You are on page 1of 19

dr.

Adji Suwandono,
SH

Bimbingan Kepaniteraan Klinik Forensik 2011

Pemeriksaan Forensik 2 tujuan


I. Untuk mencari penyebab kematian
II. Untuk mengungkap suatu peristiwa. Misal kasus
Munir.
Tujuan Kedua bermaksud untuk membuat
rekaan rekonstruksi atas suatu peristiwa, sampai
sejauh mana racun tersebut berperan
Tujuan pertama diharapkan dapat ditemukan
racun atau obat dlm dosis mematikan

RACUN
Pasal 133 (1) KUHAP
Dalam hal penyidik untuk kepentingan
peradilan menangani seorang baik luka,
keracunan ataupun mati yang diduga
karena peristiwa yang merupakan tindak
pidana, ia berwenang mengajukan
permintaan keterangan ahli kepada ahli
kedokteran kehakiman atau ahli lainnya

batasan racun tidak jelas

RACUN

Yg paling banyak dianut :


racun adalah suatu zat/ bahan yg bekerja
dalam tubuh scr kimiawi dan faali, yg dlm
dosis toksik selalu menyebabkan gangguan
fungsi tubuh, hal mana dpt berakibat suatu
penyakit atau kematian

CARA MASUKNYA RACUN


1.
2.

3.
4.
5.

Ditelan (peroral/ingesti)
Terhisap bersama udara pernafasan
(inhalasi) plg cepat kerjanya
Penyuntikan (parenteral/ injeksi)
Penyerapan melalui kulit yg sehat/ yg sakit
Melalui anus/ vagina (perrektal/
pervaginal)

PENGELOMPOKAN RACUN
1.

DI RUMAH TANGGA :
Desinfektan, detergen, insektisida

2.

PERTANIAN & PERKEBUNAN :


Pestisida, herbisida

3.

KALANGAN MEDIS :
Hipnotika, sedativa, tranquilizer, anti-depresan,
analgetika, narkotika, antibiotika

4.

INDUSTRI & LABORATORIUM :


asam basa kuat, logam berat

5.

TERDAPAT DI ALAM :
opium, ganja, coccain, amygdala (sianida dlm
tumbuhan), racun binatang berbisa & jamur

MEKANISME KERJA
RACUN

Yg bekerja lokal/ setempat : zat korosif,


irritant, anestetik biasanya menimbulkan
nyeri hebat, disertai dengan perforasi &
berakibat fatal;

atau sebagian racun tadi masuk ke dlm


darah secara sistemik & menekan pusat
pernafasan berarti bekerja scr sistemik
dan lokal
( asam oksalat, asam karbol, arsen, garam Pb)

MEKANISME KERJA
RACUN

Yg bekerja scr sistemik :

narkotika, barbiturat, alkohol SSP


digitalis, asam oksalat jantung
CO & sianida enzim pernafasan sel
Insektisida, fosfor organik hati
strychnine medulla spinalis
racun-racun tsb mempunyai afinitas
terhadap salah satu organ/ sistem tubuh
tertentu

INDIKASI PEMERIKSAAN
TOKSIKOLOGIK

Kasus suddent death


Kematian mendadak pd sekelompok orang
Kematian yg berkaitan dengan abortus
Kasus perkosaan/ kejahatan seksual lain
Kecelakaan transportasi, khususnya
pengemudi
Kasus penganiayaan/ pembunuhan
(selektif)
Kasus yg memang diketahui/ diduga
menelan racun
Kematian setelah tindakan medis

DIAGNOSIS PADA KASUS


TOKSIKOLOGIK

Harus memenuhi kriteria diagnostik.


Kriteria itu sbb :
1.
2.
3.
4.

Anamnesa kontak antara korban dng racun


Ada tanda&gejala dari suatu keracunan tertentu
Ada sisa benda bukti, harus dibuktikan
Dari bedah mayat, ditemukan perubahan atau
kelainan yg sesuai dengan keracunan yg diduga,
juga tidak ditemukan adanya penyebab kematian
lain
5. Dari pemeriksaan toksikologik, dapat dibuktikan
adanya racun dalam tubuh atau cairan tubuh
korban secara sistemik

PEMERIKSAAN MAYAT PADA KASUS


TOKSIKOLOGIK
Kelainan pd korban toksikologik, dibagi dua
kelompok, atas dasar interval waktu
kontak dan saat terjadinya kematian
Kematian yg berlangsung cepat :

Kongesti atau pembendungan alat-alat


dalam

Edema paru, otak, ginjal

Tanda-tanda korosif

Bau khas dari hidung dan mulut (sianida,


insektisida, alkohol)

Lebam mayat yg khas, merah terang,


cherry red atau merah coklat.

PEMERIKSAAN MAYAT PADA KASUS


TOKSIKOLOGIK
Kematian yg berlangsung lambat (delayed) :

Terdapat kelainan khas untuk tiap jenis


racun

Racun arsen : pigmentasi, hiperkeratosis,


rontoknya rambut
Racun CO : perlunakan globus pallidus,
perdarahan pd substansia alba, perdarahan pada
mm. papillares dan ring haemorrhages pada
otak
Racun alkohol : cirrhosis hepatis, perdarahan
saluran cerna

PEMERIKSAAN
LUAR
Pakaian : warna, bercak, bau &
distribusinya
- Pembunuhan : bercak tidak beraturan
(disiram)
- Bunuh diri : bercak beraturan, terutama
tangan dari atas ke bawah
- Pada kecelakaan : tidak khas
Lebam mayat : warna lebam??
- merah terang : sianida, benda bersuhu
rendah
- cherry red : racun CO

PEMERIKSAAN
LUAR

Bercak & warna sekitar mulut & distribusi :


-- yodium : warna kulit hitam
- nitrat : warna kulit kuning
- zat orosif : luka bakar menjadi berwarna
merah coklat
(distribusi memberi informasi ttg cara
kematian)

Bau dari mulut & hidung : tekan dinding


dada, dekatkan hidung pemeriksan
dengan hidung korban tahu baunya apa
..
- sianida : bau
amandel
- alkohol, insektisida, eter & asam karbol :

PEMERIKSAAN DALAM

Pembukaan rongga tengkorak : warna


jaringan otak
Pembukaan rongga dada : warna dan bau
yg keluar
Pembukaan rongga perut : bila tertelan,
kelainan terutama pada lambung,
perhatikan kelainan pada lambung
tersebut:
hiperemi, perlunakan, ulserasi
(peradangan), perforasi

PENGAMBILAN
SAMPEL

Prinsipnya : ambil sebanyak-banyaknya,


setelah disisihkan untuk cadangan
pemeriksaan Histopatologik

Organ yg diambil :
lambung dng isinya, usus dng isinya,
darah yg berasal dari sentral & perifer 50
cc, hati (detoksifikasi) 500 gram, ginjal
(dua-duanya) tdk terdapat urine, otak
diambil 500 gram, urine, empedu

BAHAN PENGAWET
Untuk sampel padat, minimal 2x volume
sampel tsb.
Bahan pengawet :
sampel padat/ organ :
- alkohol absolut
- larutan garam jenuh (NaCl)
sampel cair :
- Natrium fluoride 1%
- Natrium fluoride + natrium sitrat
pengawet urine :
- Natrium benzoat + phenyl mercuric
nitrat

YG PERLU
DIPERHATIKAN
Tiap sampel ditaruh dlm kemasan
terpisah
Penyegelan oleh penyidik, dokter sbg saksi
Permintaan pemeriksaan dibuat oleh
penyidik
Setiap pengiriman harus disertai dengan
pengiriman contoh bahan pengawet
Dokter bertugas untuk mengambilkan
sampel
Pengambilan
sampel untuk
toksikologik harus dilakukan
sebelum pengawetan jenazah (optional)

19

You might also like