You are on page 1of 2

Faktor hormonal dalam fagositosis :

1. Progesteron
-Jika meningkat akan meningkatkan terjadinya inflamasi gingival dengan
menghambat produksi interleukin-6(IL-6). IL-6 berfungsi menstimulasi diferensiasi
limfosit B, limfosit T, serta mengaktifkan sel makrofag dan sel NK dimana sel-sel
tersebut berperan dalam menyerang dan memfagositosis bakteri yang masuk ke
sirkulasi darah. Sehingga dengan dihambatnya IL-6 mengakibatka gingival kurang
efisien dalam melawan serangan inflamasi dari bakteri.
-Merangsang produksi PGE2(prostaglandin) yang merupakan mediator poten
terjadinya inflamasi. Sehingga membuat inflamasi pada gingival makin meningkat
ketika konsentrasi PGE2 tinggi
2. Estrogen
-Menurunkan jumlah monosit yang beredar di sirkulasi darah
-Merangsang terjadinya apoptosis pada sel makrofag terutama yang
mengekspresikan estrogen reseptor
-Menghambat aktivitas enzim yang membantu metabolisme didalam sitosol sel
makrofag
-Menurunkan aktifitas fagosit dengan mempengaruhi fungsi enzim yang membantu
terbentuknya bahan-bahan yang bersifat oksidatif kuat seperti anion, superoksida,
hydrogen peroksida, dan molekul-molekul lain yang akan membnatu proses
fagositosis dalam makrofag. Sehingga pada akhirnya akan membuat penurunan
aktifitas fagositosis
Faktor nutrisi dalam fagositosis :
-

Vitamin A : Membantu limfosit untuk berfungsi lebih efektif dalam melawan


infeksi. Adanya penurunan vitamin A berpengaruh pada menurunnya jumlah
sirkulasi sel NK dan sel T
Vitamin C : Meningkatkan pengeluaran sel darah putih dan antibody yang
melawan penyakit, serta meningkatkan kadar interferon yang melindungi
permukaan sel agar tidak dimasuki virus
Vitamin D : Pengaktifan set T bergantung pada vitamin D. Tanpa supan
vitamin D yang cukup, sel-sel pembunuh seperti sel T tidak akan mampu
bereaksi dan melawan infeksi
Vitamin B6: Mampu mengurangi tanggapan CD4 dan mengurangi
kemampuan sel pembunuh alami untuk untuk membunuh mikoorganisme
infeksi
Zink : Diperlukan bagi pengaktifan sel T limfosit untuk memerangi penyakit

Fe : Jika kekurangan Fe menyebaban penurunan jumlah CD4 dan penurunan


jumlah sel pembunuh. Juga mampu merusak kemampuan sel pembunuh
untuk membunuh mikroorganisme infeksi
Asam folat : Mampu meningkatkan distribusi sel

Komposen sel Fagositosis :

Sel Dendritik.
Sel dendritik (DC) mempunyai tugas untuk menelan antigen dan mempresentasikan
kembali antigen yang telah disederhanakan kepermukaan sel. Presentasi antigen yang telah
sederhana pada permukaan sel dendritik sangat penting maknanya, karena dengan itu sel-sel
limfosit bisa mengenal dan selanjutnya reaksi sistem imun secara bertahap akan dilaksanakan.
Pada perkembangan awal, sel dendritik sebagaimana sel monosit berada dalam peredaran darah.
Sel dendritik yang belum masak segera mesasuki jaringan. Sel dendritik yang berhadapan
dengan patogen akan segera masak dan mengadakan migrasi ke jaringan lymph node.
Sel dendritik yang menelan antigen tersebut akan memproses dan mempresentasikan
antigen tersebut pada permukaan sel. Antigen yang telah dipresentasikan oleh sel dendritik akan
dikenali oleh sel T spesifik. Sel T spesifik selanjutna akan memproduksi sitokin yang berguna
untuk membantu eliminasi potogen yang menginfasi tubuh. Sebagian sitokin yang diproduksi
pada mekanisme ini sangat penting untuk proliferasi sel T itu sendiri dan juga membantu aktivasi
sel-sel lain yang terlibat pada sistem pertahanan tubuh. b) Sel dendritik yang telah menelan
antigen akan mencerna dan memproses antigen itu serta mempresentasikan pada permukaan sel
dalam bentuk kompleks MHC:antigen. Kompleks MHC:antigen inilah yang dapat dideteksi oleh
sel T. Karena mempunyai kemampuan mempresentasikan antigen, sel dendritik disebut
Antigen Presenting Cell (APC).

You might also like