Professional Documents
Culture Documents
TB PARU
A. KONSEP MEDIS
1. Pengertian
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit akibat kuman mycobacterium tubercolosis sistemis
sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru paru yang biasanya
merupakan lokasi infeksi primer.
Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang parenkim paru.
Tuberculosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh lainnya, terutama meningen, ginjal, tulang,
dan nodus limfe.
Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang parenkim paru.
Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC) adalah suatu
penyakit yang disebabkan oleh infeksi kompleks mycobacterium tuberculosis.
Berdasarkan beberapa definisi mengenai tuberkulosis diatas, maka dapat dirumuskan
bahwa tuberculosis (TB) paru adalah suatu penyakit infeksius yang disebabkan kuman
Mycobacterium tuberculosis yang menyerang parenkim paru, bersifat sistemis sehingga dapat
mengenai organ tubuh lain, terutama meningen, tulang, dan nodus limfe.
2. Etiologi
Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh basil mikrobakterium
tuberkulosis tipe humanus, sejenis kuman yang berbentuk batang dengan ukuran panjang 14/mm dan tebal 0,3-0,6/mm. Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid inilah
yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan
fisik
Kuman ini tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat tahan
bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi karena kuman berada dalam sifat dormant. Dari
sifat dormant ini kuman dapat bangkit kembali dan menjadikan tuberkulosis aktif kembali. Sifat
lain kuman adalah aerob. Sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih menyenangi jaringan yang
tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal ini tekanan bagian apikal paru-paru lebih tinggi dari
pada bagian lainnya, sehingga bagian apikal ini merupakan tempat predileksi penyakit
tuberkulosis.
Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi penting saluran pernapasan. Basil
mikrobakterium tersebut masuk kedalam jaringan paru melalui saluran napas (droplet infection)
sampai alveoli, maka terjadilah infeksi primer (ghon) selanjutnya menyebar kekelenjar getah
bening setempat dan terbentuklah primer kompleks (ranke). keduanya dinamakan tuberkulosis
primer, yang dalam perjalanannya sebagian besar akan mengalami penyembuhan. Tuberkulosis
paru primer, peradangan terjadi sebelum tubuh mempunyai kekebalan spesifik terhadap basil
mikobakterium. Tuberkulosis yang kebanyakan didapatkan pad usia 1-3 tahun. Sedangkan yang
disebut tuberkulosis post primer (reinfection) adalah peradangan jaringan paru oleh karena
terjadi penularan ulang yang mana di dalam tubuh terbentuk kekebalan spesifik terhadap basil
tersebut.
3. Tanda Dan Gejala Penyakit TBC
1) Batuk
Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling sering dikeluhkan.
Biasanya batuk ringan sehingga dianggap batuk biasa atau akibat rokok. Proses yang paling
ringan ini menyebabkan sekret akan terkumpul pada waktu penderita tidur dan dikeluarkan saat
penderita bangun pagi hari.
2) Dahak
Dahak awalnya bersifat mukoid dan keluar dalam jumlah sedikit, kemudian berubah menjadi
purulen/kuning atau kuning hijau sampai purulen dan kemudian berubah menjadi kental bila
sudah terjadi perlunakan.
3) Batuk darah
Darah yang dikeluarkan penderita mungkin berupa garis atau bercak-bercak darah, gumpalangumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak.
4) Nyeri dada
Nyeri dada pada tuberkulosis paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Bila nyeri bertambah
berat berarti telah terjadi pleuritis luas (nyeri dikeluhkan di daerah aksila, di ujung skapula atau
di tempat-tempat lain)
5) Wheezing
Wheezing terjadi karena penyempitan lumen endobronkus yang disebabkan oleh sekret,
bronkostenosis, peradangan, jaringan granula, ulserasi dan lain-lain (pada tuberkulosis lanjut).
6) Dispneu
Dispneu merupakan late symptom dari proses lanjut tuberkulosis paru akibat adanya restriksi dan
obstruksi saluran pernapasan serta loss of vascular bed / thrombosis yang dapat mengakibatkan
gangguan difusi, hipertensi pulmonal dan korpulmonal.
7) Panas badan
Merupakan gejala paling sering dijumpai dan paling penting sering kali panas badan sedikit
meningkat pada siang maupun sore hari.
8) Menggigil
Dapat terjadi bila panas badan naik dengan cepat, tetapi tidak diikuti pengeluaran panas dengan
kecepatan yang sama atau dapat terjadi sebagai suatu reaksi umum yang lebih hebat.
9) Keringat malam
Keringat malam bukanlah gejala yang patognomonis untuk penyakit tuberkulosis paru. Keringat
malam umumnya baru timbul bila proses telah lanjut. Nausea, takikardi dan sakit kepala timbul
bila ada panas.
10) Gangguan menstruasi
Gangguan menstruasi sering terjadi bila proses tuberkulosis paru sudah menjadi lanjut.
11) Anoreksia
Anoreksia dan penurunan berat badan merupakan manifestasi toksemia yang timbul belakangan
dan lebih sering dikeluhkan bila proses progresif.
12) Lemah badan
Gejala-gejala ini dapat disebabkan oleh kerja berlebihan, kurang tidur dan keadaan sehari-hari
yang kurang menyenangkan, karena itu harus dianalisa dengan baik dan harus lebih berhati-hati
apabila dijumpai perubahan sikap dan temperamen (misalnya penderita yang mudah
tersinggung), perhatian penderita berkurang atau menurun pada pekerjaan, anak yang tidak suka
bermain, atau penyakit yang kelihatan neurotik.
4. Patofiologi
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Kultur sputum : positif untuk mycobakterium pada tahap akhir penyakit.
b. Ziehl Neelsen : (pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan cairan darah) positif
untuk basil asam cepat.
c. Test kulit : (PPD, Mantoux, potongan vollmer) ; reaksi positif (area durasi 10 mm) terjadi 48
72 jam setelah injeksi intra dermal. Antigen menunjukan infeksi masa lalu dan adanya anti body
tetapi tidak secara berarti menunjukan penyakit aktif. Reaksi bermakna pada pasien yang secara
klinik sakit berarti bahwa TB aktif tidak dapat diturunkan atau infeksi disebabkan oleh
mycobacterium yang berbeda.
6. Komplikasi
Penyakit yang parah dapat menyebabkan sepsis yang hebat, gagal napas, dan kematian.
TB yang resistern terhadap obat dapat terjadi. Kemungkinan galut lain yang resistemn obat dapat
terjadi.
7. Penatalaksanaan
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu : Fase Intensif (2-3 bulan) dan Fase
Lanjutan (4-7 bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari obat utama dan obat tambahan.
Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi WHO adalah Rifampisin, INH,
Pirasinamid, Streptomisin dan Etambutol. Sedangkan jenis obat tambahan adalah Kanamisin,
Kulnolon, Makvolide, dan Amoksilin ditambah dengan asam klavulanat, derivat rifampisin /
INH.
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Data-data yang perlu dikaji pada asuhan keperawatan dengan Tuberkulosis paru ialah sebagai
berikut :
1. Riwayat Perjalanan Penyakit
Keluhan utama : Batuk produkif dan non produktif
2. Riwayat Penyakit Sebelumnya:
Faktor Pendukung:
Riwayat lingkungan.
Pola hidup.
Nutrisi, kebiasaan merokok, minum alkohol, pola istirahat dan tidur, kebersihan diri
Tingkat
pengetahuan/pendidikan
pasien
dan
keluarga
tentang
penyakit,
4. Pola nutrisi
Subjektif : Anoreksia, mual, tidak enak diperut, penurunan berat badan.
Objektif : Turgor kulit jelek, kulit kering/bersisik, kehilangan lemak sub kutan.
5. Respirasi
Subjektif : Batuk produktif/non produktif sesak napas, sakit dada.
Objektif : Mulai batuk kering sampai batuk dengan sputum hijau/purulent, mukoid kuning atau
bercak darah, pembengkakan kelenjar limfe, terdengar bunyi ronkhi basah, kasar di daerah apeks
paru, takipneu (penyakit luas atau fibrosis parenkim paru dan pleural), sesak napas,
pengembangan pernapasan tidak simetris (effusi pleura.), perkusi pekak dan penurunan fremitus
(cairan pleural), deviasi trakeal (penyebaran bronkogenik).
6. Rasa nyaman/nyeri
Subjektif : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
Obiektif : Berhati-hati pada area yang sakit, prilaku distraksi, gelisah, nyeri bisa timbul bila
infiltrasi radang sampai ke pleura sehingga timbul pleuritis.
7. Integritas ego
Subjektif : Faktor stress lama, masalah keuangan, perasaan tak berdaya/tak ada harapan.
Objektif : Menyangkal (selama tahap dini), ansietas, ketakutan, mudah tersinggung.
8. Pemeriksaan Diagnostik:
Tes Tuberkulin: Mantoux test reaksi positif (area indurasi 10-15 mm terjadi 48-72 jam).
Poto torak: Infiltnasi lesi awal pada area paru atas ; Pada tahap dini tampak gambaran
bercak-bercak seperti awan dengan batas tidak jelas ; Pada kavitas bayangan, berupa
cincin ; Pada kalsifikasi tampak bayangan bercak-bercak padat dengan densitas tinggi.
Bronchografi: untuk melihat kerusakan bronkus atau kerusakan paru karena TB paru.
2. DIAGNOSA KEERAWATAN
1.
2.
3.
4.
5.
Intervensi
Diagnosa Keperawatan
NIC :
pernafasan untuk
teratasi.
mempertahankan kebersihan
jalan nafas.
Batasan Karakteristik :
Dispneu,Penurunan
suara
nafas
Orthopneu
Cyanosis
Kelainan suara nafas (rales,
wheezing)
Kesulitan berbicara
Batuk, tidak efekotif atau
suction dilakukan.
Berikan
O2
Kriteria Hasil :
menggunakan
Mendemonstrasikan
memfasilitasi
nasal
dengan
untuk
suksion
sianosis
dyspneu
mampu mengeluarkan
sputum, mampu
mengidentifikasikan dan
Buka
jalan
nafas,
guanakan
bila perlu
Posisikan
pasien
untuk
memaksimalkan ventilasi
Identifikasi pasien perlunya
pemasangan alat jalan nafas
buatan
Pasang mayo bila perlu
Lakukan fisioterapi dada jika
perlu
Keluarkan sekret dengan batuk
atau
nafas,
suctionAuskultasi
catat
adanya
suara
suara
tambahan
Lakukan suction pada mayo
Berikan bronkodilator bila perlu
Berikan pelembab udara Kassa
basah NaCl Lembab
Atur intake untuk
cairan
mengoptimalkan keseimbangan.
2 Pola Nafas tidak efektif
NOC :
NIC :
jam
bersihan
teratasi.
Kriteria Hasil :
inspirasi/ekspirasi
Penurunan pertukaran udara Mendemonstrasikan
per menit
Airway Management
bila perlu
Posisikan
pasien
untuk
memaksimalkan ventila
Identifikasi pasien perlunya
Menggunakan otot
pernafasan tambahan
perlu
Nasal flaring
dyspneu
Dyspnea
Menunjukkan
jalan Keluarkan sekret dengan batuk
Orthopnea
nafas yang paten (klien atau suction
Perubahan penyimpangan
Auskultasi suara nafas, catat
tidak merasa tercekik,
dada
adanya suara tambahan
irama nafas, frekuensi Lakukan suction pada mayo
Nafas pendek
Assumption of 3-point
pernafasan
dalam Berikan bronkodilator bila perlu
position
rentang normal, tidak Berikan pelembab udara Kassa
Pernafasan pursed-lip
ada
suara
nafas basah NaCl Lembab
Tahap ekspirasi
Atur intake untuk cairan
abnormal)
berlangsung sangat lama Tanda Tanda vital dalam mengoptimalkan keseimbangan.
Peningkatan diameter
Monitor respirasi dan status O2
rentang normal (tekananTerapi Oksigen
anterior-posterior
darah, nadi, pernafasan) Bersihkan mulut, hidung dan
Pernafasan ratarata/minimal
Kedalaman pernafasan
Dewasa volume tidalnya
500 ml saat istirahat
Bayi volume tidalnya 6-8
ml/Kg
Penurunan kapasitas vital
Faktor yang
berhubungan :
Hiperventilasi
Deformitas tulang
Kelainan bentuk dinding
dada
Penurunan
energi/kelelahan
Perusakan/pelemahan
muskulo-skeletal
Obesitas
secret trakea
Pertahankan jalan nafas yang
paten
Atur peralatan oksigenasi
Monitor aliran oksigen
Pertahankan posisi pasien
Observasi adanya tanda tanda
hipoventilasi
Monitor adanya
kecemasan
VS
saat
pasien
posisi tubuh
kelelahan otot
pernafasan
hipoventilasi sindrom
nyeri
kecemasan
disfungsi Neuromuskuler
kerusakan
persepsi/kognitif
Perlukaan pada jaringan
pernapasan
warna,
dan
kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan sistolik)
Identifikasi
penyebab
dari
perubahan vital sign
dalamkeperawatan selama 3 x 24
NIC :
Airway Management
dan
bila perlu
Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
Identifikasi pasien perlunya
alveoli
Batasan karakteristik :
Gangguan penglihatan
enurunan CO2
Takikardi
Hiperkapnia
Keletihan
somnolen
Iritabilitas
Kriteria Hasil :
Mendemonstrasikan
peningkatan ventilasi
Memelihara kebersihan
buatan
Pasang mayo bila perlu
Lakukan fisioterapi dada jika
perlu
Keluarkan sekret dengan batuk
atau suction
Hypoxia
kebingungan
Dyspnoe
nasal faring
AGD Normal
sianosis
warna kulit abnormal
(pucat, kehitaman)
Hipoksemia
hiperkarbia
sakit kepala ketika
bangun
frekuensi dan kedalaman
nafas abnormal
Mendemonstrasikan
dyspneu (mampu
mengeluarkan sputum,
mengoptimalkan
keseimbangan.
Monitor respirasi dan status
O2
lips)
Tanda tanda vital dalam
rentang normal
Respiratory Monitoring
ketidakseimbangan
perfusi ventilasi
perubahan membran
kapiler-alveolar
berhubungan
respirasi
Catat pergerakan dada,amati
kesimetrisan, penggunaan otot
tambahan, retraksi otot
dengkur
Monitor pola nafas :
bradipena, takipenia,
kussmaul, hiperventilasi,
paradoksis)
Auskultasi suara nafas, catat
area penurunan / tidak adanya
ventilasi dan suara tambahan
utama
auskultasi suara paru setelah
tindakan untuk mengetahui
hasilnya
4 Ketidakseimbangan nutrisiNOC :
kurang
dari
tubuh
NIC :
kebutuhan
Setelah dilakukan tindakanNutrition Management
keperawatan selama 3 x 24
ketidakseimbangan
nutrisi
metabolisme tubuh.
Batasan karakteristik :
Kriteria Hasil :
Adanya
berat
dengan
tujuan
badan
ideal
Allowance)
Membran mukosa dan
konjungtiva pucat
Kelemahan otot yang
digunakan untuk
menelan/mengunyah
Luka, inflamasi pada
rongga mulut
kurang
dari
dibutuhkan pasien.
Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake Fe
Anjurkan pasien untuk
peningkatan
badan
sesuai
berat
sesuai
kebutuhan nutrisi
vitamin C
Berikan substansi gula
Yakinkan diet yang dimakan
mengandung tinggi serat untuk
mengidentifikasi
malnutrisi
Tidak terjadi penurunan
mencegah konstipasi
Berikan makanan yang terpilih
( sudah dikonsultasikan
dengan ahli gizi)
Ajarkan pasien bagaimana
membuat catatan makanan
harian.
mengunyah makanan
Dilaporkan atau fakta
adanya kekurangan
makanan
Dilaporkan adanya
kandungan kalori
Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
Nutrition Monitoring
BB pasien dalam batas normal
Monitor adanya penurunan
berat badan
Monitor tipe dan jumlah
mengunyah makanan
Miskonsepsi
Kehilangan BB dengan
makanan cukup
Keengganan untuk
makan
Kram pada abdomen
Tonus otot jelek
Nyeri abdominal dengan
makan
Jadwalkan pengobatan dan
terhadap makanan
Pembuluh darah kapiler
mulai rapuh
Diare dan atau
steatorrhea
Kehilangan rambut yang
makan
Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan, rambut
perkembangan
Monitor pucat, kemerahan,
misinformasi
Faktor-faktor yang
berhubungan :
Ketidakmampuan
nuntrisi
Catat adanya edema,
magenta, scarlet
NOC :
NIC :
normal
ketidakpuasan tidur
menyatakan sering
terjaga
menyatakan tidak merasa Kriteria Hasil :
Ciptakan
dapat teratasi.
jumlah
Faktor yang
Gangguan (batuk)
(Manajemen lingkungan)
jam
lingkungan
yang
dan
cukup istirahat
berhubungan :
Environment management
posisi
tidur
tidur`
meningkat (7-8jam)
yang
jika
tidur klien
instruksikan pasien untuk tidur
pada waktunya
identifikasi penyebab
DAFTAR PUSTAKA
Amin muhammad, Hood Alsagaff. (1989). Pengantar Ilmu Penyakit Paru. Airlangga University
Press. Surabaya.
B.AC,Syaifudin, Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Carpenito, Lynda Juall. (1995).Diagnosa keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinik. Edisi 6,
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Carpenito, Lynda Juall. (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Edisi. 2. Penerbit
Buku KedokteranEGC. Jakarta.
Engram Barbara. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume 1. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Ganong F. William. (1998). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 17. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta.
Laboratorium Ilmu Penyakit Paru FK UNAIR. (1994). Dasar Dasar Diagnostik Fisik Paru.
Surabaya.
KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN Tn. A
DENGAN DIAGNOSA TB PARU
Uraian kasus
Tn A umur 35 tahun mengeluh batuk berlendir bercampur darah , keluhan tersebut di rasakan
sudah 2 bulan yang lalu , kurang nafsu makan , sering terbangun saat tidur . Dari hasil observasi
di dapat hasil : Tingkat kesadaran : kompos mentis , bunyi nafas ronchi , sputum bercampu darah
, konjungtiva anemis dan hasil TTV : TD : 110/70 mmhg , SB : 36 C , N : 92x/m , R : 20x/m
Klasifikasi Data
Data Subjektif
Klien mengeluh batuk berlendir bercampur
darah
Klien mengatakan susah tidur
Klien mengatakan sering terjaga saat tidur
Klien mengatakan kurang nafsu makan
Data Objektif
KU lemah
Bunyi nafas ronchi
Sputum bercampur darah
Frekuensi nafas 20x/m
Klien Nampak batuk berdarah
Tampak lingkaran hitam dibawah mata
Konjungtiva anemis
Frekuensi tidur kurang lebih 5-6 jam
perhari
Vital sign :
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Suhu Badan : 36 C
Nadi
: 92x/Menit
Respirasi
: 20x/Menit
Porsi makan tidak di habiskan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas
Batasan karakteristik
-Dispneu penurunan suara napas
-Perubahan frekuensi dan irama nafas
-Produksi sputum
-Gelisah
Faktor yangberhubungan
-Mukus dalam jumah yang berlebihan
ANALISA DATA
NO
1
DATA
Ds :
ETIOLOGI
Mycobacterium tuberculosis
Inhalasi droplet
Do:
-
MASALAH
Bersihan jalan
napas tidak efektf
Di bronkus
Peradangan bronkus
Penumpukan secret
Tidak efektif
Ds :
Mycobacterium tuberculosis
Klien mengeluh kurang
nafsu Makan
kurang kurang
Inhalasi droplet
dari kebutuhan
Do:
-
Dihabiskan
Di bronkus
Berat badan
Sebelum sakit : 50 kg
Perubahan nutrisi
Peradangan bronkus
tubuh
Sesudah sakit : 43 kg
-
Penumpukan secret
NO
DATA
3
Ds :
-Klien mengeluh susah tidur
-klien mengeluh sering terjaga
saat tidur
Do :
Terdapat lingkaran hitam di
bawah mata
Pola tidur saat sakit kurang
lebih5-6 jam/hari
Pola tidur saat sehat kurang
lebih 8 jam
ETIOLOGI
Mycobacterium tuberculosis
Inhalasi droplet
Peradangan bronkus
Penumpukan secret
MASALAH
Gangguan pola
Tidur
No
Diagnosa Keperawatan
Intervensi
Hasil
NIC :
Setelah
dilakukan1. Buka
jalan
Definisi: Ketidakmampuan
tindakan
selama
pernafasan untuk
mempertahankan kebersihan
jalan nafas.
24
Kriteria Hasil :
teknik
jam pengangkatan
rahang
memaksimalkan
atau
dengan tepat.
2. Posisikan pasien untuk
ventilasi
Mendemonstrasikan 3. Menghilangkan
Batasan Karakteristik :
Dispneu,Penurunan
keperawatan guanakan
nafas,
secret
menyarankan
nafas
Orthopneu
pelan dan dalam
dyspneu
Cyanosis
mampu mengeluarkan5. Memonitor kecepatan
Kelainan suara nafas (rales,
ritme,kedalaman
dan
sputum, mampu
wheezing)
Kesulitan berbicara
Batuk, tidak efekotif atau
tidak ada
Produksi sputum
bernafas dengan
usaha pernapasan
6. Memonitoring
pernapasan
pursed lips
Menunjukkan jalan
seperti shoring
7. Menentukan
apakah
dibutuhkan
berhubungan:
frekuensi pernafasan
suction
dengan mengauskultasi
bunyi nafas
2 Ketidakseimbangan
kurang
berbunyi
dari
tubuh
nutrisiNOC :
kebutuhan
NIC :
Setelah
tindakan
keperawatan
3
24
ketidakseimbangan
metabolisme tubuh.
nutrisi
Batasan karakteristik :
makanan
2. Menentukan jumlah
jam
dibutuhkan pasien.
dari
3. Anjurkan pasien untuk
kebutuhan tubuh teratasi.
meningkatkan protein
kurang
Kriteria Hasil :
dan vitamin C
4. Mengajarkan klien
Adanya
konjungtiva pucat
Kehilangan BB dengan
berat harian
5. Berikan makanan yang
badan ideal sesuai
terpilih
dengan tinggi badan 6. Berikan informasi
Mampu
tentang kebutuhan
mengidentifikasi
nutrisi
makanan cukup
Faktor-faktor yang
berhubungan :
berat
dengan
peningkatan
badan
tujuan
sesuai
bagaimana membuat
catatan makanan
Ketidakmampuan pemasukan
kebutuhan nutrisi
7. Kaji kemampuan
Tidak ada tanda tanda
atau mencerna makanan atau
pasien untuk
malnutrisi
mengabsorpsi zat-zat gizi
mendapatkan nutrisi
Tidak terjadi
berhubungan dengan faktor
yang dibutuhkan
penurunan berat badan
biologis, psikologis atau
yang berarti
ekonomi.
3 Gangguan Pola tidur
Batasan karakteristik :
NOC :
NIC :
Setelah dilakukan
1. Memonitoring jumlah
tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam
klien untuk tidur pada
normal
gangguan pola tidur dapat
ketidakpuasan tidur
waktunya
menyatakan sering terjaga teratasi.
3. Mengidentifikasi
menyatakan tidak merasa
penyebab kekeraguan
Kriteria Hasil :
cukup istirahat
tidur klien
jumlah jam tidur`4. Mendiskusikan dengan
meningkat (7-8jam)
perasaan segar nyaman
membuang factor
stress sebelum tiba
waktu tidur
7. Menciptakan
lingkungan yang
nyaman
NO
IMPLEMENTASI
EVALUASI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
S:
- Klien mengatakan batuk
berlendir bercampur darah
telah berkurang
O:
- Klien batuk berlendir
bercampur darah telah
berkurang
- KU. Sedang
A:
- Ketidakefektifan bersihan jalan
nafas belum teratasi
P:
- Lanjutkan Intervensi
1. Buka jaan nafas
2. Posisi pasien
3. Menghilangkan secret
4. Bernafas pelan
5. Memonitor kecepatan
ritme
6. Memonitoring
pernapasan
7. Mengauskultasi bunyi
nafas
NO
IMPLEMENTASI
EVALUASI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
O:
-Klien tidak pucat
-Berat badan naik 2 kg
A:
-Masalah kebutuhan nutrisi
telah teratasi
P:
-Pertahankan intervensi 1-7
NO
1.
IMPLEMENTASI
Memonitor jumlah dan kualitas tidur klien
d/h klien tidur hanya 5-6 jam/hari, kualitas
tidur kurang.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
EVALUASI
S:
-Klien mengatakan susah tidur
mulai berkurang.
O:
-Frekuensi tidur 7-8 jam/hari.
-Terdapat lingkaran hitam di
bawah mata.
A:
-Gangguan pola tidur telah
teratasi.
P:
-Pertahankan intervensi 1-7