Professional Documents
Culture Documents
Asfiksia Neonatorum
LINDA WAHYU
SUKMA
RINDANY WASTU
ASTIKA
KELAS 5B
ULFA LESTARI
PRODI S1 KEPERAWATAN
Asfiksia Neonatorum
Klasifikasi
Asfiksia Ringan
Skor APGAR 7-10. Bayi dianggap sehat,
dan tidak memerlukan tindakan istimewa.
Asfiksia Sedang
Skor APGAR 4-6. Pada pemeriksaan fisik
akan terlihat frekuensi detak jantung
lebih dari 100/menit, tonus otot kurang
baik atau baik, sianosis, reflek iritabilitas
tidak ada.
Asfiksia Berat
Skor APGAR 0-3. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan frekuensi jantung kurang dari
100/menit, tonus otot buruk, sianosis berat,
dan kadang-kadang pucat, reflek iritabilitas
tidak ada, pada asfiksia dengan henti jantung
yaitu bunyi jantung fetus menghilang tidak
lebih dari 10 menit sebelum lahir lengkap
atau bunyi jantung menghilang post partum
pemeriksaan fisik sama asfiksia berat
(Kamarullah,2005).
ETIOLOGI
Secara garis besar terdiri dari:
Faktor
Faktor
Faktor
Faktor
ibu
janin / neonatorum
plasenta
persalinan
Babinski reflex
swallowing reflex
breathing reflex
eyeblink reflex
puppilary reflex
refleks tonic neck
refleks tonic labyrinthine/labirin
refleks merangkak (crawling)
refleks berjalan dan melangkah (stepping)
refleks yawning
refleks swimming
Refleks Swimming,
Penyebab kegagalan
pernafasan pada bayi, adalah :
1. Faktor ibu
2. Faktor plasenta
3. Faktor fetus
4. Faktor neonatus
Manifestasi Klinis
Pada asfiksia tingkat selanjutnya akan terjadi
perubahan yang disebabkan oleh beberapa
keadaan diantaranya :
Hilang sumber glikogen dalam jantung akan
mempengaruhi fungsi jantung.
Terjadinya asidosis metabolic akan
mengakibatkan menurunnya sel jaringan
termasuk otot jantung sehingga menimbulkan
kelemahan jantung.
Pengisian udara alveolus yang kurang adekuat
akan menyebabkan tetap tingginya resistensi
pembuluh darah paru sehingga sirkulasi darah
mengalami gangguan.
Tachikardi
Denyut jantung terus menurun.
Tekanan darah mulai menurun.
Bayi terlihat lemas (flaccid).
Menurunnya tekanan O2 anaerob (PaO2).
Meningginya tekanan CO2 darah (PaO2).
Menurunnya PH (akibat acidosis respiratorik dan metabolik).
Dipakainya sumber glikogen tubuh anak metabolisme
anaerob.
Terjadinya perubahan sistem kardiovaskular.
Pernafasan terganggu.
Reflek / respon bayi melemah.
Tonus otot menurun.
Warna kulit biru atau pucat.
Komplikasi
Komplikasi yang muncul pada asfiksia
neonatus antara lain :
Anuria atau oliguria
Kejang
Koma
Otak : Hipokstik iskemik ensefalopati, edema
serebri, palsi serebralis.
Jantung dan paru: Hipertensi pulmonal persisten
pada neonatorum, perdarahan paru, edema
paru.
Gastrointestinal: enterokolitis, nekrotikans.
Ginjal: tubular nekrosis akut.
Hematologi.
Penatalaksanaan Medis
Manajemen Terapi
Tindakan untuk mengatasi asfiksia
neonatorum disebut resusitasi bayi
baru lahir yang bertujuan untuk
mempertahankan kelangsungan
hidup bayi dan membatasi gejala sisa
yang mungkin muncul. Tindakan
resusitasi bayi baru lahir mengikuti
tahapan-tahapan yang dikenal
dengan ABC resusitasi:
Pencegahan
Pencegahan yang komprehensif
dimulai dari masa kehamilan,
persalinan dan beberapa saat setelah
persalinan. Pencegahan berupa :
1. Melakukan pemeriksaan antenatal
rutin minimal 4 kali kunjungan.
2. Melakukan rujukan ke fasilitas
pelayanan kesehatan yang lebih
lengkap pada kehamilan yang diduga
berisiko bayinya lahir dengan asfiksia
neonatorum.
TERIMAKASIH...