Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
KELOMPOK 3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
R.R. Dian
Sholihatul Magrifah
Sri Nalesti Mahanani
Putri Kristyaningsih
Dwi Rahayu
Siswoyo
( 131214153014 )
( 131214153015 )
( 131214153016 )
( 131214153017 )
( 131214153019 )
( 131214153020 )
Halaman Judul.....................................................................................................................
1
Daftar Isi...............................................................................................................................
2
BAB 1 Pendahuluan.............................................................................................................
3
BAB 2 Tinjauan Teori..........................................................................................................
7
BAB 3 Aplikasi Teori...........................................................................................................
39............................................................................................................................................
BAB 4 Pembahasan..............................................................................................................
44
BAB 5 Kesimpulan...............................................................................................................
50
BAB 6 Skenario Role Play...................................................................................................
51
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
sebuah
perspektif
tentang
cara
Teori keperawatan
mendefinisikan
perawatan,
pada
yang unik untuk pelayanan kesehatan yang berbeda dari hanya sekedar delegasi dari
pelayanan medis. Pada tahun 1961 Johnson menyatakan bahwa asuhan keperawatan
menfasilitasi pasien dalam menjaga keadaan seimbangnya. Ia menyatakan bahwa
stress pasien berasal baik dari stimulus inernal maupun eksternal. Johnson
menyampaikan pandangan tentang model konseptualnya di Universitas Vanderbilt
pada tahun 1968. Menurutnya asuhan keperawatan membantu memfungsionalkan
perilaku yang efektif dan efisien dari pasien selama sakit. Johnson berfokus pada
bagaimana klien beradaptasi terhadap kondisi sakitnya dan bagaimana stress aktual
dan stress potensial dapat mempengaruhi kemampuan beradaptasi. Tujuan dari
keperawatan adalah menurunkan stress sehingga klien dapat bergerak lebih mudah
melewati masa penyembuhannya (Potter & Perry, 2005). Pada tahun 1980 Johnson
mempublikasikan konsep Behavioral System Model for Nursing (Model Sistem
Perilaku Untuk Keperawatan). Johnson mendefinikan asuhan keperawatan adalah
tindakan eksternal untuk menjaga organisasi dan integrasi perilaku pasien pada level
optimal pada saat pasien dalam kondisi stress dengan memakai mekanisme koping
yang sesuai atau dengan penyediaan sumber daya. Perawatan adalah Seni dan ilmu
memberikan bantuan eksternal baik sebelum dan selama gangguan keseimbangan
sistem. Aktivitas perawatan tidak bergantung pada wewenang medis tetapi bersifat
pelengkap (komplementer) bagi medis atau pengobatan. Teori Johnson berfokus pada
kebutuhan dasar yang mengacu pada 7 (tujuh) pengelompokan perilaku yaitu perilaku
mencari keamanan, perilaku mencari perawatan, menguasai diri sendiri dan
lingkungan sesuai dengan standart internalisasi prestasi, mengakomodasi diet dan
mengeluarkan sampah tubuh dengan cara yang diterima secara sosial dan kultural,
perilaku seksual dan identitas, perilaku melindungi diri sendiri. Menurut Johnson
perawat mengkaji kebutuhan klien berdasarkan kategori perilaku yang disebut
sebagai subsistem perilaku. Dalam kondisi normal klien berfungsi secara efektif
didalam lingkungannya, akan tetapi ketika stress menganggu adptasi normal perilaku
klien menjadi tidak dapat diduga dan tidak jelas. Perawat mengidentifikasi
ketidakmampuan beradaptasi seperti ini dan memberikan asuhan keperawatan untuk
mengatasi masalah dalam memenuhi kebutuhan tersebut (Potter & Perry, 2005).
Dorothy E. Johnson meyakini bahwa asuhan keperawatan dilakukan untuk
membantu individu memfasilitasi tingkah laku yang efektif dan efisien untuk
mencegah timbulnya penyakit. Manusia adalah makhluk yang utuh dan terdiri dari 2
sistem yaitu sistem biologi dan tingkah laku tertentu. Lingkungan termasuk
masyarakat adalah sistem eksternal yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang.
Seseorang dikatakan sehat jika mampu berespon adaptif baik fisik, mental, emosi dan
sosial terhadap lingkungan internal dan eksternal dengan harapan dapat memelihara
kesehatannya. Asuhan keperawatan dilakukan untuk membantu kesimbangan
individu terutama koping atau cara pemecahan masalah yang dilakukan ketika ia
sakit. Menurut Johnson ada 4 tujuan asuhan keperawatan kepada individu, yaitu agar
tingkah lakunya sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat, mampu beradaptasi
terhadap perubahan fungsi tubuhnya, bermanfaat bagi dirinya dan orang lain atau
produktif serta mampu mengatasi masalah kesehatan yang lainnya.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
keperawatan.
Sebagian
besar
pengalaman
profesionalnya
melibatkan
Johnson menjadi asisten profesor bidang pediatric nursing dan asisten profesor ilmu
keperawatan dan profesor ilmu keperawatan di Universitas California Los Angeles.
Pada tahun 1955 dan 1956 Johnson menjadi penasehat pediatric nursing yang
ditugaskan di Sekolah Kesehatan Kristen bidang keperawatan di Vellore, India
Selatan. Disamping itu dari tahun 1965 sampai tahun 1967 ia mengepalai Komite
Asosiasi Perawat yang mengembangkan pernyataan posisi atas spesifikasi-spesifikasi
untuk spesialis klinik. Publikasi Johnson termasuk 4 buku, lebih dari 30 artikel
berkala dan sejumlah laporan, proceeding dan monograph. Salah satu dari sekian
banyak penghargaan yang ia terima yang paling dibanggakan adalah Faculty Award
tahun 1975 dari mahasiswa-mahasiswa sarjana, Lulu Hassenplug Distinguished
Achievement Award dari Asosiasi Perawat California tahun 1977 dan Vanderbilt
University Schol of Nursing Award
1981. Ia senang bahwa model sistem
perkembangan lebih jauh basis teoritis untuk keperawatan, tetapi dapat dikatakan
bahwa sumber kepuasan terbesar berasal dari kelanjutan karir produktif dari siswasiswanya. Dorothy E. Johnson, RN, MPH, FAAN meninggal pada bulan Februari
1999.
Johnson mengatakan bahwa teorinya berkembang dari ide-ide filosofis, teori
dan penelitian, latar belakang klinis yang ia punya dan bertahun-tahun pemikiran,
diskusi, serta berbagai tulisannya selama bertahun-tahun (Johnson, 1968). Dia
mengutip sejumlah sumber untuk teorinya. Teori dari Florence Nightingale bahwa
perhatian keperawatan berfokus pada orang dan bukan penyakit. Menurut keyakinan
Nightingale tujuan keperawatan adalah membantu individu-individu untuk mencegah
atau mengobati penyakit atau cidera. Ilmu dan seni merawat harus berfokus pada
pasien sebagai individu dan bukan pada entitas penyakit yang spesifik. Johnson
memanfaatkan hasil kerja ilmu perilaku dalam psikologi, sosiologi dan etnologi untuk
membangun teorinya, ia menyandarkan sepenuhnya pada teori sistem dan
menggunakan berbagai konsep dan definisi teori sistem oleh Buckley, 1968; Chin,
1961; Parsons & Shils, 1951; Rapoport, 1968; dan Von Bertalanffy, 1968. Sistem
dinyatakan terdiri dari bagian yang berkaitan untuk melakukan fungsi bersama-sama
guna membentuk keseluruhan.
manusia sebagai sistem perilaku dimana hasil fungsi adalah observasi perilaku.
Johnson juga mencatat bahwa sejumlah subsistem dalam teorinya mempunyai dasardasar biologi. Analogi teori sistem perilaku adalah teori sistem biologi, yang
menyatakan bahwa
Escolona
10
11
pernyataan
Chin
bahwa
terdapat
organisasi,
interaksi,
12
secara kontinyu
dipengaruhi oleh
motivasi,
pengalaman dan proses belajar. Tujuh elemen yang diidentifikasi oleh Johnson
:
a. Subsistem Keterikatan (Attachemen-affiliatve).
Subsistem Attachemen-affiliative mungkin merupakan yang paling kritis,
karena subsistem ini membentuk landasan untuk semua organisasi sosial.
Pada tingkatan umum, hal ini memberikan kelangsungan (survival) dan
keamanan (security). Tujuan dari subsistem ini adalah untuk berhubungan
atau terikat dengan orang lain, mencapai intimasi dan inklusi. Fungsinya
untuk menciptakan kejasama dan hubungan interdependent dengan sistem
sosial, mngembangkan dan menggunakan kemampuan interpersonal untuk
mencapai kedekatan dan inklusi, tempat berbagi, agar terhubung dengan
orang lain, menggunakan rasa percaya diri dalam arti yang positif. Sebagai
konsekuensinya adalah adanya inklusi sosial, kedekatan (intimacy) dan
susunan serta pemeliharaan ikatan sosial yang kuat.
b. Subsistem Ketergantungan (Dependency).
13
ini
adalah
untuk
membuang
sampah
biologis,
14
mengeksternalisasi
lingkungan
biologi
internal.
Fungsinya
untuk
15
Subsistem
achievement
adalah
berusaha
memanipulasi
16
kemudian
mengidentifikasi
konsep-konsep
lebih jauh
lain
sistem
yang
perilaku.
Equilibrium didefinisikan sebagai kondisi akhir yang stabil tetapi kurang kekal,
dimana di dalamnya individu berada dalam keselarasan dengan dirinya dan dengan
lingkungannya. Homeostasis adalah proses menjaga stabilitas dalam sistem perilaku.
Stabilitas adalah pemeliharaan suatu level atau daerah perilaku tertentu yang dapat
diterima. Ketidakstabilan (instability) terjadi saat sistem mengalami overcompensate
berkaitan dengan stress (tekanan). Ketika output energi tambahan digunakan untuk
merespon terhadap tekanan, sumber energi yang dibutuhkan untuk menjaga stabilitas
dikosongkan. Stressor adalah stimulan eksternal dan internal yang menghasilkan
tegangan (tension) dan menyebabkan ketidakstabilan. Tension adalah kondisi dalam
keadaan tegang atau rileks yang disebabkan karena disequilibrium dan merupakan
sumber potensial perubahan (Marriner, 2001).
17
18
19
Dalam
kondisi
normal
klien
berfungsi
secara
efektif
didalam
lingkungannya, akan tetapi ketika stress menganggu adptasi normal perilaku klien
menjadi
tidak
dapat
diduga
dan
tidak
jelas.
Perawat
mengidentifikasi
termasuk
20
perilaku
berusaha
untuk mencapai
keseimbangan
dengan adaptasi
dalam
teorinya
memandang
klien
sebagai
sistem
21
manusia untuk
22
subsistem
memiliki
fungsi
untuk
memenuhi
tujuan
23
yaitu
ketekunan/kegigihan
(perseveration)
dan
persiapan
24
bagian dari individu sistem perilaku tetapi mempengaruhi sistem dan bisa
berfungsi sebagai sumber imperatif sustenal. Beberapa elemen dapat
25
26
27
keseimbangan
dan
stabilitas
sistem
perilaku
berdasarkan
28
pengetahuan dan sistem nilai eksplisit. Satu hal penting yang dinyatakan oleh
Johnson tentang sistem nilai adalah bahwa mengingat bahwa individu telah
dilengkapi dengan pemahaman yang memadai tentang potensi dan sarana
untuk memperoleh tingkat fungsional perilaku yang lebih optimal daripada
pada saat ini, keputusan akhir terhadap level fungsional yang diharapkan
merupakan hak individu (Johnson, 1980). Sumber kesulitan timbul dari stress
struktural dan fungsional. Masalah struktural dan fungsional berkembang
ketika
sistem
tidak
mampu
memenuhi
kebutuhan
fungsionalnya
gangguan
sebagai
ini. Gangguan
Insufisiensi
dalam
setiap
(Ketidakcukupan),
subsistem
terjadi
saat
29
dari dua atau lebih subsistem perilaku dalam situasi yang sama sehingga
merugikan individu, atau sebagai Dominance (Dominasi), terjadi saat salah
satu subsistem perilaku digunakan lebih dominan dari yang lain, sehingga
merugikan subsistem lainnya. Area ini juga di yakini oleh Johnson sebagai
sesuatu yang akan terus berkembang (Basavanthappa, 2007; Tomey &
Alligood, 2006; Kozier, 2004; Parker 2001)
Elemen penting berikutnya adalah intervensi keperawatan yang
digunakan untuk merespon ketidakseimbangan sistem perilaku. Langkah
pertama adalah menemukan sumber kesulitan atau asal masalah. Ada
sedikitnya tiga jenis intervensi keperawatan yang dapat digunakan untuk
membawa perubahan. Pertama Perawat mencoba untuk memperbaiki unit
struktural yang rusak dengan mengubah set dan choice individu. Kedua untuk
sementara perawat menerapkan tindakan pengaturan dan kontrol. Perawat
bertindak di luar lingkungan pasien untuk menyediakan kondisi, sumber daya,
dan kontrol yang diperlukan untuk mengembalikan keseimbangan sistem
perilaku. Perawat juga bertindak di dalam dan terhadap lingkungan eksternal
dan interaksi internal subsistem untuk membuat perubahan dan memulihkan
stabilitas. Yang ketiga, dan yang paling umum, modalitas pengobatan yaitu
menyediakan atau membantu klien menemukan persyaratan fungsional
(perlindungan-asuhan-stimulus)
untuk
dirinya
sendiri. Perawat
dapat
baru,
mendorong
perilaku
efektif),
stimulasi/stimulation
30
logika induktif
(inductive
la menyatakan
reasoning)
untuk mengembangkan
teorinya.
bahwa inti yang umum terdapat dalam perawatan. dimana para praktisi menggunakan
dalam banyak setting dengan beragam populasi. Johnson memanfaatkan observasi
perilakunya selama bertahun-tahun untuk memformulasikan teori umum tentang
manusia sebagai sistem perilaku.
Model
Sistem
Perilaku
Johnson
merupakan
sarana
untuk
31
mempromosikan
kesehatan
dan
mempengaruhi konsekuensi
peneliti
telah
menunjukkan
kegunaan
model
kanker,
menggunakan
perspektif
model
perilaku
Johnson
32
anak-anak
dan
lingkungan. Tujuan
penelitian
adalah
untuk
33
konsep "set perilaku" dan meneliti bagaimana ibu dan bayi mereka yang
sakit kronis berinteraksi (Holaday, 1981, 1982, 1987).
Penelitian terbaru (Holaday, Turner-Henson, & Swan, 1997) melihat
model perilaku Johnson secara holistic dimana diasumsikan bahwa semua
proses-bagian
biologis,
fisik,
psikologis,
dan
sociocultural
saling
bahwa
30%
terkait
dengan
subsistem
pencapaian
34
sebagai
dasar
untuk
kurikulum
sarjana
mereka.
model
Johnson
dapat
digunakan
untuk
mengembangkan
praktek
(menyeimbangkan
karena
sistem
mengidentifikasi
perilaku),
yang
suatu
produk
merupakan
akhir
tujuan
35
36
dan sifat kontrak keperawatan. Prediksi hasil dan tujuan jangka pendek
digunakan untuk menentukan apakah peningkatan efektivitas perilaku telah
tercapai. Nilai tersebut memberikan dasar untuk mengalokasikan sumber
daya. Sumber
daya
dialokasikan
berdasarkan
tingkat
intervensi
pentingnya
database
catatan
medis
berbasis
model-
37
38
ini hanya memiliki tingkat kesesuaian empiris moderat karena konsepkonsepnya yang terlalu abstrak sehingga perlu didefinisikan lebih baik.
4. Dalam teorinya Johnson menyebut tentang lingkungan eksternal dan internal
akan tetapi ia belum menjelaskan dengan jelas definisi dari kedua komponen
tersebut.
5. Informasi tentang peranan klien hanya tersedia sedikit, sehingga sulit untuk
menilai apakah hubungan antara sistem perilaku dan perawatan bersifat
interaktif atau reaktif.
6. Penggunaan istilah-istilah dalam tulisan Johnson yang berkaitan dengan
teorinya seperti balance, stabillity dan equilibrium; adjustmen dan
adaptation; disturbances, disequilibrium dan behavioral disorder digunakan
berganti-ganti, yang mengaburkan arti masing-masing.
7. Johnson juga tidak menyebutkan dengan jelas kriteria hasil yang diharapkan
jika salah satu subsistem diintervensi.
8. Adanya suatu ekspektasi bahwa tindakan keperawatan tertentu akan
menciptakan hasil (homeostasis) yang sama untuk penerapan pada kultur yang
berbeda.
9. Model Keperawatan Johnson berfokus pada perilaku sehingga perawat akan
kesulitan menerapkan teori ini pada klien dengan gangguan fisik.
10. Model ini terlalu bersifat individual sehingga jika diterapkan untuk memberi
asuhan
pada
kelompok
perawat
akan
mengalami
kesulitan
untuk
39
BAB 3
APLIKASI TEORI
Judy
Grubs
(1974)
mengadaptasi
teori
proses
perawatan
dengan
36
1. Subsistem Keterikatan
(Attachment-Affiliation):
berfokus
pada hubungan dan kehadiran orang lain dalam system social dimana
klien berada.
40
41
pernah
menyebutkan
pengklasifikasin
diagnosis
secara
langsung.
persyaratan fungsional
(perlindungan-asuhan-stimulus),
42
43
dilakukan
berdasarkan
tujuan
tindakan
untuk
mencapai
keseimbangan pada subsistem yang bermasalah. Data dasar harus ada untuk
mengevaluasi apakah klien telah kembali pada perilaku dasarnya. Jika terjadi
penyimpangan seperti pada pengkajian maka jika klien telah kembali ke perilaku
dasarnya perawat harus mampu mengobservasi hal tersebut. Evaluasi dari
implementasi bisa terlaksana dengan baik apabila tujuan tendakan telah
dirumuskan dengan jelas sebelum dilakukannya implementasi.
44
BAB 4
PEMBAHASAN
45
negara, dan konteks budaya lainnya) komponen yang menyediakan imperatif sustenal
(Drubbs, 1980; Johnson, 1990; Mcleis, 1991).
Stabilisasi atau menyeimbangkan sistem perilaku merupakan prinsip inti dari
model system perilaku Johnson. Sistem bersifat dinamis sehingga merespon
perubahan kontekstual baik dengan proses homeostatic atau homeorhetic. Sistem
memiliki titik set (seperti thermostat) bahwa mereka mencoba untuk mempertahankan
dengan mengubah kondisi internal untuk mengkompensasi perubahan kondisi
eksternal. Termoregulasi manusia adalah contoh dari proses homeostasis terutama
biologis tetapi juga perilaku (menyalakan pemanas). Dari perspektif sistem perilaku,
homeorhesis
adalah
proses
stabilisasi
yang
lebih
penting
daripada
46
atau
evolusi. Diagnosis
penyakit
kronis,
kelahiran
anak,
atau
pengembangan rejimen gaya hidup sehat untuk mencegah penyakit adalah contoh di
mana akomodasi tidak hanya mempromosikan keseimbangan sistem perilaku, tetapi
juga melibatkan proses perkembangan yang mengakibatkan pembentukan tatanan
yang lebih tinggi atau sistem perilaku yang lebih kompleks.
Kekuatan motivasi untuk perubahan perilaku merupakan prinsip yang
penting. Johnson menggambarkan ini sebagai drive (dorongan) dan mencatat bahwa
respon ini dikembangkan dan dimodifikasi dari waktu ke waktu melalui pematangan,
pengalaman, dan belajar. Stabilisasi dan reorganisasi merupakan reaksi terhadap
perubahan
lingkungan. Kegiatan
seseorang
dalam
lingkungan
meningkatkan
47
psikologis, budaya, keluarga, sosial, dan fisik. Ketika dihadapkan dengan penyakit
atau ancaman penyakit. Individu perlu menjaga keseimbangan sistem perilaku jangan
sampai terjadi kontradiksi antara tujuan dengan status fisik, peran sosial, dan status
kognitif. Selama periode ini intervensi perawat ini dapat membuat perbedaan yang
signifikan dalam kehidupan orang-orang yang terlibat.
Johnson tidak memberikan definisi lain dari lingkungan, ia juga tidak
mengidentifikasikan apa yang disebut lingkungan internal dan lingkungan
eksternal. Tetapi banyak yang dapat disimpulkan dari tulisan-tulisannya, dan teori
sistem juga menyediakan informasi tambahan ke dalam komponen lingkungan
model. Holaday (2001) melihat lingkungan eksternal sebagai orang, benda, dan
fenomena yang berpotensi dapat menembus batas dari sistem perilaku. Stimulus
eksternal ini membentuk pola yang terorganisir atau bermakna yang memunculkan
tanggapan dari individu. Sistem perilaku menjaga keseimbangan pada waktu
menanggapi pengaruh faktor lingkungan dengan mengasimilasi dan mengakomodasi
kekuatan-kekuatan yang menganggu kestabilannya. Substansi dalam lingkungan
eksternal yang menjadi bidang perawat antara lain pengaturan fisik, orang, benda,
fenomena, dan atribut psikososial-budaya lingkungan.Jonhson tidak mendefinisikan
"lingkungan internal" secara khusus dan tidak pula tercantum pada tulisantulisannya. Akan tetapi ia memberikan informasi rinci tentang struktur internal dan
bagaimana fungsinya. Dia juga menulis bahwa penyakit atau perubahan lingkungan
internal atau eksternal secara tiba-tiba merupakan penyebab tersering atas kerusakan
yang terjadi pada sistem (Johnson, 1980). Holaday (2001) memfokuskan perhatian
pada mekanisme pengaturan internal. Oleh karena itu, Holady melihat faktor-faktor
48
seperti sebagai fisiologi, temperamen, ego, usia, fase perkembangan, sikap, dan
konsep diri sebagai regulator umum yang merupakan variabel internal yang
mempengaruhi tujuan, set, pilihan, dan tindakan. Dimana hal-hal tersebut merupakan
bidang utama untuk
mencoba untuk memenuhi kebutuhan dasar anak berusia 6 tahun yang sedang di
rawat di rumah sakit, maka perawat perlu tahu tentang karakteristik fase
perkembangan anak usia 6 tahun, konsep diri dan perkembangan ego untuk
memahami perilaku anak tersebut
Model system perilaku Johnson ini telah memberikan beberapa fitur unik yang
tidak ada dalam model lainnya karena dapat menganalisis respon pasien dalam hal
keseimbangan sistem perilaku berdasarkan sudut pandang perkembangan, sebagai
perawat kita harus mengerti komponen perkembangan untuk mengetahui dan
memahami proses stabilisasi dan sumber gangguan yang menyebabkan reorganisasi.
Johnson tidak menentukan langkah-langkah dari proses keperawatan, tetapi
dengan jelas mengidentifikasi peran perawat sebagai kekuatan pengaturan dari
eksternal. Dia juga mengidentifikasi pertanyaan yang harus ditanyakan ketika
menganalisis fungsi sistem, dan memberikan klasifikasi diagnostik untuk
menggambarkan gangguan dan pedoman untuk intervensi.
Jika dilihat dari contoh studi kasus dapat di cermati bahwa teori model ini pada
tahap pengkajian lebih mengarah pada pengkajian perilaku. Komponen biologis dan
psikologis tiap komponen belum jelas.
Gangguan dalam setiap subsistem berdasarkan model Johnson oleh Grubb
diklasifikasikan sebagai Insufisiensi (Ketidakcukupan), terjadi saat subsistem tidak
49
berfungsi atau tidak berkembang sesuai kapasitas maksimal karena tidak memadainya
persyaratan fungsionl (functional requirement: perlindungan-asuhan-stimulus),
Disceprancy (Ketidaksesuaian), terjadi ketika perilaku tidak sesuai dengan konsep
tujuan. Incompatibility (Ketidakcocokan), disebut demikian ketika terjadi konflik
dari dua atau lebih subsistem perilaku dalam situasi yang sama sehingga merugikan
individu, atau sebagai Dominance (Dominasi), terjadi saat salah satu subsistem
perilaku digunakan lebih dominan dari yang lain, sehingga merugikan subsistem
lainnya. Area ini juga di yakini oleh Johnson sebagai sesuatu yang akan terus
berkembang (Basavanthappa, 2007; Tomey & Alligood, 2006; Parker 2001)
Pada tahap penyusunan rencana tindakan dimulai pada subsistem yang pada
akhirnya akan menghasilkan keseimbangan sistem perilaku secara keseluruhan. Pada
tahap ini karena perawatan dilihat sebagai kekuatan regulator eksternal yang
bertindak untuk memulihkan keseimbangan sistem perilaku maka pada penyusunan
rencana lebih didominasi oleh perawat dan kurang menyertakan klien. Intervensi
berfokus pada mekanisme regulasi dan kontrol serta syarat fungsional yang terdiri
dari perlindungan (protection), asuhan (nurturance) dan stimuli (stimulation) pada
perilaku adaptif. Intervensi yang dilakukan oleh perawat menggambarkan kekuatan
eksternal dalam memanipulasi subsistem sehingga kembali dalam keadaan seimbang
dan pemenuhan akan syarat fungsional.
Tahap evaluasi, pada tahap ini diharapkan akan tercipta perilaku klien yang
efektif dan efisien, akan tetapi Johnson tidak menyebutkan dengan jelas kriteria hasil
yang diharapkan jika salah satu subsistem diintervensi.
50
BAB 5
KESIMPULAN
51
BAB 6
SKENARIO ROLE PLAY
Tn.S MRS tadi malam dan dirawat di RS Dr.Siswoyo di ruang F kamar no 9 dengan
diagnosa DM tipe 2 hiperglikemia akut. Tn. S sudah sejak 5 tahun yang menderita
DM yang bermula dari kebiasaan Tn. S yang suka mengkonsumsi makanan yang
kurang sehat, hal tersebut diperkuat dengan adanya riwayat kesehatan keluarga Tn. S
bahwa ayah Tn.S juga terkena DM. Tn. S baru KRS (Keluar Rumah Sakit) kurang
lebih 2 bulan yang lalu. Pagi ini Ners A melakukan pengkajian terhadap kondisi Tn. S
Ners A : Selamat pagi Tn. S
Tn. S
: Pagi sus
Ners A : Tn. S bukankah baru beberapa bulan yang lalu keluar dari rumah sakit ini?
Bagaimana kadar gula darahnya bisa tinggi lagi? Kalau begitu saya cek
kadar gula darah bapak pagi ini ya? Bapak tadi makan terakhir jam berapa
pak? (sambil menyiapkan alat untuk cek gula darah)
Tn S
(Ners A lalu mengecek kadar gula darah Tn S, dan hasilnya 290 g/dl)
Ners A : Pak, hasilnya cukup tinggi 290 g/dL (sambil menunjukkan hasilnya ke
Tn.S), Apakah bapak sudah benar-benar mengikuti program manajemen
diabetes dari rumah sakit?
Tn. S
: Benar sus....saya sudah olahraga pagi jalan-jalan tiap hari, tidak makan
makanan yang dilarang di leaflet dan rutin minum obat, bagaimana bisa ya
sus?
52
Ners A : Bu, bagaimana pola makan bapak selama ini? Apa selalu mengikuti
program dari rumah sakit? Bagaimana dengan Aktivitas dirumah?
Bagaimana dengan konsumsi obatnya?
Ny S
: Nah, itu dia sus, bapak itu kalau ke kondangan waktu nikahan anaknya pak
parto, bapak makan rawon, sate gule, Trus sudah 3 hari kemaren bapak pas
bapak jadwalnya olahraga pagi malah nonton tv di rumah
Tn. S
: Lha namanya juga tetangga bu, kan sungkan kalau kondangan disuguhi
makanan kok gak mau makan, nonton tv kan refreshing buuu.... lagipula ibu
juga kalo nyiapin makanan, makanan yang gak enak dikasihkan bapak, yang
enak ibu makan sama devi sendiri, lha bapak kan ya kepengen bu
: Akhir-akhir ini saya sering kencing dan warnanya keruh, sulit BAB dan
tidak teratur sus
(Ners A te
lah melakukan pengkajian pada susbsistem Eliminasi dan Ners A akan melakukan
pengkajian pada susbsistem Proteksi)
Ners A : Bagaimana dengan manajemen perlindungan terhadap luka? Apakah bapak
memakai sandal saat keluar rumah dan apakah bapak merawat kaki?
Ny.S
53
Ners A : Syukurlah kalau begitu, berarti dukungan yang diberikan keluarga sudah
baik dan keluarga mampu mengimbangi ketergantungan Tn.S.
(Ners
A telah
melakukan
pengkajian
pada
susbsistem
Keterikatan
dan
Ketergantungan)
Ners A : Selanjutnya apakah sakit bapak ini mempengaruhi hubungan suami-istri
saat malam hari?
Tn.S : Sampai saat ini tidak ada masalah sus, tetap konsisten.
(Ners A telah melakukan pengkajian pada susbsistem Seksualitas)
Ners A : Syukurlah pak apakah harapan bapak dan ibu saat ini? Kira-kira apa yang
bisa mendukung bapak mencapai hal tersebut?
Ny.S : Yah, semoga bapak segera sembuh dan keluarga kami kembali berjalan
normal. Kami mohon dibantu untuk mengupayakannya sus..
(Ners A telah melakukan pengkajian pada susbsistem Pencapaian)
Ners A : Baik jika begitu dan karena hasil gula darahnya masih tinggi, maka kita
perlu menyediakan waktu untuk mengevaluasi manajemen diabetes yang
bapak lakukan selama dirumah. Nanti siang setelah makan siang, rekan saya
akan membantu bapak dan keluarga untuk mendiskusikannya. Apakah
bapak dan ibu bersedia?
Tn.S dan Ny. S : Baik sus
(Setelah mendokumentasikan hasil pengkajian tersebut dan menyusun rencana
keperawatan maka setelah makan siang Ners B melakukan Health Education kepada
Tn.S dan Ny.S)
54
Ners B : Selamat siang pak, sesuai kesepakatan bapak dengan Ners.A tadi, saya
adalah Ners B yang akan berdiskusi dengan bapak dan ibu tentang
manajemen diabetes.
Tn.S
Ners B : Baik pak, sebelumnya saya ingin tahu apa yang sudah bapak dan ibu
pahami tentang manajemen diabetes?
Ny.S
Ners B : Baik, bapak dan ibu S, saya ingin tahu, apa tujuan ibu dan bapak mengikuti
program manajemen diabetes yang sebenarnya?
Tn. S
Ny. S
Ners B : Nah, kemaren bapak sudah diajari tentang penyakit kronis itu apa kan pak?
Tn S
: Iya sus, penyakitnya nggak bsa ilang tapi bisa disiasati/dikelola biar nggak
terjadi komplikasi sus, nah penyakit itu termasuk diabetes.
Ners B : Baik, bapak sudah paham tentang diet pada diabetes, tetapi entu saja
aturan2 itu tidak akan
keluarga
55
Ny. S
56
DAFTAR PUSTAKA