Professional Documents
Culture Documents
Skenario 11 Muskuloskeletal
seorang laki-laki usia 28 tahun terlibat tabrakan
antara mobil dan sepeda motor dari arah yang
berlawanan. Ditempat kejadian, dia agresif,
tekanan sistolik 80 mmHg, denyut jantung
120x/menit dan pernafasannya 20x/menit.
Setelah diresusitasi selama perjalanan ke RS, tandatanda vitalnya kembali normal dan dia
mengatakan nyeri pada tungkai kanan bawah.
Tungkai kanan bawah deformitas , krepitasi dan
nyeri ketika ditekan. Tenaga medis yangn
membawa ke RS. Menatakan ada luka robek pada
tungkai kanan dan telah dilakukan pemasangan
bidai.setelah itu dokter menginstruksikan untuk
melakukan rontgen cruris AP dextra.
ANAMNESA
laki-laki, 28 tahun
Pemeriksaan Fisik :
a. Ditempat kejadian
Tekanan sistolik 80 mmHg
Denyut jantung 120x/menit
Pernafasan 20x/menit
b. Diresusitasi selama perjalanan
tanda-tanda vitalnya kembali normal
tungkai kanan bawah deformitas, krepitasi dan
nyeri ketika ditekan
DIAGNOSA
ETIOLOGI
Penyebab fraktur secara umum
disebabkan karena pukulan secara
langsung.
menurut Henderson (1989) fraktur yang
paling sering adalah pergeseran condilius
lateralis tibia yang disebabkan oleh
pukulan yang membengkokkan sendi
lutut dan merobek ligamentum medialis
sendi tersebut.
3. Trauma pathologis
Fraktur yang disebabkan oleh
proses penyakit seperti osteomilitis,
osteosarkoma, osteomalacia, chusing
syndrom, komplikasi kortison / ACTH,
osteogenesis imperfecta (gangguan
congenital yang mempengaruhi
pembenukan osteoblast). Terjadi
karena struktur tulang yang lemah
dan mudah patah.
Manifestasi Klinis
Nyeri terus menerus dan bertambah
beratnya sampai fragmen tulang
diimobilisasi
Bagian yang terkena fraktur tidak
dapat berfungsi secara baik
Pada fraktur panjang, terjadi
pemendekan tulangg yang
sebenarnya karena kiontraksi otot
yang melekat diatas dan bawah
tempat fraktur
PATOFISIOLOGI
Fraktur gangguan pada tulang biasanya
disebabkan oleh trauma gangguan adanya
gaya dalam tubuh, yaitu stress, gangguan
fisikk, gangguan metabolic, dan patologik.
Kemampuan otot mendukung tulang turun,
baik yang terbuka ataupun tertutup.
Kerusakan pembuluh darah akan
mengakibatkan perdarahan, maka volume
darah menurun. COP menurun maka terjadi
perubahan perfusi jaringan. Hematoma akan
mengeksudasi plasma dan poliferasi menjadi
oedem lokal maka penumpukan di dalam
tubuh..
2. Fase Poliferasi
sel-sel berpoliferasi dari lapisan dalam
periosteum sekitar lokasi fraktur sel-sel ini
menjadi osteoblast, sel ini aktif tumbuh kearah
fragmen tulang dan juga terjadi dijaringan
sumsum tulang. Fase ini terjadi setelah hari ke
2 pasca fraktur.
5. Fase remodelling
fase ini perlahan-lahan terjadi resorpsi secara
osteoklastik pada tulang serta kallus externa
secara perlahan-lahan menghilang. Kallus inter
mediet berubah menjadi tulang yang kompak
dan kalus bagian dalam akan mengalami
peronggaan untuk membentuk sumsum.
Pada fase remodeling ini dimulai minggu ke 8-12
dan berakhir sampai beberapa tahun dari
terjadinyna fraktur.
Komplikasi Fraktur
Komplikai segera:
Lokal: - kulit dan otot: berbagai vulnus
(abrasi, laserasi, sayatan) kontusio, avulsi.
Umum: - Trauma multipel, syok
Komplikasi dini : nekrosis kulit otot, emboli
paru, tetanus
Komplikasi Lama : osteomielitis, distrofi
refleks, kerusakan saraf, batu ginjal,
neurosis pascatrauma
Penatalaksanaan
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan
CT
Rontgen
Arteriogram
vasculer)
Hitung
darah kapiler
PROGNOSIS
Penanganan patah tulang terbuka
harus sebelum golden periode jika
tidak, luka berubah menjadi luka
infeksi.
Kesimpulan
Fraktur tibia adalah fraktur yang terjadi pada
bagian tibia sebelah kanan maupun kiri
akibat pukulan benda keras atau jatuh yang
tertumpu padaa kaki. Etiologi fraktur ada 3,
yaitu trauma langsung, tidak langsung dan
trauuma patologis.
DAFTAR PUSTAKA
jakarta: EGC.2010.
http://frakturtibia.blogs.usu.ac.id/16088/1/