You are on page 1of 1

Nama : Prihatono Dwi

Mayoga
NIM : 21100113140077
Kelas : A

PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE


GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER
DI KAMPUS TEGAL BOTO
UNIVERSITAS JEMBER
Analisis Geofosika Metode Geolistrik adalah metode untuk menganalisis
keadaan bawah permukaan tanah, dimana salah satunya dapat digunakan untuk
mendeteksi potensi keberadaan air tanah. Dimana dalam eksplorasi sumur dan air
tanah sangat diperlukan kegiatan penyelidikan keadaan bawah permukaan, yaitu
mengenai ketebalan lapisan dan jenis batuan, serta keberadaan lapisan pembawa
air (akuifer).
Penelitian metode geolistrik ini dilakukan untuk dapat mengetahui
keadaan lapisan batuan bawah permukaan dan lapisan akuifer daerah Kampus
Tegal Boto, Universitas Jember. Sehingga dapat dilakukan pendugaan terhadap
potensi air tanah yang ada di daerah tersebut. Pendugaan ini dilakukan atas dasar
dimana lapisan air tanah akan memiliki tahanan jenis yang berbeda apabila dialiri
listrik. Yaitu tahanan jenis (resistivitas) lapisan air tanah lebih rendah daripada
tahanan jenis lapisan batuan mineral. Metode Geolistrik yang digunakan adalah
konfigurasi schlumberger dengan elektroda arus yang bergerak bebas dan
elektroda potensial yang tetap.
Setelah dilakuan penelitian, secara geologi daerah tersebut didominasi
batuan vulkanik muda, seperti : tufa, lahar, breksi dan lava andesit hingga basal.
Permeabilitas sedang hingga tinggi pada endapan lahar dan lava vesikuler. Zona
akuifer mengalir pada porositas dan celah batuan. Akuifer produktifnya bersifat
produksi sedang dengan penyebaran yang luas. Akuifer dengan keterusan dan
kisaran kedalaman muka airtanah sangat beragam. Debit sumur umumnya kurang
dari 5 liter/detik.
Dari hasil interpretasi data resistivitas batuan sebernarnya yang telah
diolah oleh software IP2WIN dari resistivitas semu yang didapat langsung dari
pengukuran, bahwa sebagian besar batuan memiliki resistivitas tinggi (diatas 500
m). Lapisan ini kurang bersifat pembawa air (akuifer). Debit sumur yang dapat
dimanfaatkan kurang dari 5 liter/detik. Hasil pendugaan dengan geolistrik yang
dikorelasikan dengan referensi kuantitatif, menunjukkan bahwa sebagian besar
batuan di titik sounding 2 sampai 5 merupakan lapisan batuan keras. Namun
demikian apabila akan dilakukan pengeboran air tanah sebaiknya di lakukan di
titik sounding 1 (S1), dengan kedalaman pengeboran antara 100 sampai 125
meter. Pada titik S1 ini diduga sebagai lapisan pembawa air (akuifer) dengan
prospek akuifer produksi setempat.

You might also like