You are on page 1of 2

Pada praktikum Teknologi Formulasi Sediaan Solid ini dilakukan uji disolusi untuk tablet

ranitidin. Disolusi adalah persyaratan utama untuk dapat melewati dinding


usus pada tahap pertama. Pengujian disolusi digunakan untuk membuktikan
kesesuaian spesifikasi, dan dapat merupakan persyaratan dalam registrasi
obat. Uji disolusi digunakan untuk memenuhi persyaratan resmi sediaan
yang tertera dalam Farmakope Indonesia. Uji disolusi merupakan suatu
prosedur pengendalian mutu tetap dalam praktik manufaktur obat yang baik.
Laju disolusi merupakan tahap yang menentukan laju, akibatnya laju disolusi
dapat mempengaruhi onset, intensitas, dan lama respons. Cara pengujian
disolusi tablet dinyatakan dalam masing-masing monografi obat. Pengujian
merupakan alat yang objektif dalam menetapkan sifat disolusi suatu obat
yang berada dalam sediaan padat. Tablet harus memenuhi persyaratan
seperti yang terdapat dalam monografi untuk kecepatan disolusi
Kecepatan pengadukan harus seragam selama pengujian. Kadangkadang
motor pemutar pengaduk dapat secara berkala lambat atau cepat. Oleh
karena itu, harus dicek pada awal dan akhir tiap pengujian (Siregar, 2010).
Menentukan kecepatan disolusi obat pada rentang pH larutan sangat penting
karena dapat digunakan untuk mengetahui berapa persentase zat aktif
dalam obat yang dapat terlarut dan terabsorbsi masuk ke dalam peredaran
darah untuk memberikan efek terapi pada tubuh
Kriteria Penerimaan Hasil Uji Disolusi Persyaratan dipenuhi bila jumlah
zat aktif yang terlarut dari sediaan yang diuji sesuai dengan tabel
penerimaan. Lanjutkan pengujian sampai tiga tahap, kecuali bila hasil
pengujian memenuhi tahap S1 atau S2. Harga Q adalah jumlah zat aktif yang
terlarut seperti yang tertera dalam masing-masing monografi. persentase zat
aktif terlarut tersebut sesuai dengan batas yang ditetapkan dalam Farmakope
Indonesia edisi IV, dimana jumlah dari 6 tablet yang diuji pada tahap 1 (S 1)
memenuhi kriteria penerimaan hasil uji disolusi, yakni tidak satu unit sediaan yang
diperoleh kurang dari (Q + 5%) yaitu (80% + 5% = 85%). Pada tahap 1 (S1), 6

tablet diuji dengan kriteria tiap unit sediaan tidak kurang dari Q + 5%. Bila

pada tahap ini tidak memenuhi syarat, maka akan dilanjutkan ke tahap
berikutnya yaitu tahap 2 (S2). Namun s1 telah memnuhi syarat.
Kriteria penerimaan hasil uji disolusi dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Kriteria Penerimaan Hasil Uji Disolusi

Keterangan: S1 : Tahap pertama S2 : Tahap kedua S3 : Tahap ketiga Q :


Jumlah zat aktif yang terlarut yang tertera dalam masing-masing monografi.

You might also like