Professional Documents
Culture Documents
Bab ini berisikan tentang pengumpulan data yang dilakukan mengenai biaya-biaya
yang berkaitan dengan produksi dari usaha yang diamati, kemudian data tersebut
dikelompokkan dan dilakukan pengolahan data.
4.1
Pengumpulan Data
Data Produksi
Biaya bahan baku langsung merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
untuk bahan baku yang berhubungan langsung dengan produk dan dapat ditelusuri
dengan mudah terhadap produk tersebut.
Berikut ini ditampilkan tabel rincinan biaya bahan baku langsung dari usaha yang
diamati:
Tabel 4.1 Tabel Direct Material
25
4.1.1.2
Biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
tenaga kerja yang langsung berhubungan dengan proses produksi.
Berikut ini ditampilkan rincian biaya tenaga kerja langsung dari usaha yang
diamati:
Tabel 4.2 Tabel Direct Labor
4.1.1.3
2.
3.
4.
4.1.1.4
Data Aset
Data aset merupakan data harga pembelian dari barang-barang yang digunakan
dalam proses produksi. Berikut ini ditampilkan tabel data aset dari usaha yang
diamati:
Tabel 4.7 Tabel Data Aset
27
4.2
Pengolahan Data
Data hasil pengamatan yang telah dilakukan diolah untuk menentukan waktu
proses produk, perhitungan penyusutan, harga pokok produksi, harga pokok
penjualan, BEP, dan perhitungan laba rugi.
4.2.1
Proses produksi dari usaha yang diamati dapat dikelompokkan menjadi beberapa
stasiun kerja dan dihitung waktu pekerjaan dilakukan pada setiap stasiun kerja.
Berikut ini ditampilkan tabel waktu proses per produk:
Tabel 4.8 Tabel Waktu Proses Per Produk
4.2.2
Perhitungan Penyusutan
Contoh perhitungan:
1.
2.
4.2.3
(harga
Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan harga pokok produksi
adalah dengan metode Activity Based Costing. Pada pengolahan data berikut ini
digunakan metode ABC, dengan formula:
HPP = direct material + direct labor + overhead
... (15)
29
= Rp
15.072.000,00
Direct labor
= Rp
5.200.000,00
Overhead
x (1+ %keuntungan)
... (17)
Berdasarkan data hasil pengamatan dapat ditentukan harga pokok penjualan dari
usaha yang diamati adalah:
Harga pokok penjualan =
=
x (1+ %keuntungan)
x (1+ 17,6%)
= Rp 7.749,91
30
Jadi, harga pokok penjualan untuk setiap kemasan ubi cincang dengan berat bersih
200 gram adalah sebesar Rp 7.749,91
4.2.5
Break even point merupakan titik dimana perusahaan tidak mengalami untung
atau rugi dalam operasi perusahaannya. Berikut ini ditampilkan tabel klasifikasi
fixed cost, variable cost, dan price:
Tabel 4.10 Tabel Klasifikasi Fixed Cost (FC)
= Rp 5.637.930,00
= Rp 7.749,91
= Rp 4.823,67
= FC/ (Harga pokok penjualan VC)
= Rp 5.637.930,00/(Rp 7.749,91 - Rp 4.823,67)
= 1.926,68 unit 1.927 unit
31
Jadi, usaha Dakak-dakak Ubi Cincang Restu Keluarga akan mendapatkan balik
modal setelah berhasil melakukan penjualan sebanyak 1.927 unit produk.
Berikut ini ditampilkan grafik BEP untuk usaha yang diamati:
Setiap usaha akan menghasilkan laba ataupun rugi. Perhitungan laba dan rugi
dapat dilakukan dengan formula:
Laba rugi
= penerimaan total pengeluaran
= (jumlah unit * harga pokok penjualan) HPP
...(18)
Berikut ini merupakan hasil perhitungan laba rugi untuk usaha yang diamati:
Laba rugi
= (jumlah unit * harga pokok penjualan) HPP
= (3200 * Rp 7.749,91) Rp 21.074.674,00
= Rp 3.726.028,07
32