You are on page 1of 13

KONTRIBUSI FASILITASI SOSIAL ORANG TUA TERHADAP

KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS XIII


SMP NEGERI 22 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN
2013/2014

JURNAL
OLEH:
FAUZUL MUNA
NIM. K3109033

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014

KONTRIBUSI FASILITASI SOSIAL ORANG TUA TERHADAP


KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI 22 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN
2013/2014
Fauzul Muna dan Soeharto
Program Bimbingan dan Konseling
Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP
Universitas Sebelas Maret
ABSTRAK
Fauzul Muna. KONTRIBUSI FASILITASI SOSIAL ORANG TUA
TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP
NEGERI 22 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014. Skripsi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Mei 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kedisiplinan belajar siswa
kelas VIII SMP Negeri 22 Surakarta, (2) fasilitasi sosial orangtua siswa kelas VIII
SMP Negeri 22 Surakarta, dan (3) kontribusi fasilitasi sosial orangtua terhadap
kedisiplinan belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 22 Surakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian
dilaksanakan di SMP Negeri 22 Surakarta. Sampel penelitian adalah siswa kelas
VIII yang berjumlah 123 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan
angket kedisiplinan belajar siswa dan angket fasilitasi sosial orang tua.
Hasil analisis dengan t-tes satu sampel untuk variabel kedisiplinan belajar
siswa menghasilkan t hitung sebesar (44,462) > t tabel 1,66 dan untuk variabel
fasilitasi sosial orang tua menghasilkan t hitung (5,944)> t tabel (1,66). R square
yang dihasilkan dari teknik analisis regresi sederhana adalah 0,223. Hal tersebut
menunjukkan bahwa variabel fasilitasi sosial orang tua memberikan kontribusi
terhadap kedisiplinan belajar siswa sebesar 22,3%.
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan
belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 22 Surakarta pada tahun pelajaran 2013/2014
tergolong pada kategori tinggi dan fasilitasi sosial orang tuanya tergolong pada
kategori sedang. Kontribusi fasilitasi sosial orang tua terhadap kedisiplinan belajar
siswa kelas VIII SMP Negeri 22 Surakarta pada tahun pelajaran 2013/2014
sebesar 22,3%.
Kata kunci: fasilitasi sosial orang tua, kedisiplinan belajar siswa

ABSTRACT
Fauzul Muna. THE CONTRIBUTION OF SOCIAL OF PARENTS
FACILITATION TO DISCIPLINE OF STUDENTS LEARNING IN VIII
GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 22 SURAKARTA 2013/ 2014. Under
graduate Thesis, Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret
University Surakarta. Mei 2014.
This research is aimed to find out: (1) discipline of students learning in
VIII grade students of SMP Negeri 22 Surakarta, (2) social of parents facilitation
in VIII grade students of SMP Negeri 22 Surakarta, (3) the contribution of social
of parents facilitation to discipline of students learning in VIII grade students of
SMP Negeri 22 Surakarta 2103/ 2014.
This research is a quantitative descriptive research. The research was
carried out in SMP Negeri 22 Surakarta. The samples of the research were 123
VIII grade students. The data was collected by using discipline of students
learning questionnaire and social of parents facilitation questionnaire.
The result of the analysis using one sample t-test for discipline of students
learning variable shows t count (44,462) > t table (1,66) and for social of parents
facilitation variable shows t count (5,944)> t table (1,66). The result of R square
from simple regression analysis technique is 0,223. This means that social of
parents facilitation variable gives contribution to discipline of students learning
for 22,3%.
The conclusion that can be drawn from the result of data analysis above is
that the discipline of students learning level of VIII grade students in SMP Negeri
22 Surakarta in 2013/ 2014 is categorized as a high and the social of parents
facilitation is categorized as a medium. The contribution of social of parents
facilitation to discipline of students learning in VIII grade students of SMP Negeri
22 Surakarta 2103/ 2014 is 22,3%.
Keywords: social of parents facilitation, discipline of students learning

A. PENDAHULUAN
B.

Masa puber adalah

wajar dan mencapai kebahagiaan.

masa yang selalu dialami oleh setiap

Kedisiplinan remaja dalam hal

remaja. Muhammad Al-Mighwar

belajar juga akan dapat tercipta

(2006: 19) mengemukakan bahwa

melalui kondisi keluarga yang

masa puber merupakan periode

harmonis karena dengan demikian

transisi dan tumpang tindih. Pada

remaja menjadikan rumah (keluarga)

transisi disebabkan karena masa

sebagai tempat yang menyenangkan.


D.
Pengaruh sekolah

pubertas berada dalam peralihan

tentunya diharapkan positif terhadap

antara masa kanak-kanak dengan

perkembangan remaja, karena

masa remaja, sedangkan tumpang

sekolah adalah suatu lembaga

tindih disebabkan karena beberapa

pendidikan. Sebagai lembaga

ciri biologis-psikologis kanak-kanak

pendidikan, sebagaimana seperti

masih dimiliki, sementara beberapa

sebuah keluarga, sekolah juga

ciri remaja juga dimiliki pada masa

mengajarkan nilai-nilai dan norma

tersebut. Masa puber yang dialami

sehingga seluruh siswa diharapkan

setiap remaja dapat dimaknai bahwa

dapat menjadi insan yang disiplin.

remaja sudah tidak dapat dikatakan

Remaja diharapkan dapat disiplin di

sebagai anak-anak, tetapi juga belum

sekolah, misalnya datang ke sekolah

dapat dikatakan sudah dewasa.


C.
Remaja dalam

tidak terlambat, mengerjakan tugas

hubungannya dengan keluarga

dari bapak/ibu guru, tidak keluar

terutama dengan orang tua

masuk kelas tanpa ijin, ikut

memegang peranan penting dalam

berpartisipasi dalam KBM (kegiatan

perkembangan remaja tersebut.

belajar mengajar), dan memiliki

Muhammad Al-Mighwar (2006: 202)

kesadaran dan tanggung jawab

menyatakan bahwa suasana keluarga

belajar.
E.

yang tenang dan penuh curahan kasih

Kedisiplinan belajar

sebenarnya merupakan kebutuhan

sayang dari orang dewasa

remaja. Hal ini dikarenakan dengan

disekelilingnya, akan menjadikan

sikap disiplin dalam belajar akan

remaja dapat berkembang secara

menguntungkan remaja di masa


4

mendatang. Soegeng Prijodarminto

berperilaku sesuai dengan aturan

(1992: 24) menyatakan bahwa

yang berlaku.
F.
Ciri-ciri individu yang

disiplin yaitu perpaduan antara sikap

tidak mampu berperilaku disiplin

dengan system nilai budaya yang

dalam belajar tampak pada perilaku

menjadi pengarah dan pedoman

berikut: sering terlambat masuk ke

dalam mewujudkan sikap mental

sekolah, tidak mengumpulkan tugas

berupa perbuatan atau tingkah laku.

dari ibu/bapak guru, tidak aktif

Abu Ahmadi, dkk. (1999: 280)

berpartisipasi dalam belajar di kelas,

mendefinisikan belajar sebagai

keluar masuk kelas tanpa ijin dari

proses perubahan di dalam diri

guru yang sedang mengajar, belajar

manusia. Apabila setelah belajar

hanya jika akan ada ujian, dan

tidak terjadi perubahan di dalam diri

belajar karena terpaksa. Hal-hal

manusia, maka tidak dapat dikatakan

tersebut menandakan bahwa remaja

bahwa di dalam diri manusia terjadi

yang tidak mampu berperilaku

proses belajar. Penjelasan tersebut

disiplin dalam belajar menunjukkan

menandakan bahwa kedisiplinan

perilaku negatif, yang akhirnya

belajar adalah kesadaran remaja

remaja tersebut akan menemui

untuk mengikuti segala aturan yang

kesulitan selama menempuh

berlaku yang berkaitan dengan

pendidikan di sekolah. Perilaku

belajar sehingga terjadi perubahan

ketidakmampuan dalam kedisiplinan

positif dalam diri remaja. Remaja

belajar tersebut sering ditemui pada

yang mampu disiplin dalam belajar

remaja khususnya siswa SMP karena

yaitu remaja yang berusaha dengan

siswa SMP membutuhkan

senang hati untuk menaati aturan

kedisiplinan belajaryang tinggi

yang berlaku di dalam keluarga

dalam menghadapi masa peralihan,

maupun sekolah sehingga terjadi

yaitu peralihan dari tingkat

perubahan ke arah positif pada diri

pendidikan SD ke tingkat pendidikan

remaja. Berdasarkan pernyataan

SMP.

tersebut, kedisiplinan belajar remaja

G.

tampak pada perilaku remaja yang

Sekolah adalah

lingkungan kedua bagi remaja untuk

sehat yang artinya remaja mampu

berinteraksi setelah lingkungan


5

keluarga. SMP Negeri 22 Surakarta

dan juga karena dapat mengganggu

merupakan sekolah menengah

siswa lain di sekolah.


I.
Kedisiplinan belajar

pertama yang memiliki keistimewaan

diperlukan remaja agar mampu

tersendiri karena sekolah tersebut

berperilaku sesuai aturan yang

terakreditasi A. SMP Negeri 22

berlaku, khususnya dalam

Surakarta memiliki lima guru

menempuh pendidikan di sekolah.

pembimbing yang siap kapan saja

Perilaku kedisiplinan belajar yang

membantu permasalahan siswa

baik ditunjukkan melalui cara

termasuk membantu siswa agar

bersikap aktif di kelas,

mampu memiliki perilaku

mengumpulkan tugas tepat waktu,

kedisiplinan belajar.
H.
Dengan layanan BK

dan mematuhi aturan di sekolah.

yang sudah diselenggarakan

Remaja yang memiliki perilaku

seharusnya siswa memiliki sikap

kedisiplinan belajar akan mampu

kedisiplinan belajar, namun

menjadi remaja yang aktif, mandiri,

kenyataannya masih ada siswa yang

dan mampu mengembangkan diri

belum memiliki perilaku disiplin

secara optimal.
J.
Fitria Lailatus

dalam belajar. Berdasarkan hasil

Zahrifah dan Eko Darminto (dalam

wawancara dengan salah satu guru

Jurnal Psikologi Pendidikan dan

BK SMP Negeri 22 Surakarta,

Bimbingan UNESA) menyatakan

permasalahan yang timbul akibat

bahwa kedisiplinan belajar

ketidakdisiplinan belajar ditemukan

dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu

pada sebagian siswa, khususnya

dorongan dari dalam diri siswa

siswa kelas VIII. Perilaku

(intern) seperti pengetahuan,

ketidakdisiplinan dalam belajar

kesadaran, ketaatan, keinginan

tampak pada perilaku seperti:

berprestasi, dan latihan berdisiplin.

terlambat masuk sekolah, tidak aktif

Sedangkan dorongan dari luar siswa

dalam belajar di kelas, dan kurang

(ekstern) terdiri dari lingkungan, alat

menaati tata tertib. Apabila perilaku-

pendidikan, teman sebaya, saudara,

perilaku tersebut terus dibiarkan,

kebiasaan, dan pembinaan dari orang

maka akan merugikan siswa tersebut

tua maupun guru. Salah satu faktor


6

eksternal yang dapat mempengaruhi

baik, dapat memotivasi seorang

kedisiplinan belajar remaja adalah

individu untuk menjadi lebih baik,

orang tua.
K.

sebaliknya perilau teman sebaya


Remaja dalam

yang kurang baik dapat

menuntut ilmu di sekolah

mengakibatkan buruknya perilaku

membutuhkan fasilitas fisik yang

seorang individu. Peran dari teman

memadai dari sekolah, seperti ruang

juga sangat penting karena dapat

belajar yang nyaman, lingkungan

memotivasi seorang siswa dalam

yang kondusif, serta sarana dan

kegiatan belajar di sekolah. Misalnya

prasarana pendukung lainnya.

prestasi teman sebaya yang tinggi

Semangat siswa untuk belajar di

dapat memicu siswa yang lainnya

sekolah, selain didukung oleh sarana

untuk dapat juga meraih prestasi

prasarana yang memadai juga

yang tinggi. Guru yang berkompeten

didukung oleh lingkungan sosial.

dan menjadi favorit seorang siswa

Lingkungan sosial disekitar siswa

juga dapat menjadi pemicu untuk

antara lain keluarga (orang tua),

berprestasi. Kondisi tersebut dapat

teman sebaya, dan guru. Lingkungan

menjadi fasilitasi sosial yang dapat

keluarga adalah lingkungan sosial

menjadi pendorong siswa dalam hal

pertama bagi remaja. Peran orang tua


sangat penting karena kehadiran

kedisiplinan belajar.
L.
Berdasarkan uraian

orang tua di rumah serta dukungan

tersebut dapat diketahui bahwa

orang tua dapat mendorong remaja

fasilitasi sosial orang tua dapat

dalam berdisiplin belajar.

menjadi media untuk mencapai

Lingkungan teman sebaya adalah

kedisiplinan belajar siswa di sekolah.

lingkungan sosial ke dua bagi siswa

Siswa diharapkan memiliki perilaku

setelah lingkungan keluarga. Adanya

kedisiplinan belajar agar dapat

lingkungan sebaya dapat

mencapai kebahagiaan dalam

mempengaruhi baik buruknya

hidupnya.
M.

perilaku seorang individu, termasuk

Berdasarkan adanya

kesenjangan antara kondisi yang

dalam hal perilaku kedisiplinan

seharusnya dengan kondisi yang

belajar. Perilaku teman sebaya yang

senyatanya di lapangan tersebut,


7

peneliti tertarik untuk mengadakan

dilakukan secara acak tanpa

penelitian dengan judul Kontribusi

memperhatikan strata dalam

Fasilitasi Sosial Orang tua terhadap

populasi, karena anggota populasinya

Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas

homogen atau relatif homogen

VIII SMP N 22 Surakarta Tahun

homogen (Sugiono, 2012: 82).


S.
Teknik pengumpulan

Pelajaran 2013/2014.
N.
O. METODE PENELITIAN
P.
Penelitian ini

data yang digunakan pada penelitian


ini adalah angket, yaitu angket
tertutup. Penggunaan angket sebagai

mengambil lokasi di SMP Negeri 22

alat pengumpul data mengacu pada

Surakarta yang berlokasi di Jalan

skala likert yang telah dimodifikasi

Irawan, Makam Bergola, Serengan,

yaitu dengan daftar pernyataan yang

Surakarta. Penelitian ini

menggunakan empat alternatif

dilaksanakan selama dua semester

jawaban yang terdiri dari alternatif

tepatnya mulai bulan Oktober 2013

jawaban sangat sesuai, sesuai, tidak

sampai dengan bulan Februari 2014.


Q.
Penelitian ini

sesuai, dan sangat tidak sesuai.


T.
Hipotesis pertama dan

menggunakan metode penelitian

hipotesis kedua diuji menggunakan t

deskriptif kuantitatif. Populasi dalam

tes satu sampel yang kemudian

penelitian ini adalah seluruh siswa

menggunakan uji satu pihak, yaitu uji

kelas VIII SMP Negeri 22 Surakarta

pihak kiri. Pengujian hipotesis ketiga

tahun pelajaran 2013/2014 yaitu

menggunakan teknik analisis regresi.

berjumlah 180 siswa. Pengambilan

Pengujian ketiga hipotesis tersebut

jumlah sampel didasarkan dari tabel

dilakukan menggunakan bantuan

Krecjie. Berdasarkan tabel Krecjie


(Sugiono, 2005: 62- 63), apabila
jumlah populasi 180 siswa maka
jumlah sampelnya adalah 123 siswa.
R.
Teknik sampling yang

SPSS 17.0.
U.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
W. Berdasarkan analisis
data yang telah dilakukan diperoleh

digunakan dalam penelitian ini

hasil sebagai berikut: (1)

adalah simple random sampling.

Kedisiplinan Belajar Siswa (Y).

Penggunaan teknik Simple random

Tingkat kedisiplinan belajar siswa

sampling dalam penelitian ini

tergolong sedang, ditolak. Hasil


8

tersebut dibuktikan dari perolehan t

menunjukkan kategori tinggi

hitung sebesar (44,462 ) < t tabel

dimungkinkan disebabkan oleh

1,66. Rata-rata skor kedisiplinan

perubahan remaja dalam hal berfikir

belajar siswa kelas VIII SMP Negeri

dan juga perubahan perkembangan

22 Surakarta 54 yaitu terletak pada

moral. Remaja dengan

interval 54-72 (kategori tinggi).

perkembangan pola berfikir dan

Kedisiplinan belajar siswa pada

perkembangan moral mendorong

kategori tinggi menunjukkan bahwa

remaja untuk dapat memiliki perilaku

siswa yang mampu berdisiplin dalam

berdisiplin dalam belajar. Hal

belajar lebih besar jumlahnya

tersebut didukung oleh pernyataan

dibandingkan dengan siswa yang

Wayson (dalam Dr. Moh. Shochib,

tidak mampu berdisiplin dalam

2000: 22) yang menyatakan bahwa

belajar.

disiplin diri merupakan perilaku yang


X.

Kondisi demikian

dapat dipertanggungjawabkan karena

dapat diartikan bahwa sebagian besar

dikontrol oleh nilai-nilai moral yang

siswa kelas VIII SMP Negeri 22

terinternalisasi. (2) Fasilitasi Sosial

Surakarta sudah memiliki kesadaran

Orang Tua (X). Hasil perhitungan t

tentang pentingnya kedisiplinan

tes satu sampel terhadap variabel

dalam belajar. Hal tersebut diduga

fasilitasi sosial orang tua, diketahui

disebabkan oleh karakter yang

bahwa t hitung sebesar 5,944> dari t

dimiliki siswa kelas VIII, yang rata-

tabel 1,66 maka dapat disimpulkan

rata berusia 13 sampai dengan 15

bahwa tingkat fasilitasi sosial orang

tahun mengalami berbagai perubahan

tua siswa kelas VIII SMP Negeri 22

di dalam hidup mereka. Mulai dari

Surakarta tergolong tinggi ditolak,

perubahan fisik, perubahan

rata-rata skor fasilitasi sosial orang

perkembangan emosi, perubahan

tua kelas VIII SMP Negeri 22

berfikir, perubahan dalam kehidupan

Surakarta <69 yaitu berada pada

sosial, perubahan perkembangan

interval 46-68 (kategori sedang).

moral hingga kepada perubahan

Fasilitasi sosial orang tua pada

kesadaran beragama.
Y.
Skor kedisiplinan

kategori sedang menunjukkan bahwa


tidak semua orang tua siswa dapat

belajar yang diperoleh yang


9

memfasilitasi siswa dalam hal

22,3%. Hasil tersebut dapat dimaknai

menumbuhkan kedisiplinan belajar.


Z.
Fasilitasi sosial orang

bahwa fasilitasi sosial orang tua turut


memberikan kontribusi terhadap

tua perlu dimiliki oleh semua siswa


kelas VIII, namun tidak semua orang

kedisiplinan belajar siswa.


AA. Berdasarkan

tua mampu memfasilitasi siswa

perhitungan garis regresinya dapat

dalam kaitannya dengan disiplin

dikatakan bahwa setiap kenaikan

dalam belajar. Hal tersebut diduga

variabel fasilitasi sosial orang tua

dikarenakan tidak semua orang tua

akan diikuti dengan meningkatnya

dapat memberikan perhatian

variabel kedisiplinan belajar siswa.

langsung kepada siswa, sehingga

Fasilitasi sosial orang tua yang

siswa merasa kurang diperhatikan

diterima siswa secara langsung

oleh orang tua dan kondisi tersebut

maupun tidak langsung saling

dapat mempengaruhi siswa dalam hal

mempengaruhi dan turut

menumbuhkan kedisiplinan belajar.

memberikan peranan terhadap

Berdasarkan pernyataan tersebut

tingkat kedisiplinan belajar siswa.

hendaknya siswa senantiasa menjaga

Hal tersebut didukung oleh

hubungan baik dengan orang tua

pernyataan James dan Marry Kenny

sehingga melalui hubungan yang

yang menyatakan bahwa disiplin

baik orang tua akan mampu

adalah segala sesuatu yang dilakukan

memberikan fasilitasi sosial dalam

oleh orang tua untuk membentuk

kaitannya dengan belajar. (3)

perilaku anak-anak mereka, semua

Kontribusi tingkat fasilitasi sosial

peringatan dan aturan, pengajaran

orang tua (X) terhadap kedisiplinan

dan perencanaan, contoh dan kasih

belajar siswa (Y). Hasil analisis data

sayang, pujian, dan bahkan hukuman

pada hipotesis ke tiga menunjukkan

(James & Mary Kenny alih bahasa

bahwa tingkat fasilitasi sosial orang

Drs. St. Broto Santosa, 1988: 16).

tua memberikan kontribusi terhadap

Pernyataan tersebut menunjukkan

tingkat kedisiplinan belajar siswa

bahwa orang tua berperan penting

kelas VIII SMP Negeri 22 Surakarta

dalam memfasilitasi siswa dalam

tahun pelajaran 2013/2014 sebesar

hubungannya dengan belajar, baik

10

yang berupa fisik maupun non-fisik.

kedisiplinan belajar sehingga siswa

Kehadiran orang tua yang dapat

mampu berdisiplin dalam belajar, (2)

memberikan dukungan serta kasih

Fasilitasi sosial orang tua merupakan

sayang dapat meningkatkan kualitas

faktor penting dalam menumbuhkan

belajar siswa dan mendukung siswa

kedisiplinan dalam belajar, maka

dalam menumbuhkan kedisiplinan

siswa hendaknya menjaga hubungan

belajar.

baik dengan orang tua, (3)

AC.

AB.
SIMPULAN DAN SARAN
AD. Simpulan yang dapat

Kedisiplinan belajar merupakan


sesuatu yang penting untuk dimiliki

diambil untuk penelitian ini adalah

semua siswa. Oleh karena itu, perlu

tingkat kedisiplinan belajar siswa

adanya penanaman kedisiplinan

kelas VIII SMP Negeri 22 Surakarta

dalam belajar bagi siswa yang masih

pada tahun pelajaran 2013/2014

memiliki kedisiplinan yang rendah

tergolong pada kategori tinggi dan

agar memiliki kesadaran pentingnya

tingkat fasilitasi sosial orang tua

berdisiplin dalam belajar, (4)

tergolong pada kategori sedang.

Fasilitasi sosial orang tua merupakan

Variabel fasilitasi sosial orang tua

salah satu faktor pendorong

memiliki kontribusi terhadap

kedisiplinan belajar siswa, maka

variabel kedisiplinan belajar siswa.

sebaiknya Guru BK senantiasa

Kontribusi variabel fasilitasi sosial

menjalin komunikasi dengan para

orang tua terhadap variabel

orang tua siswa agar dapat bersama-

kedisiplinan belajar siswa kelas VIII

sama membantu siswa dalam

SMP Negeri 22 Surakarta pada tahun

meningkatkan kedisiplinan belajar,

pelajaran 2013/2014 yaitu sebesar

(5) Bagi peneliti selanjunya,

22,3%.

disarankan meneliti tentang


AE. Berdasarkan pada

kedisiplinan belajar tetapi ditinjau

simpulan diatas, maka saran-saran

dari aspek-aspek lain yang

yang dapat diberikan, yaitu (1)

diperkirakan mempengaruhi

Sebaiknya siswa mempelajari

tingkatan kedisiplinan belajar,

mengenai kedisiplinan belajar dan

sehingga diperoleh hasil yang

tentang cara meningkatkan

beragam.

11

AF.

12

AG.

DAFTAR PUSTAKA

AH.
AI. Abu Ahmadi. 1999. Psikologi Sosial. Jakarta: PT Rineka Cipta.
AJ.

AK.
AL.
AM.
AN.
AO.
AP.
AQ.
AR.
AS.
AT.
AU.
AV.
AX.
AY.

Fitria Lailatus Zahrifah dan Eko Darminto. 2011. Penggunaan Strategi


Pengelolaan Diri Untuk Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa. Diperoleh
tanggal 22 Februari 2013, dari
http://ppb.jurnal.unesa.ac.id/bank/jurnal/11._artikel_Fitria_dan_darminto.
pdf
Kenny, James & Mary Kenny. 1988. Dari Bayi sampai Dewasa (Alih
Bahasa Drs. St. Broto Santosa). Bandung: PT BPK Gunung Mulia.
Moh. Shochib. 2000. Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Anak
Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta: Rineka Cipta.
Muhammad Al-Mighwar. 2006. Psikologi Remaja. Bandung: Pustaka
Setia.
Soegeng Prijodarminto. 1992. Displin Kiat Menuju Sukses. Jakarta: PT.
Abadi.
Sugiyono. 2005. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta
AW.

You might also like