatka nilai HPP:


HPP = direct material + direct labor + overhead
= Rp15.072.000,00 + Rp 5.200.000,00 + Rp 801.674,00
= Rp21.073.674,00
Jadi, harga pokok produksi dari usaha Dakak-dakak Ubi Cincang Restu Keluarga
setiap bulannya adalah sebesar Rp21.073.674,00
4.2.4

Perhitungan Harga Pokok Penjualan

Harga pokok penjualan merupakan harga yang distandarkan oleh suatu


perusahaan untuk menjual produknya. Berikut ini adalah formula yang dapat
digunakan untuk perhitungan harga pokok penjualan:
Harga pokok penjualan =

x (1+ %keuntungan)

... (17)

Berdasarkan data hasil pengamatan dapat ditentukan harga pokok penjualan dari
usaha yang diamati adalah:
Harga pokok penjualan =
=

x (1+ %keuntungan)
x (1+ 17,6%)

= Rp 7.749,91

30

Jadi, harga pokok penjualan untuk setiap kemasan ubi cincang dengan berat bersih
200 gram adalah sebesar Rp 7.749,91

4.2.5

Perhitungan Break Even Point (BEP)

Break even point merupakan titik dimana perusahaan tidak mengalami untung
atau rugi dalam operasi perusahaannya. Berikut ini ditampilkan tabel klasifikasi
fixed cost, variable cost, dan price:
Tabel 4.10 Tabel Klasifikasi Fixed Cost (FC)

Tabel 4.11 Tabel Klasifikasi Variable Cost (VC)

Tabel 4.12 Tabel Klasifikasi FC, VC, Price

Fixed Cost (FC)


Harga Pokok Penjualan
Variable Cost (VC)
BEP

= Rp 5.637.930,00
= Rp 7.749,91
= Rp 4.823,67
= FC/ (Harga pokok penjualan VC)
= Rp 5.637.930,00/(Rp 7.749,91 - Rp 4.823,67)
= 1.926,68 unit 1.927 unit

31

Jadi, usaha Dakak-dakak Ubi Cincang Restu Keluarga akan mendapatkan balik
modal setelah berhasil melakukan penjualan sebanyak 1.927 unit produk.
Berikut ini ditampilkan grafik BEP untuk usaha yang diamati:

Gambar 4.1 Grafik BEP


4.2.6

Perhitungan Labar Rugi

Setiap usaha akan menghasilkan laba ataupun rugi. Perhitungan laba dan rugi
dapat dilakukan dengan formula:
Laba rugi
= penerimaan total pengeluaran
= (jumlah unit * harga pokok penjualan) HPP

...(18)

Berikut ini merupakan hasil perhitungan laba rugi untuk usaha yang diamati:
Laba rugi
= (jumlah unit * harga pokok penjualan) HPP
= (3200 * Rp 7.749,91) Rp 21.074.674,00
= Rp 3.726.028,07

Nilai yang didapatkan positif, artinya perusahaan mendapatkan laba dari


penjualan ubi cincang dengan berat bersih produk 200 gram untuk setiap kemasan
kira-kira sebesar Rp 3.726.028,07 setiap bulannya.

32

You might also like