Professional Documents
Culture Documents
a.
b.
Kumparan
bantu
Kumparan
Utama
iu
Kumparan
Bantu
Celah
Udara
Kumparan
utama
c.
O
Ib
I
Iu
Keterangan
Ib
Seperti yang terlihat pada gambar diatas, bahwa letak kumparan utama
dan kumparan bantu bergeser 900 listrik.
Selain itu, diusahakan agar arus pada kedua kumparan bergeser
sebesar mungkin (teoritis 900L) dengan demikian seolah- olah sepserti
dua phase. Dua arus dalam kumparan inilah yang akan menimbulkan
medan magnet berputar dan menyebabkan motort berputar sendiri (self
starting).
Pada motor phase belah, kumparan utama mempunyai tahanan murni
rendah dan reaktansi tinggi. Sebaliknya kumparan bantu mempunyai
tahanan tahanan murni tinggidan reaktansinya rendah. Tahanan murni
kumparan bantu dapat dipertinggi dengan menambah R yang
disambung seri dengannya atau menggunakan kumparan dengan
kawat yang diameternya sangat kecil. Untuk memutuskan arus pada
kumparan
bantu
dilengkapi
dengan
saklar
pemutus
yang
A. Motor kapasitor
1. Motor Starting Kapasitor
Pada motor kapasitor pergeseran phase antara Iu dan Ib
didapatkan dengan memasang sebuah kapasitor yang dipasang seri
terhadap kumparan bantunya.
Ib
Ib
Iu
CS
V
I
Iu
Gbr.2. Bagan rangkaian motor kapasitor dan diagram vektor Iu dan Ib.
Keterangan gambar : Iu = Arus pada kumparan utama (Amp)
Ib = Arus pada kumparan sekunder (Amp)
I = Arus pada motor (Amp)
V = tegangan pada motor (Volt )
B.
Ib
Ib
Cen. Sw
Cen. Sw
Sumber
Iu
CS
Start
Sumber
Iu
CS
Start
Motor induksi starting dan running kapasitor terdiri dari dua jenis
berdasarkan jumlah kapasitor yang digunakan :
1. Kapasitor yang digunakan pada rangkaian motor hanya Satu
2. Kapasitor yang digunakan pada rangkaian motor dua, dimana waktu
start kapasitor yang digunakan yang kapasitasnya tinggi sedangkan
pada waktu jalan yang digunakan adalah yang kapasitasnya rendah.
dan
biaya
pemeliharaan
seminimal
mungkin
tanpa
perhatian
secara
menyeluruh,
terutama
menyangkut
kejenuhan magnet, fluks bocor dan rugi-rugi, karena hal tersebut sangat
mempengaruhi karakteristik serta efektivitas dan efisiensi dari motor yang
akan direncanakan. Kita harus senantiasa mengacu pada standarisasi yang
telah dikeluarkan oleh International Elektro Technical Commision (IEC)
terhadap pembebanan spesifik, yaitu ;
1. Pembebanan magent spesifik (Bav) dari motor induksi adalah 0,4
0,5 Wb/m2.
2. Kerapatan fluks pada gigi stator adalah 1,3 1,7 Wb/m2.
3. Kerapatan arus pada penghantar (s) adalah 3 8 A/mm2.
4. Pembebanan listrik spesifik (ac) adalah 100 450 A.llt/cm.
5. Konstanta belitan terdistribusi (Kw) adalah 0,95.
Perencanaan motor induksi 1 phasa 2 kutub terdiri dari ;
1. Perencanaan ukuran utama.
2. Perencanaan stator.
3. Perencanaan belitan stator.
4. Perencanaan rotor.
BAB II
DESAIN STATOR
Desain stator pada suatu motor induksi dibuat dengan cara yang
sama dengan desain jangkar pada motor atau generator sejenis. Tegangan
yang dihasilkan pada putaran stator adalah
tNkpCw
E =
Dimana :
t
: putaran
Kp
: faktor kisar
Cw : konstanta kumparan
(170)
: faktor bentuk
Fd
Kd
Sinus
t =
E 60 108
nNkpCw
fd
p
2 X 60 X f
Er X 0.97 X 108
=
2.22Nfkpkd
Dimana :
Er
Keluaran konstan.
tenaga kuda
746
tnNkpCw
E=
volt, kira-kira.
60 108
Dimana :
E
tegangan induksi
Im
Eff
efesiensi
PF
faktor kerja
D2lgn
(171)
=
hp.
BgQCw eff. PF
Dimana :
D
lg
Bg
(172)
hp.
Dimana :
Do : diameter luar dari stator
Keluaran konstan yang cukup sesuai dengan desain terkini dan
untuk 60 putaran, kecepatan konstan, motor-motor squirrel-cage pada
tegangan diatas 600 volt. Untuk motor-motor 2200 volt dan motor-motor
induksi wound-rotor output konstan harus ditambah sekitar 5 persen.
Dimensi motor juga dapat ditentukan dengan menentukan terlebih dahulu
hasil D02l daripada keluaran konstan C terhadap h.p/r.p.m. Diameter dan
panjang. Dengan mengetahui hasil D02l, diameter dan anjang harus sangat
disesuaikan sehingga dapat diperoleh karakteristik pengoperasian yang
memuaskan dengan biaya murah.
,
p
D
Keluaran konstan. untuk diameter luar dari jangkar Do. Nilai r1,
perbandingan diameter luar stator terhadap diameter dalam, terdapat dalam
tabel. Panjang inti sehubungan dengan diameter luar
Do
l
Do =
inci
(0.60 sampai 2.0) n
(173)
C. hp
l
inci
Do2n
=
N
Metode
Putaran koil
biasanya dibuat dengan putaran stator 220 atau 440 volt. Hal ini dapat
dilakukan dengan menggunakan putaran 1 sirkuit dengan 440 volt dan
putaran 2sirkuit untuk 220 volt, atau, jika putaran 2 sirkuit dibutuhkan untuk
nkpCw
t = DlgBg
Fluks per kutub untuk motor infuksi polifase bisa didapatkan dari
hubungan berikut:
= C1 105
60
hp
f
Batasan untuk C1 dapat dilihat pada tabel dibawah
C1
Kutub
10
12
14
16
Maksimum
3.7
2.45
2.10
1.00
1.80
1.70
1.65
1.60
Minimum
2.5
1.95
1.70
1.55
1.45
1.40
1.33
1.30
2.22 f
lebih besar untuk motor-motor dengan jumlah slot banyak, karena akan
lebih banyak koil untuk diputar, disekat, dan ditempatkan dalam slot. Pada
umumnya, jumlah slot stator harus diseleksi untuk menghasilkan jumlah
integral slot per kutub per fase dan sebuah pitch gigi pada lingkaran celah
udara pada slot tipe terbuka dengan batas antara 0.60 sampa 1.0. Untuk
slot yang tertutup sebagian, pitch gigi bisa kurang dari 0.60 inci. Untuk slot
seperti itu, gigi biasanya mempunyai sisi-sisi pararel dan kedalaman slot
lebih kecil dibanding kedalaman slot pada jenis slot terbuka.
Arus per fase pada putaran stator,
hp. 746
I=
(175)
Ems eff PF
Dimana :
- ms : urutan fasa dalam kumparan stator
Luas bagian konduktor stator,
(176)
As
Dimana :
-
seharusnya diputar. Untuk motor kecil, kurang dari 25 tenaga kuda , slot
stator yang sebagian tertutup adalah berfungsi sebagai aturan yang
dibutuhkan karena efek pembalikan dari slot terbuka.
Pembukaan slot
biasanya kemudian menjadi 1/3 inci, dan bentuk Untuk jenis slot ini, koilnya
adalah kawat dcc random-wound atau kawat serabut Formvar atau Formex.
Jika diameter kawat yang dibutuhkan lebih besar dari 1/3 inci, dapat
digunakan kawat yang lebih kecil sebayak dua atau lebih yang dirangkaikan
paralel.
Ukuran slot stator tergantung pada jumlah konsuktor per slot, ukuran
konduktor, dan ketebalan sekat yang dibutuhkan. Sekat pada konduktor
apakah berupa kapas tebal, Formvar, atau fiber glass tebal untuk
penyekatan kelas B.
dilapisi pernis, pita kapas, sekat pernis, dan kertas untuk penyekatan kelas
A, dan mika, kain fiberglass, dan pita untuk penyekatan kelas B. Metode
untuk menentukan jarak sekat pada slot terbuka sama pada mesin-mesin
sejenis. Tabel XXVI memuat daftar jarak sekat yang dibutuhkan pada lebar
dan kedalaman slot pada putaran stator motor induksi pada tegangan yang
bermacam-macam.
Tabel XXVI
Tegangan
2b
0300
300600
600-1500
1500-3000
0.08
0.10
0.12
0.14
1.00
1.50
1.75
2.00
Kedalaman slot
Diameter celah, inci
15
15 ke
40 ke
s/d
bawah
atas
40
0.24
0.25
0.31
0.25
0.29
0.34
0.31
0.37
0.36
0.45
Lebar slot
Diameter celah, inci
15
15 ke
40
s/d
bawah
keatas
40
0.060
0.065
0.080
0.075
0.085
0.095
0.095
0.110
0.120
0.150
Untuk besarnya
raktansi leakage dan karakteristik pengoperasian yang tidak baik, slot stator
harus tidak lebih dari 6 kali lebar slot.
Untuk slot yang sebagian tertutup, sekat diletakkan di dalam slot dan
bukan di sekeliling koil, karena pembukaan slot yang sempit menyebabkan
pentingnya peletakan konduktor ke dalam slot satu persatu. Slot-slot yang
sebagian tertutup dipergunakan pada motor-motor unduksi dengan
t
wts =
Bts (l ndwd)k1Ss
Dimana :
- wts : lebar gigi stator pada permukaan celah udara
Dimensi d3 dan d4, biasanya 0.03 inci pada diameter celah yang
kecil sampai 0.06 inci pada diameter celah yang lebih besar. Perbandingan
luas tembaga yang disekat pada slot terhadap jarak jaring slot yang tersedia
untuk putaran disebut unsur jarak atau unsur isian/fill factor. Luas sekat
tembaga pad setiap slot merupakan diameter sekat konduktor kuadrat yang
menghitung jumlah konduktor per slot.
Pada kawat sekat Formvar tebal, faktor jarak tidak boleh lebih besar
dari 0.85, dan untuk besar produksi tidak lebih dari 0.70 sampai 0.75. luas
jaring slot pada slot bawah yang melingkar
Ws2 + ws3
SA =
- iw
2
Dimana ;
iw
d id +
2
iw
R2
inci kuadrat.
2
S : urutan alur
Id : arus kemagnetan
dan untuk slot bawah yang berbentuk lempeng luas slot jaring
Ws2 + ws3
SA =
- iw
( d id ) inci kuadrat.
2
Disini, iw dan id adalah sekat dan kelonggaran jarak untuk lebar dan
kedalaman slot yang masing masing diambil dari tabel XXVI.
Dari luas
tembaga per slot dan faktor spasi, luas slot yang diminta dapat ditentukan
dan lebar slot ws2 dapat dihitung langsung setelah lebar gigi ditentukan.
Ukuran slot untuk mendapatkan luas slot dapat ditentukan sebagai berikut
180
=
ws2
,
X=
So
,
2 sin
ws2
K=
- iw
2
losses pada gigi juga tinggi, dan dibutuhkan ampere-turn dalam jumlah
besar untuk mengirim fluks melalui gigi.
t
Bts1 =
(177)
wts1 (l ndwd)k1Ss
(178)
tfd
p
dys =
(179)
Bys(l ndwd) k1
(180)
BAB I I I
DESAIN ROTOR
kepadatan rendah dan celah udara yang pendek, ampere-turn celah lebih
(181)
D + 90
Dimana : : panjang dari celah udara dari tengah kutub
Diameter rotor
Dr = D -2 .
Putaran rotor. Putaran Squirrel-cage terdiri dari konduktor batangan
yang short-ciccuit pada setiap ujungnya pada ujung cincin/end-ring.
Batang-batang tersebut ada yang berbentuk bundar ataupun segiempat dan
terbuat dari tembaga, kuningan, atau aluminium. End-ring pada umumnya
terbuat dari bahan yang sama dan mungkin berbentuk sama.
Untuk
pada umumnya brazed nad welded dengan batangan. Pada motor wound-
menghubungkan bintang atau delta dan dapat pula menarik pitch atau
chorded.
udara.
Ketika
slot-slot
stator
dan
rotor
menghasilkan
rotor.
slot
As
= 0.90
Scs
Dimana :
(182)
Ar
2500
= 0.90
Scs
= 0.45
5000
kembali melaui sebuah bar pada suatu pitch kutub menuju ke kanan dan
sebagian yang lainnya melalui sebuah bar pada pitch kutub menuju ke kiri.
Nb
=
2
Arus tidak maksimum di setiap bar per kutub pada saat yang sama, akan
tetapi arus tersebut bervariasi tergantung hukum sinus; sehingga nilai
maksimum arus pada end-ring adalah
Im
Nb
Nb
=
2
Nilai efektif arus pada setiap bar, Ib = Im/2, dan arus end-ring
0.32ImNb
=
(183)
p
Area section setiap end-ring
0.32ImNb
ser =
(184)
pAer
(185)
Ar
Ar
Aer
Ser =
(185)
dimana :
- Aer : kepekaan arus pada cincin akhir
Ventilasi pada end-ring biasanya lebih baik dibandingkan dengan
ventilasi pada bar, dan kepadatan arus dapat dibuat menjadi sama dengan
atau agak lebih besar daripada kepadatan arus pada bar.
Slot-slot rotor seringkali merupakan tipe tertutup sebagian Bar dan
slot biasanya diutamakan yang berbentuk segiempat, karena reaktansi bar
pada bagian lebih rendah yang lebih besar selama waktu start, mendorong
arus menuju puncak bar, sehingga agak meningkatkan hambatan pada
putaran rotor. Slot rotor yang dalam, meningkatkan reaktansi bocor dan
menuju ke lebar gigi kecil dan kapasitas besar pada akar gigi. Jika bar
yang dalam dipergunakan untuk putaran rotor squirrel-cage, maka slot rotor
biasanya berkisar antara 4 sampai 6 kali jarak lebarnya.
Motor-motor
dengan putaran bara yang dalam disebut motor kelas B pada tes kode dari
A.I.E.E. Untuk mesin-mesin induksi dan didefinisikan sebagai torka normal,
(187)
Nb
Tidak diadakan penyekatan/pemisahan antara bar dan inti rotor.
Jarak 0.005 sampai 0.015 inci tergantung pada apakah slot miring atau
tidak, harus dipergunakan atau tidak dipergunakan antara bar dan inti.
Jumlah konduktor rotor pada suatu motor wound-rotor tergantung
tegangan antara slip ring ketika rotor tidak bergerak, ring terbuka, dan
tegangan normal diberikan pada putaran stator.
tegangan rotor diantara slip ring biasanya tidak lebih dari 400 volt. Untuk
k2E
(188)
Nkpkd
Untuk putaran rotor yang berhubungan dengan bintang, k2 = 1.73,
dan untuk putaran rotor yang berhubungan dengan delta, k2 = 1.00
Konduktor bar segiempat dipergunakan pada putaran rotor. Ketika
slot tipe segiempat yang pada dipergunakan, koil hanya terbentuk setengah
sebelum ditempatkan ke dalam slot, Bab XVI. Untuk tipe slot seperti pada
gambar 191, koil diberi sekat dan dibentuk sebelum ditempatkan ke dalam
slot.
Tebal sekat yang dibutuhkan tergantung tegangan rotor.
Sebuah
lapisan slot yang terdiri dari 0.010 inci horn fiber ditempatkan ke dalam slot,
dan sekat selanjutnya ditempatkan diatas koil. Ketebalan sekat pada koil
biasanya 0.025 inci untuk tegangan diatas 600 dan 0.035 inci untuk
tegangan diatas 2500. Sekat koil terdiri dari kain katun halus yang telah
dipernis, kapas, dan sekat pernis.
Area setiap konduktor
Ser
sr =
(189)
Nrma
- wsr
Sr
Untuk motor induksi dengan kecepatan konstan, frekuensi fluks yang
kembali ke rotor sangat kecil, slip persen mengukur frekuensi stator. Core
losses pada besi rotor akan menjadi kecil meskipun jumlahnya/kepadatan
besar. Kepadatan meaksimum pada gigi rotor pada umumnya hanya dapat
agak lebih tinggi dibanding kepadatan maksimum gigi stator, karena
ampere-turn yang diperlukan untuk mengirim fluks melalui gigi.
Kepadatan yoke rotor pada umumya sama dengan atau hanya
sedikit lebih besar dibanding kepadatan yoke stator dan dapat dihitung
seperti yang telah dijelaskan pada penjelasan yoke stator
BAB IV
KARAKTERISTIK MOTOR
(191)
Dimana :
-
didapatkannya
membuktikan
dengan
sangat
baik
apa
yang
dirumuskan oleh Dr. Arnold dan F.W. Carter. Koefisien celah udara pada
pembukaan slot stator, dengan rotor halus tanpa slot,
t1s
ks =
wts1 + (y )
(192)
Demikian pula dengan koefisien celah air untuk pembukaan slot rotor,
dengan stator halus tanpa slot,
t1r
kr =
(193)
wtr1 + (y )
t1 + (5 + ws1) -
(192a)
ws12
t1 (4.4 + 0.75ws1) -
(193a)
ws12
(194)
Metode penghitungan
kepadatan fluks pada yoke untuk stator dan rotor telah dijelaskan diatas.
Jumlah tersebut adalah nilai maksimal kepadatan fluks pada yoke. Pada
motor-motor induksi fluks tidak memasuki stator dan yoke rotor pada batas
tertentu; sehingga kepadaran yoke tidak dapat menjadi konstan terhadap
panjang path fluks. Jika kurva distribusi fluks celah udara dianggap sebagai
sebuah gelombang sinus, maka kepadatan fluks pada yoke akan beragam
(195)
2p
(196)
2p
lts
atts : ampere balik setiap inci untuk kepekaan pada gigi stator
lts
atts : ampere balik setiap inci untuk kepekaan pada gigi rotor
Panjang path fluks pada gigi-gigi tersebut sama dengan kedalaman slot.
Keseluruhan ampere-turns per kutub yang dibutuhkan untuk mengirim fluks
melalui sirkuit magnetis adalah
(197)
msNkdkp
Im
100.
I
induksi terdiri dari dua komponen: Satu, arus magnetis, dimana 90 0 tidak
sefase dengan tegangan: dua, komponen watt dari arus tak bermuatan,
yang sefase dengan tegangan. Komponen se-fase dari arus tak bermuatan
tersebut merupakan arus yang dibutuhkan oleh losses tak bermuatan. Hal
ini terdiri dari core losses, friction, dan windage losses, dan armature copper
losses dikarenakan arus yang tak bemuatan.
Core losses. Losses pada core motor-motor induksi terdiri dari
hysteresi dan eddy-current losses pada gigi-gigi dan yoke-yoke oleh karena
adanya fluks frekuensi fundamental ditambah losses tambahan.
tambahan terdiri dari losses permukaan
Losses
beberapa variasi pada pada kepadatan celah udara, getaran gigi berkurang
dikarenakan variasi-variasi pada kepadatan gigi, berkurang karena filing
slot, berkurang karena distribusi fluks yang lain dari biasanya, dan
berkurang pada ujung lempengan dan ujung bracket. Pada core stator,
frekuensi pembalikan fluks sama dengan frekuensi garis/line; pada rotor,
frekuensi pembalikan fluks sama dengan frekuensi garis yang diukur
dikarenakan oleh fluks frekuensi fundamental sama dengan loss per pon
pada kepadatan gigi stator yang menghitung/times berat besi pada gigi.
Loss per pon untuk kepadatan fluks yang beragam dan untuk beberapa
tingkat lempengan baja diketahui dari kurva pada Appendix. Kurva-kurva
tersebut didapatkan dari pengujian pada sampel-sampel oleh American
Society for Testing Material. Loss pada yoke stator karena fluks frekuensi
fundamental, dihitung dengan cara yang sama dengan cara yang dilakukan
pada gigi-gigi.
Losses tambahan yang sukar dihitung.
gigi-gigi dan losses getaran gigi dapat dihitung dengan metode yang
dikemukakan oleh T. Spooner dan I.F. Kinard.
Tooth pulsation loss
= CBg2.3 (f/p)1.55 D20.5 (ws1/)1.22 Ss (l ndwd)k1 10-8 watt.
Disini C = 1.85 untuk 26gauge/ukuran lempengan baja elektrik, 1.36
untuk dinamo 26 gauge, dan Bg adalah kepadatan celah udara pada kilolines inci meter per segi. Losses tambahan juga bisa termasuk sebuah loss
tanpa muatan pada winding squirrel-cage. Losses core keseluruhan untuk
motor induksi biasanya 1.5 sampai 2.5 kali jumlah gigi stator dan yoke yang
hilang/loses yang disebabkan oleh fluks frekuensi fundamental.
Faktor
Gabungan
antara friction and windage losses dapat ditentukan dari hasil pengujian
mesin-mesin dengan desain dan konstruksi serupa. Losses ini biasanya
sama dengan antara 3.5 persen keluaran/output koliwatt untuk motor 5-hp,
1800 r.p.m. sampai dengan motor 200 sampai 300-hp., 450 r.p.m.
Copper loss stator tak bermuatan.
sedang koil stator dihitung dengan seperti cara pada koil dinamo untuk
mesin sejenis, yang telah dijelaskan sebelumnya. Perluasan koil dan jarak
antara koil-koil pada ujung sambungan biasanya lebih kecil dibanding yang
dipakai untuk kumparan dinamo pada mesin-mesin sejenis. Tabel XXVI
menunjukkan nilai-nilai untuk stator motor induksi dan kumparan/perputaran
rotor.
p cos
P + 2b +dss + l inci
(198)
sin
wss + s
=
t1s
sin
p cos
P + 2b +dsr + l inci
(199)
wsr + s
=
t1r
ass X 106
ohm
(200)
berlaku untuk rating terendah dengan daerah bagian konduktor kecil pada
kumparan stator, dan nilai tertinggi terhadap rating yang lebih besar.
Hambatan
pada
kumparan
rotor
pada
LrNrr
ohm per fase
kdr2kpr2Nr2
asr 106
motor
wound-rotor
kd2kp2
Lr
Scs
kdr2kpr2
Ls
Scr
(201a)
Pada suhu 250C..r = 0.692 dan pada suhu 750C.. r = 0.826. losses
tembaga stator yang disebabkan oleh arus tak bermuatan adalah kurang
lebih,
Wieo = Im2mRs watt
(202)
Dimana :
- Rs : tahanan per fasa dari kumparan stator
Komponen sefase arus tak bermuatan
Wc + Wfw + Wsc0
Iw =
ampere
(203)
mE
dimana :
-
(204)
Iw
PFo =
(205)
Io
Arus pendek. Arus yang akan dipindahkan oleh motor induksi dari
kawat ketika rotor terblok, tergantung pada tegangan yang terpakai dan
Impedansi total
Memperlihatkan
ohm
106Sb
106Ser
ohm
Nb2
2xDer
+
106sb
Ibr
2
2 2
xp
10 ser
= Nb
+
10 serNb
6
0,64Dre2
ohm
6
10 serp2
(N/2) kpkdm
lb
0,64Der
=
(p/2) (Nb/p)
Nb
106
p2ser
sbNb
lb
0,64Der
+
106
sbNb
p2ser
Jika jari-jari lingkaran end-ring lebar, seperti yang ada pada motor
kecil pada umumnya, hambatan end-ring harus dipastikan benar untuk
dibawa ke perhitungan efek distribusi arus yang berbeda-beda pada ring.
P.H.Trickey, pada makalahnya Induction Motor Resistance Ring Width,
telah mengembangkan suatu kesatuan yang konstan dimana hambatan
end-ring harus dikalikan untuk mengikutsertakan pengaruh dari distribusi
arus yang berbeda-beda. Hambatan rotor ekuivalen per fase
lb
0,64Der
+
10
sbNb
Kring
2
p ser
ohm
(206)
Pada sebagian kecil kumparan pitch, arus pada kedua sisi koil pada
beberapa slot tidak sefase dan induktansinya lebih kecil daripada yang ada
pada kumparan pitch biasanya. Efek tersebut dimasukkan ke perhitungan
dengan mengalikan persamaan untuk induktansi dengan sebuah faktor
reduksi/pengurangan Membagi Nm/Ss dengan ns, konduktor seri per slot,
dan mengalikannya dengan 2f, maka reaktansi leaktage slot adalah
Xss
N 2 m. f .2.Ol g K s
10 7
Ss .
( Fsst FssB )
dimana :
-
Dalam hal ini F sst adalah faktor slot stator pada puncak slot dan
Fssb adalah faktor slot pada bagian bawah slot.
sebagian terbuka
Fsrt Fsrb (
2d 3 r
d
d 4r
d
) ( 2 r ir )
Wsr1 Wsr Wsr1
Wsr 3Wsr
dimana :
- Wsr : lebar dari alur rotor
Reaktansi bocor slot rotor
X sr
Reaktansi magnetis dari sebuah motor induksi pada ohm per fase
kira-kira sama dengan tegangan terminal per fase dibagi dengan arus
magnetis per fase sehubungan dengan ampere-turns celah udara
Reaktansi bocor belt sama dengan nol untuk motor-motor dengan
kumparan rotor squirrel-cage dan hasil integral slot per kutub
Leakage belt konstan, Kbs dan Kbr bervariasi, dan persentase pitch
kumparan masing-masing juga bervariasi. Untuk reaktansi leakage endconnection pada motor-motor induksi wound-rotor, nilai rotor digunakan dan
semua persamaan dikalikan dengan perbandingan turn efektif yang
dikuadratkan untuk diubah menjadi rumus stator.
X sc
d
N 2 mf 0,8(k d k d ) 2
[b 0,5( f ss )]
7
p
2
10
dimana :
- dss : kedalaman alur stator
Nilai b pada tabel XXVI juga dapat dipergunakan pada kumparan
rotor, dan fr dapat dihitung dengan cara seperti yang dijelaskan pada
kumparan dinamo arus searah, 59.
Reaktansi leakage end-connection pada putaran rotor squirrel-cage
N2mj
Xer =
10
Dd
cr (kpkd)2
2pb +
ohm
1,7wer + 1,2der + 1,4der
220 Volt
2 Hp (Horse Power)
2 kutub
Frekuensi (f)
50 Hertz
Efisiensi (%)
75 %
Phasa ()
Cos
0,8
0,95
ac
Dimana :
D
Bav
ac
Kw
= konstanta beban
HP.0,746
.Cos
Dimana ;
Pout
Cos
120. f
P
Dimana ;
f
= frekuensi (Hertz)
.D
2.P
Dimana ;
.D
2.P
Dimana ;
D
Dimana ;
L
nd
= jumlah ventilasi
Wd
E
4,44.Kw. f .m
Dan :
m Bav.L.Y
Kw
= konstanta belitan
= frekuensi (Hertz)
1m
Bav
Dimana ;
g
.D
Ss
Dimana ;
D
Ss
Ibs
s
Dimana ;
Ibs
Vsu
4. As
Dimana ;
As
Wss
Ss
menentukan
Panjang
konduktor
tiap
phasa,
digunakan rumus :
Lc = Lmc . 2 . Ts (cm)
Dimana ;
Lmc
Ts
m
2
(Weber )
cs
Bcs
Dimana ;
cs
Bcs
acs
Li
Dimana ;
acs
Li
Dimana ;
D
Dss
Dcs