You are on page 1of 3

BAB I

PENDAHULUAN

Walaupun secara keseluruhan baru-baru ini terjadi perbaikan dalam hal


underfive mortality balita di seluruh dunia, kematian bayi muda masih menjadi
masalah yang serius, apalagi jika melihat adanya peningkatan proporsi kematian
anak di negara-negara miskin. Sebagian besar kematian bayi muda terjadi di
rumah sendiri dikarenakan keengganan, ketidakmampuan atau keterlambatan
mendapatkan perawatan/pengobatan dan akhirnya bayi sakit parah tidak/terlambat
dibawa ke fasilitas kesehatan yang memadai. 1
Mespikun telah dirujuk ke fasilitas kesehatan primer dan bahkan sekunder
(rumah sakit kabupaten), fasilitas kesehatan negara-negara miskin sering tidak
memiliki spesialis (seperti dokter anak) dan hanya memiliki fasilitas diagnostik
laboratorium yang terbatas atau bahkan tidak memiliki sama sekali. Pada keadaan
tersebut, keputusan klinis untuk manajemen yang tepat dari bayi sakit parah harus
dibuat berdasarkan tanda-tanda dan gejala klinis saja.1
Jadi gejala klinis dan tanda-tanda mana yang paling berguna untuk
mengidentifikasi penyakit serius dalam kelompok pasien rentan ini? Saat ini di
Indonesia digunakan adaptasi Integrated Management of Childhood Illness
(IMCI) dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Departemen Kesehatan
Republik Indonesia mengeluarkan buku bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit
(MTBS). 2

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated Management of


Childhood Illness (IMCI) adalah suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu
dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus pada kesehatan anak usia 0-59 bulan
(balita) secara menyeluruh. MTBS bukan merupakan suatu program kesehatan
tetapi suatu pendekatan/cara penatalaksanaan balita sakit. Konsep pendekatan
MTBS

yang

pertama

kali

diperkenalkan

oleh

WHO merupakan

suatu

bentuk strategi upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk menurunkan


angka kematian, kesakitan dan kecacatan bayi dan anak balita di negara-negara
berkembang.2
Pendekatan MTBS di Indonesia pada awalnya dimanfaatkan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di unit rawat jalan kesehatan dasar
(Puskesmas dan jaringannya termasuk Pustu, Polindes, Poskesdes, dll). Upaya ini
tergolong

lengkap

untuk

mengantisipasi

penyakit-penyakit

yang

sering

menyebabkan kematian bayi dan balita di Indonesia. Dikatakan lengkap


karena meliputi upaya preventif (pencegahan penyakit), perbaikan gizi, upaya
promotif (berupa konseling) dan upaya kuratif (pengobatan) terhadap penyakitpenyakit dan masalah yang sering terjadi pada balita. 2
Namun pada makalah ini penulis tidak hanya akan membahas tentang
MTBS namun penulis akan mencoba mengambil materi-materi MTBS lalu
diimplementasikan sebagai pendidikan kesehatan dalam bentuk penyuluhan bagi
orang tua dalam mengenali tanda-tanda bayi sakit agar orang tua dapat bertambah
pengetahuannya dalam mengenali tanda-tanda bayi sakit sehingga ketika
diperlukan orang tua dapat mengambil keputusan yang tepat dalam mencari

pengobatan bagi bayi/ anaknya. Penulis juga akan membahas tentang MTBS
tetapi akan disesuaikan materinya sehingga orang tua yang memiliki pendidikan
standar dapat memahami dan mempraktekkannya tanpa harus memiliki
pengetahuan yang dalam di bidang kesehatan.

You might also like