Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Edward Rahadianto
2112142010
Leo Christy
2112142022
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah
mengenai Pembuatan Engsel Kupu - Kupu dengan baik.
Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pemilihan
Bahan dan Proses dengan mengacu dari buku-buku literatur yang mencakup pada
management teknik pemeliharaan.
Pada kesempatan ini pula, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1
Bapak Kusharjanto. ST., MT. selaku Dosen mata kuliah Metalugi fisik di
Universitas Negeri Achmad Yani Cimahi.
Karyawan PT. Krakatau Posko yang telah membantu dalam pengumpulan data.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1
Latar Belakang..........................................................................................1
1.2
Identifikasi Masalah..................................................................................1
1.3
Tujuan........................................................................................................2
2.1.1
2.1.2
2.2
2.2.1
2.3
Penempaan (Forging).........................................................................4
Heat Treatment..........................................................................................7
2.3.1
2.3.2
2.3.3
3.2
3.2.1
Penempaan (Forging).......................................................................14
3.2.2
Pembentukan....................................................................................16
3.2.3
Hardening.........................................................................................16
3.2.4
Polishing...........................................................................................16
3.2.5
3.3
Finishing...........................................................................................17
3.3.1
Metalografi.......................................................................................17
3.3.2
Uji Keras..........................................................................................18
BAB 4 KESIMPULAN..........................................................................................19
Kesimpulan dari golok yang kami analisa adalah :............................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................20
Bab 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Engsel adalah alat untuk memasang pintu, jendela atau perabot lain pada
kusen maupun media sejenis untuk menciptakan sistem buka tutup. Engsel ini
banyak sekali jenis dan sistem penggunaanya.
Di setiap perabotan baik perabotan rumah tanggan ataupun perabotan
kantor, Engsel biasa dipasang untuk sistem buka tutup pintu, lemari, jendela, dan
masih banyak lagi. Engsel yang biasa digunakan untuk sistem buka tutup ini
adalah engsel kupu kupu (butterfly) Disebut engsel kupu kupu sebab
bentuknya memang seperti binatang kupu kupu. Engsel ini punya tampilan
bermcam macam dengan pola yang berbeda beda. Namun pada umumnya
ukurannya hanya kecil saja. Selain bisa dipakai untuk menyatukan dua komponen,
engsel ini juga dapat memunculkan kesan yang lebih artistik sehingga sering
dipasang di bagian luar
Engsel merupakan sebuah hasil atau produk dari pabrik furnitur besi yang
mana dalam pembuatannya melaui tahapan-tahapan proses manufaktur dan
pemilihan bahan yang sesuai untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
Jenis dan bentuk engsel sendiri dapat disesuaikan dari permintaan dan
fungsi engsel itu nantinya, karena ada banyak jenis engsel yang memiliki
kelebihan dan kekuranganya masing masing.
Dari latar belakang tersebut, maka disusunlah makalah ini untuk
mengetahui proses-proses manufaktur yang diterapkan dalam pembuatan engsel
dan dalam pemilihan bahan yang berpariasi
1.2
Identifikasi Masalah
Sehubungan dengan latar belakang yang menjadi pembahasan dalam
Tujuan
Tujuan penulisan laporan iniuntuk memenuhi tugas mata kuliah
Pemilihan Bahan Dan Proses Manufaktur. Selain itu laporan ini juga bertujuan
untuk meneliti proses manufaktur pada engsel dan untuk meneliti jenis material
yang digunakannya.
1.4 Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah metode
yuridis normative dan deskriptif analisis.
Metode yuridis normative dilakukan dengan penelitian kepustakaan
sehingga diperoleh data-data teoritis. Metode deskriptif analisis dilakukan dengan
menganalisa data atau informasi yang terkumpul pada saat proses pengerjaan.
Langkah awal penelitian dilakukan dengan studi literature baik itu dari
buku ajar, internet ataupun diskusi dilapangan secara langsung sehingga didapat
pengetahuan awal untuk mengkaji objek penelitian pada tahap selanjutnya. Studi
literature juga dilakukan untuk membandingakan dan sebagai sumber utama
proses-proses manufaktur pada objek penelitian yang dapat dan mungkin
dilakukan.
Penelitian yang dilakukan menghasilkan data-data penting yang nantinya
akan memberikan jawaban dari tujuan. Data-data didapatkan dari hasil pengujian
atau pengukuran yang telah dilakukan pada objek penelitian. Data yang
didapatkan antara lain hasil uji keras, dan metalografi.
1.5 Sistematika Pembahasan
Pada Bab 1 dijelaskan latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan
penulisan, metodologi penelitian yang memaparkan bagaimana penelitian ini
dilakukan dan sistematika pembahasan yang membahas kerangka penulisan tiap
bab.
BAB 2
DASAR TEORI
2.1
Pengertian Engsel
Engsel merupakan bahan material untuk mengangkat daun pintu pada
kusen dan berfungsi untuk meringankan ayunan buka tutup daun pintu. Engsel
juga bisa berperan dalam fungsi tambahan lainnya seperti aspek estetika. Hal ini
tergantung dari tipe engsel yang digunakan.
Engsel yang beredar di pasaran terdiri dari berbagai bentuk dan ukuran.
Pemilihan engsel yang akan dibeli biasanya tergantung dari daun pintu yang
dipergunakan, apakah daun pintu panel, pintu tripleks, pintu alumunium atau pintu
kaca. Semakin berat pintu seperti pintu panel, maka dibutuhkan engsel yang kuat
dari jenis kuningan atau stainless steel dengan ukuran minimal 5 inch serta
disarankan dipasang 3 buah engsel untuk setiap daun pintu. Sebaliknya bila Anda
memasang pintu kecil untuk keperluan kandang kelinci, maka Anda mungkin
hanya membutuhkan engsel yang tipis dengan ukuran 2 inch.
Engsel ini paling sederhana desainnya dan kuat serta harganya cukup murah.
Rata-rata setiap daun pintu membutuhkan tiga buah engsel pantat untuk
dipasangkan pada kusen pintu. Untuk daun pintu yang lebih berat bisa dibutuhkan
lebih dari tiga buah engsel. Namun kelemahan dari engsel ini adalah kurang
fleksibel karena tidak bisa disesuaikan lagi setelah dipasang. Selain itu
pemasangan engsel ini kurang praktis karena harus membuat takikan (mortise)
pada daun pintu atau kusen. Engsel ini tersedia dalam berbagai ukuran dari 13mm
hingga 150mm.
2.1.1
2.2
2.2.1
dengan ukuran yang diinginkan agar material tersebut dapat dikerjakan kedalam
proses berikutnya. Jenis jenis proses pemotongan antara lain :
a. Blanking
contour
yang
diinginkan.
Proses
forming,
tidak
Bending adalah proses penekukan plat dimana hasil dari penekukan ini
berupa garis sesuai dengan bentuk sudut yang diinginkan.
b.
Flanging.
Flanging adalah sama seperti bending namun garis bending yang
dihasilkan tidak lurus melainkan mengikuti bentuk part yang bersangkutan. Proses
ini dimaksudkan untuk memperkuat bagian sisi dari produk atau untuk alasan,
keindahan.
c.
Forming.
Forming mengacu pada pengertian yang lebih sempit yang artinya adalah
deformasi dari sheet metal yang merupakan kombinasi dari proses bending dan
flanging. Proses forming menghasilkan bentuk yang sangat kompleks dengan
tekukan-tekukan serta contour part yang rumit.
d. Drawing.
Drawing
adalah
forming
yang
cukup
dalam
sehingga
proses
pembentukannya memerlukan blank holder atau stripper dan air cushion / spring
untuk mengontrol aliran dari material. Untuk bentuk yang tidak beraturan
diperlukan bead untuk menyeimbangkan aliran material. Untuk menghasilkan
produk yang baik, sebaiknya digunakan steel sheet khusus proses drawing dan
menggunakan mesin press hidrolik.
e. Deep Drawing.
Deep Drawing merupakan proses drawing yang dalam sehingga untuk
mendapatkan bentuk dan ukuran produk akhir diperlukan beberapa kali proses
drawing. Blank holder / stripper mutlak diperlukan dan hanya dapat diproses pada
mesin press hidrolik dan menggunakan sheet metal khusus untuk deep drawing.
BAB 3
PROSES MANUFAKTUR ENGSEL
3.1
bahan baku dari Mild Steel. Pemilihan bahan baku dari Mild Steel karena
memiliki komposisi yang tepat untuk sebuah engsel, selain itu Mild Steel
harganya lebih murah dibandingkan material lainya, karena pada engsel tidak
dibutuhkan material khusus atau material yang memeliki kekerasan yang tinggi,
terkecuali ada permintaan dari pelanggan yang megharuskan engsel memiliki
kekerasan tinggi atau spesifikasi lainya.
3.2
3.2.1
Penempaan (Forging)
Pada proses awal yaitu mengubah bahan baku menjadi lempengan baja
Pada proses manufaktur ini bahan baku yang berasal dari bantalan
(bearing) yang biasa berbahan dasar material carbon steel, sehingga temperatur
kerja tempanya berkisar antara 850oC 1150oC yang bisa dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Temperatur kerja hot forging
Metal or alloy
Aluminum alloys
400550
Magnesium alloys
Copper alloys
250350
600900
8501150
11001250
11001250
700950
Iron-base superalloys
Cobalt-base superalloys
Tantalum alloys
Molybdenum alloys
10501180
11801250
10501350
11501350
Nickel-base superalloys
Tungsten alloys
10501200
12001300
Pembentukan
Pada proses pembentukkan ini dilakukan dengan proses cutting plat baja
dari bahan baku bearing tadi menjadi benuk kasar engsel yang diinginkan.
Yang sering digunakan dalam proses cutting ini menggunakan las, proses
ini menggunakan prinsip memotong besi atau baja dengan menggunakan panas
yang dihasilkan dari pembakaran reaksi kimia berupa gas. Teknik pemotongan
dengan cara ini memotong dengan cara memanaskan logam sampai mendekati
titik lumer (cair) kemudian ditekan dengan semburan gas pada tekanan tertentu
sehingga logam yang akan mencair tersebut terbuang sehingga logam terpotong.
3.2.3
Hardening
Setelah pembentukan maka tahapan selanjutnya dilakukan proses
menggunakan
media
pendinginan
air,
sehingga
engsel
Polishing
Polishing adalah tahapan proses manufaktur ketika engsel yang dibuat
hampir selesai dimana bentuk dan sifat engsel yang diingikan telah selesai. Proses
ini dilakukan untuk menghaluskan bagian luar dari engsel dan membuatnya lebih
mengkilat.
Tahapan proses polihing yang dilakukan adalah :
1. Pembersihan kotoran yang terdapat pada engsel menggunakan air.
Finishing
Proses akhir yaitu finishing, finishing ini proses akhir dari pembuatan
engsel dengan perangkaian engsel menjadi produk yang utuh, yaitu perakitan mata
engsel dengan gagang atau pegangan engsel.
Setelah perakitan maka mata engsel diasah dengan sedut ketajaman
tertentu untuk menghasilkan ketajaman yang diinginkan.
Proses pengasahan engsel ini bisa menggunakan gerinda atau sharpmaker.
Setelah engsel sudah terlihat seutuhnya penambahan sarung engsel akan
menambah kesempurnaan dari engsel yang dibuat.
3.3
3.3.1
Uji Keras
Dari pengujian kali ini kami menggunakan metode pengujian Rockwell C
yang diamana metoda Rockwell C ini indentornya berbentuk kerucut dan terbuat
dari bahan jenis diamond berikut gambar skema pengujiannya
Dengan waktu tekan 10 detik melauli pendinginan cepat media air, oli,
udara terbuka, dan tungku dalam keadaan mati kami peroleh data sebagai berikut :
No
mendapatkan proses
mendapatkan proses
1
2
3
4
X
hardening
62
52
63
56
59,5
hardening
46,8
58,9
53,2
53
51,47
Rockwell
Brinell
59,5 HRC
642 HB
201 HB
51,47 HRC
534 HB
201 HB
BAB 4 KESIMPULAN
Kesimpulan dari engsel yang kami analisa adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
weld cutting.
Hardening dengan cara quanching yaitu dengan media pendingin air.
Proses polishing dengan cara penggerindaan dengan mengamplas bagian
7.
8.
DAFTAR PUSTAKA
1. Modul Panduan Praktikum Metalurgi Fisik, 2014, Bandung :
Laboratorium Material Teknik UNJANI.
2. Modul Praktikum Metalurgi Fisik. 2014. Hardenability. Laboratorium
Material Teknik Mesin Universitas Jenderal Achmad Yani: Cimahi
3. Joe, Tutorial Mirror Finish 1. 4 Juni 2015.
http://engselgalonggongmanonjaya.blogspot.com
4. Niko, Hardiananto. Analisis Struktur Mikro Outer Ring dari Ball
Bearing 6004-2RS. 4 Juni 2015.
https://hardiananto.wordpress.com/2010/08/20/analisis-struktur-mikroouter-ring-dari-ball-bearing-6004-2rs/
5. Sarimin, Dina Restia Ningrum. 2013. Pengaruh Proses Pemanasan
dengan Variasi Media Pendingin. Jurnal.