Professional Documents
Culture Documents
STASE KOMPREHENSIF
Disusun Oleh:
Ari Irawan
20090310219
Diajukan Kepada:
dr. Fatimah
: Nn. RA
Usia
: 22 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
Pekerjaan
: Swasta
Tgl. Periksa
Anamnesis
Seorang perempuan datang ke Rumah Sakit dengan keluhan demam
sejak hari kamis siang, demam mendadak tinggi. Demam turun setelah
minum obat penurun demam, kemudian demam timbul lagi. Keluhan demam
disertai nyeri kepala, nyeri pada persendian dan otot, nyeri perut, mual dan
muntah. Pasien juga mengeluh nyeri ketika menelan, keluhan batuk pilek
disangkal. Riwayat mimisan dan perdarahan gusi disangkal. BAK (+) normal,
BAB (+) normal. Satu hari yang lalu pasien sudah periksa ke dokter umum
dan mendapat obat parasetamol, amoxicillin, domperidon, ranitidin, dan
antasida, tetapi keluhan pasien belum membaik. Pasien kemudian datang ke
Rumah Sakit dengan membawa hasil tes darah yang menunjukkan penurunan
jumlah trombosit.
Pasien tinggal sendiri di tempat kos di semarang, menurut pasien tidak
ada teman kos yang mengalami sakit yang serupa. Riwayat berpergian jauh
dalam 2 minggu terakhir disangkal.
Pemeriksaan Fisik
Nadi
: 120 kali/menit
RR
: 28 kali/menit
Suhu
: 40 C
TD
: 120/80 mmHg
Kesadaran
: Compos Mentis
KU
: Sedang
Pernapasan
: Reguler
Kepala
: CA (-/-), SI (-/-)
Leher
Thorax
Cor
Pulmo
Abdomen
Ekstremitas
Hemoglobin
= 13,8 gr/dl
Leukosit
= 4,3 x 103/mm3
Trombosit
= 95 x 103/mm3
Hematokrit
= 40,1 %
Diagnosis
Terapi
Peroral :
-
1. Beneficence
Beneficence adalah prinsip bioetik dimana seorang dokter
melakukan suatu tindakan untuk kepentingan pasiennya dalam usaha untuk
membantu mencegah atau menghilangkan bahaya atau hanya sekedar
mengobati masalah-masalah sederhana yang dialami pasien.3
Lebih khusus, beneficence dapat diartikan bahwa seorang dokter
harus berbuat baik, menghormati martabat manusia, dan harus berusaha
maksimal agar pasiennya tetap dalam kondisi sehat. Poin utama dari
prinsip beneficence sebenarnya lebih menegaskan bahwa seorang dokter
harus mengambil langkah atau tindakan yang lebih bayak dampak baiknya
daripada buruknya sehingga pasien memperoleh kepuasan tertinggi.3
2. Non-maleficence
Non-malficence adalah suatu prinsip dimana seorang dokter tidak
melakukan suatu perbuatan atau tindakan yang dapat memperburuk pasien.
Dokter haruslah memilih tindakan yang paling kecil resikonya. Do no
harm merupakan poin penting dalam prinsip non-maleficence. Prinsip ini
dapat diterapkan pada kasus-kasus yang bersifat gawat atau darurat.3
3. Autonomy
Dalam prinsip ini, seorang dokter wajib menghormati martabat dan
hak manusia, terutama hak untuk menentukan nasibnya sendiri. Pasien
diberi hak untuk berfikir secara logis dan membuat keputusan sesuai
dengan keinginannya sendiri. Autonomy pasien harus dihormati secara
etik, dan di sebagain besar negara dihormati secara legal. Akan tetapi
perlu diperhatikan bahwa dibutuhkan pasien yang dapat berkomunikasi
dan pasien yang sudah dewasa untuk dapat menyetujui atau menolak
tindakan medis.2
Melalui informed consent, pasien menyetujui suatu tindakan medis
secara tertulis. Informed consent menyaratkan bahwa pasien harus terlebih
dahulu menerima dan memahami informasi yang akurat tentang kondisi
mereka, jenis tindakan medik yang diusulkan, resiko, dan juga manfaat
dari tindakan medis tersebut.2
4. Justice
Justice atau keadilan adalah prinsip berikutnya yang terkandung
dalam bioetik. Justice adalah suatu prinsip dimana seorang dokter wajib
memberikan perlakukan yang adil untuk semua pasiennya. Dalam hal ini,
dokter
dilarang
membeda-bedakan
pasiennya
berdasarkan
tingkat
6. Referensi
1. Hanafiah, M. J., Amir, Amri. (2009). Etika Kedokteran & Hukum
Kesehatan, Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2. Sachrowardi, Qomariyah, Basbeth, Ferryal. (2011). Bioetik: Isu &
Dilema. Jakarta Selatan: Pensil-324
3. Pantilat, Steve. (2008). Beneficence vs. Nonmaleficence. [Online].
(http://missinglink.ucsf.edu/lm/ethics/Content
%20Pages/fast_fact_bene_nonmal.htm, diakses pada 07 Juni 2015)