You are on page 1of 9

Pembimbing :

Dr. Ommy, Sp.A

RIVANTI ASMARA WIJAYA


2010730157
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Phenobarbital
sering digunakan untuk
mencegah kejang demam, namun sekarang
kurang disukai karena efek samping dan
kurangnya efektifitas.
Diazepam diberikan hanya pada episode
demam,aman dan efektif untuk mencegah
kejang demam berulang.

Randomized, double blind, plasebo


control trial pada 406 anak (usia ratarata 24 bulan) yang setidaknya pernah
mengalami 1 kali kejang demam.
Diazepam 0,33 mg/kgBB atau plasebo
diberikan secara oral setiap 8 jam
selama sakit.

Pengrekrutan subjek dilakukan di new


england dan tempat lain di negaranegara united.
Kriteria kelayakan ialah subjek yang
memiliki riwayat setidaknya satu kali
kejang demam jenis apa pun, usia dari 6
bulan sampai 5 tahun, tidak ada riwayat
penggunaan obat anticonvulsant atau
kemauan dari pihak dokter dan orang
tua untuk menghentikan pengobatan.

Di rumah sakit terapung di Boston, seorang perawat


mengevaluasi setiap anak yang memenuhi syarat.
Kuesioner
tentang riwayat penyakit anak dan
persetujuan diisi oleh orang tua.
Orang tua diinstruksikan untuk mencatat
grafik
demam anak (suhu rektal >38,1c), terjadinya kejang
termasuk
obat
yang
diberikan,
kemudian
melaporkannya.
Setiap anak secara acak ditetapkan sebagai
kelompok yang di beri perlakuan, subjek yang di
kelompokan berdasarkan usia (<12 bulan vs >12
bulan )

Analisis ini menunjukkan dengan penggunaan


diazepam sebanyak 44% resiko kejang demam
perorang pertahun berkurang.
Lamanya waktu untuk kejang demam berulang
pertama tidak menunjukkan perbedaan yang
signifikan antara kelompok perlakuan
Pada 153 anak yang menerima setidaknya satu
dosis diazepam, 39% mengalami ataksia,
letargi, atau iritabilitas pada seperempat sampai
sepertiga dari anak-anak yang diberikan
diazepam. Namun tidak ada efek samping yang
berat.

Diazepam oral diberikan hanya ketika


demam, aman dan mengurangi resiko
kejang demam berulang.

You might also like