You are on page 1of 16

15

BAB II
KERANGKA TEORITIK
A. Kajian Pustak a
1. Teori Psikoanalisa Sigmund Freud

a. Persepsi tentang sifat manusia

Menurut Sigmund Freud, perilaku manusia itu ditentukan oleh


kekuatan irrasional yang tidak disadari dari dorongan biologis dan
dorongan naluri psikoseksual tertentu pada masa enam tahun pertama
dalam kehidupannya. Pandangan ini menunjukkan bahwa aliran teori
Freud tentang sifat manusia pada dasarnya adalah deterministik. Namun
demikian menurut Gerald Corey yang mengutip perkataan Kovel,
bahwa dengan tertumpu pada dialektika antara sadar dan tidak sadar,
determinisme yang telah dinyatakan pada aliran Freud luluh. Lebih jauh
Kovel menyatakan bahwa jalan pikiran itu adalah ditentukan, tetapi
tidak linier. Ajaran psikoanalisis menyatakan bahwa perilaku seseorang
itu lebih rumit dari pada apa yang dibayangkan pada orang tersebut. 7
Di sini, Freud memberikan indikasi bahwa tantangan terbesar
yang dihadapi manusia adalah bagaimana mengendalikan dorongan
agresif itu. Bagi Sigmund Freud, rasa resah dan cemas seseorang itu ada
hubungannya dengan kenyataan bahwa mereka tahu umat manusia itu
akan punah.

Dikutip dari http://www.acehinstitute.org/opini_kusmawati_soal_sigmund_freud.htm

16

b. Struktur Kepribadian

Dalam teori psikoanalitik, struktur kepribadian manusia itu


terdiri dari id, ego dan superego. Id adalah komponen kepribadian yang
berisi impuls agresif dan libinal, dimana sistem kerjanya dengan prinsip
kesenangan pleasure principle. Ego adalah bagian kepribadian yang
bertugas sebagai pelaksana, dimana sistem kerjanya pada dunia luar
untuk menilai realita dan berhubungan dengan dunia dalam untuk
mengatur dorongan-dorongan id agar tidak melanggar nilai-nilai
superego. Superego adalah bagian moral dari kepribadian manusia,
karena ia merupakan filter dari sensor baik- buruk, salah- benar, bolehtidak sesuatu yang dilakukan oleh dorongan ego.
Gerald Corey menyatakan dalam perspektif aliran Freud
ortodoks, manusia dilihat sebagai sistem energi, dimana dinamika
kepribadian itu terdiri dari cara-cara untuk mendistribusikan energi
psikis kepada id, ego dan super ego, tetapi energi tersebut terbatas,
maka satu diantara tiga sistem itu memegang kontrol atas energi yang
ada, dengan mengorbankan dua sistem lainnya, jadi kepribadian
manusia itu sangat ditentukan oleh energi psikis yang menggerakkan. 8
Menurut Calvil S. Hall dan Lindzey, dalam psikodinamika
masing-masing bagian dari kepribadian total mempunyai fungsi, sifat,
komponen, prinsip kerja dinamika dan mekanisme tersendiri, namun

Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey,1993, Theories of Personality (terjemahan A. Supratika),


Yogyakarta: Kanisius, hal 51

17

semuanya berinteraksi begitu erat satu sama lainnya, sehingga tidak


mungkin dipisahkan. Id bagian tertua dari aparatur mental dan
merupakan komponen terpenting sepanjang hidup. Id dan instinkinstink lainnya mencerminkan tujuan sejati kehidupan organisme
individual. Jadi id merupakan pihak dominan dalam kemitraan struktur
kepribadian manusia.9
Menurut S. Hall dan Lindzey, dalam Sumadi Suryabarata, cara
kerja masing-masing struktur dalam pembentukan kepribadian adalah:
(1) apabila rasa id-nya menguasai sebahagian besar energi psikis itu,
maka pribadinya akan bertindak primitif, implusif dan agresif dan ia
akan mengubar impuls-impuls primitifnya, (2) apabila rasa ego-nya
menguasai sebagian besar energi psikis itu, maka pribadinya bertindak
dengan cara-cara yang realistik, logis, dan rasional, dan (3) apabila rasa
super ego-nya menguasai sebagian besar energi psikis itu, maka
pribadinya akan bertindak pada hal-hal yang bersifat moralitas,
mengejar hal-hal yang sempurna yang kadang-kadang irrasional. 10
Jadi untuk lebih jelasnya sistem kerja ketiga struktur
kepribadian manusia tersebut adalah: Pertama, Id merupakan sistem
kepribadian yang orisinil, dimana ketika manusia itu dilahirkan ia
hanya memiliki Id saja, karena ia merupakan sumber utama dari energi
psikis dan tempat timbulnya instink. Id tidak memiliki organisasi, buta,
dan banyak tuntutan dengan selalu memaksakan kehendaknya. Seperti
9

Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, Op Cit


Sumadi Suryabrata, 1982, Psikologi Kepribadian , Yogyakarta: UGM, hal 170

10

18

yang ditegaskan oleh A. Supratika, bahwa aktivitas Id dikendalikan


oleh prinsip kenikmatan dan proses primer. 11
Kedua, Ego mengadakan kontak dengan dunia realitas yang ada
di luar dirinya. Di sini ego berperan sebagai eksekutif yang
memerintah, mengatur dan mengendalikan kepribadian, sehingga
prosesnya persis seperti polisi lalulintas yang selalu mengontrol
jalannya id, super- ego dan dunia luar. Ia bertindak sebagai penengah
antara instink dengan dunia di sekelilingnya. Ego ini muncul
disebabkan oleh kebutuhan-kebutuhan dari suatu organisme, seperti
manusia lapar butuh makan. Jadi lapar adalah kerja Id dan ya ng
memutuskan untuk mencari dan mendapatkan serta melaksanakan itu
adalah kerja ego. Sedangkan yang ketiga, superego adalah yang
memegang keadilan atau sebagai filter dari kedua sistem kepribadian,
sehingga tahu benar -salah, baik-buruk, boleh-tidak dan sebagainya. Di
sini superego bertindak sebagai sesuatu yang ideal, yang sesuai
dengan norma-norma moral masyarakat.
c. Kesadaran dan ketidaksadaran
Pemahaman tentang kesadaran dan ketidaksadaran manusia
merupakan salah satu sumbangan terbesar dari pemikiran Freud.
Menurutnya,

kunci

untuk

memahami

perilaku

dan

problema

kepribadian bermula dari hal tersebut. Ketidakasadaran itu tidak dapat


dikaji langsung, karena perilaku yang muncul itu merupakan

11

A. Supratika, Pokok dan Tokoh Psikologi Modern, Yogyakarta: IKIP Yogyakarta, hal 52

19

konsekuensi logisnya. Menurut Gerald Corey, bukti klinis untuk


membenarkan alam ketidaksadaran manusia dapat dilihat dari hal-hal
berikut, seperti: (1) mimpi; hal ini merupakan pantulan dari kebutuhan,
keinginan dan konflik yang terjadi dalam diri, (2) salah ucap sesuatu;
misalnya nama yang sudah dikenal sebelumnya, (3) sugesti pasca
hipnotik, (4) materi yang berasal dari teknik asosiasi bebas, dan (5)
materi yang berasal dari teknik proyeksi, serta isi simbolik dari
simptom psikotik. 12
Sedangkan kesadaran itu merupakan suatu bagian terkecil atau
tipis dari keseluruhan pikiran manusia. Hal ini dapat diibaratkan seperti
gunung es yang ada di bawah permukaan laut, dimana bongkahan es itu
lebih besar di dalam ketimbang yang terlihat di permukaan.
Demikianlah juga halnya dengan kepribadian manusia, semua
pengalaman dan memori yang tertekan akan dihimpun dalam alam
ketidaksadaran.
d. Kecemasan
Bagian yang tidak kalah penting dari teori Freud adalah tentang
kecemasan. Gerald Corey mengartikan kecemasan itu adalah sebagai
suatu keadaan tegang yang memaksa kita untuk berbuat sesuatu.
Kecemasan ini menurutnya berkembang dari konflik antara sistem id,
ego dan superego tentang sistem kontrol atas energi psikis yang ada.

12

Gerald Corey, 1995, Theory and Practice of Counseling and psychotherapy (Terjemahan
Mulyarto), Semarang: IKIP Semarang Press, hal 142.

20

Fungsinya adalah mengingatkan adanya bahaya yang datang.

13

Sedangkan menurut Calvin S. Hall dan Lindzey, kecemasan itu


ada tiga: kecemasan realita, neurotik dan moral. (1) kecemasan realita
adalah rasa takut akan bahaya yang datang dari dunia luar dan derajat
kecemasan semacam itu sangat tergantung kepada ancaman nyata. (2)
kecemasan neurotik adalah rasa takut kalau-kalau instink akan keluar
jalur dan menyebabkan sesorang berbuat

sesuatu yang dapat

mebuatnya terhukum, dan (3) kecemasan moral adalah rasa takut


terhadap hati nuraninya sendiri. Orang yang hati nuraninya cukup
berkembang cenderung merasa bersalah apabila berbuat sesuatu yang
bertentangan dengan norma moral.
e. Mekanisme pertahanan ego
Untuk menghadapi tekanan kecemasan yang berlebihan, sistem
ego terpaksa mengambil tindakan ekstrim untuk menghilangkan
tekanan itu. Tindakan yang demikian itu, disebut mekanisme
pertahanan, sebab tujuannya adalah untuk mempertahankan ego
terhadap tekanan kecemasan. Dalam teori Freud, bentuk-bentuk
mekanisme pertahanan yang penting adalah: (1) represi; ini merupakan
sarana pertahanan yang bisa mengusir pikiran serta perasaan yang
menyakitkan dan mengancam keluar dari kesadaran, (2) memungkiri;
ini adalah cara mengacaukan apa yang dipikirkan, dirasakan, atau
dilihat seseorang dalam situasi traumatik, (3) pembentukan reaksi; ini

13

Ibid, hal 143

21

adalah menukar suatu impuls atau perasaan yang menimbulkan


kecemasan dengan melawannya dalam kesadaran, (4) proyeksi; ini
berarti memantulkan sesuatu yang sebenarnya terdapat dalam diri kita
sendiri ke dunia luar, (5) penggeseran; merupakan suatu cara untuk
menangani kecemasan dengan menyalurkan perasaan atau impuls
dengan jalan menggeser dari objek yang mengancam ke sasaran yang
lebih aman, (6) rasionalisasi; ini cara beberapa orang menciptakan
alasan yang masuk akal untuk menjelaskan disingkirnya ego yang
babak belur, (7) sublimasi; ini suatu cara untuk mengalihkan energi
seksual kesaluran lain, yang secara sosial umumnya bisa diterima,
bahkan ada yang dikagumi, (8) regresi; yaitu berbalik kembali kepada
prilaku yang dulu pernah mereka alami, (9) introjeksi; yaitu mekanisme
untuk mengundang serta menelaah sistem nilai atau standar orang
lain, (10) identifikasi, (11) konpensasi, dan (12) ritual dan
penghapusan.

14

f. Perkembangan kepribadian
Perkembangan manusia dalam psikoanalitik merupakan suatu
gambaran yang sangat teliti dari proses perkembangan psikososial dan
psikoseksual, mulai dari lahir sampai dewasa. Dalam teori Freud setiap
manusia harus melewati serangkaian tahap perkembangan dalam proses
menjadi dewasa. Tahap-tahap ini sangat penting bagi pembe ntukan
sifat-sifat kepribadian yang bersifat menetap.

14

Gerald Corey , Op Cit, hal 145-147

22

Menurut Freud, kepribadian orang terbentuk pada usia sekitar 56 tahun , yaitu: (1) tahap oral, (2) tahap anal: 1-3 tahun, (3) tahap palus:
3-6 tahun, (4) tahap laten: 6-12 tahun, (5) tahap genetal: 12-18 tahun,
(6) tahap dewasa, yang terbagi dewasa awal, usia setengah baya dan
usia senja. 15
2. Model Riwayat Kasus Bucklew
Bucklew menyebutkan ada 10 konstruk yang menyusun diagram
elemen. Elemen tersebut adalah sebagai berikut:
a. Motivational conflict
Konflik motivasi terjadi jika ada gerakan atau disposisi yang
bertentangan dalam elemen fisiologis pada saat ayang bersamaan.
Konflik yang paling penting dalam psikopatologi adalah konflik motov
antara ego dan ego alien. Konflik dapat diatasi dengan cara
mengkonseptualisasikan
menyederhanakan tujuan.

ulang

situasi,

merubah

tujuan,

dan

16

Motivational Conflicts

b. Anxiety
Kecemasan adalah turunan primer dari konflik. Kecemasan
muncul ketika motiv yang bertentangan dalam konflik kurang begitu
difahami oleh orang yang memahaminya (represi). Pada tingkat
15

A. Ssupratika, Op Cit, hal 56


John Bucklew. 1960. Paradigms for Psichopatology: Contribution to Case History Analisys.
Chicago: JB Lippincott Company . Hal 30-32
16

23

fisiologis, kecemasan terjadi dari proses-proses fisiologis yang kurang


terorganisir dengan fungsi sistem syaraf otonomik. Pada level
fisiologis, kecemasan terdiri dari gerakan yang tidak pasti seperti
tegangan, kebingungan, perasaan yang tidak karuan, dan reaksi
psikologis lain yang campur aduk.

17

Anxiety
c. Roles
Peran sistem yang saling berhubungan antara motiv, traits,
attitude, dan emosi yang mempunyai penilaian sosial didalamnya.
Peran dikembangkan dalam pergaulan sosial dan memiliki nilai sosial
untuk kelompok organisasi sebagaimana arti pribadi untuk nilai ego
individu. Peran merupakan suatu unit kepribadian yang kompleks yang
cenderung berfungsi sebagai keseluruhan untuk mengubah satu dengan
yang lain dalam satu kesatuan. 18

Roles

d. Ego
Ego adalah sistem perilaku yang mempunyai sumber stimulus
dari fungsi fisiologis, interaksi psikologis primer, dan kepribadian
yang berhubungan dengan sosial dan situasi kehidupan. Ketiga sumber
17
18

Ibid , hal 32-33


Ibid, hal 34

24

stimulasi untuk reaksi ego ini disebut dengan self. Ego terdiri dari
respon behavioral yang ditujukan pada self sebagai stimulus. Respon
behavioral tersebut termasuk self -perception, self -judgements, dan
pencapaian tujuan yang sesuai dengan nilai yang dikembangkan oleh
individu. 19

Ego
e. Repression
Represi adalah suatu keadaan dimana individu tidak menyadari
motif-motif yang dirasakannya untuk melindungi ego yang dapat
mengancam self-esteem. Represi biasanya terjadi pada abnormalitas
yang menutupi motif -motif, emosi, dan sikap yang berkonflik dengan
ego. 20

Repression
f. Regretion dan fixation
Regresi adalah suatu kondisi kepribadian yang terbentuk dari
motivasi, koflik dan penyesuaian individu yang kemudian menjadi
bagian dari kompleks saat ini. Sedangkan fiksasi adalah kondisi
dimana motif gagal berkembang secara tepat sesuai dengan

19

John Bucklew. 1960. Paradigms for Psichopatology: Contribution to Case History Analisys.
Chicago: JB Lippincott Company . Hal 34
20

Ibid, hal 36-39

25

perkembangan individu.

21

Regression

Fixation

g. The complex
Kompleks adalah konflik antara motif ego dan motif ego alien
yang akhirnya direpresi. Motif ego alien adalah motif-motif yang
disangkal oleh individu sehingga tidak terintegrasi dengan kepribadian
individu. 22

The complex

h. Symptom formation
Symptom - symptom muncul dari konflik yang mendasari di
awal dan di akhir analisis psikopatologis. Symptom diklasifikasikan
menjadi dua yaitu: berdasarkan keparahan dan berdasarkan tipe.
Analisis symptom dimulai dengan menentukan symptom apa saja yang
muncul dak kapan waktu munculnya. 23

Symptom Formation

21

John Bucklew. 1960. Paradigms for Psichopatology: Contribution to Case History Analisys.
Chicago: JB Lippincott Company . Hal 39-40
22
Ibid, hal 40-42
23
Ibid, hal 42-43

26

i. Spesific life events


Kejadian tertentu sangat menentukan dalam perkembangan
individu ke arah abnormalitas. Hal ini disebabkan karena adanya
dinamika mental yang tidak disadari yang menggunakan kejadian
tertentu untuk mengekspresikan konflik yang tidak disadari. Spesific
life events terbagi menjadi tiga. Yaitu:
1) Precipitating events.
Precipitating events bertindak sebagai sesuatu yang memicu
keluarnya konflik yang membantu menentukan bagaimana cara
konflik itu akan dikeluarkan.
2) Traumatic Event
Traumatic Event adalah kejadian dramatis yang terjadi ketika
kehidupan atau kesehatan seseorang sedang terancam atau egonya
sangat terganggu oleh situasi yang tidak dapat dihadapi.
3) Conditioning Event
Conditioning Event adalah jenis perilaku yang dilakukan yang
mendapat

penguatan

karena

memuaskan

motif-motif

yang

terhalang dan cenderung untuk diulang. 24


1. Precipitating
2. Traumatic
3. Conditioning

24

John Bucklew. 1960. Paradigms for Psichopatology: Contribution to Case History Analisys.
Chicago: JB Lippincott Company . Hal 44-47

27

j. External conflict
Konflik eksternal terjadi ketika motif-motif pribadi berlawanan
dengan harapan dan permintaan kelompok atau institusi dalam
lingkungan. Konflik eksternal murni muncul karena adanya konflik
psikologis murni dengan konflik sosial antara individu dengan orang
lain.

Eksternal Conflict

Bentuk lain yang terdapat dalam diagram elemen adalah


sebagai berikut:
k. Eksternal Construct

1. Social and Legal Restriction

Developmental Sequences

B. Kajian Teoritik
Tinjauan Psikoanalisa
Penjabaran tentang fenomena komunitas PUNK dan teori
psikoanalisis telah dijelaskan secara panjang lebar. Untuk lebih
memperjelas bagaimana keunikan perilaku anggota komunitas Punk jika

28

ditinjau dari prespektif Psikoanalisis maka berikut ini akan diuraikan


penjelasannya:
Keunikan perilaku anggota komunitas Punk merupakan suatu hasil
akhir dari sebuah proses. Proses itu sendiri sudah berlangsung sejak lama,
bahkan mungkin sejak individu dilahirkan. Menurut Freud, dalam
bertingkah laku individu dimotivasi oleh insting. Insting-insting inilah
yang memberi energi kepada id untuk menjalankan sistem kepribadian.
Normalnya, dalam suatu kepribadian ego lebih mendominasi daripada id
dan superego. Akan tetapi, pada keadaan yang

tidak semestinya

(abnormal) ego tidak dapat mendominasi. Jika sampai terjadi hal seperti
itu maka tindakan individu akan cenderung impulsif dan irasional.
Dalam kondisi biasa (tanpa adanya konflik yang berat ) defence
mechanism (represi) yang dilakukan individu merupakan cara yang efektif
untuk melindungi ego dari rasa sakit. Namun pada suatu saat reperesi yang
telah lama dipendam akan meledak, ketika represi itu meledak maka
terjadilah ketidakseimbangan dalam kepribadian individu. Yang dimaksud
ketidakseimbangan kepribadian adalah tidak dapat berfungsinya struktur
kepribadian sebagaimana mestinya. Konkritnya, ego sebagai ekse kutif
kepribadian tidak dapat menyeimbangkan pendistribusian energi untuk id,
ego dan superego. Dengan pendistribusian energi yang tidak tepat maka
salah satu struktur kepribadian yang menyediakan energi untuk
kepribadian, maka id memiliki energi terbesar jika dibandingkan dengan
id, ego dan super ego. Akibatnya id mendominasi kepribadian dan

29

menjalankan

kepribadian

untuk

memenuhi

prinsip

kenikmatan.

Pemenuhan prinsip kenikmatan yang tidak disertai dengan perimbangan


yang realistik menyebabkan usaha pemenuhan itu menjadi tindakan yang
impulsif dan irrasional. Karena prinsipnya hanya mengejar kenikmatan
dan kurang dapat berfikir logis dan rasional.
C. Penelitian Dahulu yang Relevan
Penelitian terdahulu yang menunjang penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh Gordon Tampubolon (Unair) dengan judul
Dinamika Kepribadian Pelaku Tindak Perkosaan Terhadap Anak
Perempuan tahun 2005, Lailatul Mufidah (Unair) dengan judul Dinamika
Kepribadian Orang Yang Melakukan Percobaan Bunuh Diri tahun
2006. kedua penelitian tersebut menbahas secara rinci tentang dinamika
kepribadian, bagaimana interaksi antara id, ego dan superego sehingga
memunculkan suatu perilaku tertentu. Selain itu penelitian yang lain
adalah penelitian yang dilakukan Huzaifah Hamid seorang mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Malang yang mengambil penelitian tentang
Agresivitas Anak -Anak Punk Kota Batu pada tahun 2009. Penelitian ini
menghasilkan suatu tentang temuan agresiitas anak-anak Punk yang dapat
disimpulkan bahwa anak punk tidak memunculkan perilaku agresi dalam
kesehariannya. Mereka dalam melakukan aktifitas sama saja dengan
masyarakat pada umumnya, yang membedakan hanya kegiatan yang
dijalani. Perilaku agresi pada anak punk akan muncul ketika ada momen
tertentu, seperti saat mereka menonton sebuah pertunjukan musik (gig)

30

punk. Hanya momen tertentu itulah yang membuat mereka akan


memunculkan perilaku agresinya.
Perilaku agresi yang dimunculkan itu selain faktor dalam diri juga
karena faktor eksternal, seperti pengaruh minuman beralkohol atau oba tobatan terlarang. Karena tentu saja mereka melakukannya atas dasar
dipengaruhi zat itu, tanpa mampu mengontrol dirinya secara normal.
Karena ketika gig tersebut berlangsung, biasanya mereka memang
mengkonsumsi terlebih dahulu, baik minuman beralkohol juga obat-obatan
terlarang. Sehingga adakalanya anak punk itu melakukan perilaku agresi
yang dapat menyebabkan kerugian bagi dirnya dan orang lain di tempat
gig itu.

You might also like