Professional Documents
Culture Documents
Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan kegiatan yang dapat
menghasilkan barang / jasa ( Depkes RI, 2003)
e. Lansia tidak potensial
Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah,sehingga hidupnya bergantung
pada bantuan orang lain ( Depkes RI,2003)
3. Karakteristik Lansia
Menurut Anna Budi Keliat (1999), lansia memiliki karakteristik sebagai
berikut:
a. Berusia lebih dari 60 tahun ( sesuai dengan pasal 1 ayat (2) UU No.13
tentang kesehatan)
b. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai
sakit, dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari
kondisi adaptif hingga kondisi maladaptif.
c. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi.
B. Tinjauan Teoritis Gout
1. Pengertian
Artritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena
deposisi kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi. gout terjadi sebagai
akibat dari hyperuricemia yang berlangsung lama (asam urat serum
meningkat) disebabkn karena penumpukan purin atau ekresi asam urat yang
kurang dari ginjal.
c. Fagositosis
Kristal difagositosis olah leukosit membentuk fagolisosom dan
akhirnya membram vakuala disekeliling kristal bersatu dan membram
leukositik lisosom.
d. Kerusakan lisosom
Terjadi kerusakn lisosom, sesudah selaput protein dirusak, terjadi
ikatan hidrogen antara permukan kristal membram lisosom, peristiwa ini
menyebabkan robekan membram dan pelepasan enzim-enzim dan
oksidase radikal kedalam sitoplasma.
e. Kerusakan sel
Setelah terjadi kerusakan sel, enzim-enzim lisosom dilepaskan
kedalam cairan sinovial, yang menyebabkan kenaikan intensitas
inflamasi dan kerusakan jaringan.
4. Manifestasi Klinis
Secara klinis ditandai dengan adnya artritis,tofi dan batu ginjal. Yang
penting diketahui bahwa asm urat sendiri tidak akan mengakibatkan apa-apa.
Yang menimbulkan rasa sakit adalah terbentuk dan mengendapnya kristal
monosodium urat. Pengendapannya dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. Oleh
sebab itu, sering terbentuk tofi pada daerah-daerah telinga,siku,lutut,dorsum
pedis,dekat tendo Achilles pada metatarsofalangeal digiti 1 dan sebagainya.
Pada telinga misalnya karena permukaannya yang lebar dan tipis serta
mudah tertiup angin,kristal-kristal tersebut mudah mengendap dan menjadi
tofi. Demikian pula di dorsum pedis,kalkaneus karena sering tertekan oleh
sepatu. Tofi itu sendiri terdiri dari kristal-kristal urat yang dikelilingi oleh
benda-benda asing yang meradang termasuk sel-sel raksasa.
Serangan sering kali terjadi pada malam hari. Biasanya sehari
sebelumnya pasien tampak segar bugar tanpa keluhan. Tiba-tiba tengah
malam terbangun oleh rasa sakit yang hebat sekali.
Daerah khas yang sering mendapat serangan adalah pangkal ibu jari
sebelah dalam,disebut podagra. Bagian ini tampak membengkak, kemerahan
dan nyeri ,nyeri sekali bila sentuh. Rasa nyeri berlangsung beberapa hari
sampai satu minggu,lalu menghilang. Sedangkan tofi itu sendiri tidak
sakit,tapi dapat merusak tulang. Sendi lutut juga merupakan tempat predileksi
kedua untuk serangan ini.
menjadi
faktor
resiko
dikemudian
hari
dan
kemungkinan
3) Kortikosteroid
Untuk pasien yang tidak dapat memakai OAINS oral, jika sendi yang
terserang monoartikular, pemberian intraartikular sangat efektif,
contohnya triamsinolon 10-40 mg intraartikular.
4) Analgesic diberikan bila rasa nyeri sangat berat. Jangan diberikan
aspirin karena dalam dosis rendah akan menghambat ekskresi asam
b) KARDIOVASKULER
Gejala : Jantung cepat, tekanan darah menurun
c) INTEGRITAS EGO
Gejala: Faktor-faktor stress akut atau kronis : Misalnya finansial,
pekerjaan, ketidakmampuan, factor-faktor hubungan Keputusasaan dan
ketidak berdayaan
Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi misalnya
ketergantungan orang lain
Ketidakmampuan
untuk
menghasilkan/
mengkonsumsi
Kesulitan
dalam
menangani
tugas/pemeliharaan
rumah
INTERVENSI
Mandiri
1. Kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0 10). Catat factorfaktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal
2. Berikan matras atau kasur keras, bantal kecil. Tinggikan linen tempat
tidur sesuai kebutuhan
3. Biarkan pasien mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur atau
duduk di kursi. Tingkatkan istirahat di tempat tidur sesuai indikasi
4. Dorong untuk sering mengubah posisi. Bantu pasien untuk bergerak di
tempat tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan di bawah, hindari
gerakan yang menyentak.
5. Anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada
waktu bangun. Sediakan waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi
yang sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres, air mandi
6. Berikan masase yang lembut
Kolaborasi
7. Beri obat sebelum aktivitas atau latihan yang direncanakan sesuai
petunjuk seperti asetil salisilat (aspirin)
RASIONAL
1. Membantu dalam menentukan kebutuhan managemen nyeri dan
keefektifan program
2. Matras yang lembut/empuk, bantal yang besar akan mencegah
pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan setres pada
sendi yang sakit. Peninggian linen tempat tidur menurunkan tekanan
pada sendi yang terinflamasi / nyeri
3. Pada penyakit berat, tirah baring mungkin diperlukan untuk membatasi
nyeri atau cedera sendi.
4. Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi. Menstabilkan
sendi, mengurangi gerakan/rasa sakit pada sendi
5. Panas meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas, menurunkan rasa sakit
dan melepaskan kekakuan di pagi hari. Sensitifitas pada panas dapat
dihilangkan dan luka dermal dapat disembuhkan
6. Meningkatkan elaksasi/mengurangi tegangan otot,relaksasi, mengurangi
tegangan otot, memudahkan untuk ikut serta dalam terapi
Diagnosa 2: intoleransi aktivitas berhubungan dengan perubahan otao
Kriteria hasil: Klien mampu berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan
INTERVENSI
Mandiri
1. Perahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan.
2. Bantu bergerak dengan bantuan seminimal mungkin.
3. Dorong klien mempertahankan postur tegak, duduk tinggi, berdiri dan
berjalan.
Kolaborasi
4. Berikan lingkungan yang aman dan menganjurkan untuk menggunakan
alat bantu. Berikan obat-obatan sesuai indikasi seperti steroid
RASIONAL
1.
2.
3.
4.
Lanjut Dan