Professional Documents
Culture Documents
Jangan lupa Download Tinjauan Teoritis HEMATEMESIS DAN MELENA >> DISINI
PENGKAJIAN
HEMATEMESIS DAN MELENA
1) Riwayat Kesehatan
1. Riwayat mengidap : Penyakit Hepatitis kronis, cirrochis hepatis, hepatoma, ulkus
peptikum
2. Kanker saluran pencernaan bagian atas
3. Riwayat penyakit darah, misalnya DIC
4. Riwayat penggunaan obat-obat ulserogenik
5. Kebiasaan/gaya hidup : Alkoholisme, kebiasaan makan
2) Pengkajian Umum
1. Intake : anorexia, mual, muntah, penurunan berat badan.
2. Eliminasi :
BAB : konstipasi atau diare, adakah melena (warna darah hitam, konsistensi pekat,
jumlahnya)
3) Pengkajian Fisik
1. Kesadaran, tekanan darah, nadi, temperatur, respirasi
2. Inspeksi :
Mata : conjungtiva (ada tidaknya anemis)
Mulut : adanya isi lambung yang bercampur darah
Ekstremitas : ujung-ujung jari pucat
Kulit : dingin
3. Auskultasi :
Paru
Jantung : irama cepat atau lambat
Usus : peristaltik menurun
4. Perkusi :
Abdomen : terdengar sonor, kembung atau tidak
Reflek patela : menurun
5. Studi diagnostik
Pemeriksaan darah : Hb, Ht, RBC, Protrombin, Fibrinogen, BUN, serum, amonoiak, albumin.
Pemeriksaan urin : BJ, warna, kepekatan
Pemeriksaan penunjang : esophagoscopy, endoscopy, USG, CT Scan.
4) Pengkajian Khusus
Pengkajian Kebutuhan Fisiologis
1. Oksigen
Yang dikaji adalah :
Warna kecoklatan : darah dari lambung kemungkinan masih tertinggal, potensial aspirasi.
Posisi tidur klien : untuk mencegah adanya muntah masuk ke jalan nafas, mencegah
renjatan.
kontinyu.
Jumlah perdarahan : observasi tanda-tanda hemodinamik yaitu tekanan darah, nadi,
pernapasan, temperatur. Biasanya tekanan darah (sistolik) 110 mmHg, pernafasan cepat, nadi
110 x/menit, suhu antara 38 - 39 derajat Celcius, kulit dingin pucat atau cyanosis pada bibir,
ujung-ujung ekstremitas, sirkulasi darah ke ginjal berkurang, menyebabkan urine berkurang.
2. Cairan
Keadaan yang perlu dikaji pada klien dengan hematemesis melena yang berhubungan dengan
kebutuhan cairan yaitu jumlah perdarahan yang terjadi. Jumlah darah akan menentukan
cairan pengganti.
Dikaji : macam perdarahan/cara pengeluaran darah untuk menentukan lokasi perdarahan serta
jenis pembuluh darah yang pecah. Perdarahan yang terjadi secara tiba-tiba, warna darah
merah segar, serta keluarnya secara kontinyu menggambarkan perdarahan yang terjadi pada
saluran pencernaan bagian atas dan terjadi pecahnya pembuluh darah arteri. Jika fase
emergency sudah berlalu, pada fase berikutnya lakukan pengkajian terhadap :
Keseimbangan intake output. Pengkajian ini dilakukan pada klien hematemesis melena yang
disebabkan oleh pecahnya varices esofagus sebagai akibat dari cirrochis hepatis yang sering
mengalami asites dan edema.
Tanda-tanda dehidrasi seperti turgor kulit yang menurun, mata cekung, jumlah urin yang
sedikit. Untuk klien dengan hemetemesis melena sering mengalami gangguan fungsi ginjal.
3. Nutrisi
Dikaji :
Kemampuan klien untuk beradaptasi dengan diit : 3 hari I cair selanjutnya makanan lunak.
Pada klien hematemesis melena pada umumnya mengalami gangguan eliminasi. Yang perlu
dikaji adalah :
Jumlah serta cara pengeluaran akibat fungsi ginjal terganggu. Urine berkurang dan biasanya
dilakukan perawatan tirah baring.
1. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah komponen kunci dan pondasi proses keperawatan, pengkajian terbagi
dalam tiga tahap yaitu, pengumpulan data, analisa data dan diagnosa keperawatan. (H.
Lismidar, 1990. Hal 1)
1) Pengumpulan data
Dalam pengumpulan data ada urutan urutan kegiatan yang dilakukan yaitu
a) Identitas klien
Nama, umur, jenis kelamin, tempat tinggal (alamat), pekerjaan, pendidikan dan status
ekonomi.
b) Riwayat penyakit sekarang
Meliputi keluhan atau gangguan yang sehubungan dengan penyakit yang di rasakan saat ini.
c) Riwayat penyakit dahulu
Keadaan atau penyakit penyakit yang pernah diderita oleh klien yang mungkin sehubungan
dengan hematemesis melena.
d) Riwayat penyakit keluarga
gangguan.
h. Pola persepsi dan konsep diri
Karena nyeri dan sesak napas biasanya akan meningkatkan emosi dan rasa khawatir klien
tentang penyakitnya.
Pola reproduksi dan seksual
pada pola reproduksi dan seksual akan berubah karena kelemahan.
j. Pola penanggulangan stress
Dengan adanya proses pengobatan yang maka akan mengakibatkan stress pada penderita.
k. Pola tata nilai dan kepercayaan
Karena nyeri dada dan batuk menyebabkan terganggunya aktifitas ibadah klien.
i.
2. PEMERIKSAAN FISIK
Berdasarkan sistem sistem tubuh
1) Sistem integument
Pada kulit terjadi sianosis, dingin dan lembab, tugor kulit menurun
2) Sistem pernapasan
Pada sistem pernapasan pada saat pemeriksaan fisik dijumpai
a.
inspeksi :
Perkusi
d. Auskultasi : Suara napas brokial dengan atau tanpa ronki basah, kasar dan yang nyaring.
3) Sistem pengindraan
Pada klien hematemesis melena untuk pengindraan tidak ada kelainan
4) Sistem kordiovaskuler
Adanya takipnea, takikardia, sianosis.
5) Sistem gastrointestinal
Adanya nafsu makan menurun, anoreksia, berat badan turun.
6) Sistem musculoskeletal
Adanya keterbatasan aktivitas akibat kelemahan, kurang tidur dan keadaan sehari hari yang
kurang meyenangkan.
7) Sistem neurologis
Kesadaran penderita yaitu kompos mentis dengan GCS : E4 V5 M6.
8) Sistem genetalia
Biasanya klien tidak mengalami kelainan pada genitalia
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Pemeriksaan Radiologi
2) Pemeriksaan laboratorium
4. ANALISA DATA
Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisa untuk menentukan masalah klien. Masalah
klien yang timbul yaitu, sesak napas, batuk, nyeri dada, nafsu makan menurun, aktivitas,
lemas, potensial, penularan, gangguan tidur, gangguan harga diri.
5. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tahap akhir dari perkajian adalah
keperawatan merupakan suatu pernyataan yang jelas tentang masalah kesehatan klien yang
dapat diatas dengan tindakan keperawatan.
Dari analisa data diatas yang ada dapat dirumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan
hematemesis melena sebagai berikut :
1) Kekurangan Volume cairan berhubungan dengan perdarahan esofagus dan anemia
2) Perfusi jaringan tidak efektif : serebral, perifer berhubungan dengan penurunan kadar
hemoglobin akibat perdarahan.
3) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status puasa,
penurunan nafsu makan.
4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan tubuh
6. PERENCAAAN
Setelah mengumpulkan data, mengelompokan dan menentukan Diagnosa keperawatan, maka
tahap selanjutnya adalah menyusun perencaan. Dalam tahap perencanaan ini meliputi 3
menentukan prioritas Diagnosa keperawatan, menentukan tujuan merencanakan tindakan
keperawatan.
Dan Diagnosa keperawatan diatas dapat disusun rencana keperawatan
1. Kekurangan Volume cairan berhubungan dengan perdarahan esofagus dan anemia
1)
Domain
: 2-nutrisi
Kelas : 5-hidrasi
Diagnosis
Pengertian
Batasan karakteristik
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
l)
Kelemahan
Haus
Penurunan turgor kulit/lidah
Membrane mucus/kulit kering
Nadi meningkat, tekanan darah menurun, volume/tekanan nadi menurun
Penurunan pengisian kapiler
Perubahan status mental
Penurunan urin output
Peningkatan konsentrasi urin
Peningkatan suhu tubuh
Hematokrit meningkat
Kehilangan berat badan meningkat
2)
Hidrasi
Status nutrisi : asupan makanan dan cairan.
3)
Skala
060105
4-MLC
060107
060109
3-MDC
060110
3-MDC
3-MDC
3-MDC
5-NC
4)
NURSING INTERVENTIONS CLASSIFICATION (NIC) :
Electrolyte Monitoring (2020)
Aktivitas :
a.
: 4-aktivitas/istirahat
Pengertian
Batasan karakteristik :
Serebral
Abnormalitas berbicara
Perubahan reaksi pupil
Kelemahan ekstrim atau paralisis
Perubahan status mental
Sulit menelan
Perubahan respon motorik
Perubahan perilaku
Perifer
Edema
Tanda human positif perubahan Kulit (rambut, kuku, kelembaban)
Lemah atau tidak ada nadi
Warna kulit menghilang
Perubahan temperature kulit
Perubahan sensasi
Kebiruan
Perubahan tekanan darah di ekstremitas
Bruits
Penyembuhan terhambat
Pulsasi arteri mulai menghilang
2)
Status neurologi
Komunikasi, hambatan verbal
Konfusi akut/kronik
Risiko cedera
Persepsi/sensori
3)
Class : neurocognitive
Scale : extremely compromised to not compromised (a)
Indicator :
Skala
0901
5-NC
0902
5-NC
0903
0907
komunikasi
4-MLC
0908
ukuran pupil
3-MDC
0909
reaksi pupil
3-MDC
4)
4-MLC
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status puasa,
penurunan nafsu makan.
a) NANDA : (Imbanlanced nutrition : more than body requirements, 1975, 2000)
Domain
: 2- Nutrisi
Kelas
: 1-Ingesti
Diagnosis : Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan
tubuh
Pengertian : Intake nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan metabolic.
Batasan karakteristik :
1. Berat badan dibawah ideal lebih dari 20%
2. Melaporkan intake makanan kurang dari kebutuhan yang dianjurkan
3. Konjungtiva dan membrane mukus pucat
4. Lemah otot untuk menelan atau mengunyah
5. Melaporkan kurang makan
6. Penurunan berat badan dengan intake makanan adekuat
7. Kurang informasi
8. Melaporkan perubahan sensasi rasa
9. Tidak mampu mengunyah makanan
b)
1)
2)
3)
Clien Outcomes :
Status gizi
Status gizi : asupan makanan, cairan dan zat
Status gizi : nilai gizi.
Skala
Intake nutrisi
4-MLC
Intake makanan dan minuman 4-MLC
Energy
3-MDC
Massa tubuh
3-MDC
Berat
3-MDC
Skala
5-NC
5-NC
4-NC
3-MDC
3-MDC
Skala
3-MDC
3-MDC
3-MDC
3-MDC
3-MDC
3-MDC
3-MDC
3-MDC
Meningkatkan (kolaborasi dengan ahli gizi/diet) jumlah kalori dan jenis nutrisi yang
diperlukan
Menganjurkan pemasukan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh
Menganjurkan peningkatan masukan zat besi
Menganjurkan peningkatan intake protein dan Vit C
Menyediakan makanan TKTP
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan tubuh.
1)
NANDA : Activity Intolerance-1982
Domain
: 4-aktivitas/istirahat
Kelas : 4-respon kardiovaskuler/pulmonal
Diagnosis
: intoleransi aktivitas
Pengertian : Ketidakcukupan energi secara fisiologis atau psikologis dalam pemenuhan
aktivitas sehari-hari yang dibutuhkan atau diperlukan.
Batasan karakteristik :
Laporan verbal : kelelahan dan kelemahan
Respon terhadap aktivitas menunjukkan nadi dan tekanan darah abnormal
Perubahan EKG menunjukkan aritmia atau disritmia.
Dispnea dan ketidaknyamanan yang sangat.
2)
Clien outcomes :
Daya tahan
Penghematan energy
Perawatan diri : aktivitas hidup seahri-hari
Perawatan diri : aktivitas kehidupan sehari-hari instrumental.
Skala
030001
Makan
2-RAPD
030002
Berpakaian
2-RAPD
030003
Toileting
2-RAPD
030004
Mandi
2-RAPD
030006
Kebersihan
2-RAPD
030007
Kebersihan mulut
2-RAPD
4)
Nursing Interventions : Activity theraphy (4310)
Aktivitas :
Kolaborasikan dengan ahli terapi okupasi, fisik dan /atau rekreasi untuk merencanakan dan
7. PELAKSANAAN
Pada tahap pelaksanaan ini, fase pelaksanaan terdiri dari berbagai kegiatan yaitu
1) Intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan konsulidasi
2) Keterampilan interpersonal, intelektual, tehnical, dilakukan dengan cermat dan efisien pada
situasi yang tepat
3) Keamanan fisik dan psikologia dilindungi
4) Dokumentasi intervensi dan respon klien.
8. EVALUASI
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari