You are on page 1of 13

ANALISA BPC

Problema efisiensi pakan pada dunia


perikanan sudah sejak lama dan sampai sekarang
masih dirasakan. Harga bahan pembuat pakan yang
semakin tinggi dan sukar diperoleh, karena sebagian
terpaksa diimpor, menyebabkan gangguan ini
semakin dominan. Makanan terbuang dan tidak
sempat dikomsumsi ikan memang tidak akan pernah
terelakkan, karena memang kondisi alam berupa air
dan juga tingkah laku ikan itu sendiri. Akan tetapi
makanan atau nilai nutrisi yang terbuang padahal
sudah dimakan oleh ikan, tentu teramat disayangkan.
Prinsip dasar kerja probiotik adalah pemanfaatan
kemampuan mikroorganisme dalam memecah atau
menguraikan rantai panjang karbohidrat, protein dan
lemak yang menyusun pakan yang diberikan.
Kemampuan ini diperoleh karena adanya enzimenzim
khusus yang dimiliki oleh mikroba untuk
memecah ikatan tersebut. Enzim tersebut biasanya
tidak dimiliki oleh ikan dan makhluk air lainnya.
Kalaupun ada kuantitas dan kualitasnya dalam jumlah
terbatas. Pemecahan molekul-molekul kompleks ini
menjadi molekul sederhana jelas akan
mempermudah pencernaan lanjutan dan penyerapan
oleh saluran pencernaan ikan. Di sisi lain,
mikroorganisme pelaku pemecah ini mendapat
keuntungan berupa energi yang diperoleh dari hasil
perombakan molekul kompleks tersebut (Effendi
2002). Selanjutnya dinyatakan, hubungan simbiosis
mutualisme tidak mustahil ada di ekosistem perairan.
Data hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi
mikroorganisme di dalam usus ikan mencapai 107 sel
per gram isi usus. Sebagian dari mereka merupakan
penghuni sejati usus, mereka dapat tumbuh dan
berkembang biak pada usus tersebut.
Probiotik merupakan makanan tambahan
berupa sel-sel mikroba hidup, yang memiliki pengaruh
menguntungkan bagi hewan inang yang
mengkonsumsinya melalui penyeimbangan flora
mikroba intestinalnya (Fuller 1987). Selanjutnya
Verschere et al, (2000) menyatakan bahwa probiotik
sebagai penambah mikroba hidup yang memiliki
pengaruh menguntungkan bagi komunitas mikroba
lingkungan hidupnya. Pendapat lain oleh Salminen
et al, (1999) bahwa probiotik merupakan segala
bentuk preparasi sel mikroba atau komponen sel
mikroba yang memiliki pengaruh menguntungkan bagi
kesehatan dan kehidupan inang.
Pada saat memilih mikroorganisme yang akan
dijadikan probiotik, persyaratan yang harus dimiliki
oleh mikroba probiotik antara lain adalah (Feliatra
2002); 1) tidak bersifat patogen atau mengganggu
inang, tidak bersifat patogen bagi konsumen (manusia
dan hewan lainnya), 2) tidak mengganggu
keseimbangan ekosistem setempat, 3) mikroba
tersebut hendaklah dapat dan mudah dipelihara dan
diperbanyak, 4) dapat hidup dan bertahan serta
berkembang biak di dalam usus ikan, 5) dapat
76 Jurnal Natur Indonesia 6(2): 75-80 (2004) Feliatra, et al.
dipelihara dalam media yang memungkinkan untuk
diintroduksikan ke dalam usus ikan, dan 6) dapat
hidup dan berkembang di dalam air wadah
pemeliharaan ikan.
Ikan kerapu macan (Ephinephelus
fuscogatus) merupakan salah satu jenis ikan laut yang
mempunyai nilai ekonomi tinggi, karena sangat
disukai di dalam maupun di luar negeri seperti negaranegara
Asean, Hongkong, Cina, dan Jepang.
Budidaya ikan ini sangat potensial akan tetapi masih
terkendala dengan rentannya penyakit terutama oleh
bakteri dan pertumbuhannya relatif agak lambat.

ANALISA BOD
Berdasarkan persyaratan Kualitas Air Minum
KepMenKes RI No. 907 tahun 2002, kekeruhan air sumur pada
bulan April dan Juni di semua lokasi pengambilan sampel
berada diatas baku mutu yaitu diatas 5 mg/L. Data Hasil
Analisis Kualitas Air Sumur Gali pada masing-masing lokasi
pengambilan sampel tercantum pada Tabel 2a dan 2b.
Kualitas Air Tanah Ditinjau dari Parameter Fisika
Kekeruhan
Dari hasil analisis menunjukan hampir semua air sumur
yang diuji pada bulan April dan Juni 2007 memiliki nilai
kekeruhan diatas 5 mg/L. Ditinjau dari sifat tanah di lokasi
tersebut bersifat porous sehingga air dari
atas permukaan tanah hasil kegiatan
penduduk seperti memasak, mencuci
dan kegiatan lainnya yang mengandung
bahan organik mudah meresap ke dalam
tanah.
Total Dissolved Solid (TDS)
Dari seluruh sampel air sumur
yang dianalisis hanya satu lokasi di
Sanur kauh kedalaman 3-4 m pada
bulan Juni 2007 yang melebihi baku
mutu air kelas I PPRI no.82 tahun 2001
yaitu sebesar 1100 mg/L. Ditinjau dari
kondisi lingkungan, pembuangan limbah
rumah tangga dilakukan dengan
penyerapan langsung ke dalam tanah
selain itu di sekitar lokasi Sanur Kauh
kedalaman 3-4 m (SC1) banyak terdapat
laundry yang menampung limbah
cucianya di dalam tanah.
Kualitas Air Tanah Ditinjau dari
Parameter Kimia
Dissolved Oxygen (DO)
Dari hasil pengukuran secara insitu
pada masing-masing sumur gali
diperoleh nilai DO kurang dari 6 (enam)
sehingga tidak memenuhi baku mutu air
kelas I. Menurut Achmad, 2004
sebagian besar oksigen dari dalam air
berasal dari atmosfer. Oleh karena itu
kemampuan untuk mengisi oksigen
kembali dengan cara kontak dengan
atmosfer merupakan hal yang sangat
penting. Ditinjau dari luas permukaan
air sumur yang bersentuhan dengan
udara (atmosfer) sangat sedikit oleh
karena itu pengisian oksigen kembali
menjadi sangat rendah. Lokasi sumur
yang terhindar dari matahari
menyebabkan kecilnya hasil fotosintesis
yang berupa oksigen dari tumbuhan air.
Selain itu adanya penguraian bahanbahan
organik dan anorganik oleh
ISSN 1907-5626
Analisis Kualitas Air Sumur Gali di Kawasan Pariwisata
Sanur
ECOTROPHIC | VOLUME 2 NO. 2 NOVEMBER 2007 4
mikroorganisme aerob yang menggunakan oksigen membuat
konsentrasi DO di setiap sumur semakin rendah, hal ini terbukti
dengan tingginya nilai BOD5 pada semua lokasi pengambilan
sampel.
BOD5
Dari hasil analisis pada semua lokasi pengambilan
sampel pada bulan April dan Juni diperoleh nilai BOD5 yang
melebihi baku mutu yang diperbolehkan. Mikroorganisme
merupakan katalis hidup yang mempengaruhi sejumlah
prosesproses
kimia yang terjadi dalam tanah. Cendawan dan beberapa
jenis bakteri menghancurkan senyawa organik yang kompleks
menjadi senyawa-senyawa yang sederhana (Achmad, 2004).
Nilai BOD5 yang tinggi menandakan tingginya bahan organik
biodegradable yang menjadi beban perairan telah dioksidasi
secara biologi. Dari hasil pengamatan dan hasil wawancara
dengan pemilik sumur pada masing–masing lokasi penelitian
diketahui bahwa air limbah rumah tangga ditampung pada
sumur resapan, karena kualitas tanah di daerah Sanur bersifat
porus maka air limbah tersebut dapat terinfiltrasi masuk ke
dalam akifer air tanah.
Nitrat (NO3)
Hasil analisis pada bulan April 2007 menunjukan 5 dari
6 lokasi mengandungan nitrat melebihi baku mutu air kelas I,
sedangkan pada bulan Juni 2007 terdapat 2 lokasi yang
kandungan nitratnya melebihi baku mutu. Nitrifikasi,
amonifikasi dan denitrifikasi merupakan proses mikrobiologi
oleh karena itu sangat dipengaruhi oleh suhu dan aerasi. Proses
nitrifikasi juga dipengaruhi oleh kadar oksigen terlarut > 2
mg/L, pH optimum 8-9, bakteri nitrifikasi cenderung menempel
pada sedimen atau bahan padatan lain, pertumbuhan bakteri
nitrifikasi lebih lambat dari bakteri heterotrof, suhu optimun
20o C-25o C (Novotny dan Olem,1994 dalam Effendi, 2003).
Menurut hasil wawancara dapat diketahui terjadinya
fluktuasi penaikan dan penurunan muka air tanah mengikuti
kondisi cuaca pada hampir semua sumur yang diuji. Intensitas
curah hujan sebelum bulan April tinggi sehingga menaikan
muka air tanah, hal ini mengindikasikan adanya aerasi yang
tinggi dan suhu yang rendah pada bulan tersebut sehingga
pertumbuhan bakteri nitrifikasi dapat berlangsung optimal
sehingga penguraian bahan organik menjadi nitrat tinggi.
Bulan April ke bulan selanjutnya intensitas curah hujan
menurun sehingga terjadi penurunan muka air tanah dan aerasi
menurun sehingga aktifitas bakteri nitrifikasi juga menurun
sehingga penguraian bahan organik menjadi nitrat juga
berkurang. Tingginya konsentrasi nitrat dalam air sumur juga
mengindikasikan tingginya kandungan
bahan-bahan organik yang terlarut di
dalamnya. Bila ditinjau dari kondisi fisik
lingkungannya lokasi Sanur Kaja
kedalaman 7-8m merupakan daerah
padat penduduknya, jarak antara satu
rumah dengan rumah lainnya sangat
berdekatan sehingga kandungan bahan
organik dari limbah domestik tinggi,
diikuti dengan BOD5 yang tinggi maka
nitrat yang dihasilkan dari penguraian
bahan organik oleh mikroorganisme
juga tinggi.
Nitrit (NO2)
Nitrit merupakan bentuk peralihan
antara amonia dan nitrat (nitrifikasi) dan
antara nitrat dan gas nitrogen
(denitrifikasi) oleh karena itu nitrit
bersifat tidak stabil dengan keberadaan
oksigen. Kandungan nitrit pada perairan
alami mengandung nitrit sekitar 0,001
mg/L. Kadar nitrit yang lebih dari 0.06
mg/L adalah bersifat toksik bagi
organisme perairan (Anonim, 2006)
Hasil analisis pada bulan April
2007 menunjukan konsentrasi nitrit
pada semua lokasi penelitian berada di
bawah baku mutu yang diperbolehkan.
Pada bulan Juni 2007 konsentrasi nitrit
pada lokasi Kelurahan Sanur kedalaman
5-6 m bernilai 0,339 mg/L melebihi
baku mutu.
Keberadaan nitrit menggambarkan
berlangsungnya poses biologis
perombakan bahan organik yang
memiliki kadar oksigen terlarut rendah
(Effendi, 2003). Bila ditinjau dari
kandungan oksigen pada lokasi
Kelurahan Sanur kedalaman 5-6 m
konsentrasi DOnya bernilai rendah (2,14
mg/L) sedangkan kandungan BOD5
tinggi (11,490mg/L) hal ini
mengindikasikan kemungkinan adanya
bakteri anaerob yang merombak bahanbahan
organik menjadi nitrit.

ANALISA MANGAN
Mahkluk hidup tidak terlepas dari kebutuhan
akan air. Manusia dalam kehidupan sehari-hari
memerlukan air untuk berbagai keperluan mulai dari
air minum, mencuci, mandi dan lain-lain. Sumber-
sumber air tersebut adalah:
1. Air permukaan
Air permukaan pada hakikatnya banyak
tersedia di alam. Kondisi air permukaan sangat
beragam karena dipengaruhi oleh banyak hal yang
berupa elemen meteorologi, dan elemen daerah
pengairan. Kualitas air permukaan tersebut,
tergantung dari daerah yang dilewati oleh aliran air.
Pada umumnya kekeruhan air permukaan cukup
tinggi karena banyak mengandung lempung substansi
organik.sehingga ciri air permukaan yaitu melebihi
padatan terendap (dissolved solid) rendah, dan bahan
tersuspensi (suspended solid) tinggi. Atas dasar
kandungan bahan terendap dan bahan tersuspensi
tersebut maka kualitas air sungai relatif lebih rendah
daripada kualitas air danau, pond, rawa, reservoar.
Air permukaan tersebut dimanfaatkan untuk
kepentingan masyarakat, setelah melalui proses
tertentu.
2. Air tanah
Air tanah adalah air yang bergerak dalam
tanah, terdapat diantara butir-butir tanah atau dalam
retakan bebatuan. Air tanah lebih banyak tersedia
daripada air hujan. Ciri-ciri air tanah yaitu memiliki
suspended solids rendah dissvolved solids tinggi.
Dengan demikian maka permasalahan pada air tanah
yang mungkin timbul adalah tingginya angka
kandungan total dissvolved solids (TDS), besi,
mangan, kesadahan. Air tanah dapat berasal dari
mata air di kaki gunung, atau sepanjang aliran sungai
atau berasal dari air tanah dangkal dengan
kedalaman antara 15-30 meter, yaitu berupa air
sumur gali, sumur pantek, sumur bor tangan, atau
bahkan terkadang mencapai lebih dari 100 meter.
3. Air angkasa
Air angkasa yaitu air yang berasal dari atmosfir
seperti hujan dan salju. Air hujan jumlahnya sangat
terbatas, dipengaruhi antara lain oleh musim, jumlah,
intensitas dan distribusi hujan. Hal tersebut juga
dipengaruhi oleh letak geografis suatu daerah dan
lain-lain. Kualitas air hujan sangat dipengaruhi oleh
kualitas udara atau atmosfir di daerah tersebut.
Pencemaranyang mungkin timbul antara lain berupa
debu, dan gas. Pada umumnya kualitas air hujan
relatif baik, namun kurang mengandung mineral dan
sifatnya mirip air suling. Air hujan biasanya banyak
dimanfaatkan apabila sukar memperoleh dan atau
terkendala dengan air tanah serta air permukaan,
pada daerah bersangkutan. Pemanfaatan air hujan
tersebut biasanya bersifat individual. Caranya, air
hujan yang berasal dari talang-talang rumah
ditampung pada tandon-tandon air yang telah
dilengkapi dengan saringan sederhana. (Setijo, dkk.,
2002).
Kualitas dari berbagai sumber air tersebut
berbeda-beda sesuai dengan alam, kondisi aktivitas
manusia yang berbeda di sekitarnya.

ANALISA KOAGULASI-FLOKULASI DENGAN


JARTEST

Pengambilan Sampel.
Pengambilan dilakukan tanggal
2 Mei 2001 pukul 14.00 wib
pada outlet kolam pengendapan air
limbah CMTF 7F-83 PT.CPI
Minas. Selanjutnya ditentukan pHnya
dengan pHmeter Cole Parmer
Series 5986.
Penentuan Diameter Flok (Jar
test)
Dilakukan dengan mengisi
beberapa glass piala (jar) masingmasing
sebanyak 1000 ml sampel.
Kemudian ditambahkan aluminium
sulfat dan pati fosfat dengan
komposisi seperti tercantum pada
Tabel 1. Pati-fosfat yang digunakan
adalah yang berderajat substitusi
0,2 yaitu hasil sintesis linggawati
dan muhdarina (2001). Campuran
diaduk dengan mengatur kecepatan
putaran 100 rpm selama 2 menit.
Pembentukan flok, diameter flok
dan kcepatan pengendapan diamati
pada saat didiamkan selama 2 jam.
Sebagai pembanding dilakukan
juga perlakuan dengan penambahan
aluminium sulfat atau dengan patifosfat
saja. Selanjutnya dilakukan
analisis parameter sampel.
Analisis Parameter Sampel
Total padatan terlarut (TDS)
ditentukan dengan cara melewatkan
10 ml sampel (air limbah CMTF
7F-83 PT.CPI Minas) melalui
membran filter dan kemudian
ditentukan berat padatan yang
terdapat pada filtrat secara
gravimetri. Berat padatan pada
filtrat (mg) dibagi dengan volume
sampel yang melewati filter (liter)
menghasilkan konsentrasi total
padatan terlarut.
Total padatan tersuspensi
(TSS) ditentukan dengan cara
mengalirkan sebanyak 1 liter sampel
melalui membran filter yang
mempunyai berat konstan. Padatan
Tabel.1. Komposisi flokulan dan
Koagulan
Aluminium sulfat
(ppm)
Pati-fosfat
(ppm)
2500 500
2500 1000
2500 1500
3500 500
3500 1000
3500 1500
4000 500
4000 1000
4000 1500
Jurnal Natur Indonesia 4 (1) (2001)
ISSN 1410-9379
yang terkumpul pada membran
dikeringkan sampai berat konstan.
Berat padatan yang terkumpul pada
membran (mg) dibagi dengan
volume sampel (l) menghasilkan
konsentrasi padatan tersuspensi.
Penentuan viscositas (μ) ini
dilakukan dengan viskosimeter
Gilmont pada temperatur 280C.
Sejumlah sampel yang akan dianalisis
dimasukkan kedalam viskometer
dan pastikan tidak ada gelembung
udara, bola dimasukkan
dalam posisi vertical. Waktu jatuh
bola melewati larutan diamati.
Viscositas sampel persamaan,
μ= K (ρt - ρ) t
K = konstanta viscosimeter (0,3)
ρt = densitas bola, (gr/ml) = 2,53
untuk glass
ρ = densitas larutan, (gr/ml)
t = waktu jatuh bola, (menit)
Penentuan kekeruhan dilakukan
dengan turbidimeter HACH
P/N 18900-00 S/N 921100006655
CERTIFIED LR.32851, range
larutan standar 1-100 NTU.

You might also like