You are on page 1of 78

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN HIV/AIDS

Ns. ALFITRI, M.Kep Sp MB


Disampaikan Pada Pelatihan HIV/AIDS RSUP Dr. M. Djamil Padang

Asuhan Keperawatan

Menggunakan pendekatan proses


keperawatan

Pengkajian
Analisa/diagnosa Keperawatan
Intervensi
Implementasi
Evaluasi

Pengkajian
Pasien datang meminta pertolongan kesehatan
untuk pertama kalinya biasanya bukan karena
terdeteksi HIV

Umumnya karena Infeksi Oportunistik

Data Demografi
Nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis
kelamin, ras, status perkawinan, alamat,
pekerjaan, status imigrasi, perilaku
beresiko
Nama anggota keluarga atau orang yang
dapat dihubungi

Cairan tubuh yang infeksius HIV


Potensial berisiko
(OPIM= other
potentially infectious
material)

Risiko tinggi

Darah
Cairan mani
Cairan vagina
ASI

Cairan
Cairan
Cairan
Cairan
Cairan
Cairan

serebrospinal
amnion
pleura
peritoneal
perikardial
sendi

cairan serviks
muntah
feses
air liur
keringat
air mata
Urin
Cairan nasal
sputum

Tidak dianggap
infeksius,
kecuali
terkontaminasi
darah yang
terlihat

Faktor Resiko Terinfeksi HIV

Laki-laki dan wanita pekerja Sek (PSK)


Pemakai Narkoba Suntik (IDU)
MSM dan transgender
Orang yang melakukan sek tidak aman
(Pelanggan)
Orang yang mempunyai IMS/STI
Seseorang yang telah mendapatkan tranfusi Darah
Injection dan tatoo yang tidak steril
Perinatal Transmisi
WHO : 2007 Management of Infection And Antiretroviral
Therapy in Adults and Adolescents

Efektivitas Penularan
Per kejadian:
Hubungan seksual tak aman 0,1-1%
Tusukan jarum /perlukaan 0,3%
Percikan cairan tubuh pada mukosa 0,09%
Transfusi darah > 90%
Dari ibu hamil ke bayi 35%
Pengguna Narkoba Suntik
Prevalensi tinggi di Indonesia sekitar 60%)

Pemakaian Narkoba Suntik


Penelitian Heimer (2000)
menemukan bahwa HIV dapat
hidup dalam jarum spuit dengan
darah yang terinfeksi sedikitnya
selama 42 hari (The Kaiser Dally
HIV/AIDS Report, 2000)

Riwayat Resiko Harus Pertimbangkan Window Periode


Sindrom HIV Primer

Kematian

1100

Infeksi
Oportunistik

1000

CD4 T Cells/mm3
(
)

900

Infeksi laten

800

1:512
1:256

700

1:128

600

1:64

Gejala
konstitusi

500

1:32

400

1:16

300

1:8

200

1:4

100
0

1:2
0

Weeks

12

Years

10 11

Plasma Viremia Titer


(
)

Infeksi
Primer

1200

Riwayat kesehatan
terdahulu
Riwayat Penyakit Terdahulu
Cara terinfeksi HIV, TBC, Hepatitis A, B, C, sering
mengalami infeksi virus dan jamur, hemofilia,
riwayat transfusi (sebelum th 85), transplantasi,
STD.Penyakit terkait dengan IO

Review semua sistem yang mungkin terganggu


oleh HIV

PENGKAJIAN
Manifestasi klinis
Tergantung pada organ/jaringan tubuh yang
terkena dan infeksi oportunistik atau kanker
spesifik

Pengkajian sama dengan


asuhan keperawatan pasien lainnya
Fokus Pemeriksaan Fisik Terhadap
Infeksi Oportunistik (IO)

Sistem Integumen FISIK


PEMERIKSAAN

Infeksi Virus : Misalnya Herpes Zoster.


Infeksi bakteri: Folikulitis dan furunkulosis,
impetigo dan ektima karena berbagai macam
kokus dll
Infeksi Jamur yang bersifat superfisial
misalnya kandidiasis dll.
Infeksi parasit yang paling sering adalah
scabies.
Scabies Penyebab yang lain adalah kanker pada kulit
yaitu sarcoma Kaposi.

Papular pruritic eruption (PPE)

06/22/15

15

Virus Varicella Zoster

Mengenai saraf sensoris

Jika mengenai saraf


trigeminal, menyebabkan
timbulnya lesi intraoral
atau ekstraoral

SELALU UNILATERAL

06/22/15

16

Herpes zoster (shingle)

06/22/15

17

Multidermatomal Herpes zoster

06/22/15

18

Herpes zoster (shingle)

06/22/15

19

Infeksi jamur kuku


(onikomikosis)
Disebabkan oleh T. rubrum.
Paling sering pada pasien HIV

06/22/15

20

Hasil Penelitian
Malawi, 242 fotograf (lihat gambar) menunjukkan
hasil persesuaian antar pengamat yang baik untuk
kuku berwarna abu-abu dengan nilai prediktif positif
(positive predictive value) kuku abu-abu untuk jumlah
CD4 di bawah 200 adalah 81 persen AIDS: Volume 20(10) 26 June 2006

Kelainan kuku yang lain


Dyschromonychia (DCO) yaitu
percampuran warna biru dan keabu-abuan
pada sebagian besar kuku atau sebagian
penyebabnya belum pasti tetapi diduga
akibat peningkatan pigmen yang berkaitan
dengan penurunan jumlah sel CD4.
Pemeriksaan kuku ini juga bisa
menggambarkan status imunologi (CD4).

Sistem penglihatan

Biasanya mengenai pada CD4 <50


Retinitis CMV dicirikan dengan retina menjadi putih tebal.
Bila tidak diobati retinitis CMV akan merusak semua retina
dalam tiga hingga enam bulan, mengakibatkan kebutaan yang
permanen.
Gejala umum retinitis CMV termasuk floaters (katungkatung seperti titik hitam yang bergerak menunjukkan radang
pada retina) atau penglihatan kabur.

PEMERIKSAAN GRID AMSLER

Contoh berubah bentuk

Contoh bagian hilang

Gastrointestinal
:
lesi pada mulut Kapossi sarkoma
Candida mulut plag putih yang
melapisi rongga mulut dan lidah
kandidiasis
Lesi putih pada lidah (hairy leukoplakia)
Ginggivitis
Muntah
Diare
Inkontinen alvi
Hepatosplenomegali

Gangguan Pada Mulut

06/22/15

26

06/22/15

27

Kandidiasis

06/22/15

28

Oral Hairy Leukoplakia


Tampak sebagai lesi/plaque
atau seperti proyeksi rambut
bergelombang pada bagian
lateral lidah yang tidak nyeri &
tidak dapat hilang dgn
menggosoknya
Merupakan tanda supresi imun
& prognosis jelek

06/22/15

29

06/22/15

30

Herpes simpleks

06/22/15

31

Muskuloskeletal

Muscle
wasting

Pemeriksaan fisik
Respirasi
Sesak nafas (dispnu, takipnu)
Batuk produktif dan batukk non produktif
dengan SaO2 < 80% (PCP)
Retraksi interkostalis

Neurologi
Ensefalitis toksoplasma
Meningitis kriptokokus
ataxia, tremor, sakit kepala
(toxoplasmosis), kurang kordinasi
(ADC), kehilangan sensori, apasia,
kehilangan konsentrasi (ADC),
kehilangan memori (ADC=AIDS
Dementia Complex), apatis,
depresi, penurunan kesadaran,
kejang (Toxoplasmosis), paralysis,

Reproduksi dan Kelamin


adanya lesi atau keluaran dari
genital (herpes simpleks)
IMS
Sunat/Khitan

Herpes simplek virus

Human papiloma Virus

Kebutuhan Spritual:
Agama
Partisipasi pasien dalam kegiatan keagamaan
Pentingnya agama bagi pasien

Kondisi keuangan:
Kemampuan pasien melanjutkan
pekerjaannya
Pengeluaran dan pemasukan setiap bulan
Asuransi kesehatan yang dimiliki

Persyaratan tes HIV


Sukarela
Informed concern
Dilakukan konseling sebelum dan
sesudah tes.VCT/PITC
Hasil tes dirahasiakan

Diagnosis HIV
Infeksi HIV didiagnosis dengan cara
mendeteksi antibodi melawan infeksi pada
darah pasien HIV.
Ada 3 tipe tes antibodi HIV There are three
main types of HIV antibody tests:
ELISA;
Western Blot;
Rapid HIV tests.

Skema Tes Cepat Serial HIV


Tes pertama/uji
saring :Sensitivitas
tinggi
Hasil Positif
Tes kedua/konfirmasi : Spesivitas
tinggi, gunakan metodologi yg
berbeda dari tes pertama

Hasil Tes Negatif


Maka hasilnya negatif
Konseling pasca-tes memasukkan isu
masa jendela dan ulang tes 12
minggu/3 bulan lagi

Hasil tes Positif


Maka hasilnya positif

Hasil Negatif
Hasil tes Positif
Maka hasilnya positif
Tes ketiga/konfirmasi utk hasil
tes diskordan :
atau sampel dikirim ke
laboratorium rujukan

Hasil tes Negatif


Maka hasilnya Negatif

? result

Positive

ELISA PLATE

Controls
Negative

ELISA HIV - Antibodi Test


Tes antibody ELISA HIV adalah imunological
tes yang digunakan untuk menentukan ada
tidaknya antibody HIV.
Tujuan awal dari tes ELISA ini untuk
menyaring persediaan darah, tehnik ini telah
digunakan luas dalam screening skala besar
karena prosedurnya sudah distandarisasi
dengan biaya rendah dengan memberikan hasil
yang cepat.

PENGKAJIAN
PSIKOSOSIAL
Apabila pasien mengetahui DX Penyakitnya

Stress kehilangan, cemas,depresi, takut,


menarik diri
Gangguan body image
Mengingkari diagnosa (denial )
Tidak kooperatif
Gangguan seksual

Infeksi oportunistik
Penyakit infeksi yang disebabkan
oleh organisme yang tidak
menimbulkan penyakit pada orang
yang memiliki sistem kekebalan
tubuh normal
Contoh: TB, Pneumonia, Infeksi
Jamur Berulang, Diare kronik,
demam tanpa sebab yang jelas,
meningitis, kanker, dll

Sekilas Tentang ARV

Stavudine d4T

ZDV + 3TC

Nevirapine (NVP)
Zidovudine (ZDV)

Efavirenz (EFV)

Lamivudine (3TC)

Sebelum & Sesudah pengobatan dengan ARV

Tujuan Pengobatan
Menekan jumlah virus HIV, secara maksimal
dan jangka panjang
Mengembalikan status imunologik
Memperbaiki Kualitas Hidup
Menekan morbiditas dan mortalitas

Kapan memulai ARV? (WHO 2010)

Target pasien

Klinis

rekomendasi

Asimtomatik (termasuk WHO stadium 1


ibu hamil)

CD4 < 350

Simtomatik (termasuk WHO stadium 2


ibu hamil)
WHOstadium 3/4

CD4 < 350

TB dan hepatitis B

TB aktif

CD4 berapapun

CD4 berapapun,
diberikan
secepatnya
setelah OAT
(dalam 8 minggu)
Hepatitis B
CD4
berapapun membutuhkan terapi

Persiapan sebelum ARV


Konseling pra-ARV:
Kesiapan minum obat seumur hidup
Efektivitas terapi ARV tergantung adherens
Pengetahuan mengenai efek samping yang
dapat timbul, bagaimana menghadapi
Jadwal pemantauan efek samping dan efektivitas obat
Mekanisme pengambilan obat dan ketersediaan di
masing2 tempat Komunikasi dengan petugas kesehatan

Kepatuhan dan viral load

(jumlah pil dipakai/jumlah pil diresepkan)


Ann Intern Med 2000;133:21
ARV Nurse Training, Africaid, 2004

Keberhasilan pemberian ARV


Klinis: berat badan meningkat, infeksi
berkurang Imunologis: peningkatan CD4
dan
Tercapai pada 85% pasien memulai lini-1(Amir Fauzan,
Pokdisus 2005)

Virologis: jumlah HIV (viral load) mencapai

< 400 kopi/mL (tidak terdeteksi) dalam 6 bulan

setelah
apai
padapengobatan:
93,5% pasien memulai lini-1

(Yunihastuti, Pokdisus 2010)

Update Pengobatan Terpenting


Lebih dini mengobati lebih baik
Angka kematian HIV/AIDS turun
drastis, 75% Mengobati ARV =
mencegah penularan 92% 5.2 juta
orang mendapat ARV

onperensi Internasional AIDS Wina, 2010

Keterbatasan ARV

ARV tidak menyembuhkan, namun


meningkatkan kualitas hidup, banyak yg
lebih 10 th tetap sehat ARV diminum jangka
panjang, tak boleh stop
Arti
viral
load
undetectable:
kopi
virus/cc
darah
< 400
50 kopi virus/cc darah
<

Mengobati odha dengan ARV


mengurangi angka penularan 92%

2 Binding dan Fusion

1 Virus bebas
S
3 Infeksi
I
Virus menembus sel
mengosongkan isinya
K
ke dalam sel
L
4 Reverse Transcription
U ssRNA diubah menjadi
S dsRNA oleh enzim
reverse transcriptase

H
I
D
U
P
H
I
V

5 Integrasi

Virus mengikat CD4 pada


1 dari 2 koreseptor (CCR5 dan CXCR4),
& melebur dengan sel
Reseptor CD4
Koreseptor CCR5

RNA HIV

Koreseptor CXCR4

DNA HIV
DNA man

6 Transkripsi

DNA HIV

Pembentukan protein
rantai panjang

DNA man

DNA virus menyatu


dg DNA sel oleh
enzim integrase

8 Budding

Virus immatur
mendorong ke luar,
mengambil sel membran

7 Assembly

Pembentukan rantai protein virus

10 Maturasi

Virus immatur keluar


dari sel terinfeksi

ARV dalam pekerjaannya..


Masih ingat enzim yang dibutuhkan oleh HIV
untuk replikasi?

Reverse Transcriptase (dibutuhkan untuk

mengubah RNA virus menjadi DNA pada langkah awal


replikasi)

Protease (dibutuhkan untuk perakitan dan

pematangan virus baru agar menjadi menular penuh


pada langkah akhir replikasi)

ARV MENGHAMBAT enzim ini, dengan


demikian memperlambat siklus replikasi

3 golongan ARV
NRTI analog nukleosida/nukleotida
mis. AZT, 3TC, ddI, d4T, tenofovir (TDF)
(Nucleoside/Nucleotide Reverse Transcriptase Inhibitor)

NNRTI penghambat non-nukleosida


mis. efavirenz, nevirapine
(Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor)

PI protease inhibitor mis. lopinavir, ritonavir


Masing-masing golongan bekerja pada
langkah dan dengan cara berbeda, untuk
mencegah replikasi HIV dalam sel CD4
ARV Nurse Training,

Obat ARV lini satu yang tersedia di Indonesia


Duviral: zidovudine AZT + Lamivudine 3TC
Neviral: nevirapine
Stocrin, Efavir: efavirenz
Stavir: stavudine, d4T
Lamivudine: Hiviral, 3TC

Pilihan Obat ARV Lini Satu

Duviral + Neviral

Duviral (zidovudine AZT 300 + Lamivudine 3TC 150) 2x1


+ Neviral (nevirapine 200) 1x1 dua minggu, trus 2x1

Efek samping PI
Lopinavir/r:

kelelahan, masalah jantung,


pankreatitis, lipodistrofi

Nelfinavir:

diare, ruam, hiperglikemia (kadar glukosa


tinggi dalam darah), kelelahan

ARV Nurse Training,

Efek samping NNRTI


Efavirenz:

impian jelas, halusinasi, insomnia,


toksisitas hati

Nevirapine:

ruam, toksisitas hati

ARV Nurse Training,

Efek samping NRTI


AZT:

anemia (kurang darah merah), neutropenia (kurang darah putih),


toksisitas hati, trombositopenia (darah sulit beku)

3TC:

(jarang) kelelahan, ruam, toksisitas hati

d4T:

ruam, toksisitas hati, neuropati perifer, pankreatitis,


lipodistrofi

ddI:

neuropati perifer, toksisitas hati, pankreatitis

TDF:

toksisitas hati dan ginjal

ARV Nurse Training,

Peran petugas kesehatan


dalam Adherence
Merupakan prasarat utama keberhasilan ARV
Aderens yang buruk terkait dg kegagalan virologik
(virologic failure)
Keberhasilan ARV memerlukan aderens yg baik sekali
Aderens yang suboptimal sering ditemukan

Peran Petugas kesehatan dalam


adherence
.
Kaji / penilaian kesiapan pasien dalam manajemen
pengobatan:
- Menilai tingkat ketertarikan pasien menerima obat.
- Menilai pengertian pasien terhadap ART
b. Mendidik pasien mengenai ART.
c. Identifikasi kekuatan dan kelemahan:
a.

1). Perilaku hidup ODHA.


2). Dukungan keluarga dan masyarakat.
3). Keadaan ekonomi dan sosial ODHA.
d. Membantu pasien menjalani ART
e. Pengendalian terhadap efek samping.

PENGARUH KONSELING SPIRITUAL TERHADAP KOPING KEPATUHAN MINUM


OBAT ANTI RETRO VIRAL (ARV) PASIEN HIV/AIDS DI POLIKLINIK VCT RSUP.
DR. M. DJAMIL PADANG

Alfitri, Krisna Yetti, Rr. Tutik Sri Hariyati 2009

Terdapat perbedaan yang bermakna rata-rata skor kepatuhan


antara kelompok yang mendapatkan intervensi konseling
kepatuhan dan konseling spiritual dengan kelompok yang
mendapatkan intervensi konseling kepatuhan saja.

DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d
immunodefisiensi,malnutrisi, pertahanan
primer tak efektif (kulit rusak,
traumatik)
2. Resiko terhadap kerusakan pertukaran
gas b/d melemahnya otot pernafasan,
penurunan energi, sekresi alveolar
3. Resiko defisit volume cairan b/d diarhe,
disphagia, muntah, minum kurang

4. Nutrisi kurang b/d intake peroral kurang, mual/


muntah, kurang kemampuan
menelan/mengunyah, gangguan intestinal
5. Kurang pengetahuan mengenai penyakit dan
kebutuhan pengobatan b/d kesalahan
interpestasi, keterbatasan kognitif
6. Perubahan proses pikir b/d hipoksemia, infeksi
SSP
7. Ansietas, ketakutan b/d ancaman kematian,
perubahan konsep diri, perubahan peran, status
sosioekonomi

PRIORITAS
KEPERAWATAN
1.
2.
3.
4.

Mencegah/memperkecil infeksi
Mempertahankan homeostasis
Mengusahakan kenyamanan
Memberikan penyesuaian
psikososial
5. Memberikan informasi mengenai
proses penyakit/prognosis dan
kebutuhan perawatan

TUJUAN PEMULANGAN
1. Infeksi dapat dicegah
2. Komplikasi dapat
dihindari/dikurangi
3. Rasa sakit/tidak nyaman dikurangi
4. Pasien dapat realistis dalam
menghadapi situasi
5. Diagnosis, prognosis dan
pengobatan dapat dipahami

RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN PASIEN AIDS
DX
#1

Tujuan/
kriteria
Pasien akan
terbebas dari
infeksi
nosokomial

Intervensi
1.

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Tekankan tehnik mencuci


tangan yg benar oleh semua
pemberi perawatan
Berikan lingkungan yg bersih
Batasi pengunjung
Pantau tanda-tanda infeksi
Bantu pasien & keluarga belajar
tentang pencegahan infeksi
Perhatikan tehnik septik & anti
septik dalam merawat pasien
Kaji sistem immunolgik; pantau
studi laboratorium
Kolaborasi : beri antibiotik, anti
jamur,antimikroba

Rasional
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Mengurangi resiko
kontaminasi silang
Mengurangi patogen
Mengurangi infeksi
nosokomial
Identifikasi awal infeksi
Meningkatkan kerjasama
mencegah infeksi silang
Mencegah perpindahan
kuman infeksi
Menilai perubahan &
menentukan terapi
Menghambat proses
infeksi

RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN PASIEN AIDS
DX
#2

Tujuan/
kriteria
Mempertahank
an oksigenasi
yg mencukupi

Intervensi
1.

2.

3.
4.
5.
6.

7.

Pantau tanda-tanda
perlemahan respiratori;
takipnea, sianosis, keletihan
Auskultasi bunyi nafas,
tandai daerah paru yg
mengalami penurunan
ventilasi
Atur posisi yg nyaman;
fowler
Berikan oksigen tambahan
Lakukan fisioterapi dada
Kolaborasi
pemeriksaan;AGD, Ro
Thorax, Saturasi O2
Kolaborasi bronkodolator,
ekspektoran, atau depresan
batuk

Rasional
1.

2.

3.
4.
5.
6.
7.

Menunjukkan kesulitan
pernapasan dan
membutuhkan intervensi
segera
Memperkirakan
perkembangan komplikasi
infeksi
Meningkatkan fungsi
pernafasan optimal
Memperbaiki krisis
pernapasan
Meningkatkan bersihan jalan
napas
Menunjukkan status
pernapasan
Meningkatkan/pertahankan
jalan nafas

RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN PASIEN AIDS
DX
#3

Tujuan/
kriteria
Mempertahank
an
keseimbangan
cairan dan
elektrolit

Intervensi
1.
2.
3.

4.
5.
6.
7.

Kaji faktor resiko ;demam,


diare, disphagia
Kaji BB, intake & output
Kaji perubahan tanda-tanda
vital; hipotensi, takikardia,
demam
Tingkatkan intake peroral
Kolaborasi pemberian
cairan perparenteral/NGT
Pantau lab; Hb/Ht,
elektrolit, BUN/Creat
Berikan medikasi sesuai
order; antipiretik, antidiare,
anti emetik

Rasional
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Identifikasi penyebab
Indikator kehilangan,status
keseimbangan cairan
Indikator volume cairan
sirkulasi
Mempertahankan
keseimbangan cairan
Mendukung volume sirkulasi
jika intake oral tak adekuat
Mengevaluasi kebutuhan
cairan,elektrolit & fungsi
ginjal

RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN PASIEN AIDS
DX
#4

Tujuan/
kriteria
Mempertahank
an berat badan
& tidak ada
tanda
malnutrisi

Intervensi
1.
2.
3.
4.
5.

6.

7.

Kaji kemampuan mengunyah,


menelan
Auskultasi bising usus
Timbang berat badan
Berikan perawatan mulut
Berikan makanan yang
disukai,Rencanakan diet
bersama pasien/orang
terdekatnya
Kaji efek obat yg
menimbulkan hilang nafsu
makan & batasi makanan yg
menimbulkan mual
Kolaborasi : ahli gizi

Rasional
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Disfagia dapat menurunkan


keinginan untuk makan
Mempengaruhi pilihan
diet/cara makan
Indikator kebutuhan nutrisi
Meningkatkan nafsu makan
Meningkatkan masukan
nutrisi peroral
Meningkatkan masukan
makanan
Memberikan diit tepat
sesuai kebutuhan

KELAINAN IMUN PADA


AIDS
HIV

Sel T4
Sel T4

Sel T8

Makrofag

Sel B

Fungsi

Kerusakan

Fagositosis

Serum Antibodi

Limfopenia

Sitotoksitas

Kemotaksis

Respon Antibodi

Peningkatan kerentanan terhadap


Infeksi oportunistik, neoplasma

TERIMA KASIH

You might also like