Professional Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan Laporan Tutorial Pertama
sebagai suatu laporan atas hasil diskusi kami yang berkaitan dengan kegiatan
tutorial pada Blok 7 semester 3 ini.
Nasib David Beckham di tangan tim medis Real Madrid merupakan judul
dari kegiatan tutorial pertama ini. Di sini kami membahas masalah yang berkaitan
dengan anatomi, histology, fisiologi, dari system muskuloskeletal. Serta kami juga
membahas mengenai mekanisme bergerak,regenerasi system musculoskeletal saat
mengalami cedera, dan fisioterapi.
Kami mohon maaf jika dalam laporan ini terdapat banyak kekurangan dalam
menggali semua aspek yang menyangkut segala hal yang berhubungan dengan
skenario pertama ini serta Learning Objective yang kami cari. Karena ini semua
disebabkan oleh keterbatasan kami sebagai manusia. Tetapi, kami berharap laporan
ini dapat memberi pengetahuan serta manfaat kepada pembaca
Kelompok 1
DAFTAR ISI
CONCEPT
MAP
SKENARIO 1
LEARNING OBJECTIVES
SKELETAL SYSTEM
Tulang axial terdapat di sepamjang axis longitudinal [Pusat gravitasi tubuh], terdiri dari:
1. Cranium
2. Columna vertebrae
3. Cavum thorax
APPENDICULAR SKELETON
Otot appendikular terdiri dari:
Terdapat glenoid cavity, yang terletak superolateral yang berartikulasi dengan head of
humerus.
2. CLAVICULA
Ujung lateral scapula berartikulasi dengan processus acromion, sedang ujung medialnya
dengan manubrium sterni.
Arm
Terdiri atas satu tulang, yaitu Humerus.
Forearms
Memiliki 2 tulang, yaitu Ulna dan Radius.
1. Ulna
Pada ujung proksimalnya terdapat permukaan artikular berbentuk huruf C yang disebut
trochlear, atau semilunar notch yang cocok dengan trochlea humerus.
2. Radius
Ujung proksimal radius adalah Head of Radius. Berbentuk konkav dan berartikulasi
dengan capitulum humerus.
Radial tuberosity adalah tempat di mana otot regio brachium bagian anterior
menempel, seperti biceps brachii.
10
Wrist
Tersusun atas delapan carpal bones yang tersusun atas 2 baris, masing-masing 4
tulang.
Hand
Terdiri dari tulang carpal, 5 tulang metacarpal, dan 5 digits (phalanges proximal, media, dan
distal kecuali pada ibu jari, hanya terdiri atas phalanges proximal dan distal).
11
Pelvic Girdle
Pelvic Girdle, terdiri dari tulang panggul atau coxae bagian kiri dan kanan.
Setiap coxae terbentuk dari fusi 3 buah tulang selama proses pertumbuhan:
1. ilium
2. ischium
3. pubis ischial tuberosity
Femur
Memiliki bagian menonjol berbentuk bulat, yaitu head of femur, yang berartikulasi
dengan acetabulum.
12
Leg
Terdiri atas 2 buah tulang, yaitu tibia dan fibula
1. Tibia
Bagian ujung proksimalnya memiliki medial condyles dan lateral condyles, yang
berartikulasi dengan condyles of the femur.
2. Fibula
Tidak berartikulasi dengan femur, namun memiliki suatu kepala bagian proksimal
yang berartikulasi dengan tibia.
Ujung distal fibula sedikit melebar dan terdapat lateral malleolus untuk membentuk
dinding lateral ankle joint.
13
Foot
Talus atau tulang pergelangan kaki, yang berartikulasi dengan tibia dan fibula untuk
membentuk ankle joint.
Metatarsals dan phalanges pada bagian kaki serupa pada bagian manus.
14
15
3) Synovial
Contohnya: hip, knee, tarsal joints, interphalangeal joints, joints between
articular processes of cervical to lumbar vertebrae.
Cartilaginous Joint -- Synchondrosis
epiphysis
dan
diaphysis
16
17
Synovial Joint
Persendian dimana dua tulang dipisahkan oleh ruangan yang disebut joint cavity.
Pergerakan pada jenis persendian ini bebas.
18
19
Ball-and-Socket Joints
Multiaxial joint
Biaxial joints
Saddle Joints
trapeziometacarpal joint pada basis thumb
Biaxial joint
Gliding Joints
Merupakan amphiarthroses
Hinge Joints
Monoaxial joint
20
Pivot Joints
Upper Limb
Beberapa persendian yang ada di upper limb antara lain:
The Humeroscapular Joint
merupakan
persendian
yang
paling
bebas
pergerakannya
diperkuat
oleh
lgament
dan
tendon
inferior),
coracohumeral,
transverse
humeral
dan
biceps
tendon
minor
infraspinatus,
dan
teres
subscapularis,
Shoulder Joint
Ligament utama melewati bagian depan dari shoulder joint dan tidak ada ligament
ayor atau otot yang berasosiasi dengan sisi inferior.
Elbow Joint
21
22
Lower limb
Beberapa persendian di upper limb antara lain:
The Coaxal (hip) Joint
Head
of
femur
berartikulasi
dengan
acetabulum
pubofemoral
ischiofemoral
iliofemoral
23
rotasi
and
Capsule
extracapsular
diperkuat
dan
oleh
intracapsular
ligaments
24
25
Ankle
Joint
26
27
Bentuk-bentuk otot
28
29
30
Upper limb
31
cuff muscles
(supraspinatus,
infraspinatus,
teres
minor, dan
subscapularis)
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Lower limb
a. Regio Gluteal
o M. gluteus (maximus, medius, minimus) sebagai otot ekstensor dan abductor
paha pada articulation coxae
o Sekelompok otot kecil (m.piriformis, m.obturator internus, 2 m. gamelli, m.
quadratus femoris) sebagai otot eksorotator paha articulation coxae
b. Regio Femoris
Terbagi dalam 3 kompartemen oleh septum intermuscular dari fascia lata.
1. Kompartemen Anterior
o M. iliapsoas: terdiri dari musculus psoas mayor dan m.iliacus
o M. tensor fascia latae: sebuah otot fusiform (berbentuk kumparan) yang
menyerupai tali pegangan (straplike) dan terdapat pada sisi lateral
paha, terbungkus dalam lembar ganda fascia latae
o M.pectineus: berbentuk segiempat, pipih, berperan dalam aduksi paha
o M. sartorius: otot paling superficial pada paha anterior
41
Trigonum Femorale
42
Ligamentum
inguinal
(proksimal)
o M. femitendineus
o M. semimembranosus
44
c. Regio
Cruris
45
46
Kompartemen anterior (dorsofleksor sendi pergelangan kaki dan fleksor jari-jari kaki)
o M. tibialis anterior
o M. extensor hallucis longus
o M. extensor digitalis longus
o M. fibularis (peroneus) tertius
Kompertemen Lateral
o M. fibularis (peroneus) longus
o M. fibularis (peroneus) brevis
Kompartemen Posterior
1. pars superficialis
o m. gastrocnemius dan m. soleus membentuk triceps surae, memiliki tendon
lekat bersama pada calcaneus (tentdon calcaneus Acholes)
o
m. Plantaris
47
2. pars profunda
o m. popliteus
o m.fleksor hallucis longus
o m.fleksor digitorum longus
o m.tibialis posterior
d.
Regio Pedis
48
HISTOLOGI TULANG
Pada tulang pipa, bagian diafisis sebagian besar terdiri dari tulang kompakta
mengelilingi sumsum. Sedangkan bagian epifisis terdiri dari tulang spongisa
dibungkus selapis tulang kompakta, rongga pada tulang spongiosa berhubungan
langsung dengan sumsum tulang.
Pada tulang pipih, 2 lapis tulang kompakta melapisi selapis tulang spongiosa
(diploe).
Cirri utama tulang (osteo) secara mikroskopik adalah susunannya yang lamellar
(subtantia intersel yang mengalamiperkapuran) atau berlais-lapis (lamel-lamel).
Tiap tulang kecuali bagian sendinya dibungkus jaringan ikat khusus yang disebut
periosteum. Pada bagian dalam terdapat endosteum yang membatasi rongga
dan celah sumsum.
49
Matriks tulang:
Bersifat asidofilik, tersusun berlapis-lapis, tebalnya 5-7 mikron.
Matriks tulang terdiri dari 35% komponen organik yaitu kolagen dan
proteoglikan, serta 65% material inorganik (mineral). Kolagen pada tulang
merupakan kolagen jaringan ikat yang mirip kolagen tipe I jaringan ikat
longgar berfungsi dalam fleksibilitas tulang. Mineral yang terdapat pada tulang
adalah kristal kalsium fosfat (hidroksiapatit) [Ca 10(PO4)6(OH)2].
osteoblas bentuk sel: dari koboid hingga piramidal atau seringkali berupa
lembaran utuh menyerupai epitel; inti besar, memiliki satu nukleolu; retikulum
sarkoplasma luas; banyak ribosom; sitoplasma sangat basofilik dikarenakan adanya
nukleoprotein (untuk sintesis material organik matriks). Osteoblas ditemukan pada
permukaan tulang.
Kolagen dan proteoglikan yang diproduksi osteoblas di eksositosis dengan
vesikel
badab
Golgi.
Selain
itu
diproduksi
juga
vesikel
yang
50
maculae
communicantes
yaitu
tempat
bertemunya
tonjolan
matriks
tulang
melepaskan
substansi
dasar
yang
mengapur.
Arsitektur tulang
Tulang spongiosa terdiri atas trabekula
padanya terdapat lacuna dan sistem kanalikuli tang saling berhubungan. Pada
prenatal dan penyembuhan fraktur serat kolagen teranyam tidak teratur (woven
bone).
Tulang kompakta lamelnya tersusun teratur. Terdapat saluran Havers yang
saling bebas berhubungan melalui saluran serong atau melintang. Dari
periosteum dan endosteum masuk saluran Volkmann (saluran nutrisi) secara
tegak lurus ke dalam tulang dan berhubungan dengan saluran Havers.
51
52
Histologi Sendi
Sendi ialah tempat bertemu 2 atau 3 unsur rangka, baik tulang/tulang rawan
Jenis :
1. Sendi Temporer : terdapat selama masa pertumbuhan, menghilang bila
petumbuhan berhenti dan epifisis menyatu dengan bagian batang
2. Sendi Permanen
Jenis sendi berdasarkan susunannya :
1. Sendi fibrosa (disatukan oleh jaringan ikat padat fibrosa)
Macam-macamnya :
-
Sindesmosis : Bila disatukan oleh jaringan ikat fibrosa yang lebih banyak
dari sutura
Ex :sendi radioulnar, sendi tibiofibular
53
3. Sendi Sinovia
-
Simpai sendi, lapisan luarnya ialah jaringan ikat padat kolagen yang
menyatu dengan periosteum yang membungkus tulang dan di beberapa
tempat menebal membentuk ligamen sendi.
mengandung
mitokondria,
vesikel
Juga menghasilkan cairan sinovia : hasil dialisis plasma darah dan limf,
mengandung musin (asam hialuronat terikat protein). Fungsi : pelumas
dan nutritif untuk sel tulang rawan sendi
54
Histologi Otot
Otot Skeletal
Tiap otot terbungkus selapis jaringan ikat agak padat yang disebut epimisium.
Dalam suatu serat terdapat banyak inti, sekitar 35 inti tiap mm panjang serat otot.
Sarkolema pada bagian dekat inti juga banyak mengandung sarkosomsarkosom, aparat golgi, sejumlah butir lipid, dan glikogen.
55
Berkas-berkas Miofibril
56
Otot Jantung
Hanya terdapat pada lapisan miokard dan dinding pembuluh darah besar yang
secara langsung berhubungan dengan jantung.
Terdapat suatu satuan linear yang terdiri atas sejumlah sel otot jantung yang
terikat end-to-end yaitu Diskus Interkalaris.
Struktur Halus:
Miofilamen mengandung aktin dan miosin yang sama dengan yang terdapat pada
otot skeletal dan memeperlihatkan struktur yang sama, namun pengelompokan
miofilamin menjadi miofibril tidak sesempurna otot skeletal.
Diskus Interkalaris Merupakan batas suatu kelompok sel yang khusus. Melintasi
serat-serat otot
longitudinal. Terdapat pula banyak Intermediate Junction atau fascia adherens, dan
Gap Junction atau neksus pada bagian yang memanjang.
57
58
Otot Polos
Otot-otot ini terdapat pada sistem pernapasan, sistem urinaria, dan sistem
reproduksi.
Struktur Halus
59
A. Secara Umum:
1. Potensial aksi pada saraf motorik sampai ke ujung neuromuscular.
2. Di ujung saraf, asetilkolin disekresikan dalam jumlah sedikit.
3. Asetilkolin bekerja di area setempat pada membrane serat otot untuk
membuka banyak saluran bergerbang asetilkolin.
4. Saluran asetilkolin yang terbuka memungkikan ion Na mengalir ke dalam
membrane serat otot pada titik terminal saraf sehingga akan timbul
potensial aksi dalam serat otot.
5. Potensial aksi kemudian menjalar di sepanjang serat otot.
6. Potensial aksi kemudian menimbulkan sepolarisasi membrane yang
kemudian menyebabkan reticulum sarkoplasma mengeluarkan ion Ca ke
myofibril.
7. Ion Ca dalam myofibril menimbulkan pergerakan filament aktin dan myosin
yang menyebabkan kontraksi otot.
8. Kurang dari satu detik kemudian, ion Ca dilepas dan dikembalikan ke
reticulum sarkoplasma sampai ada potensial aksi selanjutnya.
60
B. Filamen Kontraktil
1. Aktin:
Tersusun atas:
Tropomyosin
o Tropomiosin menutup sisi aktif di 7 G aktin pada setiap pilin double helix
sehingga sisi aktifnya tidak dapat berikatan dengan myosin dan terjadi relaksasi
otot.
61
Troponin
2. Miosin
62
Bagian penting:
Bagian
kepala
dapat
berikatan
dengan
sisi
aktif
aktin
63
64
65
8. ATP dipecah menjadi ADP dan fosfat, namun masih berikatan dengan
kepala myosin.
66
Asetilkolin => diameter besar => memungkinkan ion (+) masuk : Na, K, dan
Ca.
67
ada 2 ion utama yang cukup besar memberi pengruh muatan kuat (Na di
potensial (-) pada bagian dalam membran otot menarik ion-ion Na ke dalam
serat
Kesemuanya menimbulkan perubahan potensial setempat pada membran seratserat otot (potensial kempeng akhir) => potensial aksi => kontraksi otot
PEMBUANGAN ASETILKOLIN
Asetikolin dibuang dengan 2 cara :
1. Dihancurkan oleh enzim asetilkolinesterase
2. Difusi keluar dari ruang sinaptik dan tidak lagi tersedia untuk bekerja pada
serat otot
Kesemuanya mencegah perangsangan otot kembali dan dipulihkan dari potensial
aksi.
POTENSIAL AKSI
Untuk menimbulkan
RETIKULUM SARKOPLASMA
Tubulus vesikuler => mempunyai ion-ion Ca dalam konsentrasi tinggi dilepas
jika potensial aksi terjadi di tubulus T yang berdekatab => ion Ca yang dilepaskan
berdifusi ke myofibril yang berdekatan, tempat ion Ca berikatan kuat dengan
Troponin C sehingga akan kontraksi.
68
69
METABOLISME OTOT
membran
plasma
yang
bisa
dirangsang
oleh
arus
listrik,
yaitu
70
C. PEMEBENTUKAN ENERGI
ATP yang diperlukan sebagai sumber energi konstan untuk siklus kontraksi-relaksasi
otot yang dapat dihasilkan
a) Melalui glikolisis dengan menggunakan glukosa darah atau glikogen otot
b) Melalui fosforilasi oksidatif
c) Dari kreatin fosfat
d) Dari 2 molekul ADP dalam sebuah reaksi yang dikatalisis oleh enzim adenilil
kinase
Jumlah ATP dalam otot skeletal hanya cukup untuk menghasilkan energi untuk
kontarksi selama 1-2 detik sehingga ATP harus selalu diperbaharui dari satu atau
lebih sumber diatas menurut keadaan metaboliknya. Karena itu terdapat dua tipe
serabut yang berbeda dalam otot skeletal, yaitu tipe yang satu aktif dalam kondisi
aerob dan tipe lainnya dalam keaadaan anaerob, dan penggunaan setiap sumber
energi dalam taraf yang berlainan
71
Sarkoplasma otot skeletal mengandung simpanan glikogen yang besar dan terletak
dalam granul di dekat pita I. pelepasan glukosa dari glikogen bergantung pada
enzim glikogen fosforilase otot yang spesifik, yang diaktifkan oleh ion kalsium,
epinefrin dan AMP. Untuk menghasilkan glukosa 6-fosfat bagi keperluan glikolisis
dalam otot skeletal, enzim glikogen fosforilase b harus diaktifkan dahulu menjadi
fosforilase a lewat reaksi fosforilasi oleh enzim fosforilase b kinase. Ion kalsium akan
meningkatkan aktivasi enzim fosforilase b kinase yang juga melalui reaksi fosforilasi.
Jadi, ion kalsium akan meningkatkan konstraksi otot maupun mengaktifkan sebuah
lintasan untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan. Hormon epinefrin juga
mengaktifkan glikogenolisis di dalam otot. AMP yang diproduksi melalui pemecahan
ADP selama terjadi latihan otot dapat pula mengaktifkan enzim fosforilase b tanpa
menimbulkan reaksi fosforilasi.
Dalam keadaan aerob ,otot mengasilkan ATP terutama lewat fosforilasi oksidatif.
Sintesis ATP lewat fosforilasi oksidatif memerlukan pasokan oksigen. Otot yang
sangat membutuhkan oksigen sebagai akibat dari kontarksi yang terus-menerus
akan menyimpan oksigen dalam bentuk moietas heme dari myoglobin. Karena
moietas heme , otot yang mengandung myoglobin akan berwarna merah sementara
otot yang kurang atau tidak mengandung myoglobin berwarna putih. Glukosa yang
berasal dari glukosa darahatau dari glikogen endogen, dan asam lemak yang
berasal dari triasilgliserol pada jaringan adiposa, merupakan substrat utama yang
digunakan bagi metabolisme aerob dalam otot.
Kreatin fosfat merupakan simpanan energi yang utama di otot. Kreatin fosfat
mencegah deplesi ATP yang cepat dengan menyediakan fosfat energi tinggi yang
siap digunakan untuk menghasilkan kembali ATP dari ADP. Kreatin fosfat terbentuk
dari ATP dan kreatin pada saat otot berada dalam keadaan relaksasi dan kebutuhan
akan ATP tidak begitu besar. Enzim yang mengkatalis fosforilasi kreati adalah kretain
kinase(CK), yaitu enzim spesifik otot yang dalam klinik digunakan untuk mendeteksi
penyakit otot yanga kut atau kronis.
72
Otot
rangka
berfungsi
anaerob(missal,lari,sprint),
dalam
sehingga
keadaan
glikolisis
aerob(istirahat)
aerob
maupun
dan
anaerob,
73
Aktin, miosin, tropomyosin, kompleks troponin (TpT,TpI,dan TpC), ATP, dan ion
kalsium merupakan unsure penting sehubungan dengan kontraksi
Ca2+ ATPase, saluran pelepasan ion kalsium, dan kalsekuestrin adalah protein
yang terlibat dalam berbagai aspek metabolisme ion kalsium di dalam otot
Dalam
keadaan
kenyang,
sebagian
besar
glukosa
digunakan
untuk
Otot rangka tidak dapat berperan langsung pada glukosa darah karena tidak
memilki glukosa 6-fosfatase
Laktat yang dihasilkan metabolisme anaerob pada otot rangka akan dibawa ke
hati, yang digunakan untuk menyintesis glukosa yang kemudian dapat kembali
ke dalam otot (siklus Cori)
Otot rangka adalah tapak utama metabolisme asam amino rantai bercabang,
yang digunakan sebagai sumber energi
74
Asam amino utama yang dikeluarkan dari otot adalah alanin(ditujukan terutama
untuk gluconeogenesis di hati dan melakukan sebagian siklus glukosa-alanin)
dan glutamin (ditujukan terutama untuk usus dan ginjal)
75
Regenerasi Tulang
Sesudah patah tulang terdapat perdarahan dari pembuluh darah yang sobek dan
pembekuan.Fibroblas yang berkembang dan kapiler darah memasuki bekuan darah
dan membentuk jaringan granulasi,yaitu prokalus.Jaringan granulasi menjadi
jaringan fibrosa padat dan kemudian berubah menjadi massa tulang rawan.Massa
ini
merupakan
kalus
temporer
yang
mempersatukan
tulang-tulang
yang
sel-sel
berkembang
ke
jurusan
fibroblas
dan
FASE HEMATOMA
Hematum ini menjadi pertumbuhan sel jaringan fibrosis dan vaskuler hingga
hematom berubah menjadi jaringan fibrosis dengan kapiler di dalamnya.
FASE JARINGAN
FIBROSIS.
76
Ke dalam hematom dan jaringan fibrosis ini tumbuh sel jaringan mesenkim
yang bersifat osteogenik. Sel ini akan berubah menjadi condroblas yang
membentuk condroid yang merupakan bahan dasar tulang rawan. Sedang di
tempat yang jauh dari patahan tulang yang vaskularisasinya lebih banyak, sel
ini akan berubah menjadi osteoblas dan membentuk osteoid yang merupakan
bahan dasar tulang. Condroid dan osteoid pada tahapan selanjutnya terjadi
penulangan/osifikasi. Hal ini menjadikan kalus fibrosa menjjjadi kalus tulang
yang dinamakan FASE PENYATUAN KLINIS.
Selanjutnya terjadi penggantian sel tulang secara berangsur oleh sel tulang
yang mengatur diri sesuai dengan garis tarikan dan tekanan yang bekerja
pada tulang. Lalu sel tulang ini mengatur diri secara lameral seperti tulang
normal, sehingga kekuatan kalus sama dengan kekuatan tulang normal yang
dinamai dengan FASE KONSOLIDASI.
77
FISIOTERAPI
gerakan dari anggota tubuh pasien. Gerakan ini bertujuan untuk melatih otot secara
pasif, oleh karena gerakan berasal dari luar atau terapis sehingga dengan gerak
rileks passive movement ini diharapkan otot yang dilatih menjadi rilek maka
menyebabkan efek pengurangan atau penurunan nyeri akibat incisi serta mencegah
terjadinya keterbatasan gerak serta menjaga elastisitas otot. Mekanisme penurunan
nyeri oleh gerakan rileks passive movement sebagai berikut : adanya stimulasi
kinestetik berupa gerakan rileks pasif movement yang murni berasal dari luar atau
terapis tanpa disertai gerakan dari anggota tubuh pasien akan merangsang muscle
spindle dan organ tendo golgi dalam pengaturan motorik, fungsi dari muscle spindle
adalah (1) mendeteksi perubahan panjang serabut otot,(2) mendeteksi kecepatan
perubahan panjang otot, sedangkan fungsi dari organ tedo golgi adalah mendeteksi
ketegangan yang bekerja pada tendo golgi saat otot berkontraksi.
78
Dengan terstimulasinya muscle spindle dan organ tendo golgi lewat gerakan rileks
passive movement akan mempengaruhi mekanisme kontraksi dan rileksasi otot,
yaitu bahwa ion-ion calsium secara normal berada dalam ruang reticulum
sarcoplasma. Potensial aksi menyebar lewat tubulus transversum dan melepaskan
Ca 2+. Filamen-filamen actin (garis tipis) menyelip diantara filamen-filamen myosin,
dan garis-garis bergerak saling mendekati. Ca 2+ kemudian dipompakan kedalam
reticulum sarcoplasma dan otot kemudian mengendor. Dengan kedaaan otot yang
sudah mengendor maka penurunan nyeri dapat terjadi melalui mekanismemekanisme sebagai berikut:
(1) Tidak ada lagi perbedaan tekanan intramuscular yang menekan nociceptor
sehingga nociceptor tidak terangsang untuk menimbulkan nyeri.
(2) Dengan gerakan rileks passive movement yang berulang-ulang maka
nociceptor akan beradaptasi terhadap nyeri.
Suatu sifat khusus dari semua reseptor sensoris adalah bahwa mereka beradaptasi
sebagian atau sama sekali terhadap rangsang mereka setelah suatu periode waktu.
Yaitu, bila suatu rangsang sensoris kontinu bekerja untuk pertama kali, mula-mula
reseptor tersebut bereaksi dengan kecepatan impuls yang sangat tinggi, kemudian
secara progresif makin berkurang sampai akhirnya banyak diantaranya sama sekali
tidak bereaksi lagi . Hal ini dapat pula untuk menentukan dosis gerakan rileks
passive movement agar dapat menstimulasi muscle spindle.
Mekanisme umum dari adaptasi dibagi dua yaitu :
(1) Sebagian adaptasi disebabkan oleh penyesuaian didalam struktur reseptor itu
sendiri,
(2) Sebagian disebabkan oleh penyesuaian didalam fibril saraf terminal.
(3) Dengan mengendornya otot melalui gerakan rileks passive movement akan
mempengaruhi spasme otot dan iskemi jaringan sebagai penyebab nyeri.
79
Spasme otot sering menimbulkan nyeri alasanya mungkin dua macam, yaitu :
(1) Otot yang sedang berkontraksi menekan pembuluh darah intramuscular dan
mengurangi atau menghentikan sama sekali aliran darah,
(2) Kontraksi otot meningkatkan kecepatan metabolisme otot tersebut. Oleh karena
itu , spasme otot mungkin menyebabkan iskemi otot relatif sehingga timbul nyeri
iskemik yang khas.
Penyebab nyeri pada iskemik belum diketahui, salah satu penyebab nyeri
pada iskemik yang diasumsikan adalah pengumpulan sejumlah besar asam laktat
didalam jaringan, yang terbentuk sebagai akibat metabolisme anaerobic yang terjadi
selama iskemik, tetapi, mungkin pila zat kimia lain, seperti bradikinin dan
poliopeptida, terbentuk didalam jaringan karena kerusakan sel otot dan bahwa inilah,
bukannya asam laktat yang merangsang ujung saraf nyeri.
3 Passive joint mobility
Gerakan tubuh manusia terjadi pada persendian. Macam gerakan dan ROM
tergantung dari struktur anatomi sendi, juga posisi otot yang mengontrol gerakan
tadi.
Kapsular ligament yang seluruhnya terdapat didalam kapsul sendi akan
memberikan penguat terhadap synovial membrane, dimana synovial membrane tadi
akan mengeluarkan cairan kedalam rongga sendi yang menjamin gerakan sendi
tetap licin, juga memberikan makan terhadap cartilago.
Pada kaki banyak terdapat persendian, sehingga memungkinkan kaki dapat
berjalan, menyesuaikan bermacam-macam permukaan dan tampak lentur atau
mengeper.
4 Active exercise
Merupakan gerakan yang dilakukan oleh otot-otot anggota tubuh itu sendiri.
Gerak dalam mekanisme pengurangan nyeri dapat terjadi secara reflek dan disadari.
Gerak yang dilakukan secara sadar dengan perlahan dan berusaha hingga
mencapai lingkup gerak penuh dan diikuti rileksasi otot akan menghasilkan
penurunan nyeri.
80
81
Karena
otot
terdiri
dari
serabut-serabut
dengan
motor
unit
yang
Latihan jalan
82
83
(2)
Perawatan lama perlu kerja sama yang baik dengan pasien, (3) Nyeri, (4) Potensial
terjadi gangguan neurovaskuler, (5) Penderita harus kontrol secara teratur, (6) Siap
secara psikologis bagi pemakainya, (7) Kaku Sendi.
84
RADIOLOGI DIAGNOSTIK
Fraktur
Bila secara klinis ada atau diduga ada fraktur, maka harus dibuat 2 foto tulang
yang bersangkutan. Sebaiknya dibuat foto anteroposterior (AP) dan lateral. Bila
kedua proyeksi ini tidak dapat dibuat karena keadaan pasien yang tidak
mengizinkan, maka dibuat 2 proyeksi yang tegak lurus satu sama lain.
Bila hanya 1 proyeksi yang dibuat, ada kemungkinan fraktur tidak dapat
dilihat. Kadang diperlukan proyeksi khusus, misalnya proyeksi aksial, bila ada fraktur
pada femur proksimal atau humerus proksimal.
Hal-hal yang Harus Diperhatikan Pada Pemeriksaan Foto Roentgen
Ada atau tidak fraktur
Lokasi
Tipe / jenis fraktur dan kedudukan fragmen
Struktur tulang ( biasa, patologik)
Bila dekat / pada persendian
o Ada atau tidak dislokasi
o Ada atau tidak fraktur epifisis
Adakah pelebaran sela sendi karena efusi ke dalam rongga sendi
85
o Pembentukan callus
o Konsolidasi
o Remodelling ; terutama pada anak-anak
o Adanya komplikasi
Mal-union : disebabkan oleh reposisi fraktur yang kurang baik, timbul deormitas
tulang
86
Atrofi Sudeck : suatu komplikasi yang relatif jarang pada fraktur ekstremitas,
yaitu adanya disuse osteoporosis yang berat pada tulang distal dan fraktur
disertai pembengkakan jaringan lunak dan rasa nyeri.
87
tipe adduksi
tipe abduksi
Paling sering tipe abduksi dengan rotasi eksternal. Biasanya, beratnya kelainan
pada sendi dinyatakan dalam derajat I, II, III sesuai fraktur pada maleolus, termasuk
bagian posterior tibia yang dianggap sebagai maleolus posterior. Jadi pada derajat I
hanya terdapat fraktur pada satu maleolus ; derajat II fraktur pada kedua maleolus
dan seterusnya.
88
Daftar Pustaka
J.G.(1993).Neuroanatomi
Korelatif
dan
Neurologi
Fungsional
(edisi
&
Hall,
Textbook
of
Medical
Physiology,
available
in
server.fkunram.edu/fisiologi
Hassenkam ,Marie.(1999). Soft Tissue Injuries. In Atkinson Karen, et.all.Physioterapi
in Orthopaedic.Philadelpia : F.A davis Company.
Kenneth S. Saladin. 2007. Anatomy & Physiology, the Unity of Form and Function.
Fourth
89
Murray, Robert K, Granner, Daryl K, etc, 2007 Biokimia Harper. Penerbit EGC,
Jakarta
Norkin,C.Chynthia and D. Joice White. (1995). Measurement of Joint Motion a Guide
to Goniometry ( second edition). Philadelphia : F.A Davis Company.
Rasjad, Chairuddin. 2007. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Yarsit Watampone,
Jakarta
Robbins and Cotranz. 2005. Bone, Joint and Soft Tissue in Pathologic Basic of
Disease, 2nd
Seeley,
Stephens,Tate,
2004,
Anatomy
and
Physiology,Sixth
Edition,
The
90