You are on page 1of 13

II.

1 Kompas Geologi
Kompas, klinometer, dan hand level merupakan alat-alat yang dipakai dalam
berbagai kegiatan survei, dan dapat digunakan untuk mengukur kedudukan unsurunsur struktur geologi. Kompas geologi merupakan kombinasi dari ketiga fungsi alat
tersebut. Jenis kompas yang akan dibahas disini adalah tipe Brunton dari berbagai
merek.
II.1.1 Bagian-Bagian utama kompas geologi
Bagian-bagian utama kompas geologi tipe Brunton diperlihatkan dalam (Gambar
II.1). Yang terpenting diantaranya adalah :
1. Jarum magnet
Ujung jarum bagian utara selalu mengarah ke kutub utara magnet bumi (bukan
kutub utara geografi). Oleh karena itu terjadi penyimpangan dari posisi utara
geografi yang kita kenal sebagai deklinasi. Besarnya deklinasi berbeda dari satu
tempat ke tempat lain. Agar kompas dapat menunjuk posisi geografi yang benar
maka graduated circle harus diputar.
Penting sekali untuk memperhatikan dan kemudian mengingat tanda yang
digunakan untuk mengenal ujung utara jarum kompas itu. Biasanya diberi warna
(merah, biru atau putih).
2. Lingkaran pembagian derajat (graduated circle)
Dikenal 2 macam jenis pembagian derajat pada kompas geologi, yaitu kompas
Azimuth dengan pembagian derajat dimulai 0o pada arah utara (N) sampai 360o,
tertulis berlawanan dengan arah perputaran jarum jam dan kompas kwadran
dengan pembagian derajat dimulai 0o pada arah utara (N) dengan selatan (S),
sampai 90o pada arah timur (E) dan barat (W). (Gambar II.2)
3. Klinometer
Yaitu bagian kompas untuk mengukur besarnya kecondongan atau kemiringan suatu
bidang atau lereng. Letaknya di bagian dasar kompas dan dilengkapi dengan
gelembung pengatur horizontal dan pembagian skala (Gb. II.3A). Pembagian skala
tersebut dinyatakan dalam derajat dan persen.
II.2 Menyesuaikan Inklinasi dan Deklinasi
Sebelum kompas digunakan di lapangan, hendaknya diperiksa dahulu apakah
inklinasi dan deklinasinya telah disesuaikan dengan keadaan tempat pekerjaan.
II.2.1.1 Inklinasi
Inklinasi adalah kecondongan jarum kompas yang disebabkan oleh perbedaan letak
geografi suatu daerah terhadap kutub bumi. Sudut kecondongan akan hampir 0
(horizontal) apabila kita berada di dekat/di sekitar equator, dan semakin bertambah

besar apabila mendekati kutub-kutub bumi. Dengan demikian, maka tiap tempat di
atas bumi ini akan mempunyai sudut inklinasi yang berbeda-beda.
Pada dasarnya, sebelum kompas geologi itu dapat digunakan dengan baik,
kedudukan jarum harus horizontal. Untuk itu bisa digunakan beban (biasanya ada)
yang dapat digeser sepanjang jarum kompas (Gambar II.2B beban).
II.2.1.2 Deklinasi
Deklinasi adalah sudut yang dibentuk oleh arah utara jarum kompas dan arah utara
sebenarnya (Utara geografi), sebagai akibat dari tidak berimpitnya titik utara
magnit dan titik utara geografi.
Besarnya deklinasi di suatu daerah umumnya ditunjukkan pada peta topografi
daerah tersebut. Untuk menyesuaikan agar kompas yang akan dipakai
menunjukkan arah utara yang sebenarnya, lingkaran derajat pada kompas harus
digeser dengan cara memutar adjusting screw yang terdapat pada sisi kompas
sebesar deklinasi yang disebutkan (11 pada gambar II.1) contoh :
Deklinasi di suatu daerah adalah 15o West.
Artinya, utara magnetik berada 15o sebelah barat dari utara geografi. Dalam hal ini
lingkaran derajat harus diputar, sehingga index (13 pada gambar II.1) akan
menunjuk pada angka 15o sebelah barat titik 0o.
II.3 Penggunaan Kompas Geologi
Kompas geologi selain digunakan untuk menentukan arah, juga dapat dipakai untuk
mengukur besarnya sudut lereng.
II.3.1 Menentukan arah azimuth dan cara menentukan lokasi
Arah yang dimaksudkan disini adalah arah dari titik tempat berdiri ke tempat yang
dibidik atau dituju. Titik tersebut dapat berupa : puncak bukti, patok yang sengaja
dipasang, dan lain-lain. Untuk mendapatkan hasil pembacaan yang baik, dianjurkan
mengikuti tahapan sebagai berikut :
1. Kompas dipegang dengan tangan kiri setinggi pinggang (Gambar II. 4A)
2. Kompas dibuat horizontal (dengan bantuan mata lembu 8 pada Gb. II.1) dan
dipertahankan demikian selama pengamatan.
3. Cermin diatur, terbuka kurang lebih 135o menghadap ke depan dan sighting arm
dibuka horizontal dengan peep sight ditegakkan (Gambar II. 4B).
4. Badan diputar sedemikian rupa sehingga titik atau benda yang dimaksud tampak
pada cermin dan berimpit dengan ujung sighting arm dan garis tengah dan garis
tengah pada cermin. Sangat penting diingat bahwa : bukan hanya tangan dengan
kompas yang berputar tetapi seluruh badan.

5. Baca jarum utara kompas, setelah jarum tidak bergerak. Hasil bacaan adalah
arah yang dimaksud. Pada gambar II.A, azimuth = S 45o dan pada gambar II.B,
azimuth = N 220o E.
Hasil pembacaan arah dapat dipakai untuk menentukan lokasi dimana pengamat
berdiri, dengan dibantu peta topografi. Pembidikan dapat dilakukan ke beberapa
obyek yang lokasinya diketahui dengan pasti di peta (biasanya tiga obyek)
kemudian arah-arah tersebut ditarik pada peta dengan menggunakan busur derajat
dan segitiga. Titik potong ketiganya, yang bila pembacaannya tepat, akan hanya
berpotongan di satu titik. Titik tersebut adalah titik dimana pengamat berdiri (lihat
juga II.6).
Membaca arah dapat juga dilakukan dengan memegang dan menempatkan kompas
pada posisi mata (Gambar II. 5A).
Kompas dipegang horizontal dengan cermin dilipat 45o dan menghadap ke mata
(Gambar II. 5B). Arah yang ditunjukkan jarum dapat dibaca melalui cermin. Karena
tangan penunjuk arah terbalik (menghadap kita), maka yang dibaca adalah ujung
selatan jarum kompas. Yang mana dari kedua cara ini yang paling baik adalah
tergantung dari kebiasaan kita dan keadaan medan.
II.3.2 Mengukur besarnya sudut suatu lereng dan menentukan ketinggian suatu titik
Untuk mengukur besarnya sudut lereng dilakukan tahapan sebagai berikut :
1. Tutup kompas dibuka kurang lebih 45o, sighting arm dibuka dan ujungnya di
tekuk 90o.
2. Kompas dipegang dengan posisi seperti yang diperlihatkan dalam Gb. II.6. Skala
klinometer harus di sebelah bawah.
3. Melalui lubang peep-sight dan sighting-window dibidik titik yang dituju. Usahakan
agar titik tersebut mempunyai tinggi yang sama dengan jarak antara mata
pengamat dengan tanah tempat berdiri.
4. Klinometer kemudian diatur dengan jalan memutar pengatur di bagian belakang
kompas, sehingga gelembung udara dalam clinometer level berada tepat di
tengah (Gambar II.3A).
5. Baca skala yang ditunjukkan klinometer seperti yang ditunjukkan dalam Gb. II.
3B. Satuan kemiringan dapat dinyatakan dalam derajat maupun dalam persen.
Apabila jarak antara tempat berdiri dan titik yang dibidik diketahui, misalnya
dengan mengukurnya di peta maka perbedaan tinggi antara kedua titik tersebut
dapat dihitung. Perbedaan tinggi tersebut dapat juga diketahui dengan cara seperti
yang diperlihatkan dalam Gb. II.7. Dalam hal ini, ikutilah prosedur sebagai berikut :
1. Letakkan angka 0 klinometer berimpit dengan angka 0 pada skala.

2. Pegang kompas seperti Gb. II.6, gerakan dalam arah vertikal sedemikian rupa
sehingga gelembung udara berada di tengah (no. 9 dalam Gb. II.1 atau Gb. II.3A).
3. Bidiklah melalui lubang pengintip sehingga mata, lubang pengintip dan garis
pada jendela panjang (no. 4 pada Gb. II.1) berada dalam satu garis lurus.
Perpanjangan dari garis lurus tersebut akan menembus permukaan tanah di
depan pada suatu titik tertentu. Ingat-ingatlah titik tembus ini.
4. Beda tinggi antara pengamat berdiri dan titik tembus tadi sama dengan tinggi
pengamat dari telapak sepatu sampai mata.
5. Berpindahlah ke titik tembus tadi dan ulanglah prosedur no. 2 dan 3 di atas
sampai daerah yang akan anda ukur selesai.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih teliti dalam pengukuran arah dan sudut lereng,
dapat digunakan kaki tiga (tripod) seperti pada gambar II.8.
II.4 Mengukur kedudukan unsur struktur
Dalam geologi kita hanya mengenal adanya 2 (dua) jenis unsur struktur, yaitu
struktur bidang dan struktur garis.
II.4.1 Mengukur kedudukan bidang
Yang dimaksud dengan struktur bidang adalah bidang perlapisan, kekar, sesar,
foliasi, dan sebagainya. Kedudukannya dapat dinyatakan dengan jurus dan
kemiringan atau dengan arah kemiringan dan kemiringan.
Ada beberapa cara yang dapat diterapkan untuk mengukur kedudukan struktur
demikian di lapangan, dan cara mana yang paling baik tergantung dari selera
masing-masing atau telah ditetapkan dan merupakan kebiasaan yang dilakukan
oleh instansi tempat kita bekerja. Di sini hanya akan dikemukakan 3 (tiga) cara saja
yang paling lazim dilakukan dan dapat dimengerti oleh setiap pemeta atau
geologiawan.
II.4.1.1 Dengan kompas azimuth
Mengukur jurus dan kemiringan dengan kompas azimuth, ikutilah prosedur sebagai
berikut :
1. Bukalah cermin kompas > 90o
2. Letakkan salah satu sisi kompas yang bertanda E atau W (bukan N atau S) pada
bidang yang akan diukur.
3. Aturlah posisi kompas sedemikian rupa sampai horizontal dengan bantuan mata
lembu. Tetapi harus dijaga agar sisi kompas tetap menempel pada bidang yang
diukur (bila bidangnya renjul, lakukanlah itu dengan bantuan clipboard atau yang
semacamnya).

4. Bacalah jarum utara dan segera catat agar tidak lupa (bila kompas diangkat,
jarum akan bergerak). Angka yang anda baca adalah jurus bidang yang diukur.
5. Tandailah garis potong antara : bidang yang diukur dengan bidang dasar kompas
(= bidang horizontal). Biasanya dengan menekan angka keras atau menggeser
agak keras.
6. Ubahlan posisi kompas sehingga bidang dasar komp;as tegak lurus terhadap
garis potong (= jurus) pada nomor 5.
7. Aturlah klinometer sehingga gelembung pengatur horizontal terletak di tengah.
Kemudian bacalah angka yang ditunjukkan (dalam hal ini kompas dapat diangkat).
Hasil yang diperoleh adalah besarnya kemiringan.
8. Putarlah kompas sedemikian rupa sehingga posisinya seperti dalam gambar II.
9C. Buatlah horizontal dan bacalah arah yang ditunjukkan jarum utara : misalnya N,
NE, E, SE, S, SW, W, NW. Angkanya tidak perlu dicatat. Hasil pembacaan adalah
arah kemiringan.
Kedudukan struktur bidang yang diukur dapat dicatat sebagai berikut : (misalnya) N
45oE/20oSE, artinya : jurus bidang adalah timur laut dan miring atau condong 20o
ke arah tenggara. Bidang N 45oE/20o SE bisa juga dibaca dan dicatat sebagai N
225oE/20oSE. Angka yang pertama diperoleh karena yang ditempel adalah sisi yang
bertanda E sedang angka yang kedua karena yang ditempel adalah sisi yang
bertanda W.
II.4.1.2 Dengan kompas kwadran
Untuk mengukur jurus, lekatkan sisi kompas yang bertanda E atau W, letakkan
horizontal dan baca salah satu ujung jarum. Dianjurkan agar selalu membaca angka
pada belahan utara kompas (atau bagian dengan tanda N). Dengan demikian kita
akan mempunyai bacaan-bacaan sebagai berikut N E atau N.W (tidak akan
terjadi SE atau S..W).
Untuk mendapatkan kemiringan prosedurnya sama seperti pada kompas azimuth,
dan harus dinyatakan kemana arah kemiringannya. Untuk arah kemiringan hanya
jarum utara yang dibaca.
Contoh : N 30o E/15o NW
N 40o W/20o NW
N 40o W/25o SW dan sebagainya
II.4.1.3 Membaca arah dan besarnya kemiringan
Cara ini dapat diterapkan baik untuk kompas azimuth maupun kwadran. Pada
dasarnya cara ini adalah mengukur arah dan besarnya kemiringan bidang. Artinya
kemana arah kemiringannya dan berapa besarnya. Jurusnya tidak diukur, tetapi
dapat diketahui dengan sendirinya yaitu tegak lurus pada arah kemiringan.

Perbedaannya dengan kedua cara terdahulu adalah pencatatan dan plotting dalam
peta.
a. Pengukuran jurus
b. Pengukuran kemiringan
c. Pengukuran arah kemiringan
Prosedur mengukurnya adalah sebagai berikut :
a. Letakkan sisi kompas dengan cermin sejajar bidang yang diukur (atau sama
dengan mendekatkan sisi kompas dengan tanda S) Gb. II. 9C
b. Angka yang ditunjuk jarum utara adalah arah kemiringan bidang.
c. Besarnya kemiringan diketahui dengan prosedur-prosedur yang sama seperti
pada cara pertama dan kedua (Gambar II. 9B)
d. Hasil bacaanyna akan ditulis : 20o N 45o E artinya : bidang itu miring 20o ke arah
timur laut.
Cara ini lebih cepat (karena hanya satu kali menentukan arah) dan tidak mungkin
terjadi kekeliruan dalam menentukan arah kemiringan bidang (kesalahan hanya
akan terjadi apabila kita salah membaca jarum kompas) cara ini juga banyak
diterapkan terutama di Eropa (Inggris) dan perusahaan-perusahaan minyak.
II.4.2 Mengukur kedudukan struktur garis
Struktur garis yang dimaksud disini dapat berupa : poros lipatan, Perpotongan 2
bidang, liniasi mineral, garis-garis pada cermin sesar, liniasi fragmen pada breaksi
dan sebagainya.
Gambar
Kedudukannya dinyatakan dengan arah dan besarnya penunjaman atau (plunge)
dan pitch. Yang dimaksud dengan arah disini adalah sama dengan yang dibahas
pada II.3.1 (menentukan azimuth), jadi cara mengukurnya juga sama. Letakkan atau
arahkan kompas dalam posisi horizontal sedemikian rupa sehingga salah satu
sisinya berimpit dengan liniasi yang akan diukur dan sighting arm sejajar dengan
arah garis, kemudian dibaca jarum utara. Cara mengukurnya, dapat dilakukan
dengan meletakkan langsung kompas itu pada struktur yang diukur, atau sambil
berdiri seperti pada gambar. Adapun penunjaman atau plunge adalah besarnya
sudut yang dibuat oleh struktur garis tersebut dengan bidang horizontal diukur
pada bidang vertikal melalui garis tersebut (Gambar II.10).
Cara menentukan besarnya penunjaman atau plunge (dibaca plans), adalah
dengan membaca klinometer pada saat kedudukan kompas vertikal dan sisinya
diletakkan seluruhnya (jangan hanya ujungnya) pada garis yang diukur.
II.5 Membaca kompas dan cara plotting

II.5.1 Membaca arah


Perlu diingat bahwa untuk membaca arah, baik kompas azimuth maupun kwadran,
jarum yang diperhatikan hanyalah jarum utara. Dalam gambar II.2A arah yang
ditunjukkan kompas adalah S 45o E sedangkan dalam gambar II.2B adalah N 220o
E.
II.5.2 Membaca jurus
Membaca jurus lapisan sama persis dengan membaca arah oleh karena jurus tidak
lain dari pada arah garis potong antara bidang lapisan dengan bidang horizontal.
Telah dianjurkan dalam II.4.1.2 bahwa membaca jurus pada kompas kwadran
sebaiknya diamati jarum yang berada di setengah lingkaran kompas yang bertanda
N. Oleh karena itu dapat terjadi bahwa yang berada di bagian yang bertanda N
adalah jarum selatan.
II.5.3 Membaca sudut lereng, kemiringan lapisan atau penunjaman liniasi
Untuk membaca ketiga parameter di atas dipergunakan klinometer. Pada umumnya
yang dibaca adalah skala derajat, tetapi khusus untuk sudut lereng kadangkadang juga skala persentase (%).
Untuk skala derajat, pembacaan dapat dilakukan sampai menit yaitu dengan
memperhatikan nonius yang tertera pada klinometer. Pada gambar II.3B, besarnya
kemiringan adalah 10o 30. Cara pembacaannya adalah sebagai berikut :
- Garis berangka 0 (nol) pada klinometer menunjuk diantara angka 100 dan 110.
Artinya lebih besar dari 10o tetapi kurang dari 11o.
- Untuk membaca kelebihannya dari 10o, perhatikan garis-garis pada nonius, garis
yang mana yang berimpit dengan skala pada derajat. Dalam contoh adalah garis
30. Dengan demikian angka kemiringannya adalah 10o 30.
- Pada saat yang sama, kemiringan dalam persen adalah 19%.

Sumber : http://geo-tek.blogspot.com/2009/05/kompas-geologi-dan-carapenggunaannya.html

1. MODUL PENGGUNAAN KOMPAS GEOLOGI Diajukan untuk mendapatkan nilai tugas


mata kuliah komputer terapan Nama : Muhammad Faisal Abdul Latif NPM :
11051340 Prodi : Geologi Terapan A Tanggal : 19 Oktober 2014 Dosen : Ibu Sri
Mulyati POLITEKNIK GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN PGP BANDUNG 2014 1

2. KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi
Maha Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya
dapat menyelesaikan modul tentang penggunaan kompas geologi. Adapun modul
tentang penggunaan kompas geologi ini telah saya usahakan semaksimal mungkin
dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar
pembuatan modul ini. Untuk itu saya tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena
itu dengan lapang dada dan tangan terbuka saya membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin member saran dan kritik kepada saya sehingga saya dapat
memperbaiki modul komputer ini. Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari
modul tentang penggunaan kompas dapat diambil ilmu dan manfaatnya. Bandung,
Oktober 2014 Penyusun DAFTAR ISI KATA
PENGANTAR .........................................................................................2 2
3. DAFTAR ISI .....................................................................................................3 BAB
1 PENDAHULUAN ....................................................................................4 1.1 Latar
belakang .4 1.2 Sejarah kompas
geologi . 5 1.3 Tipe kompas brunton
.11 BAB 2 PEMBAHASAN
MATERI ........................................................................13 2.1 Kompas geologi dan
bagian-bagiannya .13 2.2 Cara menggunakan kompas
geologi ..14 2.3 Cara membaca kompas geologi
.18 BAB 3
PENUTUP ...............................................................................................19 3.1
Kesimpulan .19 3.2 Saran
..19 DAFTAR
PUSTAKA ..........................................................................................20 BAB 1 3
4. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian kompas geologi Kompas geologi
merupakan kompas yang dapat digunakan untuk mengukur komponen arah
(azimuth, jurus, dll) dan komponen besar sudut (dip, slope, dll). Berdasarkan
pembagian lingkaran derajat, dikenal 2 macam kompas geologi, yaitu : 1. Kompas
azimuth, kompas ini mempunyai dua angka lingkaran derajat tertinggi yaitu 360
berhimpit pada Utara kompas. 2. Kompas kwadran, kompas ini mempunyai angka
lingkaran derajat yang dibagi menjadi 4 bagian, sedangkan angka tertinggi 90
terletak di Timut dan Barat kompas dan angka 0 di Utara dan Selatan kompas. Di
Indonesia, pada umumnya kompas yang dipergunakan adalah jenis kompas
azimuth. Sebelum pemakaian dilapangan, inklinasi dan dediklasi dari kompas
haruslah disesuaikan dengan daerah setempat jadi deklinasi itu "Sudut yang
dibentuk oleh kutub utara jarum kompas dengan arah utara-selatan geografis
disebut deklinasi" nah sedangkan inklinasi itu "Sudut yang dibentuk oleh kutub
utara jarum kompas dengan bidang datar". Sudut Inklinasi dan Deklinasi dapat

dilihat pada saat kita menggunakan kompas.Jika kita perhatikan baik-baik, jarum
magnet pada kompas sebenarnya tidak tepat pada posisi lurus menunjukkan kutub
Utara dan kutub Selatan bumi seperti dapat dilihat pada gambar dibawah ini. 1.2
Sejarah Kompas Geologi 4
5. Apa itu Brunton Kompas ? Sebuah Brunton Kompas adalah jenis kompas yang
diproduksi oleh perusahaan Brunton, terletak di Wyoming. Nama Brunton memiliki
reputasi yang kuat bahwa kompas generik dalam desain serupa sering disebut
sebagai Bruntons meskipun Brunton sebenarnya adalah nama merek dagang
dicadangkan untuk digunakan pada produk yang dibuat oleh perusahaan senama.
Banyak pemasok kompas dan perlengkapan untuk penggemar alam luar dan
berbagai Brunton kompas untuk stok ahli geologi. Sementara itu cenderung mahal,
beberapa orang berpikir bahwa mereka perlu mengeluarkan biaya ekstra. Desain ini
kompas dikembangkan pada akhir abad ke-19 oleh seorang insinyur Kanada, DW
Brunton. Brunton Geo sebuah standar, umum digunakan oleh ahli geologi Brunton,
Inc adalah produsen peralatan teknis untuk kegiatan di luar ruangan yang terletak
di Riverton, Wyoming. Brunton terkenal untuk inovasi dalam kategori kompas
rekreasi dan peralatan navigasi, teropong, peralatan backpacking, berkemah
keluarga, GPS, lampu, panel surya untuk daya portabel, dan instrumen survei.
Sejarah Brunton Kompas Sejak 1894 gambar. Kompas Brunton Kisah Brunton
Compass dimulai pada 1894, ketika avid outdoorsman DW Brunton mulai
merancang peralatan untuk para profesional di luar ruangan. Pendekatan inovatif
yang disebut untuk gear ringan dengan daya tahan maksimum. Kecerdikan ini
melambungkan produk tersebut kepada barisan depan peralatan luar ruangan
Amerika, Brunton Kompas telah mengambil bentuk sebagai merek untuk avid
adventurer 5
6. Gambar. David W. Brunton Didirikan pada tahun 1895 oleh David W. Brunton,
seorang ahli geologi kelahiran Kanada dan insinyur pertambangan, William
Ainsworth, jam tangan repairman yang terampil, perusahaan yang paling terkenal
karena produk yang paling awal, yaitu Brunton Pocket Transit, kompas dan alat ukur
yang digunakan oleh ahli geologi , ahli kehutanan, surveyor, dan arkeolog.
Seringkali hanya disebut "Brunton", Pocket Transit pertama kali dipatenkan pada
tahun 1894 oleh David Brunton, yang menugaskan William Ainsworth & Sons untuk
memproduksi penemuannya di Denver, Colorado. Perusahaan ini kemudian
dimasukkan sebagai William Ainsworth Inc dan selama bertahun-tahun
menghasilkan Pocket Transit bersama dengan survei transit, Theodolit, dan
instrumen lainnya. Dimulai pada tahun 1965, William Ainsworth Inc dimiliki oleh
serangkaian konglomerat perusahaan, dan kualitas produk bervariasi seperti
perusahaan berpindah tangan berulang kali. Pada tahun 1972, sebuah grup
Riverton, Wyoming pengusaha membeli perusahaan dan membentuk Brunton, Inc
Perusahaan ini pindah ke Riverton, Wyoming di mana ia mulai memproduksi seri
baru rekreasi luar kompas, pisau berburu, dan teropong di samping Pocket Brunton
Transit. Pada tahun 1996, perusahaan ini diakuisisi oleh Silva Swedia AB, produsen
berbasis di Swedia asli merek kompas Silva. Awalnya, Brunton mulai menjual Silva

Swedia kompas dan perangkat GPS diimpor dari Swedia di bawah Elite Pro Elite,
Nexus, dan label MNS 6
7. setelah Johnson Outdoors mempertahankan hak eksklusif untuk nama merek
Silva di Amerika Utara. Brunton juga mulai sourcing beberapa model kompas dari
Asia. Pada tahun 2006, perusahaan induk Brunton, para Silva Group, pada
gilirannya diakuisisi oleh Finlandia Fiskars Corporation, dan bersama dengan sisa
Silva Group, Brunton menjadi bagian divisi bisnis dari Fiskars, yang juga termasuk
Blades legendaris Gerber. Pada 2009, Brunton, Inc mempekerjakan sekitar 40 orang.
September 18, 1894 October 20, 1912 7
8. May 27, 1913 8
9. 9
10. May 27, 1913 1.3 Tipe-tipe kompas brunton 10
11. Tipe 5006 Harga : Rp. 4.300.000,- Tipe 5008 Harga Rp.3.200.000,- Tipe 5010 11
12. Harga Rp.5.690.000,- BAB 2 12
13. PEMBAHASAN MATERI 2.1 Kompas Geologi dan bagian bagiannya : 1. Engsel
Pengintai 2. Garis visir 3. Kaca Cermin 4. Lobang pengintai 5. Angka derajat 6. Nivo
Kotak (Bull Eye) 7. Angka derajat/ % kemiringan 8. Nivo Tabung (Klinometer) 9. Lift
pin 10. Lengan pengintai 13
14. 2.2 Cara menggunakan kompas geologi : Untuk pengukuran komponen arah
(azimuth, jurus, dll), bagian-bagian kompas yang harus di perhatikan adalah lubang
pengintip, nivo bulat, jarum kompas, klinometer, lingkaran pembagian derajat.
Dimana keadaan kompas harus selalu horizontal atau mendatar. Pengukuran
Azimuth / Arah 1. Kompas dibuka dengan sudut 135, tangan petunjuk dibuat
tegak, kompas dipegang dipinggang. Sasaran dilihat melalui lubang tangan
petunjuk di garis tengah cermin atau garis visir. Setelah bull eye berada di tengah,
baca angka lingkaran. Pembagian derajat yang berhimpit dengan jarum Utara
kompas, sehingga didapatkan harga Azimuth / arah ke depan. 2. Kompas geologi
dibuka dengan sudut 30, dipegang dekat mata, sasaran dilihat melalui lubang
pengintip dan jendela pandang, dan melalui cermin dibaca angka lingkaran
pembagian derajat yang berhimpit dengan jarum Utara kompas. Maka didapatkan
harga Back Azimuth / arah belakang. 3. Paku Ukur Paku Ukur 14
15. Gambar. Pengukuran Azimuth Pengukuran Strike / Jurus Kompas ditempel pada
bidang lapisan atau bidang sesar bagian sebelah atas, dengan bagian kompas yang
ditempel adalah E (East/Timur)., untuk kompas azimuth; sedangkan untuk kompas
kuadran, dapat di tempel untuk yang bertanda E atau W (West/Barat), haisl
pengukurannya sama tetapi penulisannya berbeda, seperti contoh : Kompas
azimuth (E yang ditempel) didapat = N 250 E Kompas kuadran (E yang ditempel)
didapat = S 070 W Kompas kuadran (W yang ditempel) didapat = N 70 E Gambar.
Pengukuran strike 15

16. Pengukuran dip Kompas ditempel diatas lapisan batuan/bidang sesar dengan
sisi W atau (West/Barat), tegak lurus dengan jurus atau strike, angak derajat
kemiringan, dan gelembung udara berada di tengah (pengatur klinometer ada di
bagian belakang kompas), lalu baca harga derajat kemiringan. Gambar. pengukuran
dip 16
17. Pengukuran Penentuan Lokasi/Posisi (Ploting) Penentuan lokasi/ploting dapat
digunakan dengan metode sebagai berikut: Resection : cara resection digunakan
apabila kita ingin mengetahui posisi secara tepat pada peta, yaitu dengan cara : Mengatur peta dengan benar (arah Utara peta disesuaikan dengan arah Utara
kompas). - Memilih dua buah titik yang sudah dikenal dengan baik, pada peta
ataupun dilapangan, misalnya titik A dan B. - Kemudian Bidik dengan kompas dan
catat sudut-sudut yang didapat dari kedua titik yang ditandai tersebut. - Tentukan
arah Utara peta pada titik yang ditandai tersebut caranya dengan membuat garis
lurus yang tegak lurus dengan sumbu Y - Hitung dan gambarkan sudut yang
didapatkan pada titik A dan B, perhitungan sudutnya dimulai dari sudut kompas
pembidikan ke titik A dan B. - Perpotongan dua garis tersebut merupakan posisi
kita. Contoh : A = 297 B = 75 Back Azimuth A (297 - 180) = 117 Back Azimuth
B (75 + 180) = 255 A B 17
18. 2.3 Cara Pembacaan Kompas Geologi Kita mengenal adanya dua jenis skala
kompas, yaitu azimuth dan kwadran. Pada kompas Azimuth (pembagian lingkaran
360o) selalu dibaca jarum Utara melalui timur, dan kemudian diamati angka yang
ditunjukannya. Biasnya jarum utara dibedakan dengan jarum selatan dengan diberi
tanda putih atau merah pada ujungnya. Gambar 2. Dua macam pembagian
derajat pada kompas geologi, yaitu Pembagian Kuadran (0o-90o) dan Pembagian
Azimuth (0o-360o) Untuk menyatakan arah, dibaca N 220oE, berarti arah yang
ditunjukan kompas adalah barat daya (pembacaan selalu mengikuti piutaran N-E).
Pada kompas kuadaran (Pembagian lingkaran 90o), dibaca jarum Utara,
disebutkanangka yang ditunjukan, dan letak kwadran yang ditujujan jarum utara,
Umpamanya S 45o E, berarti arah yang ditunjukan adalah tenggara. Sebelum
kompas digunakan di lapangan, hendaknya diperiksa trelebih dahulu apakah
inklinasi dan deklinasinya telah disesuaikan denga keadaan tempat pekerjaan.
Inklinasi adalah kecondongan jarum kompas yang disebabkan oleh perbedaan letak
geografis suatu daerah terhadap kutub bumi. Sudut kecondongan akan hampir 0
(horizontal) apabila kita berada di dekat / di sekitar Equator, dan semakin
bertambah besar apabila mendekati kutub-kutub bumi. Dengan demikian, maka
tiap tempat diatas muka bumi ini akan mempunyai sudut deklinasi yang berbedabeda. Pada dasarnya, sebelum kompas geologi itu dapat digunakan dengan baik,
kedudukan jarum harus horizontal. Untuk menanganinya, bisa digunakan beban
yang dapat digeser sepanjang jarum kompas dan diletakan pada bagian jarum yang
bermagnet. 18 Posisi
19. BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan Kompas geologi sangat berbeda penggunaan
dan fungsinya dengan kompas-kompas lainnya, secara umum penggunaan magnet

jarum sama tetapi kompas geologi lebih ke pengukuran arah yang lebih khusus lagi.
seperti mengukur komponen arah (azimuth, jurus, dll) dan komponen besar sudut
(dip, slope, dll). 3.2 Saran Bagi geologis pemula, di haruskan paham betul mengenai
kompas geologi baik sejarah, komponen, dan cara penggunaannya.Karena kompas
geologi merupakan jantungnya ilmu geologi. Belajar itu gampang jika ada kemauan.
DAFTAR PUSTAKA 19
20. htttp://learnmine.blogspot.com/2013/05/sejarah-singkatkompasbrunton.html#ixzz3G5n99SpV
http://handungnugroho.blogspot.com/2013/03/inklinasi-dan-deklinasi.html
http://ayobelajargeologi.blogspot.com/2013/04/kompas-geologi.html Amin, 2011;
Data Latihan Pengukuran Kompas Geologi, UBPE Pongkor, Bogor. T. Yan W. M.
Iskandarsyah, S.T., M.T., 2013; Buku Panduan Geologi Fisik, Universitas Padjajaran,
Bandung. KIRIM KE : SRIKUSWAYATI@YAHOO.COM 20

STRIKE dan DIP


Dalam penelitian lapisan dan struktur geologi kita harus mengetahui kedudukan batuan di permukaan
bumi dengan mengukur arah penyebarannya dan juga kemiringan batuan. Dalam ilmu Geologi, kedua
elemen tersebut dinamakan Strike dan Dip. Apa itu Strike Dip?
Strike atau Jurus adalah arah garis yang dibentuk dari perpotongan bidang planar dengan bidang
horizontal ditinjau dari arah utara. Sedangkan Dipadalah derajat yang dibentuk antara bidang planar dan
bidang horizontal yang arahnya tegak lurus dari garis strike. Apa itu bidang planar? Bidang planar ialah
bidang yang relatif lurus, contohnya ialah bidang perlapisan, bidang kekar, bidang sesar, dll.

Strike Dip pada bidang


http://web.arc.losrios.edu/~borougt/StrikeAndDip.jpg
Strike Dip pada batuan umumnya muncul pada batuan hasil pengendapan (sedimen). Tapi juga
ditemukan pada batuan metamorf yang berstrukturfoliasi. Penulisan strike dan dip hasil pengamatan ialah
:
N (Derajat Strike) E/ (Derajat Dip) dan dibaca North to East (Nilai Strike) and (Nilai Dip)

Strike dip pada perlapisan batuan dapat diukur dengan menggunakan kompas Geologi. Kompas
Geologi mumpuni untuk mengukur strike dip karena memiliki klinometer juga bulls
eye. Klinometer adalah rangkaian alat yang berguna untuk mengukur kemiringan dan Bulls eye adalah
tabung isi gelembung udara berguna untuk memposisikan kompas geologi agar menjadi horizontal.

Kompas geologi
http://doctorgeologyindonesia.blogspot.com/2010/05/kompas-geologi.html

Langkah-langkah dalam mengukur strike dan dip adalah:

Mencari arah jurus pada bidang (strike)


1.
Kenali dulu arah utara pada kompas, agar kita tidak terbalik menentukan arah.
2.
Tempelkan sisi kompas yang bertanda "E" (sisi kompas bagian timur) pada bidang yang akan kita
ukur.
3.
Posisikan kompas secara horizontal dengan memanfaatkan gelembung udara pada bull eyes
berada di tengah.
4.
Catat derajat yang di bentuk oleh jarum magnet yang mengarah ke utara. Itulah angka Strike.
Buat garis lurus searah strike untuk menentukan dip.

Mencari kemiringan bidang (dip)


1.
Pada garis lurus yang dibentuk strike, tempelkan sisi kompas yang bertanda "W" (sisi kompas
bagian barat) secara tegak lurus.
2.
Putar tuas klinometer agar gelembung udara di dalam nya berada di tengah.
3.
Catat angka yang tertera pada jarum klinometer. Itulah angka Dip.

You might also like