Professional Documents
Culture Documents
Otitis Media Akut: inflamasi dan pus di telinga tengah yang disertai gejala dan tanda dari
infeksi telinga.
Myringitis : inflamasi dari membran timpani saja atau berhubungan dengan otitis
eksterna.
Otitis media dengan efusi (OME): juga dikenal sebagai otitis media serosa: cairan di
telinga tengah saja tanpa tanda atau gejala dari inflamasi akut telinga.
Otitis media supuratif kronik :proses inflamasi yang menetap yang berhubungan dengan
perforasi membran timpani dan eksudat yang keluar selama lebih dari 6 minggu.
Pokok permasalahan
Tujuan
Pencegahan
Cuci tangan
Pemberian ASI
Menghindari paparan asap rokok terhadap lingkungan
Diagnosis
Otitis media akut
Kultur rutin dari drainase telinga tidak menunjukkan keuntungan dalam hal identikasi
patogen yang potensial.
POIN PRAKTEK
Diagnosis dari myringitis
Note: inflamasi hanya di daerah ujung superior dapat berkembang jadi OMA; pertimbangkan
untuk melakukan follow-up.
Diagnosis pada Otitis Media dengan Efusi
Tidak terdapatnya inflamasi akut meskipun terdapat cairan yang terlihat dan penurunan
mobilitas pada pemeriksaan pneumatoscopy.
Antibiotik tidak terindikasi.
MANAJEMEN
Umum
Terapi Antibiotik
Myringitis
Tidak diindikasikan pemberian antibiotik.
Otitis media dengan efusi
Tidak diindikasikan pemberian antibiotik.
Otitis media akut
Anak-anak kurang dari 24 bulan:
Obati dengan antibiotik (lihat tabel 1)
Anak-anak usia 2 tahun atau lebih:
Kebanyakan kasus OMA sembuh dengan penyembuhan simptomatik saja dan
tidak membutuhkan antibiotik.
Terapi secara simptomatik selama 48-72 jam dari onset gejala apabila
nyeri/demam dapat ditatalaksana dengan analgesik sistemik, penyedian followup yang adekuat juga dapat dipastikan
Jika gejala makin memburuk atau gagal untuk mengobati secara simptomatik
dengan analgesik sistemik setelah 48-72 jam, obati dengan antibiotik (lihat tabel
1. Lihat latarbelakan untuk informasi lanjut mengenai dosis dan durasi.)
Follow-up
Jika pasien tetap mengalami gejala-gejala setelah 48-72 jam setelah penggunaan
analgesik atau antibiotik first line, atau apabila terjadi perburukan, follow-up
direkomendasikan
Periksa kembali pasien untuk melihat:
Komplikasi dari OMA(seperti mastoiditis, meningitis, dan paralisis fasial);
Diagnosis-diagnosis lain;
Kepatuhan pengobatan.
Tidak terdapat respon pada pasien dengan pemberian pengobatan.
Pemeriksaan lanjutan saat pengobatan sudah selesai tidak dibutuhkan jika pasien
asimptomatik. Catatan: dalam 1 bulan setelah OMA, 50% anak akan mengalami efusi.
Pemberian antibiotik lebih lanjut tidak diperlukan.
Follow up 3 bulan setelah otitis media akut diperlukan untuk melakukan pemeriksaan
lebih lanjut bila adanya OME yang persisten, yang dapat menyebabkan hilangnya
pendengaran. Catatan: Hingga 10% anak-anak akan mengalami efusi dalam waktu 3
bulan setelah AOM.
o Lakukan evaluasi pendengaran bila efusi ada pada 3 bulan setelah AOM.
o Rujuk ke spesialis THT jika terjadi hilangnya pendengaran.
Diagnosis dengan timpanosintesis harus dipertimbangkan apabila terjadi kegagalan dari 2
regimen antibiotik, first line diikuti second line, dengan gejala yang menetap.
Cefaclor
Cefixime
Ceftriaxone
: Penggunaan rutin obat ini tidak direkomendasikan pada Otitis Media karena
dapat meningkatkan potensi resistensi pada sefalosporin generasi 3, Dapat
menjadi pilihan pada kasus berat yang sudah gagal terapi. Tiga hari pemberian