You are on page 1of 10

Konsep Asuhan Keperawatan

Asuhan keperawatan merupakan proses yang sistematis yang saling berhubungan,


yang disusun menjadi 5 tahap, yang menentukan pada Asuhan Keperawatan secara individual
yang terdiri dari Pengkajian keperawatan, Diagnosa keperawatan, Intervensi keperawatan,
Implementasi keperawatan dan Evaluasi keperawatan.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dalam proses keperawatan dan merupakan proses yang
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien. (setiadi 2012).
Pengkajian yang dilakukan pada pasien dengan Demam Berdarah Dengue adalah menurut
Andra & Yessie :

1. Keluhan Utama
Biasanya pasien datang ke RS dengan keluhan demam lebih dari 3 hari, tidak mau makan,
terdapat bintik merah pada tubuh.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Suhu tubuh meningkat sehingga menggigil yang menyebabkan sakit kepala, tidak nafsu
makan, mual dan muntah, sakit saat menelan, lemah, nyeri otot dan persendian, konstipasi
dan bisa juga diare, mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor, batuk ringan, mata
terasa pegal, sering mengeluarkan air mata (lakrimasi), foto fobia, ruam pada kulit
(kemerahan), perdarahan pada kulit petekie, ekimosis, hematoma, dan perdarahan lain :
epitaksis, hematemesis, hematuria, melena.
3. Riwayat kesehatan dahulu
Pernah menderita DHF, riwayat kurang gizi, riwayat aktivitas sehari hari, pola hidup (life
style).
4. Riwayat kesehatan keluarga
Adanya penderita DBD dalam keluarga
5. Pengkajian fisik
Tingkat kesadaran : kompos mentis, apatis, somnolen, sopor, koma.

Keadaan umum : sakit ringan, sedang, berat.


Keadaan gizi : tinggi badan & berat badan dengan gizi baik, sedang, buruk.
Tanda tanda vital : suhu meningkat, tekanan darah pada DBD dapat meningkat, sedangkan
pada DSS dapat cepat dan lemah serta ada proses penyembuhan bradikardi, pernafasan dapat
normal dan meningkat, pada DSS cepat dan dangkal.
6. Pengkajian sistem tubuh
Integumen terdapat ruam, petekie, ekimosis, purpura, hematom, hiperemi, sedangkan pada
DSS, dapat lembab, dingin, dan sianosis, pada hidung, kuku, kaki dan tangan.
Kepala dan leher : pembesaran kelenjar limfe, (+) dan (-)
Mata : konjungtiva hiperemia, lakrimasi, foto fobia.
Sistem kardiovaskuler : pada DBD dapat hipotensi dan hipertensi, takikardi dan dapat
bradikardi.
Abdomen : hepatomegali, splenomegali dan nyeri tekan hepar.
Muskuloskeletal : nyeri sendi & otot.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan
masyarakat tentang masalah kesehatan, sebagai dasar seleksi intervensi sesuai dengan
kewenangan perawat (Setiadi, 2012).
Diagnosa keperawatan yang mungkin dapat terjadi pada pasien dengan DBD menurut
buku Andra & Yessie (2013) :
a. Resiko syok hipovolemik b.d peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan, muntah dan
demam.
b. Resiko perdarahan b.d trombositopeni
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah, anoreksia.
d. Hipertermi b.d proses infeksi virus (viremia).
3. Intervensi
Intervensi keperawatan adalah desain dari intervensi yang disusun untuk membantu klien
dan mencapai kriteria hasil. Rencana intervensi tersebut disusun berdasarkan komponen
penyebab dari diagnosis keperawatan. (Nursalam, 2009).
Intervensi keperawatan yang mungkin dapat dilakukan pada pasien dengan DBD
menurut Andra & Yessie (2013)

Diagnosa 1 : Resiko syock hipovolemik b.d peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan,


muntah dan demam.
Tujuan : setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam diharapkan volume
cairan adekuat.
Kriteria hasil :
a.

klien bebas demam

b. Tidak muntah
c.

tidak terjadi perdarahan

Intervensi :
1. Kaji saat timbulnya demam
Rasional:
Dapat diidentifikasi pola/tingkat demam.
2. Observasi tanda-tanda vital : suhu, nadi, tensi, pernafasan setiap 3 jam
Rasional:
Tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum klien.
3. Anjurkan klien untuk minum kurang lebih 2,5 3 liter/ hari dan jelaskan manfaatnya
Rasional:
Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan cairan tubuh meningkat sehingga perlu
diimbangi dengan asupan cairan yang banyak
4. Menganjurkan klien untuk banyak istirahat
Rasional:
Aktifitas yang tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya perdarahan.
5. Memberikan penjelasan klien dan dan keluarga untuk melaporkan bila terjadi perdarahan

Rasional:
Keterlibatan keluarga akan membantu penanganan sedini mungkin.

Diagnosa 2 : Resiko perdarahan b.d trombositopeni


Tujuan : setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam diharapkan tidak terjadi
tanda tanda perdarahan.
Kriteria Hasil :
a.

Tidak terjadi perdarahan lebih lanjut

b. Jumlah trombosit meningkat


Intervensi :
1. Pantau tanda tanda penurunan trombosit yang disertai dengan tanda klinis
Rasional:
Penurunan jumlah trombosit merupakan tanda adanya kebocoran pembuluh darah yang pada
tahap tertentu dapat menimbulkan tanda-tanda klinis berupa perdarahan nyata seperti
epitaksis, petekie, perdarahan gusi.
2. Memberikan penjalasan tentang pengaruh trombositopenia pada klien
Rasional:
Pengetahuan yang baik dari klien dan keluarga tentang tanda dan gejala dapat mengatisipasi
terjadinya perdarahan karena trombositopeni.
3. Menganjurkan klien untuk banyak istirahat
Rasional:
Aktifitas yang tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya perdarahan.
4. Memberikan penjelasan klien dan dan keluarga untuk melaporkan bila terjadi perdarahan
Rasional:
Keterlibatan keluarga akan membantu penanganan sedini mungkin.

5. Kolaborasi pemberian obat-obatan, berikan penjelasan tentang manfaat obat


Rasional:
Dengan mengetahui obat yang diminum dan manfaatnya, diharapkan klien dan keluarga
termotivasi untuk memakan obat yang telah diberikan.
Diagnosa 3 : gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah,
anoreksia.
Tujuan : setelah dilakukan intervensi keperawatan selam 3x24 jam diharapkan kebutuhan
nutrisi pasien terpenuhi.
Kriteria hasil :
a.
b.
c.
d.
e.

Klien mampu menghabiskan makanan yang telah disediakan


Berat Badan stabil
Mukosa bibir lembab
Tidak ada mual dan muntah
Tidak ada kelemahan

Intervensi
1. Kaji faktor penyebab
Rasional:
Penentuan faktor penyebab, akan menentukan intervensi/ tindakan selanjutnya.
2. Jelaskan pentingnya nutrisi yang cukup
Rasional:
Meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga sehingga klien termotivasi untuk
mengkonsumsi makanan.
3. Anjurkan klien unutk makan dalam porsi kecil dan sering, jika tidak muntah teruskan (1530cc setiap -1 jam).
Rasional:
Menghindari mual dan distensi perut yang berlebihan.

4. Lakukan perawatan mulut yang baik setelah muntah


Rasional:
Bau yang tidak enak pada mulut meningkatkan kemungkinan muntah.
5. Ukur berat badan setiap hari
Rasional:
Berat badan merupakan indikator terpenuhi tidaknya kebutuhan nutrisi.
6. Catat jumlah porsi yang dihabiskan klien
Rasional:
Mengetahui jumlah asupan / pemenuhan klien.

Diagnosa 4: Hipertermi b.d proses infeksi penyakit (viremia).


Tujuan : setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x 24 jam diharapkan suhu tubuh
normal.
Kriteria hasil :
a.

Suhu tubuh normal (36,5-37,5C)

b. Klien bebas demam


c.

Klien tampak rileks


Intervensi

1. Kaji saat timbulnya demam


Rasional:
Dapat diidentifikasi pola/tingkat demam.
2. Observasi tanda-tanda vital : suhu, nadi, tensi, pernafasan setiap 3 jam
Rasional:
Tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum klien.

3. Berikan penjelasan tentang penyebab demam atau peningkatansuhu tubuh


Rasional:
Penjelasan tentang kondisi yang dialami klien dapat membantu mengurangi kecemasan klien.
4. Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang hal-hal yang dilakukan
Rasional:
Untuk mengatasi demam dan menganjurkan klien dan keluarga untuk lebuh kooperatif.
5. Anjurkan klien untuk minum kurang lebih 2,5 3 liter/ hari dan jelaskan manfaatnya
Rasional:
Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan cairan tubuh meningkat sehingga perlu
diimbangi dengan asupan cairan yang banyak.
6. Berikan kompres dingin (pada axila dan lipatan paha) dan anjurkan memakai pakaian yang
tipis.
Rasional:
Kompres dingin akan dapat membantu menurunkan suhu tubuh, pakaian tipis akan dapat
membantu meningkatkan penguapan panas tubuh.
7. Berikan terapi (antipiretik) sesuai dengan program dokter
Rasional:
Antipiretik yang mempunyai reseptor di hypotalamus dapat meregulasi suhu tubuh
sehinggacsuhu tubuh diupayakan mendekati suhu normal

4. Implementasi
Fokus tahap implementasi Asuhan Keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan yang
telah disusun pada tahap perencanaan. Tindakan keperawatan dibedakan berdasarkan
kewenangan dan tanggung jawab perawata secara profesional antara lain adalah intervensi
independen, dependen, dan interdependen (Setiadi, 2012).

a.

Independen
Adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah dari

dokter atau tenaga kesehatan lainnya.


Asuhan Keperawatan interdependen terdiri dari :
1) Tindakan diagnostik
Melakukan wawancara dengan klien, observasi dan pemeriksaan fisik, melakukan
pemeriksaan laboratorium sederhana, dan membaca hasil dari pemeriksaan laboratorium
2)
3)
4)
b.
c.

tersebut.
Tindakan terapeutik
Tindakan untuk mencegah mengurangi, dan mengatasi masalah klien.
Tindakan edukatif
Tindakan untuk merubah perilaku klien melalui promosi kesehatan kepada klien.
indakan merujuk
Tindakan kerjasama dengan tim kesehatan lainnya.
Interdependen
Yaitu suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya.
Dependen
Yaitu pelaksanaan rencana tindakan medis, Berdasarkan kebutuhan individu dari klien.

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tenteng kesehatan klien
dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan
melibatkan klien, keluarag dan tenaga kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk
melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil pada
tahapan perencanaan. (Setiadi, 2012).
Jenis evaluasi :
1. Evaluasi berjalan (formatif)
Evaluasi jenis ini dikerjakan dalam bentuk pengisian format catatan perkembangan dengan
berorientasi kepada masalah yang dialami oleh klien.
Format yang dipakai adalah format SOAP
S : Data subjektif

Adalah perkembangan keadaan yang didasarakan pada apa yang dirasakan, dikeluhkan, dan
dikemukakan oleh klien.
O : Data objektif
Perkembangan yang bisa diamati dan diukur oleh perawat atau tim kesehatan lain.
A : Analisis
Penilaian dari kedua jenis data subjektif maupun objektif, apakah berkembang kearah
perbaikan ayau kemunduran.

P : Perencanaan
Rencana penanganan klien yang didasarkan pada hasil analisa diatas yang berisi
menlanjutkan perencanaan sebelumnya apabila keadaan atau masala belum teratasi.
2. Evaluasi akhir (sumatif)
Evaluasi ini dikerjakan dengan cara membandingkan antara tujuan yand akan dicapai. Bila
terdapat kesenjangan diantara keduanya, mungkin semua tahap dalam proses keperawatan
perlu ditinjau kembali, agar didapat data-data, masalah atau rencana yang perlu dimodifikasi.
Format yang digunakan adalah format SOAPIER
S : Data subjektif
Adalah perkembangan keadaan yang didasarakan pada apa yang dirasakan, dikeluhkan, dan
dikemukakan oleh klien.
O : Data objektif
Perkembangan yang bisa diamati dan diukur oleh perawat atau tim kesehatan lain.
A : Analisis
Penilaian dari kedua jenis data subjektif maupun objektif, apakah berkembang kearah
perbaikan ayau kemunduran.
P : Perencanaan

Rencana penanganan klien yang didasarkan pada hasil analisa diatas yang berisi
menlanjutkan perencanaan sebelumnya apabila keadaan atau masala belum teratasi.

I : Implementasi
Tindakan yang dilakukan berdasarkan rencana.
E : Evaluasi
Yaitu penilaian tentang sejauh mana rencana tindakan dan evaluasi telah dilaksanakan dan
sejauh mana masalah klien teratasi.
R : Reassesment
Bila hasil evaluasi menunjukan masalah belum teratasi, pengkajian ulang perlu dilakukan
kembali melalui proses pengumpulan data subjektif, objektif dan proses analisanya.
Daftar Pustaka
Andra S.W & Yessie P, 2013. KMB 2 Keperawatan Medikal Bedah, Nuha Medika : Yogjakarta.
Akhsin Zulkoni, 2011. Parasitologi untuk Keperawatan, Kesehatan Masyarakat dan Teknik
Lingkungan, Nuha Medika : Yogjakarta
http://dithayantikomuna-makalahdbd.blogspot.com/2011/09/makalah-dbd.html
Kus Irianto, 2009. Parasitologi Berbagai Penyakit Yang Mempengaruhi Kesehatan Manusia,
CV.Yrama Widya : Bandung.
Kusnanto, 2004. Pengantar & Praktik Keperawatan Profesional, Penerbit Buku Kedokteran EGC :
Jakarta.
Nursalam, 2009. Dokumentasi dan Proses Keperawatan Profesional Gold, ECG : Jakarta.
Setadi, 2012. Konsep & Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan, Graha Ilmu : Yogyakarta.
Soegijanto, 2006. Penyakit tropis dan infeksi diindonesia (jilid 1), airlangga University Press ISBN :
Surabaya.
Umar Ahmadi. Demam Berdarah Dengue, www.buletinDBD.com

You might also like