Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh
Arum Dwi Astuti
NIM A11300861
zona retikularis. Kortisol merupakan produk utama dari glukokortikoid, berperan dalam
mengatur metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Konsentrasi kortisol yang tinggi
juga menunjukkan aktivitas mineralokortikoid.
Semua sindroma Cushing endogen disebabkan oleh peningkatan produksi
kortisol oleh adrenal apapun etiologinya.17 Penyebab sindroma Cushing dibagi menjadi
tergantung ACTH dan tidak tergantung ACTH. Tipe tergantung ACTH disebabkan oleh
kadar ACTH berlebih dan mengakibatkaan hiperplasia adrenal bilateral. Tipe ini
mempunyai 2 penyebab, yaitu adenoma pituitari dan tumor nonpituitari. Hipersekresi
ACTH oleh tumor pituitary disebut Cushings disease, merupakan penyebab utama
sindroma Cushing.
Lebih dari 90% pada pasien dengan hiperplasia adrenal tergantung pituitari
ditemukan tumor. Kemungkinan lain defek terjadi pada hipotalamus atau sistem saraf
yang lebih tinggi yang menghasilkan CRH tidak sesuai dengan kadar kortisol sirkulasi
sehingga dibutuhkan kortisol dengan kadar yang lebih tinggi untuk mengurangi sekresi
ACTH menjadi normal. Keadaan tersebut akan meyebabkan hiperstimulasi pituitary
selanjutnya menjadi hiperplasia atau pembentukan tumor. Semakin lama tumor ini
menjadi tidak tergantung lagi pada kendali regulasi sistem saraf pusat dan kadar kortisol,
dengan kata lain tumor tersebut resisten terhadap mekanisme umpan balik kortisol.
Pada sindroma Cushing tidak tergantung ACTH, kadar ACTH serum rendah
karena umpan balik negatif sebagai akibat dari peningkatan produksi kortisol oleh
kelainan adrenal primer seperti karsinoma atau adenoma adrenal. Peningkatan sekresi
kortisol akan menekan sintesis CRH dan sekresi ACTH, mengakibatkan atropi kelenjar
adrenal nontumor.
Glukokotikoid bekerja sebagai hormon katabolik, menyebabkan pemecahan
protein dan lemak serta menghambat sintesis protein di otot, jaringan penyangga, jaringan
lemak dan sel limfoid.
Pemecahan protein mengakibatkan otot menjadi lemah, struktur tulang
menipis dan membuat kulit tidak mampu melawan tahanan yang terjadi pada aktivitas
normal sehingga menyebabkan terjadinya striae dan penyembuhan luka yang lama.
Pembuluh darah menjadi rapuh sehingga mudah timbul ekimosis. Regangan kulit di atas
tempat penimbunan lemak baru ditambah hilangnya elastisitas karena katabolisme protein
mengakibatkan ruptur permukaan pembuluh darah. Darah merembes melalui celah yang
terjadi akibat katabolisme kolagen sehingga dapat dilihat adanya striae keunguan.
Menurut Lucky AW (1994), paparan glukokortikoid yang lama menyebabkan atrofi
seluruh kulit. Striae menunjukkan atrofi dermis dan epidermis yang terjadi pada kulit
yang teregang. Pembuluh darah subkutan dan dermis terlihat melalui kulit yang atrofi dan
translusen sehingga kulit tampak merah hingga kebiruan. Pada pasien ini didapatkan
keluhan lemah dan mudah lelah, mudah timbul memar bila terkena benturan, dan pada
pemeriksaan ditemukan striae keunguan di payudara, perut bagian bawah serta hematom
luas di bekas tempat suntikan.
Hiperkortisolisme menyebabkan penumpukan jaringan lemak pada tempat
yang khas seperti pada wajah (moon face), area interskapular (buffalo hump) dan dasar
mesenterik (obesitas tubuh). Penyebab distribusi jaringan lemak yang khas ini belum
diketahui, tetapi diperkirakan berhubungan dengan resistensi insulin dan atau peningkatan
kadar insulin. Pada penderita ini didapatkan full moon face, buffalo hump dan obesitas
tubuh.
Osteoporosis pada sindroma Cushing terjadi karena kombinasi yang tidak
seimbang antara peningkatan resorpsi tulang, gangguan mineralisasi, dan tidak
terbentuknya lapisan osteoid karena fungsi osteoblas terhambat. Osteoporosis dapat
menyebabkan kolaps tulang vertebra dan fraktur patologis dari tulang-tulang lainnya).
Amenore dan infertilitas disebabkan supresi aksis pituitari-ovarium karena
glukokortikoid yang berlebih, peningkatan kadar androgen dan prolactin dan sekresi
abnormal GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon).
2.
Jenis Pemeriksaan
Glukosa puasa
Hasil
70 mg/dl
2.
130
Nilai Normal
70-120 mg/dl
4. Program Terapi
Infus RL 20 tpm
Terapi farmakologi : Metirapon, Ketokonazole
5. Analisa Data
N
o
Hari/T
gl/Jam
1.
Rabu, 28
Data fokus
Ds:
Klien
mengeluh
badan
Problem
Etiolog
i
Diagnosa
Keperawatan
Resiko terhadap
Kelemah
cedera
an dan
metabolis
metabolisme protein
Paraf
me
lemah,
osteoporosis.
protein
WIB.
Do:
Striae
di
abdomen,
osteoporosis.
No
Hari/T
gl/ Jam
Data Fokus
Problem
Etiolog
i
Diagnosa
Keperawatan
Paraf
Ds:
2.
Rabu, 28
Mei 2015
Jam
11.00
WIB.
Pasien
mengatakan
Gangguan
Kondisi
Gangguan intergritas
intergritas kulit
gangguan
metaboli
gangguan metabolik
k,
(obesitas, striae).
ada
perubahan
pada
ketidakse
kulitnya.
Do:
imbangan
Hiperpigment
(obesitas)
asi, striae di
,hiperpig
abdomen,
mentasi.
nutrisi
obesitas,
tumbuh
rambut
di
dada.
No
Hari/T
Data Fokus
Problem
gl/ Jam
3.
Rabu, 28
i
Ds:
Pasien
11.00
WIB.
Diagnosa
Keperawatan
Gangguan
Biofisik
Gangguan citra
citra tubuh
(penam
tidak nyaman
pilan
(penampilan
terhadap
fisik)
fisik)
Etiolog
kondisi
tubuhnya
yang
berubah.
Do:
Terlihat
striae
di
abdomen,
hiperpigment
asi, obesitas,
tumbuh
rambut
di
Paraf
dada.
No
Hari/T
Data Fokus
Problem
gl/ Jam
4.
Rabu, 28
i
Ds: Pasien
Etiolog
Diagnosa
Keperawatan
Kurang
Keterba
Kurang
Pengetahua
tasan
Pengetahuan b.d
kognitif
Keterbatasan
tidak
mengetahui
Paraf
kognitif
tentang
penyakit
yang
diderita.
Do: Pasien
tampak
bingung.
No
Hari/T
Data Fokus
Problem
gl/ Jam
5.
Rabu, 28
i
Ds: Pasien
Etiolog
Gangguan
mobilitas
badan lemah,
sulit untuk
bergerak.
Do: Pasien
terlihat
lemah,
Osteoporosis.
fisik
Diagnosa
Keperawatan
Kerusa
Gangguan
kan
integrit
kerusakan
as
integritas
struktu
struktur tulang
r tulang
Paraf
7. Intervensi Keperawatan
No
Hari/Tanggal
1.
Rabu, 28 Mei
2015
Jam 11.00
WIB.
Dx. Kep
Resiko
TUJUAN
Setelah
terhadap
dilakukan
cedera
INTERVENSI
KRITERIA HASIL
Indikator
Saat
Tujuan
dikaji
b.d tindakan
Kelemahan
keperawatan
dan
2x24
metabolisme
resiko
protein.
terhadap
jam
vital
cedera tidak
terjadi.
mengalami
kenaikan
tubuh,
kemerahan,
tanda
yang
protektif
5. Bantu klien ambulasi
6. Berikan diit tinggi protein,
dan
infeksi
lainnya.
Ket: 1: parah, 2: berat, 3:sedang, 4: ringan,
5: tidak sama sekali
PARAF
suhu
nyeri,
1.
2.
3.
4.
PLANING
Monitor TTV
EKG
Kaji tanda infeksi
Ciptakan lingkungan
2.
Rabu, 28 Mei
2015
Jam 11.00
WIB.
Gangguan
Setelah
intergritas
dilakukan
kulit b.d
tindakan
Kondisi
keperawatan
Kulit
gangguan
2x24
metabolik
Keutuhan
lengkap
Perfusi, sensasi dan
(obesitas,
integritas
striae)
jaringan
(kulit
Saat
Tujuan
dikaji
jam
utuh
dan
dan
batas
yang
diharapkan
Intergritas
kulit
membran
yang
mucosa) dan
penyembuha
dipertahankan
Mampu melindungi
n luka klien
kulit
dapat
mempertahankan
tercapai.
kelembaban
dan
baik
dapat
antibakteri
4
3. Berikan
antibiotik
topikal
kulit
setiap
hari
perawatan
alami
Ket: 1: parah, 2: berat, 3:sedang, 4: ringan,
5: tidak sama sekali
dan
kulit
yang
ekstrim,
atau
adanya drain
2. Monitor
kulit
terhadap
kulit
terhadap
Gangguan
3.
Rabu, 28 Mei
2015
Jam 11.00
WIB.
Setelah
Indikator
an fisik).
2x24 jam
dengan perubahan
Kembalinya
bentuk tubuhnya
Klien mampu
normal
menyesuaikan diri
dengan perubahan
menggunakan
3
meningkatkan
5. Dorong pasien
penampilan dan
interaksi sosial
Ket: 1: parah, 2: berat, 3:sedang, 4: ringan,
5: tidak sama sekali
proses penyakit
3. Bantu pasien mengungkapkan
keinginannya untuk
fungsi tubuhnya
Mempertahankan
fungsi tubuhnya
Klien menyatakan
strategi untuk
Rencana Tindakan
Keperawatan
dikaji
(penampil
seperti
Tujuan
Klien mampu
menyesuaikan diri
citra tubuh
Saat
4.
Rabu, 28 Mei
2015
Jam 11.00
WIB.
Kurang
Setelah
Pengetahu
dilakukan
an
Pembelajaran:
Indikator
b.d tindakan
Saat
Tujuan
1. Kaji
tingkat
pengetahuan
dikaji
Keterbatas
keperawatan
Pasien dan
an kognitif.
2x24
keluarga mampu
Pasien
menjelaskan
Sediakan
menunjukan
pengetahuan
dijelaskan
tentang
perawat/tim
proses
ksehatan lainnya
Pasien dan
jam
penyakit dan
penanganann
ya
penanganan
4. Dukung
pasien
mengeksplorasi
untuk
atau
kondisi dan
program
pengobatan
Ket: 1: parah, 2: berat, 3:sedang, 4: ringan,
5: tidak sama sekali
kondisi,
menyaakan
tentang penyakit,
tentang
pada
keluarga
pemahaman
pasien
informasi
pentingnya
5.
Rabu, 28 Mei
2015
Jam 11.00
WIB.
Gangguan
Setelah
mobilitas
dilakukan
fisik b.d
tindakan
kerusakan
keperawatan
integritas
2x24
struktur
pasien
tulang
menunjukkan
Indikator
Keseimbangan tubuh
jam
mandiri
Posisi tubuh
Gerakan Otot
Gerakan sendi
Terapi aktifitas
Tujuan
1.
dikaji
peningkatan
mobilitas
Saat
pasien
mempunyai
Kemampuan
berpindah
saat
atau pergerakan.
Self Care Assistance
1.
2.
3.