Professional Documents
Culture Documents
Guna penapasan :
1. Mengambil oksigen yang kemudian dibawa oleh darah keseluruh tubuh (selselnya) untuk mengadakan pembakaran.
2. Mengeluarkan karbon dioksida yang terjadi sebagai sisa dari pembakaran,
kemudian dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang.
3. Menghangatkan dan melembabkan udara.
4. Patofisiologi
Meningkatnya tekanan intra pleural sehingga akan menyebabkan kemampuan
dilatasi alveoli menurun dan lama-kelamaan mengakibatkan atelektasis (layuhnya paruparu). Apabila luka pada dinding dada tertutup dan klien masih mampu bertahan, udara
yang berlebihan dapat diserap hingga tekanan udara di dalam rongga pleura akan kembali
normal.
Karena adanya luka terbuka atau oleh pecahnya dinding paru-paru, kuman dapat
terhisap dan berkoloni di dalam pleura hingga terjadi inspeksi pleuritis. Jenis kuman
penyebab radang yang terbanyak adalah F nechrophorum, chorinebacterium Spp, dan
streptococcus spp. Oleh radang akan terbentuk exudat yang bersifat pnukopurulent,
purulent akan serosanguineus yang disertai pembentukan jonjot-jonjot fibrin.
Pada luka tembus dada, bunyi aliran udara terdengar pada area luka tembus. Yang
selanjutnya disebut sucking chest wound (luka dada menghisap). Jika tidak ditangani
maka hipoksia mengakibatkan kehilangan kesadaran dan koma. Selanjutnya pergeseran
mediastinum ke arah berlawanan dari area cedera dapat menyebabkan penyumbatan
aliran vena kaca superior dan inferior yang dapat mengurangi cardiac preload dan
menurunkan cardiac output. Jika ini tidak ditangani, pneumothoraks makin berat dapat
menyebabkan kematian dalam beberapa menit. Beberapa pneumothoraks spontan
disebabkan pecahnya blebs, semacam struktur gelembung pada permukaan paru yang
pecah menyebabkan udara masuk ke dalam kavum pleura.
Pecahnya blebs
Trauma / cedera
Luka tembus
dada
IntervensiMedis
medis
Kemampuan dilatasi
alveoli menurun
koma
atelektasis
Intoleransi aktivitas
Sesak napas
Menurunkan cardiac
output
kematian
Nafsu makan
menurun
Intoleransi aktivitas
Gangguan pola
tidur
6. Komplikasi
Tension pneumathoraks dapat menyebabkan pembuluh darah kolaps, akibatnya
pengisian jantung menurun sehingga tekanan darah menurun. Paru yang sehat juga dapat
terkena dampaknya.
Pneumothoraks dapat menyebabkan hipoksia dan dispnea berat. Kematian
menjadi akhir dari pneumothoraks jika tidak ditangani dengan cepat.
Gambaran ancaman terhadap kehidupan pada pasien ekstrim yaitu pertimbangan
tension pneumothoraks, nafas pendek, hypotensi, tachykardy, trachea berubah.
Diagnose banding :
7. Prognosis
Spontaneus pneumothoraks mempengaruhi kira-kira 9.000 orang-orang setiap
tahun di Amerika yang tidak mempunyai sejarah dari penyakit paru. Tipe dari
pneumothoraks ini adalah paling umum pada pria-pria yang berumur antara 20 dan 40
tahun, terutama pada pria-pria yang tinggi dan kurus. Merokok lebih ditunjukan
meningkatkan resiko dari pneumothoraks.
Hasil dari pneumothoraks tergantung pada luasnya dan tipe dari pneumothoraks
spontaneus. Pneumothoraks akan umumnya hilang dengan sendirinya tanpa perawatan.
Bahkan ketika kecil jauh lebih serius dan membawa angka kematian sebesar 15%.
Secondary pneumothoraks memerlukan perawatan darurat dan segera mempunyai satu
pneumothoraks meningkatkan resiko terulang kembali. Angka kekambuhannya adalah
kira-kira 40%. Kebanyakan kekambuhan terjadi dalam waktu 1,5 sampai 2 tahun.
8. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan fisik dengan bantuan sketoskop menunjukkan adanya penurunan
suara
Gas darah arteri untuk mengkaji PaO2 dan PaCO2
Pemeriksaan EKG
Sinar X dada, menyatakan akumulasi udara / cairan pada area pleural, dapat
menunjukan penyimpangan struktur mediastinal (jantung)
Torasentensis ; menyatakan darah / cairan serosanguinosa
Pemeriksaan darah vena untuk pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit. Hb :
mungkin menurun, menunjukkan kehilangan darah
Pengkajian tingkat kesadaran dengan menggunakan pendekatan AVPU
Pulse Oximeter : pertahankan saturasi > 92 %
9. Penatalaksanaan Medis
a. Chest wound/sucking chest wound
Luka tembus perlu segera ditutup dengan pembalut darurat atau balutan
tekan dibuat kedap udara dengan petroleum jelly atau plastik bersih. Pembalut plastik
yang steril merupan alat yang baik, namun plastik pembalut kotak rokok (selofan) dapat
juga digunakan. Pita selofan dibentuk segitiga salah satu ujungnya dibiarkan tebuka
untuk memungkinkan udara yang terhisap dapat dikeluarkan. Hal ini untuk mencegah
terjadinya tension pneumothoraks. Celah kecil dibiarkan terbuka sebagai katup agar
udara dapat keluar dan paru-paru akan mengembang.
b. Blast injury or tention
Jika udara masuk kerongga pleura disebabkan oleh robekan jaringan paru,
perlu penanganan segera. Sebuah tusukan jarum halus dapat dilakukan untuk mengurangi
tekanan agar paru dapat mengembang kembali.
c. Penatalaksanaan WSD ( Water Sealed Drainage )
d. Perawatan Per-hospital
Beberapa paramedis mampu melakukan needle thoracosentesis untuk
mengurangi tekanan intrapleura. Jika dikehendaki intubasi dapat segera dilakukan jika
keadaan pasien makin memburuk. Perwatan medis lebih lanjut dan evaluasi sangat
dianjurkan segera dilakukan. Termasuk dukungan ventilasi mekanik.
e. Pendekatan melalui torakotomi anterior, torakomi poskerolateral dan
skernotomi mediana, selanjutnya dilakukan diseksi bleb, bulektonomi, subtotal
pleurektomi. Parietalis dan Aberasi pleura melalui Video Assisted Thoracoscopic Surgery
(VATS).
kesehatan
umum,
meningkatkan
3. Evaluasi
Ventilasi / oksigenasi adekuat dipertahankan
Komplikasi dicegah/ diatasi
Nyeri tak ada / terkontrol
Proses penyakit / prognosis dan kebutuhan terapi dipahami
A.
Menunjukan pola pernapasan normal/efektif dengan GDA dalam rentang
normal
Bebas sianosis dan tanda/gejala hipoksia
B.
D.
aktivitas
Melaporkan kemampuan melakukan peningkatan toleransi aktivitas
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofiologi Edisi Revisi 3. Jakarta : EGC
Doenges, Marylinn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC
Hinchliff, Sue. 1999. Kamus Keperawatan edisi 17. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif. dkk . 2008. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2 Edisi 3. Jakarta : Media
Aesculapius FKUI
Syaifuddin, H . 2006 . anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 3.
Jakarta : EGC
Tambayong, Jan . 2000. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC
Website yang diakses di Banjarmasin, pada tanggal 25 Februari 2010 jam 07.45 pm :
http://analis-untag.blogspot.com/2009/03/kolaps-paru-paru-pneumothorax.html
http://ansharbonassilfa.wordpress.com/2009/04/17/pneumothoraks.html
http://cari-pdf.com/pdf.php?q = + pneumothorax
http://emedicine.medscape.com/article/82755/-overview
http://en.wikipidia.org/wiki/pneumothorax
http://mediastore.com/penyakit/148/kolps-paru-pari-pneumoyhorax.html
http://nursingspirit.blgspot.com/2008/06/asuhan-keperawatan-gawat-darurat
pada_8918.html
http://video.about.com/firstaid/pneumothorax.htm
http://whedacaine.wordpress.com/2009/11/06/pneumothorax
http://www.ebook-search-engine.com/pneumothorax-ebook-doc.html
http://www.klinikindonesia.com/bedah/pneumothorax.htm
http:/www.medicinenet.com/pneumothorax/article.htm
http://www.merck.com/mmhe/sec04/ch052/ch052c.html
http:/www.powerpoint-search.com/pneumothorax.ppt.html
http://www.totalkesehatananda.com/pneumothorax/html