Professional Documents
Culture Documents
Pada tahun 2007, acute kidney injury network (AKIN) membuat kriteria dalam
rangka menyempurnakan kriteria RIFLE dengan pertimbangan bahwa sedikit
peningkatan kreatinin serum
13
14
Pada anak telah digunakan klasifikasi pRIFLE. Perbedaan antara RIFLE pada
dewasa dan pRIFLE pada anak adalah nilai cut-off kreatinin serum yang lebih rendah
untuk mencapai kategori F (failure). Perbedaan lain antara RIFLE dan pRIFLE adalah
waktu pengeluaran urin yang diperlukan untuk menentukan risiko (risk); pada RIFLE
diperlukan waktu enam jam sedangkan untuk pRIFLE diperlukan waktu 8 jam. Selain
itu, waktu pengeluaran urin yang diperlukan untuk menentukan injury; pada RIFLE
diperlukan > 12 jam sedangkan untuk pRIFLE diperlukan > 16 jam. Sistem ini belum
digunakan untuk menentukan klasifikasi GGA pada neonatus karena masih diperlukan
penelitian lebih lanjut untuk mengkaji klasifikasi ini.1
15
Nekrosis tubular akut (NTA) adalah AKI yang disebabkan oleh cedera iskemia
atau nefrotoksik pada epitel tubulus ginjal, sehingga dapat terjadi kerusakan dan
kematian epitel tubulus. Sampai sekarang belum ada kriteria baku untuk pendekatan
diagnosis NTA dan pada umumnya hanya dapat ditentukan dengan biopsi. Kriteria
diagnostik yang sering dipakai adalah penurunan laju filtrasi glomerulus sebesar 50%,
serta peningkatan kadar kreatinin serum sebesar 0,5 mg/dL (40 mol/L).2
Diagnosis NTA serta evaluasi beratnya penyakit mungkin terlambat akibat
deteksi awal yang sangat bergantung pada laju filtrasi glomerulus, pemeriksaan kadar
ureum darah, dan kreatinin darah. Kerugian dari tes tersebut adalah banyaknya faktor
lain yang mempengaruhi. Kadar ureum darah dipengaruhi asupan protein dan keadaan
hiperkatabolisme, sedangkan kadar kreatinin darah dipengaruhi oleh perubahan massa
otot.2
Beberapa penelitian melaporkan Kidney Injury Molecule-1 (KIM-1)
merupakan penanda yang potensial untuk deteksi NTA karena lebih cepat dideteksi di
urin. KIM-1 adalah glikoprotein transmembran tipe 1 yang mempunyai domain
ekstraselular dan domain sitoplasmik dengan berat molekul 80-85 kDa. Beberapa hal
yang mendukung KIM-1 sebagai penanda NTA dan/atau dediferensiasi awal yaitu
KIM-1 tidak terdeteksi pada ginjal normal tetapi diekspresikan dengan kadar sangat
tinggi setelah cedera atau iskemia epitel tubulus proksimal, akan tetap ada di epitel
hingga sel sembuh dari cedera dan ektodomain KIM-1 diekskresikan di urin.
Pemeriksaan KIM-1 yang saat ini digunakan adalah dengan metode enzymelinked
immunosorbent assay (ELISA) dan lateral-flow assay.2
Modalitas diagnostik untuk membedakan ATN dengan azotemia prerenal pada
anak sangat penting. Hipovolemia akibat masalah medis umum seperti gastroenteritis
dan nutrisi yang buruk lebih sering terjadi pada anak yang lebih mudah terkena gagal
ginjal akibat hipovolemia daripada dewasa. Alat diagnostic urin, meliputi fraksi
ekskresi natrium dan urin dibanding osmolalitas plasma sering tidak dapat digunakan
secara akurat, karena pemberian diuretik atau kristaloid sebelumnya, atau ketika
pasien anuria.3,4,5
16
memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk menjadi hipertensi pada masa dewasa
dibandingkan dengan anak yang normotensi.
- Anak remaja dengan nilai tekanan darah di atas 120/80 mmHg harus dianggap suatu
prehipertensi.
- Seorang anak dengan nilai tekanan darah di atas persentil ke-95 pada saat diperiksa
di tempat praktik atau rumah sakit, tetapi menunjukkan nilai yang normal saat diukur
di luar praktik atau rumah sakit, disebut dengan white-coat hypertension. Kelompok
ini memiliki prognosis yang lebih baik dibandingkan dengan yang mengalami
hipertensi menetap untuk menderita hipertensi atau penyakit kardiovaskular di
kemudian hari.
- Hipertensi emergensi adalah hipertensi berat disertai komplikasi yang mengancam
jiwa, seperti ensefalopati (kejang, stroke, defisit fokal), payah jantung akut, edema
paru, aneurisma aorta, atau gagal ginjal akut.6
pielonefritis dan tidak pada sistitis, sehingga tata laksananya (pemeriksaan, pemberian
antibiotik, dan lama terapi) berbeda.7
Untuk kepentingan klinik dan tata laksana, ISK dapat dibagi menjadi ISK
simpleks (uncomplicated UTI) dan ISK kompleks (complicated UTI). ISK kompleks
adalah ISK yang disertai kelainan anatomik dan atau fungsional saluran kemih yang
menyebabkan stasis ataupun aliran balik (refluks) urin. Kelainan saluran kemih dapat
berupa RVU, batu saluran kemih, obstruksi, anomali saluran kemih, buli-buli
neurogenik, benda asing, dan sebagainya. ISK simpleks ialah ISK tanpa kelainan
struktural maupun fungsional saluran kemih.7
National Institute for Health and Clinical Excellence (NICE) membedakan
ISK menjadi ISK atipikal dan ISK berulang. Kriteria ISK atipikal adalah; keadaan
pasien yang sakit berat, diuresis sedikit, terdapat massa abdomen atau kandung kemih,
peningkatan kreatinin darah, septikemia, tidak memberikan respon terhadap antibiotik
dalam 48 jam, serta disebabkan oleh kuman non E. coli. ISK berulang berarti terdapat
dua kali atau lebih episode pielonefritis akut atau ISK atas, atau satu episode
pielonefritis akut atau ISK atas disertai satu atau lebih episode sistitis atau ISK bawah,
atau tiga atau lebih episode sistitis atau ISK bawah.7
DAFTAR PUSTAKA
1. Pardede SO, Puspaningtyas NW. Kriteria RIFLE pada Acute Kidney Injury. Maj
Kedokt Indon 2012; 28(2): 92-99.
19
20