You are on page 1of 9

Hipertensi dan Diabetes Melitus

Nurshawina Kamaludin, Cecillia Halim, Nofanny Felicia, Novi Kaban, Asher


Juniar,Lanny Ardiany, Jimmy, Liza Amanda Saphira,Baby Ventisa Kenenbudi, Teguh
Oky Fachrozy, Suzanna Ndraha
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
___________________________________________________________________________
Abstrak
Hubungan hipertensi dan diabetes melitus sangat kuat, dilihat kriteria yang terdapat
pada pasien hipertensi yaitu peningkatan tekanan darah, obesitas, dislipidemia dan
peningkatan glukosa darah. Peluang terjadinya hipertensi pada pasien diabetes melitus 1,5-3x
lipat lebih sering dari pasien non diabetes.
Pada diabetes tipe 1, hipertensi sering dikaitkan dengan diabetes nefropati. Penurunan
tekanan darah dan angiotensin converting enzym dapat menghambat kemunduran pada fungsi
ginjal. Pada diabetes tipe 2, hipertensi disajikan sebagai sindrom metabolit yaitu obesitas,
hiperglikemia, dyslipidemia disertai tingginya angka penyakit kardiovaskular.1
Umumnya target tekanan darah pada orang penderita diabetes melitus adalah <130/90
mmHg, tetapi jika proteinuria lebih berat >1gr/24jam maka target perlu lebih rendah yaitu
<125/75 mmHg. Memberikan kombinasi obat Angiotensin converting enzyme inhibitor
(ACE-I) dan Angiotensin receptor blocker (ARB) dikenal mempunyai efek antiproteinurik
maupun renoproteksi yang baik, maka obat-obatan ini sebagai awal pengobatan hipertensi
pada pasien DM.6
Penderita hipertensi dengan diabetes melitus memiliki sifat yang khas seperti adanya
ekspansi volume, meningkatnya sensitifitas terhadap garam, hipertensi sistolik terisolasi dan
albuminuria. Pengendalian tekanan darah menjadi penting karena bila hipertensi menyertai
diabetes maka secara substansial resiko untuk penyakit jantung koroner, stroke, retinopati dan
nefropati akan meningkat tajam.

Kata Kunci : Hipertensi, Diabetes Melitus

Abstract

Relationship of hypertension and diabetes mellitus are very strong, judging criteria
contained in hypertensive patients, increase in blood pressure, obesity, dyslipidemia and
increased blood glucose. Odds of hypertension in patients with diabetes mellitus 1,5-3x more
frequently than non-diabetic patients.
In type 1 diabetes, hypertension is often associated with diabetic nephropathy.
Decrease in blood pressure and angiotensin converting enzyme to inhibit deterioration in
renal function. In type 2 diabetes, hypertension presented as a metabolite syndromes of
obesity, hyperglycemia, dyslipidemia with high rates of kardiovaskular disease.1
Generally, the target blood pressure in people with diabetes mellitus is <130/90
mmHg, but if more severe proteinuria> 1 g / 24h then the target needed to be lower <125/75
mmHg. Providing drug combination angiotensin converting enzyme inhibitors (ACE-I) and
angiotensin receptor blockers (ARBs) are known to have good effects of renalprotection
antiproteinuric, then these drugs as initial treatment of hypertension in patients DM.6
Hypertensive patients with diabetes mellitus have distinctive properties such as
volume expansion, increased sensitivity to salt, isolated systolic hypertension and
albuminuria. Blood pressure control is important because if hypertension accompanies
diabetes substantially, the risk for coronary heart disease, stroke, retinopathy and
nephropathy will rise sharply.

Key word : Hypertension, Diabetes Melitus

________________________________________________________
Latar Belakang
2

Hubungan hipertensi dan diabetes mellitus

pasti tampaknya sangat kompleks dengan

sangat kuat, hal ini dapat dilihat dari

interaksi dari berbagi variable. Mngkin

kriteria yang sering ada pada pasien

pula ada presdoposisi genetic, mekanisme

hipertensi

lain

yaitu

peningkatan

tekanan

yang

dikemukakan

mencakup

darah, obesitas, dislipidemia dan juga

perubahan-perubahan

peningkatan glukosa darah. Hipertensi

natrium dan air oleh ginjal; kepekaan

adalah faktor resiko utama untuk penyakit

baroreseptor; respons vascular dan sekresi

kardiovaskular

renin. (Sylvia A. Price, Lorraine M.

dan

mikrovaskular

seperti

komplikasi
nefropati

dan

berikut;

ekskresi

Wilson. Patofisiologi edisi 6, penerbit

retinopati. Peluang terjadinya hipertensi

EGC 2013 hal 582-584)

pada pasien diabetes mellitus 1,5-3x lipat


lebih sering dari pasien non diabetes.

Diabetes mellitus, diketahui sebagai suatu

Diagnosis

hipertensi

penyakit yang disebabkan oleh adanya

sangatpenting untuk mencegah penyakit

gangguan menahun terutama pada system

kardiovaskular

dengan

metabolism karbohidrat, lemak, dan juga

diabetes. Pada diabetes tipe 1, adanya

protein juga dalam tubuh. Gangguan

hipertensi sering dikaitkan dengan diabetes

metabolisme

nefropati. Pada kelompok ini, penurunan

kurangnya produksi hormone insulin, yang

tekanan darah dan angiotensin converting

diperlukan dalam proses pengubahan gula

enzym menghambat kemunduran pada

menjadi tenaga serta sintesis lemak.

fungsi ginjal. Sedangkan diabetes tipe 2,

Kondisi yang demikian itu mengakibatkan

hipertensi

terjadinya

dan

terapi

pada

disajikan

individu

sebagai

sindrom

tersebut

disebabkan

hiperglikemia,

yaitu

metabolit yaitu obesitas, hiperglikemia,

meningkatnya kadar gula dalam darah atau

dyslipidemia yang disertai oleh tingginya

terdapatnya kandungan gula dalam darah

angka penyakit kardiovaskular.1

atau terdapatnya kandungan gula dalam air


kencing dan zat-zat keton serta asam yang

Definisi
Hipertensi
peningkatan
sedikitnya

berlebihan. Keberadaan zat-zat keton dan


didefinisikan
tekanan
140

mmHg

sebagai

asam yang berlebihan ini menyebabkan

darah

sistolik

terjadinya

atau

tekanan

banyak kencing, penurunan berat badan

haus yang terus menerus,

diastolic sedikitnya 90 mmHg. Penyebab

meskipun

hipertensi tidak diketahui pada sekitar 95%

penurunan daya tahan tubuh.2

kasus. Bentuk hipertensi idiopatik disebut


hioertensi primer atau esensial. Patogensis
3

selera

makan

tetap

baik,

Diabetes yang tergantung insulin yang


Etiologi

ditandai oleh penghancuran sel-sel beta

Berdasarkan

penyebabnya

hipertensi

pankreas disebabkan oleh :

dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :

a. Faktor genetik

1) Hipertensi esensial/ hipertensi primer

Penderita DM tidak mewarisi DM tipe 1

Hipertensi esensial atau hipertensi primer

itu

yang tidak diketahui penyebabnya, disebut

predisposisi / kecenderungan genetik ke

juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar

arah terjadinya DM tipe 1. Ini ditemukan

95%

pada individu yang mempunyai tipe

kasus.

Banyak

mempengaruhinya

faktor

tapi

mewarisi

antigen

HLA

lingkungan, hiperaktifitas sistem saraf

Antigen

simpatis, sistem renin angiotensin, defek

kumpulan gen yang bertanggung jawab

dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca

atas antigen transplatasi dan proses imun

intraseluler

lainnya.

dan

meningkatkan

faktor-faktor

risiko

merokok,

seperti
serta

yang

Human

suatu

genetik,

alkohol,

seperti

yang

sendiri

tertentu.

Leucocyte

HLA merupakan

obesitas,

polisitemia.

b. Faktor Imunologi

Hipertensi primer biasanya timbul pada

Respon abnormal dimana antibodi terarah

umur 30 50 tahun.3,4

pada jaringan normal tubuh dengan cara

2) Hipertensi sekunder

bereaksi terhadap jaringan tersebut yang

Hipertensi sekunder atau hipertensi renal

dianggap seolah-olah sebagai jaringan

terdapat sekitar 5 % kasus. Penyebab

asing.

spesifik diketahui, seperti penggunaan

c. Faktor lingkungan

estrogen,

penyakit

Virus atau toksin tertentu dapat memicu

vaskular

renal,

primer,

dan

feokromositoma,
hipertensi

yang

ginjal,

hipertensi

hiperaldosteronisme
sindrom
koarktasio
berhubungan

proses

autoimun

yang

menimbulkan

destruksi sel beta.3

cushing,
aorta,
dengan

2.

kehamilan, dan lain lain.3

Diabetes

Tipe

II

(Non

Insulin

Dependent Diabetes Melitus / NIDDM )


Mekanisme yang tepat yang menyebabkan

Etiologi secara umum tergantung dari tipe

resistensi insulin dan gangguan sekresi

Diabetes, yaitu :

insulin pada diabetes tipe II belum

1. Diabetes Tipe I ( Insulin Dependent

diketahui. Faktor genetik diperkirakan

Diabetes Melitus / IDDM )

memegang

peranan

dalam

proses

terjadinya resistensi insulin. Selain itu


4

terdapat faktor-faktor risiko tertentu yang

Stres kronis cenderung membuat seseorang

berhubungan yaitu :

mencari makanan yang cepat saji yang

a. Usia

kaya pengawet, lemak, dan gula. Makanan

Umumnya manusia mengalami penurunan

ini berpengaruh besar terhadap kerja

fisiologis yang secara dramatis menurun

pankreas. Stres juga akan meningkatkan

dengan cepat pada usia setelah 40 tahun.

kerja

Penurunan ini yang akan beresiko pada

kebutuhan akan sumber energi yang

penurunan fungsi endokrin pankreas untuk

berakibat pada kenaikan kerja pankreas.

memproduksi insulin.

Beban yang tinggi membuat pankreas

b. Obesitas

mudah rusak hingga berdampak pada

Obesitas

mengakibatkan

sel-sel

metabolisme

dan

meningkatkan

penurunan insulin.3,4

beta

pankreas mengalami hipertropi yang akan


berpengaruh terhadap penurunan produksi

Diagnosis

insulin. Hipertropi pankreas disebabkan

Hipertensi

merupakan

manifestasi

karena peningkatan beban metabolisme

gangguan

keseimbangan

hemodinamik

glukosa pada penderita obesitas untuk

sistem kardiovaskular dan berhubungan

mencukupi energi sel yang terlalu banyak.3

dengan faktor genetik, lingkungan dan

c. Riwayat Keluarga

pusat-pusat

Pada

anggota

keluarga

dekat

pasien

regulasi

hemodinamik.

Hipertensi adalah interaksi cardiac output

diabetes tipe 2 (dan pada kembar non

dan total peripheral resistence.

Pada

identik), risiko menderita penyakit ini 5

umumnya

tidak

hingga 10 kali lebih besar daripada subjek

mempunyai

(dengan usia dan berat yang sama) yang

sebagai the silent killer.

tidak memiliki riwayat penyakit dalam

akan muncul setelah pasien mengalami

keluarganya. Tidak seperti diabetes tipe 1,

komplikasi atau kerusakan pada organ

penyakit ini tidak berkaitan dengan gen

target.

HLA.

berdasarkan hasil pengukuran tekanan

Penelitian

menunjukkan

bahwa

epidemiologi
diabetes

tipe

penderita

hipertensi

keluhan sehingga

disebut

Keluhan baru

Hipertensi dapat diklasifikasikan

darah pasien.5

tampaknya terjadi akibat sejumlah defek


genetif,

masing-masing

memberi

Diabetes Melitus

kontribusi pada risiko dan masing-masing

Diabetes melitus dapat didiagnosis dengan

juga dipengaruhi oleh lingkungan.

berdasarkan

d. Gaya hidup (stres)

glukosa darah dan harus diperhatikan asal

pemeriksaan

konsentrasi

bahan darah yang diambil dan cara


5

pemeriksaan yang dipakai.

Pemeriksaan

Pada diabetes tipe 1, adanya hipertensi

yang

pemeriksaan

sering

dianjurkan

adalah

diindikasikan

adanya

glukosa dengan cara enzimatik dengan

diabetes nefropati. Pada kelompok ini,

bahan darah plasma vena.

penurunan tekanan darah dan angiotensin

diabetes

melitus

Gejala khas

adalah

poliuria,

converting

enzym

menghambat

polidipsia, polifagia dan berat badan

kemunduran pada fungsi ginjal.

menurun

jelas,

Pada diabetes tipe 2, hipertensi disajikan

sedangkan gejala tidak khas adalah lemas,

sebagai sindrom metabolit (yaitu obesitas,

kesemutan, luka yang sulit sembuh, gatal,

hiperglikemia, dyslipidemia) yang disertai

mata kabur, disfungsi ereksi pada pria dan

oleh

pruritus vulva pada wanita.5

kardiovaskular.

tanpa

sebab

yang

Diagnosis diabetes melitus dapat

tingginya

angka
Pada

penyakit

orang

dengan

diabetes mellitus, hipertensi berhubungan

ditegakkan apabila terdapat gejala klasik

dengan

diabetes melitus dan glukosa plasma

resistensi insulin dan abnormalitas pada

sewaktu > 200 mg/dL atau gejala klasik

sistem renin-angiotensin dan konsekuensi

diabetes melitus disertai dengan glukosa

metabolik

plasma puasa >126 mg/dL.5

morbiditas.3,4

yang

Abnormalitas

meningkatkan

metabolik

berhubungan

Patofisiologi Hipertensi dengan Diabetes

dengan peningkatan diabetes mellitus pada

Melitus

kelainan

Hipertensi adalah suatu faktor resiko yang

endothelial. Sel endotelial mensintesis

utama

penyakit

beberapa substansi bioaktif kuat yang

komplikasi

mengatur struktur fungsi pembuluh darah.

untuk

kardiovaskular
mikrovaskular

dan
seperti

nefropati

dan

diabetes
tinggi

spesies
populasi
adalah

daripada

hipertensi

1,5-3
kelompok

kali
pada

tubuh/

disfungsi

Substansi ini termasuk nitrit oksida,

retinopati
Prevalensi

fungsi

reaktif

lain,

prostaglandin,

pada

endothelin, dan angiotensin II. Pada

lebih

individu tanpa diabetes, nitrit oksida

non

membantu menghambatatherogenesis dan

diabetes. Diagnosis dan terapi hipertensi

melindungi

sangat

bioavailabilitas pada endothelium yang

penting

untuk

kardiovaskular

mencegah
pada

individu

pembuluh

darah.

Namun

penyakit

diperoleh dari nitrit oksida diturunkan

dengan

pada individu dengan diabetes melitus.

diabetes.

Hiperglikemia

menghambat

produksi

endothelium,

mesintesis

aktivasi

dan meningkatkan

produksi

superoksid

dikeluarkan melalui ginjal. Proses itu

anion yaitu sebuah spesies oksigen reaktif

berjalan dengan cepat sehingga metformin

yang

biasanya diberikan dua sampai tiga kali

merusak formasi nitrit oksida. Produksi

sehari kecuali dalam bentuk extended

nitrit oksida dihambat lebih lanjut oleh

release. Setelah dimakan secara oral,

resistensi

insulin,

metformin akan mencapai kadar tertinggi

pelepasan

asam

yang

menyebabkan

lemak

berlebih

dari

dalam darah setelah 2 jam dan diekskresi

jaringan

lewat urin dalam keadaan utuh dengan

adipose. Asam lemak bebas, aktivasi

paruh waktu 2,5 jam. Metformin juga

protein

menghambat

dapat menekan ekskresi enzim lipogenik

phosphatidylinositol-3 dan meningkatkan

dan menekan fungsi sel alfa pankreas

produksi

sehingga menurunkan glucagon serum dan

kinase

C,

spesies

oksigen

reaktif.

Semua mekanisme ini secara langsung

mengurangi hiperglikemi saat puasa.6

mengurangi bioavailabilitas.3,4

Disamping mempengaruhi kadar glukosa


darah,

metformin

juga

berpengaruh

Terapi dan pencegahan

terhadap komponen lain resistensi insulin

Terapi dasar adalah kendalikan gula darah,

yaitu lipid yaitu mencegah penambahan

tekanan darah dan lemak darah. Selain itu

berat badan dan tekanan darah.

diperlukan upaya mengubah gaya hidup

Metformin

seperti pengaturan diet, menurunkan berat

gangguan

badan

gangguan alcohol berlebihan, serta gagal

bila

berlebih,

latihan

fisik,

di

kontraindikasikan

fungsi
yang

hati,

infeksi

memerlukan

pada
berat,

menghentikan kebiasaan merokok, dll.

jantung

terapi.

Pengendalian kadar gula darah

Metformin juga mengganggu absorbsi

Berbagai penelitian klinik jangka panjang

vitamin B12 oleh karena itu disarankan

menunjukan bahwa pengendalian kadar

untuk monitoring hematologi.6

gula darah secara intensif akan mencegah


progresivitas dan mencegah timbulnya

Pengendalian tekanan darah

penyulit kardiovaskular, baik pada DM

Pengendalian

tipe 1 ataupun tipe 2.6

ditunjukan memberi efek perlindungan

Saat ini obat golongan biguanid yang

yang

banyak

renoprokteksi, maupun terharap organ

dipakai

adalah

metformin.

besar,

tekanan
baik

darah

terhadap

juga
ginjal,

Metformin terdapat dalam kosentrasi yang

kardiovaskular. Pada umumnya

tinggi didalam usus dan hati, tidak

tekanan

dimetabolisme

diabetes mellitus adalah <130/90 mmHg,

tetapi

secara

cepat
7

darah

pada

orang

target

penderita

akan tetapi jika proteinuria

lebih berat

Hipertensi pada penderita populasi dengan

>1gr/24jam maka target perlu lebih rendah

diabetes mellitus memiliki sifat yang khas

yaitu <125/75 mmHg. Perlu diingat bahwa

seperti

mencapai target ini tidaklah mudah. Sering

meningkatnya sensitifitas terhadap garam,

kali harus memberi kombinasi obat dengan

hipertensi

berbagai

albuminria.Pengendalian

efek

samping.

Angiotensin

adanya

ekspansi

sistolik

volume,

terisolasi

dan

tekanan

darah

converting enzyme inhibitor (ACE-I) dan

menjadi penting karena bila hipertensi

Angiotensin

(ARB)

menyertai diabetes maka secara substansial

dikenal mempunyai efek antiproteinurik

resiko untuk penyakit jantung koroner,

maupun renoproteksi yang baik, maka

stroke, retinopati dan nefropati akan

obat-obatan ini sebagai awal pengobatan

meningkat tajam

receptor

blocker

hipertensi pada pasien DM.6


Referensi
Prognosis

1) Hess K, Marx N, Lehrke M.

Prognosis pasien diabetes mellitus dengan

Cardiovascular

hipertensi sangat pergantung pada kontrol

diabetes: the venureble patient.

glukosa

European

darah

secara

menyingkirkan
kardiovaskular

optimal

faktor-faktor
seperti

merokok

dan
dan

B4-B13.
2) Sylvia A. Price, Lorraine M.
Wilson.

tinggi

2006.
4) Price,

Anderson.

Sylvia.

Patofisiologi Konsep Klinis Prosesmerupakan


sindroma

salah
metabolik

satu

Proses Penyakit Edisi IV. Jakarta:

dan

Penerbit EGC; 2006.


5) Purnamasari D. Diagnosis dan

komorbid diabetes mellitus yang sering

klasifikasi diabetes melitus. Dalam:

dijumpai, dan sebaliknya penderita dengan

Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, et al,

hipertensi mempunyai resiko mengidap

editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit

diabetes mellitus lebih tinggi dibandingkan


dengan

6,

Jilid I Edisi IV. Jakarta: FK UI;

Kesimpulan
komponen

edisi

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam

setelah ini, terapi penurunan lipid secara

Hipertensi

Patofisiologi

penerbit EGC; 2013.hlm.582-584.


3) Yogiantoro M. Hipertensi Esensial.

memperbaiki kadar kolesterol, namun

agresif dapat dilakukan.

Journal

Supplements; 2012. 14 (Suppl B):

yang optimal dengan sendirinya dapat


kadar kolesterol tetap

Heart

and

resiko

hiperlipidemia. Kontrol kadar glukosa

apabila

disease

populasi

yang

Dalam. Jilid II. Edisi VI. Jakarta:

normotensi.
8

Interna Publishing; 2014.hlm.2259-

7) Davey P. At a glance medicine.

60, 2323-4.
6) Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,

Jakarta: Erlangga; 2006.hlm.267.

Simadibrata M, Setiati S. Buku


Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi
V. Jakarta: Interna Publishing;
2009.hlm.1884-6.

You might also like