You are on page 1of 51

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab kematian dan
kesakitan yang tinggi. Darah tinggi sering diberi gelar The Silent Killer karena
hipertensi merupakan pembunuh tersembunyi yang penyebab awalnya tidak diketahui
atau tanpa gejala sama sekali, hipertensi bisa menyebabkan berbagai komplikasi
terhadap beberapa penyakit lain, bahkan penyebab timbulnya penyakit jantung, stroke
dan ginjal. Di seluruh dunia hipertensi merupakan masalah yang besar dan serius
disamping karena prevalensinya yang tinggi dan cenderung meningkat dimasa yang
akan datang karena tingkat keganasanya yang tinggi berupa kecacatan permanen dan
kematian mendadak.
Data yang dikumpulkan dari berbagai literature menunjukan jumlah penderita
hipertensi dewasa diseluruh dunia pada tahun 2000 adalah 957-987 juta orang.
Prevalensinya diduga akan semakin meningkat setiap tahunya sampai

mencapai

angka 1,56 milyar (60% dari populasi dewasa dunia) pada tahun 2025.
WHO menetapkan hipertensi sebagai faktor risiko nomor tiga penyebab
kematian didunia dan bertanggung jawab terhadap 62% timbulnya kasus stroke 49%
timbulnya serangan jantung dan tujuh juta kematian premature tiap tahunnya. Hampir
disetiap negara, hipertensi menduduki tingkat pertama sebagai penyakit yang paling
sering dijumpai (WHO, 2000). Sekitar 1 miliyar penduduk dunia menderita

hipertensi, dan mengkontribusikan lebih dari 7,1 juta kematian di dunia tiap tahunnya
(WHO, 2002).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) dari 70% penderita
hipertensi yang di ketahui hanya 25% yang mendapat pengobatan, dan hanya 12,5%
yang diobati dengan baik (adequately treated cases) diperkirakan sampai tahun 2025
tingkat terjadinya tekanan darah tinggi akan bertambah 60%, dan akan mempengaruhi
1,56 milyar penduduk di seluruh dunia.. (Depkes RI, 2007).
Menurut AHA (American Heart Assosiation) di Amerika tekanan darah tinggi
ditemukan satu dari setiap tiga orang atau 65 juta orang dan 285 atau 59 juta orang
mengidap hipertensi. Semua orang yang mengidap hipertensi hanya satu pertiganya
yang mengetahui keadaanya dan hanya 61% medikasi, dari penderita yang mendapat
medikasi hanya satu pertiga mencapai target darah yang optimal/normal.
Data dari The National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES)
menunjukan bahwa dari tahun 1999-2000, insiden hipertensi pada orang dewasa
adalah sekitar 29-31% yang berarti terdapat 58-65 juta penderita hipertensi di
Amerika dan terjadi peningkatan 15 juta dari NHANES tahun 1988-1991).
Di negara maju, pengendalian hipertensi juga belum memuaskan bahkan di
banyak Negara pengendalian tekanan darah hanya 8% karena menyangkut banyak
faktor

dari

penderita,

tenaga

kesehatan,

obat - obatan

maupun pelayanan

kesehatan. Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP (K) seperti yang juga ahli jantung
menyatakan hipertensi sebenarnya merupakan penyakit yang dapat dicegah bila
faktor risiko dapat dikendalikan. Upaya tersebut meiputi monitoring tekanan darah
secara teratur program hidup sehat tanpa asap rokok, peningkatan aktifitas
fisik/gerakan badan diet yang sehat dengan kalori seimbang melalui konsumsi tinggi
serat, rendah lemak dan rendah garam.
2

Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah, prevalensi hipertensi pada


penduduk umur 18 tahun ke atas tahun 2007 di Indonesia adalah sebesar 31,7%.
Menurut provinsi, prevalensi hipertensi tertinggi di Kalimantan Selatan (39,6%) dan
terendah di Papua Barat (20,1%). Sedangkan jika dibandingkan dengan tahun 2013
terjadi penurunan sebesar 5,9% (dari 31,7% menjadi 25,8%).
5 Provinsi dengan Prevalensi Hipertensi Tertinggi dalam Jumlah Absolut (Jiwa):

5 Provinsi dengan Prevalensi Hipertensi Terendah dalam Jumlah Absolut (Jiwa):

Prevalensi tertinggi di Provinsi Bangka Belitung (30,9%), dan Papua yang


terendah (16,8)%). Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui kuesioner
terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4 persen, yang didiagnosis tenaga kesehatan
atau sedang minum obat sebesar 9,5 persen. Jadi, ada 0,1 persen yang minum obat
sendiri.
Selanjutnya gambaran di tahun 2013 dengan menggunakan unit analisis
individu menunjukkan bahwa secara nasional 25,8% penduduk Indonesia menderita
penyakit hipertensi. Jika saat ini penduduk Indonesia sebesar 252.124.458 jiwa maka
terdapat 65.048.110 jiwa yang menderita hipertensi. Suatu kondisi yang cukup
mengejutkan. Terdapat 13 provinsi yang persentasenya melebihi angka nasional,
dengan tertinggi di Provinsi Bangka Belitung (30,9%) atau secara absolut sebanyak
30,9% x 1.380.762jiwa = 426.655 jiwa.

Berdasarkan tabel di atas prevalensi hipertensi berdasarkan jenis kelamin tahun


2007 maupun tahun 2013 prevalensi hipertensi perempuan lebih tinggi dibanding

laki-laki. Hipertensi di Indonesia terdaftar sebagai penyakit pembunuh ketiga setelah


penyakit jantung dan kanker.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian terhadap penderita hipertensi dengan judul upaya pembentukan kelompok
penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Cakung Barat, Kecamatan
Cakung, Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan masalahnya adalah :
1. Sekitar 1 miliyar penduduk dunia menderita hipertensi, dan
mengkontribusikan lebih dari 7,1 juta kematian di dunia tiap tahunnya
(WHO, 2002).
2. Di tahun 2013 dengan menggunakan unit analisis individu menunjukkan
bahwa secara nasional 25,8% penduduk Indonesia menderita penyakit
hipertensi. ( Riskesdas,2013 )
3. Hipertensi di Indonesia terdaftar sebagai penyakit pembunuh ketiga setelah
penyakit jantung dan kanker

C. Tujuan Penelitian
Meningkatkan pengetahuan berkaitan penyakit hipertensi pada para peserta
dan membentuk kelompok penderita hipertensi berjangka panjang di Puskesmas
Kelurahan Cakung Barat dengan menggunakan pendekatan kelompok sehingga
kelak dapat menyelesaikan masalah masalah yang muncul berkaitan dengan
penyakit hipertensi.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti

Melalui penelitian ini, peneliti diharapkan dapat menerapkan dan


mengembangkan ilmu pengetahuan yang sudah diperoleh.

Menambah pengalaman dan juga pengetahuan mengenai penyakit


penyakit di Puskesmas terutama berkaitan dengan penyakit hipertensi.

Untuk memenuhi salah satu tugas peneliti dalam menjalani program


internship dokter umum Indonesia.

2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan agar masyarakat mendapatkan
pengetahuan yang berguna tentang penyakit hipertensi.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi Puskesmas
Kelurahan Cakung Barat , Jakarta Timur, dalam rangka meningkatkan
pelayanan kesehatan khususnya penyakit hipertensi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II. Konsep Hipertensi


1. Pengertian
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di
dalam arteri. Istilah tekanan darah berarti tekanan pada pembuluh nadi dari
peredaran darah sistemik di dalam tubuh manusia. Tekanan darah di bedakan antara
tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik.
Hipertensi dapat di definisikan sebagai tekanan darah persisten di mana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg, pada
populasi manula hipertensi di defenisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan
tekanan diastolik 90 mmHg. (Brunner & Suddarth vol 2 : 896).
Hipertensi menurut Manjoer dkk (2001) hipertensi adalah tekanan sistolik
140 mmHg dan tekanan darah diastolic 90 mmHg atau bila pasien memakai obat
anti hipertensi. Hipertensi (HTN) adalah peningkatan tekanan darah arteial abnormal
yang langsung terus-menerus (Aplikasi Klinis Patofisiologi edisi 2:1).
Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah pada waktu jantung menguncup
(sistole). Adapun tekanan darah diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung
mengendor kembali (diastole). Dengan demikian, jelaslah bahwa tekanan darah
sistolik selalu lebih tinggi dari pada tekanan darah diastolik.tekanan darah manusia
selalu berayun-ayun antara tinggi dan rendah sesuai dengan detak jantung.
7

Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala,di mana


tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko
terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan di dapat dua angka. Angka yang lebih
tinggi di peroleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah
akan di peroleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah di tulis
sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik,misalnya 120/80 mmHg, di
baca seratus dua puluh per delapan puluh.
Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau
lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik dalam
kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut. Sejalan dengan
bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah, tekanan
sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat
sampao usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan bahkan menurun
drastis.
Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak diobati
akan menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan. Hipertensi ini jarang terjadi,
hanya 1 dari setiap 200 penderita hipertensi. Tekanan darah dalam kehidupan
seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki
tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada orang dewasa. Tekanan darah juga
diperngaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan

aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga
berbeda; paling tinggi di waktu pagi ahri dan paling rendah pada saat tidur malam
hari.
Menurut

The Seventh

Report

of The Joint National

Committee on

Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC7)


klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal,
prahipertensi, hipertensi derajat 1 dan derajat 2 seperti yang terlihat pada tabel 1
dibawah (Gray, et al. 2005).
Tabel 2.1.Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC 7
Klasifikasi Tekanan

Tekanan Darah Sistolik

Tekanan Darah

Darah

(mmHg)

Diastolik (mmHg)

Normal

< 120

< 80

Prahipertensi

120-139

80-89

Hipertensi derajat 1

140-159

90-99

Hipertensi derajat 2

> 160

> 100

The Joint National Community on Preventation, Detection evaluation


and treatment of High Blood Preassure dari Amerika Serikat dan badan dunia
WHO dengan International

Society

of Hipertention membuat definisi

hipertensi yaitu apabila tekanan darah seseorang

tekanan sistoliknya 140

mmHg atau lebih atau tekanan diastoliknya 90 mmHg atau lebih atau
sedang

memakai

obat

anti hipertensi. Pada anak-anak, definisi hipertensi

yaitu apabila tekanan darah lebih dari 95 persentil dilihat dari umur, jenis

kelamin, dan tinggi badan yang diukur sekurang-kurangnya tiga kali pada
pengukuran yang terpisah (Bakri, 2008).

2. Penyebab Penyakit Hipertensi


Berhubung lebih dari 90% penderita hipertensi digolongkan atau disebabkan
oleh hipertensi primer, maka secara umum yang disebut hipertensi primer. Meskipun
hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian
telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan hipertensi. Faktor-faktor
tersebut antara lain faktor keturunan, ciri perseorangan dan kebiasaan hidup.
a. Faktor Keturunan
Dari data statistik terbukti seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar
untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.
b. Ciri Perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur, jenis
kelamin dan umur yang bertambah akan menyebabkan terjadinya kenaikan
tekanan darah. Tekanan darah pria umumnya lebih tinggi dibandingkan wanita.
Juga statistik di Amerika menunjukkan prevalensi hipertensi pada orang kulit
hitam hampir dua kali lebih banyak dibandingkan dengan orang kulit putih.
c. Kebiasaan Hidup
Kebiasaan hirup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah
konsumsi garam yang tinggi, kegemukan (makan berlebihan) stres dan pengaruh lain.

10

1) Konsumsi garam yang tinggi


Dari data statistik ternyata dapat diketahui bahwa hipertensi jarang diderita oleh
suku bangsa atau penduduk dengan konsumsi garam yang rendah. Dunia
kedokteran juga telah membuktikan bahwa pembatasan konsumsi garam dapat
menurunkan tekanan darah dan pengeluaran garam (natrium) oleh obat diuretik
(pelancar kencing) akan menurunkan tekanan darah.
2) Kegemukan atau makan berlebihan
Obesitas didefinisikan sebagai kelebihan berat badan sebesar 20% atau lebih dari
berat badan ideal obesitas adalah penumpukan jaringan lemak tubuh yang
berlebihan dengan perhitungan IMT 27,0. Pada orang yang menderita obesitas
ini organ-organ tubuhnya dipaksa untuk bekerja lebih berat oleh sebab itu lebih
cepat merasa gerah dan kelelahan akibat dari obesitas para penderita cenderung
menderita penyakit kardiovaskuler, hipertensi dan diabetes mellitus.
3) Stres atau ketegangan jiwa
Hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktifitas saraf simpatis
peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten (tidak
menentu) stress yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah
menetap tinggi.
Stress atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, rasa marah, dendam rasa
takut) dapat merangsang belajar anak ginjal melepaskan hormone adrenalin dan
memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah

11

akan meningkat, jika stress berlangsung cukup lama, tubuh akan berusaha
mengadakan penyesuaian sehingga timbul kelainan organis atau perubahan
patologis, gejala yang muncul dapat berupa hipertensi atau penyakit maag.
(Anjali, Arora, 2008).
4) Pengaruh lain
Pengaruh lain yang dapat menyebabkan naiknya tekanan darah yaitu.
a) Merokok
Nikotin penyebab ketagihan merokok akan merangsang jantung, saraf, otak
dan bagian tubuh lainnya bekerja tidak normal. Nikotin juga merangsang
pelepasan adrenalin sehingga meningkatkan tekanan darah, denyut nadi dan
tekanan kontraksi otot jantung selain itu meningkatkan kebutuhan oksigen
jantung dan dapat menyebabkan gangguan irama jantung (aritmia) serta
berbagai kerusakan lainnya. (Anjali Arora, 2008)
b) Minuman beralkohol
c) Olahraga
Olahraga yang bersifat kompetensi dan meningkatkan kekuatan dapat
memacu emosi sehingga dapat mempercepat peningkatan tekanan darah
seperti tinju, panjat tebing dan angkat besi. (Kuswandi, 2004).
Bentuk latihan yang paling tepat untuk penderita hipertensi adalah jalan kaki,
bersepeda, senam, berenang dan aerobic, olahraga yang bersifat kompetisi dan

12

meningkatkan kekuatan tidak dibolehkan bagi penderita hipertensi karena


akan memacu emosi sehingga akan mempercepat peningkatan tekanan darah.
d) Minum obat-obatan, misal ephedrin, prednison, epinefrin. (Lany Gunawan,
2001)

3. Gejala Penyakit Hipertensi


Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala,
meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang
dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan
kelelahan yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi maupun pada
seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Hipertensi diduga dapat berkembang menjadi masalah kesehatan yang lebih
serius dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Sering kali hipertensi disebut
sebagai silent killer karena dua hal yaitu:
a. Hipertensi sulit disadari seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala khusus,
gejala ringan seperti pusing, gelisah, mimisan dan sakit kepala biasanya jarang
berhubungan langsung dengan hipertensi, hipertensi dapat diketahui dengan
mengukur secara teratur.

13

b.

Hipertensi apabila tidak ditangani dengan baik, akan mempunyai risiko besar
untuk meninggal karena komplikasi kardiovaskular seperti stroke, serangan
jantung, gagal jantung dan gagal ginjal.
Jika timbul hipertensinya berat atau menahun dan tidak terobati, bisa timbul
gejala berikut:
1. Sakit kepala
2. Kelelahan
3. Jantung berdebar-debar
4. Mual
5. Muntah
6. Sesak nafas
7. Gelisah
8. Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
mata, jantung dan ginjal.
9. Telinga berdenging
10. Sering buang air kecil terutama di malam hari.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan
bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut
ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera. (Trisha Macnair,
2007).

14

4. Patosifisiologi
ACE (Angiotensin Converting Enzyme), memegang peran fisiologi penting
dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi
di hati selanjutnya oleh hormone, rennin akan diubah menjadi angiotensin 1, oleh
ACE yang terdapat di paru-paru angiotensin 1 diubah menjadi angiotensin II (peranan
kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.
a. Meningkatkan sekresi hormone antidiuretik (ADH) dan rasa haus, ADH
diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitasi) dan bekerja pada ginjal untuk
mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH sangat
sedikit urin yang dieksresikan keluar tubuh sehingga menjadi pekat dan tinggi
osmolalitasnya untuk mengencerkanya volume cairan ekstraseluler akan
ditingkatkan dengan cara menarik cairan di bagian intra seluler akibatnya volume
darah meningkat yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.
b. Menstimulasi sekrsi aldosteron dari korteks adrenal, aldosteron merupakan
hormone steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal untuk mengatur
volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi eksresi NaCl dengan
cara mengabsorbsinya dari tubulus ginjal. Naiknya kosentrasi NaCl akan
diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstra seluler yang
pada giliranya akan meningkatkan volume dan tekanan darah. (Astawan, 2005).

5. Penatalaksaan
15

Bagi penderita tekanan darah tinggi penting mengenal hipertensi dengan


membuat gaya hidup positif. Jika anda baru saja menemukan tekanan darah anda
tinggi atau tidak normal, tidak perlu khawatir ada 7 langkah untuk mengatasinya
antara lain:
a. Mengatasi Risiko
Tanyakan pada diri sendiri pertanyaan berikut: apakah anda memiliki sejarah
keluarga penderita hipertensi? Apakah anda memiliki berat badan berlebihan?
Apakah anda makan makanan berkadar garam tinggi? Apakah anda cukup
olahraga atau apakah anda merokok? Jika jawaban anda ya pada salah satu
pertanyaan diatas anda berisiko memiliki tekanan darah tinggi.
b. Mengontrol pola makan
Apabila anda ingin terhindar dari risiko hipertensi jauhi makanan berlemak dan
mengandung garam.
c. Tingkat konsumsi potassium (K) dan magnesium (mg)
Pola makan yang rendah potassium dan magnesium menjadi salah satu faktor
pemicu tekanan darah tinggi, buah-buahan dan sayur segar adalah sumber terbaik
bagi kedua nutrisi tersebut.
d. Makan makanan jenis padi-padian

16

Dalam sebuah penelitian yang dimuat dalam American Journal Clinical Nutrition
ditemukan pria yang makan sedikitnya satu porsi perhari sereal dari jenis padipadian kecil kemungkinan terkena penyakit hingga 20%.
e. Tingkat aktifitas
Orang dengan gaya hidup yang tidak aktif akan lebih rentan terhadap tekanan
darah tinggi. Melakukan olahraga secara teratur tidak hanya menjaga bentuk
tubuh dan berat badan, tetapi juga dapat menurunkan tekanan darah. Jika anda
menyandang tekanan darah tinggi, latihan aerobic sedang selama 30 menit sehari
selama beberapa hari setiap minggu dapat menurunkan tekanan darah. Jenis
latihan yang dapat mengontrol tekanan darah adalah : berjalan kaki, bersepeda,
berenang, aerobic. (Trisna Macnair, 2007).
Tidak diragukan meningkatkan aktifitas dapat menurunkan risiko tekanan darah
tinggi, anda tidak perlu berolahraga seperti seorang atlet hanya 30 menit sampai
45 menit 5 hari dalam seminggu cukup untuk menurunkan hipertensi.
f. Sertakan bantuan dari kelompok pendukung
Sertakan keluarga dari teman menjadi kelompok pendukungn pada pola hidup
sehat dukungan dan partisipasi orang lain membuatnya lebih mudah dan lebih
asyik dalam menjalankan dietnya. Bagi setiap orang dukungan keluarga berhasil
dalam membuat perubahan gaya hidup untuk mencegah tekanan darah tinggi.
g. Berhenti merokok

17

Jika anda tidak merokok itu baik bagi anda, jika anda merokok berhenti sekarang
juga. Walaupun merokok tidak ada kaitanya dengan timbulnya hipertensi.
Merokok dapat menimbulkan risiko komplikasi lainnya seperti penyakit jantung
dan stroke.
h. Latihan relaksasi atau meditasi
Relaksasi berguna untuk mengurangi stress atau ketegangan jiwa, relaksasi
dilaksanakan dengan mengencangkan dan mengendorkan otot tubuh sambil
membayangkan sesuatu yang damai, indah dan menyenangkan dilakukan dengan
mendengarkan musik atau bernyanyi. (www.google.com, 2008)
6. Pengobatan pada tekanan darah tinggi (Hipertensi)
Pengobatan pada penyakit tekanan darah tinggi harus memperhatikan terlebih
dahulu faktor penyebabnya oleh karena itu dianjurkan untuk memeriksakan
kesehatanya kepada dokter yang sama agar dokter dapat mengikuti riwayat penyakit
pasien dengan demikian dokter akan memiliki obat yang tepat.
a.

Pengobatan pada golongan khusus


1) Hipertensi pada golongan khusus
Obat anti hipertensi diberikan pada ibu hamil bila tekanan diastolenya 90
mmHg pada trimester pertama dan 100 mmHg para trimester ketiga.
2) Hipertensi pada dislipidemia

18

Obat yang biasa digunakan untuk mengatasi keadaan tersebut adalah


gemfibrozil ini dapat menurunkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL
trigliserida dan meningkatkan kadar kolesterol HDL secara nyata.
3) Hipertensi pada pembuluh darah otak
Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh
darah, apabila yang pecah adalah pembuluh darah otak keadaan ini dikenal
dengan stroke.
4) Hipertensi pada penyakit jantung
Pemberian obat pada hipertensi dengan kelalian jantung harus disesuaikan
dengan jenis gangguan pada jantung dan derajat hipertensinya. Pemeriksaan
fungsi jantung perlu dilakukan untuk menentukan pengobatanya.
5) Hipertensi pada gagal ginjal
Pengobatan pada gagal ginjal dibedakan menjadi dua bagian besar yakni
pengobatan pada refrosklerosis benigna dan nefrosklerosis maligna,
pengobatan pada nefrosisklerosis benigna dilakukan secepatnya hingga
mendekati normal penurunan tekanan darah yang cepat akan mengurangi
kerusakan akibat nekrosis arteroti sehingga dalam jangka panjang diharapkan
terjadi perbaikan fungsi ginjal.
b. Perubahan gaya hidup

19

Gaya hidup yang baik untuk menghindari terjangkitnya penyakit hipertensi dan
berbagai penyakit degeneratif lainnya adalah:
1) Mengurangi konsumsi garam dan lemak jenuh
2) Melakukan olahraga secara teratur dan dinamik (tidak mengeluarkan tenaga
terlalu banyak seperti berenang, jogging (jalan kaki cepat), naik sepeda)
3) Meningkatkan porsi buah-buahan dan sayuran segar dalam pola makan
4) Mengkonsumsi kalium dalam jumlah tinggi seperti semangka, avokad, kismis,
pisang, tomat, kentang dan biji bunga matahari dapat membantu menjaga
tekanan darah agar tetap normal.
5) Menjauhkan dan menghindarkan stress dengan pendalaman agama sebagai
salah satu upayanya.
c. Pengaturan Makanan
Upaya penanggulangan hipertensi melalui pengaturan makanan pada dasarnya
dnegan mengurangi konsumsi lemak dan diet rendah garam dan diet rendah
kalori. Jumlah kalori yang diberikan pada diet rendah kalori disesuaikan dengan
berat badan.
Pilihan obat dalam mengatasi hipertensi diantaranya:
1) Hipertensi tanpa komplikasi diuretic, beta bloken
2) Indikasi tertentu enhibitor ACE, penghmabat reseptor angiotensin II, Alfa
bloker, alfa-beta bloker, antagonisca, diuretic.

20

3) Indikasi yang disesuaikan: diabetes mellitus tipe I dengan protein nuria


inhibitor ACE, gagal jantung ibhibitor ACE diuretic, hipertensi sistolik
terisolasi, infark miokard beta bloker (non ISA) inihibitor ACE (dengan
disfungsi sistolik). (Mansjoer dkk, 2001).
Bila tekanan darah tidak dapat diturunkan dalam satu bulan, dosis obat dapat
disesuaikan sampai dosis maksimal atau menambahkan obat golongan lain atau
mengganti obat pertama dengan obat golongan lain. Sasaran penurunan tekanan darah
adalah kurang dari 140/90 dengan efek samping minimal penurunan dosis obat dapat
dilakukan pada golongan hipertensi ringan yang sudah terkontrol dengan baik selama
satu tahun.
1. Diuretik
Diuretic adalah obat yang memperbanyak kencing, mempertinggi pengeluaran
garam (NaCl) dengan turunya kadar Na+ makan tekanan darah akan turun dan efek
hipotensifnya kurang kuat.
Obat yang sering digunakan adalah obat yang daya kerjanya panjang sehingga
dapat digunakan dosis tunggal, diutamakan diuretic yang hemat kalium seperti
spironolacton, HCT, Furosemide.
2. Alfa-Bloker
Alfa blocker adalah obat yang dapat memblokir reseptor alfa dan menyebabkan
vasodilatasi perifer serta turunya tekanan darah karena efek hipotensinya ringan

21

sedangkan efek sampingnya agak kuat misalnya hipotensi ostotatik dan


tachikardia maka jarang digunakan. Seperti prognosin dan terazosin.
3. Beta-Blocker
Mekanisme kerja obat beta-blocker belum diketahui dengan pasti diduga kerjanya
berdasarkan beta blocker pada jantung sehingga mengurangi daya dan frekuensi
kontrasi jantung. Dengan demikian tekanan darah akan menurun dan daya
hipotensinya baik. Seperti : propanolol, bisoprolol, dan antenolol.
4. Obat yang bekerja sentral
Obat yang bekerja sentral dapat mengurangi pelepasan non adrenalin sehingga
menurunkan aktifitas saraf adretergik perifer dan turunya tekanan darah,
penggunaan obat ini perlu memperhatikan efek hipotensi ostatik seperti reserpine,
clonidine dan metildopa
5. Vasodilator
Obat vasodilator dapat langsung mengembangkan dinding arteriola sehingga daya
tahan pembuluh perifer berkurang dan tekanan darah menurun seperti hidralazine
dan tecrazine.
6. Antagonis Kalsium
Mekanisme obat antagonis kalisum adalah menghambat pemasukan ion kalsium
ke dalam sel otot polos pembuluh dengan efek vasidilatasi dari turunya tekanan
darah seperti : nipedipin,amlodipine, dan verapamil.
7.

Penghambat ACE
22

Obat penghambat ACE ini menurunkan tekanan darah dengan cara menghambat
angiotensin converting enzyme yang berdaya vasodilatori kuat seperti captopril,
lisinopril. (Lany Gunawan, 2001).

Tabel 2.3
Beberapa obat antihipertensi yang sering dipakai
No
1

Jenis obat
Diuretik
HCT
Chlorbalidone
Indopamide
Spironolactone
Bekerja netral
Clonidene
Gufacine
Methidopa
Penyakit alfa-1
Prozoin
Doxazosin
Terazosin
Penyakit beta
Metoprolol
Atenolol
Propanolol
Acebutolol
Vasodilator

Dosis sehari (mg)


Min
Maks

Frekuensi
pemakaian sehari

12,5-25
12,5-25
2,5
2,5

50
50
5
10

1x
1x
1x
1x

0,1
1
250

1,2
3
2000

2x
1x
2x

1-2
1-2
1-2

20
15
20

2x
1x
1x

50
25
40
200

200
150
320
1200

1x
1x
1x
1x

23

Hydralazine
Ecarazine HCL
Penghambat ACE
Captopril
Lisinopril
Enalapril

50
30

300
120

2x
2x

25-50
5
2,5-5

300
40
40

1-3x
1x
1-2x

d. Pencegahan Hipertensi dengan cara tradisional


Banyak ramuan tradisional yang dapat dipercaya untuk menurunkan tekanan
darah, beberapa ramuan sudah diteliti secara laboratories contoh yang berkhasiat
menurunkan tekanan darah: cincau hijau, daun dan buah alpukat, mengkudu
masak (pace), mentimun, daun seledri, daun selada dan bawang putih.
Tabel 2.4
Efek Samping obat anti hipertensi
Golongan obat
Thiazide/diuretic menyerupai thiaziae
misalnya aprinox

Alfa blocker
(misalnya cardura)
Beta-blocker
(misalnya cardicor)

Efek samping
- Kadar kalium dalam darah rendah
(dideteksi dengan pemeriksaan darah)
- Toleransi glukosa terganggu (kadar
glukosa darah diatas normal) terutama
jika dikombinasi dengan beta blocker
(dideteksi pemeriksaan darah)
- Peningkatan kadar kolesterol LDL,
trigliserida dan asam urat (cek darah
dan urine).
- Disfungsi ereksi (impotensi pada pria)
- Gout (radang pada persendian akibat
peningkatan kadar gula)
- Inkontinensia
- Rasa melayang pada saat berdiri
- Kadar glukosa tidak terkontrol
- Latargi (lesu)
- Gangguan memori dan kosentrasi
24

Inhibitor ACE
(misalnya capoten)

Blocker kenal kalsium golongan nondihydropyridine misalnya ticdiem

- Gejala penyakit arteri perifer


memburuk, sirkulasi yang buruk pada
tungkai.
- Batuk
- Fungsi ginjal memburuk
- Hipotensi (akut, penurunan tekanan
darah tiba-tiba)
- Ruam
- Edema perifer (akumulasi cairan dan
pembengkakan di mata kaki)
- Pembesaran gusi dan konstipasi

7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai tropi
bertujuan menentukan adanya kerusakan jaringan dan faktor risiko lain atau mencari
penyebab hipertensi, biasanya diperiksa urinalisa, darah perifer lengkap, kimia darah,
(kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa, kolesterol total, kolesterol HDL, dan
EKG. (Arif Mansjoer dkk, 2001).
8. Diagnosis
Diagnosis hipertensi tidak dapat ditegakan dalam satu kali pengukuran hanya
dapat ditetapkan setelah dua kali atau lebih pengukuran pada kunjungan yang
berbeda, kecuali terdapat kenaikan yang tinggi atau gejala-gejala klinis pengukuran
tekanan darah dilakukan dalam keadaan pasien duduk bersandar setelah beristirahat
selama 5 menit dengan ukurang pengukuran lengan yang sesuai (menutupi 80%
lengan) tensimeter dengan air raksa masih tetap dianggap alat pengukuran yang
terbaik.

25

Anamnesis dilakukan meliputi tingkat hipertensi dan lama menderitanya,


riwayat dan gejala penyakit, penyakit yang berkaitan seperti penyakit jantung
koroner, gagal jantung, penyakit serebrovaskuler. Apakah terdapat riwayat penyakit
dalam keluarga, gejala-gejala yang berkaitan dengan penyebab hipertensi, perubahan
aktifitas/kebiasaan (merokok), konsumsi makanan, riwayat obat-obat bebas, hasil dan
efek samping terapi antihipertensi sebelumnya bila ada dan faktor psikososial
lingkungan (keluarga, pekerjaan dll).
Dalam pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran tekanan darah dua kali atau
lebih dengan jarak 2 menit, kemudian diperiksa ulang pada lengan kontralateral dikaji
perbandingan berat badan dan tinggi pasien, kemudian dilakukan pemeriksaan
funduskopi untuk mengetahui adanya retio hipertensif, pemeriksaan leher untuk
mencari bising carotid, pembesaran vena, atau kelenjara tiroid. (Arif Mansjoer dkk,
2001).
9. Komplikasi
Pemakaian obat dalam jangka panjang bisa menyebabkan berbagai komplikasi
seperti terganggunya fungsi atau terjadi kerusakan organ otak, ginjal, jantung dan
mata. Kerusakan pada otak terjadi pembesaran otot jantung bagian kiri yang berakhir
pada kegagalan jantung. Kejadian ini biasanya ditandai dengan bengkak pada kaki,
kelopak mata, kelelahan dan sesak nafas.
Kerusakan pada ginjal akibat hipertensi bisa menurunkan ginjal sebagai
penyaring racun dalam tubuh sekaligus sebagai produsen hormone yang dibutuhkan

26

tubuh, penderita yang mengalami komplikasi ginjal harus cuci darah setiap minggu
dengan biaya yang mahal sementara itu gangguan pada mata sering tidak disadari
sebagai akibat tekanan darah tinggi, kerusakan pada mata buta menyebabkan
kebutaan atau gangguan penglihatan.
Kerusakan pada otak ditandai dengan nyeri kepala hebat, berubahnya
kesadaran kejang dengan deficit neurology fokal ozotermia, mual dan muntah.
Ensefalopati dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna, tekanan yang tinggi pada
kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan
kedalam ruang intertisium diseluruh susunan saraf pusat. (Corwin, 2000)

BAB III
METODE PENELITIAN

III.1 Jenis Mini Project


Mini project ini dilakukan dengan metode penyuluhan langsung dengan pendekatan
kelompok. Mini project ini ditujukan kepada penderita hipertensi yang berobat ke
Puskesmas Kelurahan Cakung Barat.
III.2 Waktu dan Tempat Mini Project
Mini project ini dilaksanakan pada tanggal 29 April 2015 dan 28 Mei 2015 di kantor
kelurahan Cakung Barat.

27

III.3 Populasi Mini Project


Populasi mini project adalah penderita penyakit hipertensi yang berobat di Puskesmas
Kelurahan Cakung Barat Kecamatan Cakung, Jakarta Timur yaitu sebanyak 30 orang.
III.4 Media
Media yang digunakan dalam kegiatan ini adalah power point

BAB IV
HASIL PENELITIAN

IV.1. Profil Komunitas Umum


Kelurahan Cakung Barat menurut Hasil Sensus Penduduk tahun 2010
memiliki kepadatan penduduk sebesar 11555.44 jiwa per km 2 yang merupakan
kelurahan dengan wilayah yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi urutan
keempat setelah Kelurahan Penggilingan (22557.03 jiwa per km 2), Jatinegara
(15624.10 jiwa per km2) dan Pulogebang (14665.17 jiwa per km2).

28

IV.2 Data Geografis


Puskesmas Kelurahan Cakung Barat terletak di jalan Tipar RT 001/RW 007,
Luas wilayah kelurahan Cakung Barat + 612 Ha, dan terdiri dari 10 RW dan 100
RT. Adapun yang mempunyai batas-batas :

Sebelah Utara

: Kel. Sukapura Jakut

Sebelah Selatan

: Kel. Panggilingan

Sebelah Barat

: Kel. Rawaterate

Sebelah Timur

: Kel. Cakung Timur

Gambar 1. Peta Kelurahan Cakung Barat


IV.3 Data Demografik

29

IV.4 Sumber Daya Kesehatan yang Ada


Dibawah ini adalah sumber daya kesehatan yang dimiliki puskesmas kelurahan
Cakung Barat :

30

IV.5 Sarana Pelayanan Kesehatan yang Ada


Dibawah ini adalah fasilitas kesehatan yang ada di puskesmas kelurahan Cakung
barat, yaitu :

IV.6 Data Kesehatan Masyarakat


Berdasarkan laporan bulanan Desember 2014, penyakit hipertensi termasuk
dalam 10 penyakit terbanyak yang diderita pasien di puskesmas kelurahan Cakung

31

Barat Cakung, Jakarta Timur, yakni sebanyak 2.523 orang.


Dibawah ini merupakan proporsi 10 penyakit terbanyak di puskesmas kelurahan
Cakung Barat, Cakung, Jakarta Timur tahun 2014 :

IV.6.1 Data Intervensi Mini Project


Intervensi berupa penyuluhan langsung dengan pendekatan kelompok pada
tanggal 29 April 2015 pukul 13.00 15.00 dan 28 Mei 2015 dimulai pukul 09.00
12.30. Acara ini dihadiri 30 penderita hipertensi yang berobat di puskesmas kelurahan
Cakung Barat, Jakarta Timur. Pada hari Rabu, 29 April 2015 dilakukan kegiatan
berikut :

Disebarkan lembaran pre-test untuk mengetahui tingkat pengetahuan


mengenai penyakit hipertensi kepada 30 penderita hipertensi yang hadir

32

Disebarkan lembaran post-test untuk mengetahui apakah intervensi yang


dilakukan berhasil atau tidak
Tabel I.1 Kriteria Nilai Rata-Rata
Kategori Nilai

Rata-rata

Kurang
Cukup

50
51 69

Baik

70

Tabel I.2 Data Jumlah Peserta yang Menjawab Benar Mengenai Pengetahuan
Hipertensi Sebelum Dilakukan Intervensi

No.
Pengetahuan
1. Yang mengetahui tentang tekanan darah

Sebelum Intervensi
N
%
22

73

2.

normal
Yang mengetahui

pengertian

19

63

3.

hipertensi
Yang mengetahui tentang tekanan darah

19

63

4.

untuk seseorang dikatakan hipertensi


Yang mengetahui tentang faktor risiko

11

36,6

5.

hipertensi
Yang mengetahui tentang makanan yang

25

83

6.
7.

perlu dihindari jika memiliki hipertensi


Yang mengetahui tentang gejala hipertensi
Yang mengetahui tentang komplikasi

23
11

76
36,6

8.

hipertensi
Yang mengetahui tentang pencegahan

13

43,3

9.

hipertensi
Yang mengetahui tentang pemeriksaan

23

76

10.

hipertensi
Yang mengetahui tentang pola hidup sehat

24

80

tentang

berkaitan dengan hipertensi


33

Dari data pretest yang dilakukan pada 30 penderita hipertensi didapatkan


pengetahuan yang kurang berkaitan dengan factor risiko hipertensi, komplikasi
hipertensi dan pencegahan hipertensi.
Tabel I.3 Peningkatan Pengetahuan Mengenai Hipertensi Dilihat Dari Jawaban
Benar Tiap Soal Sebelum dan Sesudah dilakukan Intervensi

No

Pengetahuan
N

1
2

Yang mengetahui tentang


tekanan darah normal
Yang mengetahui tentang
pengertian hipertensi
Yang mengetahui tentang
tekanan darah untuk
seseorang dikatakan

Sebelum

Setelah

Kenaika

Intervensi
%

Intervensi
N
%

n
%

22

73

26

86

13

19

63

23

76

13

19

63

24

80

17

11

36,6

23

76

39,4

25

83

29

96

13

23

76

25

83

11

36,6

21

70

33,4

hipertensi
Yang mengetahui
4

tentang faktor risiko


hipertensi
Yang mengetahui tentang

makanan yang perlu


dihindari jika memiliki
hipertensi

Yang mengetahui tentang


gejala hipertensi
Yang mengetahui

tentang komplikasi
hipertensi

34

Yang mengetahui
8

tentang pencegahan

13

43,3

20

66,6

23,3

23

76

27

90

14

24

80

28

93

13

hipertensi
9

Yang mengetahui tentang


pemeriksaan hipertensi
Yang mengetahui tentang

10

pola hidup sehat


berkaitan dengan
hipertensi

Setelah dilakukan penyuluhan langsung tentang hipertensi dengan pendekatan


kelompok, ternyata terdapat peningkatan presentase yang signifikan pada hal hal
yang berkaitan dengan penyakit hipertensi dimana sebelumnya termasuk dalam
kategori kurang.

BAB V
PEMBAHASAN

Dari 30 penderita hipertensi yang berobat di puskesmas Kelurahan Cakung


Barat, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur dilakukan intervensi berupa penyuluhan
langsung dengan pendekatan kelompok pada hari Rabu, 29 April 2015. Setelah
perhitungan pretest dan posttest, ternyata terdapat peningkatan presentasi yang
signifikan yakni :
Sebelum dilakukan penyuluhan Hipertensi khususnya mengenai Faktor
Resiko Hipertensi, hasil pre test nya dalam persentase adalah 36,6%, sedangkan
35

setelah diberikan penyuluhan, nilai posttestnya dalam persentase adalah 76%. Hal ini
berarti telah terjadi peningkatan pengetahuan responden sebesar 39,4%. Hal ini
menandakan penyuluhan dapat dikatakan

berhasil menambah pengetahuan

responden mengenai Faktor Resiko Hipertensi.


Sebelum dilakukan penyuluhan Hipertensi khususnya mengenai Komplikasi
Hipertensi, hasil pre test nya dalam persentase adalah 36,6%, sedangkan setelah
diberikan penyuluhan, nilai posttestnya dalam persentase adalah 70%. Hal ini berarti
telah terjadi peningkatan pengetahuan responden sebesar 33,4%. Hal ini menandakan
penyuluhan dapat dikatakan berhasil menambah pengetahuan responden mengenai
Komplikasi Hipertensi.
Sebelum dilakukan penyuluhan Hipertensi khususnya mengenai Pencegahan
Hipertensi, hasil pre test nya dalam persentase adalah 43,3%, sedangkan setelah
diberikan penyuluhan, nilai posttestnya dalam persentase adalah 66,6%. Hal ini
berarti telah terjadi peningkatan pengetahuan responden sebesar 23,3%. Hal ini
menandakan penyuluhan dapat dikatakan berhasil menambah pengetahuan responden
mengenai Pencegahan Hipertensi.
Pelaksanaan kegiatan mini project dilaksanakan selama 2 hari yakni tanggal
29 April 2015 dan 28 Mei 2015. Kegiatan yang yang dilakukan berupa pertemuan
para penderita hipertensi yang berobat ke puskesmas kelurahan Cakung Barat,
disertai penyuluhan berkaitan penyakit hipertensi serta diskusi tanya jawab mengenai
permasalahan yang berkaitan dengan penyakit tersebut. Selain itu juga diberikan
kuesioner pretest dan posttest pada pertemuan pertama kelompok penderita
hipertensi.
Pada pelaksanaan penyuluhan yang diikuti 30 orang penderita hipertensi yang
berobat ke puskesmas kelurahan Cakung Barat antusias para peserta sangat baik, hal
ini terlihat saat respon dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan pada sesi diskusi
dan tanya jawab mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan hipertensi, gejala
hipertensi sampai dengan cara menjaga pola makan yang baik dan benar guna
36

mencegah meningkatnya tekanan darah. Selain itu dari hasil diskusi, kendala-kendala
yang dihadapi penderita hipertensi sesuai dengan hasil pretest dan posttest yakni
ketidaktahuan apa sajakah faktor risiko dari penyakit hipertensi, bagaimana
mencegah penyakit hipertensi sampai dengan komplikasi hipertensi.
Kesulitan yang dihadapi selama penyuluhan diakibatkan masih rendahnya
tingkat pendidikan dan sosial ekonomi masyarakatan di Kelurahan Cakung Barat
mengakibatkan kurangnya pengetahuan para penderita hipertensi mengenai hal hal
yang berkaitan dengan penyakit tersebut.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Diketahui dengan adanya penyuluhan langsung dengan pendekatan kelompok
pada pertemuan pertama pada tanggal 29 April 2015 di Kantor Kelurahan Cakung
Barat, didapatkan peningkatan pengetahuan para penderita hipertensi yang hadir
melalui kuesioner pretest dan posttest yang dilaksanakan.
Pemecahan masalah dalam upaya peningkatan pengetahuan yang berkaitan
dengan penyakit hipertensi diupayakan faktor manusia dan lingkungan seperti
diadakannya pertemuan kelompok penderita hipertensi secara rutin setiap bulannya
37

yakni setiap minggu keempat, dimana sebelumnya belum terdapat kelompok seperti
ini. Hal ini bertujuan dapat membekali peserta hipertensi dengan pengetahuan yang
memadai sampai memecahkan masalah masalah berkaitan penyakit hipertensi
dengan diskusi tanya jawab .

B. Saran
1. Untuk Penderita Hipertensi

Agar lebih meningkatkan pengetahuan tentang upaya pencegahan


terjadinya penyakit hipertensi dengan mengikuti penyuluhan kesehatan
yang diberikan oleh petugas kesehatan terdekat agar dapat terhindar
penyakit hipertensi secara dini.

Supaya mempraktikan apa yang telah diberikan selama penyuluhan


mengenai hipertensi terutama waspada jika memiliki faktor resiko
hipertensi.

Rajin memeriksakan tekanan darah secara rutin ke puskesmas kelurahan


Cakung Barat

Rajin mengikuti pertemuan kelompok penderita hipertensi yang akan


diselenggarakan setiap minggu keempat setiap bulannya

Para penderita hipertensi dapat mulai mengikuti kegiatan PROLANIS


(Program Pengelolaan Penyakit Kronis) yang bertujuan mengelola
dengan baik penyakit penyakit kronis seperti Hipertensi, Diabetes
Mellitus dan lainnya.

2. Untuk Petugas Kesehatan


Diharapkan bagi petugas kesehatan agar dapat lebih meningkatkan sosialisasi
tentang penyakit tekanan darah tinggi dan memberikan penyuluhan tentang

38

upaya mencegah penyakit hipertensi secara dini serta menjelaskan pentingnya


memeriksakan tekanan darah secara teratur ke pelayanan kesehatan terdekat.
Selain itu dapat ditambahkan kegiatan kegiatan yang dapat lebih menarik
minat para penderita hipertensi untuk rajin datang ke pertemuan hipertensi
selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Arora. 2008
5 langkah mencegah dan mengobati tekanan darah tinggi. Jakarta : Bhauana
Ilmu Populer.
Bustan. 2000
Epidemiologi Penyakit tidak Menular. Jakarta : Rineka Cipta
Gunawan Lany. 2000
Hipertensi Tekanan darah tinggi. Yogjakarta : Kanisus
Hidayat, Aziz Alimul. 2007
Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta :Salemba
Medika
Kompas Cyber Media. 2007. http/www depkes. Go.id/index, diakses 09-03-2009
pukul 08.50 WIB

39

Laporan UPTD Puskesmas Kelurahan Cakung Barat 2013


Laporan UPTD Puskesmas Kelurahan Cakung Barat 2014
Macnair, Trisha. 2001.
Tekanan Darah Tinggi. Jakarta : Erlangga
Mansjoer, Arif, dkk. 2001
Kapita Selekta Kedokteran edisi 3. Jakarta : Media Aesculapius: FKUI
Notoatmodjo, Soekidjo. 2002
Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Sarwono Warpadzi, Soeparman,dkk. 2006.
Ilmu Penyakit Dalam jilid VI. Jakarta : Balai Penerbitan FKUI.
Wolf Harf Peter. 2006.
Hipertensi. Jakarta : Buana Ilmu Populer

LAMPIRAN 1
Pertemuan 1 kelompok hipertensi hari Rabu, 29 April 2015 di Kantor
Kelurahan Cakung Barat

40

41

42

Pertemuan 2 kelompok hipertensi hari Kamis, 28 Mei 2015 di Kantor


Kelurahan Cakung Barat

43

44

LAMPIRAN 2
PRETEST-POSTTEST HIPERTENSI
PUSKESMAS KELURAHAN CAKUNG BARAT RT 001 / RW 07,
KELURAHAN CAKUNG BARAT, KECAMATAN CAKUNG, JAKARTA
TIMUR
29 APRIL 2015
No. Kuisioner

Nama responden

Umur Responden

Jenis Kelamin

Pekerjaan

Pendidikan

Laki-laki / Perempuan

a. Tidak sekolah

c. SMP

b. SD

d. SMA

e. Diploma/PT

1. Menurut anda, berapakah tekanan darah yang normal?


a. 120/80 mmHg
45

b. 110/70 mmHg
c. 130/90 mmHg
d. 140/100 mmHg
2. Apakah itu hipertensi?
a. Peningkatan tekanan darah yang menetap diatas normal
b. Peningkatan tekanan darah yang terjadi akibat emosi
c. Penurunan tekanan darah yang terjadi secara menetap
3. Berapa tekanan darah untuk seseorang dikatakan hipertensi / tekanan darah

4.

5.

6.

7.

tinggi?
a. Kurang dari 120/80 mmHg
b. Diatas 120/80 mmHg
c. 140/90 mmHg atau lebih
Dibawah ini yang BUKAN faktor yang dapat menyebabkan hipertensi?
a. Stress
b. Kegemukan
c. Pola hidup sehat
d. Makan makanan yang asin/garam
Makanan apa saja yang perlu dihindari jika anda memiliki hipertensi?
a. Makanan tinggi garam dan kolesterol
b. Makanan tinggi karbohidrat
c. Makanan tinggi purin
d. Nasi
Apa saja gejala hipertensi yang anda ketahui?
a. Pusing, leher terasa berat, mudah lelah
b. Sering sakit perut, mual
c. Sering buang air kecil malam hari
d. Sesak
Menurut anda dari penyakit dibawah ini yang bukan komplikasi dari

hipertensi?
a. Stroke
b. Serangan jantung
c. Gangguan ginjal
d. Penyakit infeksi
8. Dibawah ini adalah pencegahan untuk menghindari terjadinya hipertensi ?
a. Menjaga pola makan yang sehat
b. Olahraga teratur dan tidak merokok
c. Menghindari stress
d. Semua benar
9. Bagi seseorang penderita hipertensi, dianjurkan untuk memeriksa tekanan
darah secara rutin setiap :
a. 1 tahun sekali
b. 3 bulan sekali
46

c. 1 bulan sekali
d. Tidak perlu diperiksa secara rutin
10. Apa yang anda ketahui tentang pola hidup sehat ?
a.
Menjaga pola makan sehat, olahraga teratur, menghindari stres, rokok,
b.

dan minuman keras, serta tidur cukup


Makan apa saja yang membuat senang, tidak membawa barang-barang

c.

berat, tidur setidaknya 2 jam sehari.


Makan sering dengan porsi sedikit, olahraga sebulan sekali

LAMPIRAN 3
JAWABAN PRETEST-POSTTEST HIPERTENSI

47

PUSKESMAS KELURAHAN CAKUNG BARAT RT 001 / RW 07,


KELURAHAN CAKUNG BARAT, KECAMATAN CAKUNG, JAKARTA
TIMUR
29 APRIL 2015
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
7.
8.

9.

Menurut anda, berapakah tekanan darah yang normal?


A. 120/80 mmHg
Apakah itu hipertensi?
A. tekanan darah yang menetap diatas normal
Berapa tekanan darah untuk seseorang dikatakan hipertensi / tekanan darah
tinggi?
C. 140/90 mmHg atau lebih
Dibawah ini yang BUKAN faktor yang dapat menyebabkan hipertensi?
C. Pola hidup sehat
Makanan apa saja yang perlu dihindari jika anda memiliki hipertensi?
A. Makanan tinggi garam dan kolesterol
Apa saja gejala hipertensi yang anda ketahui?
A. Pusing, leher terasa berat, mudah lelah
Menurut anda dari penyakit dibawah ini yang bukan komplikasi dari
hipertensi?
D. Penyakit infeksi
Dibawah ini adalah pencegahan untuk menghindari terjadinya hipertensi ?
D. Semua benar
Bagi seseorang penderita hipertensi, dianjurkan untuk memeriksa tekanan darah
secara rutin setiap :
C. 1 bulan sekali
Apa yang anda ketahui tentang pola hidup sehat ?
A. Menjaga pola makan sehat, olahraga teratur, menghindari stres, rokok,
dan minuman keras, serta tidur cukup

48

LAMPIRAN 4
JADWAL PERTEMUAN
KELOMPOK HIPERTENSI

49

2015
April

29 April 2015 *

Mei

27 Mei 2015 *

Juni

24 Juni 2015

Juli

29 Juli 2015

Agustus

26 Agustus 2015

September

30 September 2015

Oktober

28 Oktober 2015

November

25 November 2015

Desember

30 Desember 2015

PUSKESMAS KELURAHAN CAKUNG BARAT, KECAMATAN CAKUNG


JAKARTA TIMUR
2015

Catatan :
* sudah dilaksanakan

50

LEMBAR PENGESAHAN

Cakung Barat, 29 Juni 2015


Kepala Puskesmas Kelurahan Cakung Barat, Jakarta Timur, DKI Jakarta

dr. Santi Rosamarlia


NIP : 197008072006042024

51

You might also like