You are on page 1of 15

Topik

Apa yang disebut dengan materialitas?


Apa hubungan antara materialitas dan bukti

audit?
Apa yang dimaksud dengan resiko audit?
Apa hubungan antara penentuan resiko audit
dengan strategi awal audit?
Apa hubungan antara strategi audit dan
pengumpulan bukti audit?

Pengertian Materiliatas
Materialitas adalah besarnya nilai yang

dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi


yang dilihat dari keadaan yang
melingkupinya, dapat mengakibatkan
perubahan atau pengaruh terhadap
pertimbangan orang yang meletakan
kepercayaan terhadap informasi tersebut.

Contoh
Laba sebelum diaudit Rp100.000.000.
Setelah audit ditemukan kesalahan

pencatatan sebesar Rp10.000.000,


Calon investor memutuskan tidak jadi
berinvestasi, apabila laba perusahaan
hanya Rp90.000.000, dan memilih
berinvestasi di tempat lain.
Maka kesalahan sebesar Rp10.000.000
dianggap materilial, dan harus di koreksi
kalau manajemen ingin laporan
keuangannya wajar tanpa pengecualian.

Berapa besar
Materialitas?
Karena dipandang tidak efektif untuk

menanyakan satu per satu besaran materialitas


dari para pengguna laporan keuangan,maka
auditor membuat penilaian dan kebijakan atas
besarnya materialitas dalam sebuah laporan
keuangan.
Tingkat materialitas yang paling sering
digunakan adalah 5% dari Laba Sebelum Pajak
Contoh Laba sebelum audit adalah
Rp100.000.000 maka materiliatasnya
adalah ......

Tingkat Materiliatas
Materialitas tingkat Lap Keuangan; 5% dari

laba sebelum pajak = Rp5.000.000


Materialitas Tingkat Akun = 50% dari Mat
Tingkat Lap Keuangan = Rp2.500.000
Materilitas Tingkat Transaksi = 10% dari
Materialitas Tingkat Akun = Rp250.000

Fungsi Materiliatas
Sebagai batas (materiality border) untuk

menentukan apakah salah saji


material/perlu dikoreksi apa tidak
Seringjuga di sebut sebagai Tolerable Error
(kesalahan yang masih bisa di toleransi)
Contoh apabila materialitas tingkat
transaksi adalah Rp250,000, dan
ditemukan kesalaha sebesar Rp200,000,
apakah kesalahan tersebut material??

Hubungan Materialitas dan


Bukti
Semakin kecil materialitas maka audit

semakin teliti, contoh ekstrimnya adalah


jika materialitas di tentukan Rp-0 , artinya
semua transaksi yang terjadi di
perusahaan tersebut dianggap material.
Jadi hubungan materialitas dan bukti
adalah berbanding terbalik, semakin kecil
materialitas semakin banyak bukti yang
harus di kumpulkan, dan sebaliknya.

Resiko Audit
Resiko audit adalah resiko yang terjadi dalam

hal auditor tidak menyadari atau tidak


memodifikasi pendapatnya sebagaimana
seharusnya, atas suatu laporan keuangan
yang mengandung salah saji material.
Seberapa tinggi tingkat keyakinan: di
tetapkan 95%, artinya toleransi kesalahan
adalah 5% (penjelasan mengapa materialitas
menggunakan 5% dari laba sebelum pajak)

Komponen Resiko Audit


AR = IR x CR x DR
IR = Inherent Risk = Resiko Bawaan =

kerentanan suatu saldo akun atau golongan


transaksi terhadap suatu salah saji material,
dengan asumsi bahwa tidak terdapat
kebijakan dan prosedur pengendalian internal
yang terkait

KOmponen Resiko Audit


CR = Control Risk = Resiko Pengendalian

adalah resiko terjadinya salah saji


materialdalah suatu asersi yang tidak
dapat di cegah atau di deteksi secara tepat
waktu oleh pengendalian internal entitas.
DR = Detection Risk = Resiko Deteksi =
resiko sebagai akibat auditor tidak dapat
mendeteksi salah saji material yang
terdapat dalam suatu asersi.

Apa pentingnya?
Resiko Deteksi = Resiko Audit
Resiko bawaan x Resiko Pengendalian
Keterangan
Resiko Deteksi adalah satu-satunya resiko yang
bisa dipengaruhi/diatur oleh auditor, lewat banyak
atau sedikitnya bukti dengan penambahan atau
pengurangan prosedur audit . Apabila auditor
ingin resiko deteksi kecil, maka perlu lebih banyak
bukti audit/prosedur audit, dan sebaliknya.

Apa Hubungan antara Resiko


dengan Bukti Audit
Semakin rendah resiko audit yang kita

inginkan, bukti audit yang harus kita


kumpulkan semakin banyak (berbanding
terbalik).

Strategi Awal Audit


Penentuan strategi awal audit adalah tujuan
akhir dari perencanaan audit. Ada dua
pendekatan yang bisa dipakai dalam
stratregi awal audit
1. Subtantif penuh (Full substantive)
2. Pendekatan taksiran tingkat resiko rendah
(Low Risk audit approach)

Kapan kita bisa pakai Low Risk


Approach
Kalau kita meyakini bahwa pengendalian

internal klien adalah kuat, sehingga catatan


akuntansi bisa diandalkan,
Dan keyakinan tersebut telah kita uji/buktikan
dengan Uji Pengendalian, dengan hasil, tidak
ada penyimpangan dalam sistem
pengendalian internal klien.

You might also like