Professional Documents
Culture Documents
Kejang Demam
TINJAUAN
PUSTAKA
KEJANG DEMAM
Iskandar Syarif
Bagian Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Andalas/RSUP DR. M. Djamil Padang
Abstrak
Kejang demam adalah suatu kejadian kejang yang biasanya terjadi di antara umur
3 bulan dan 5 tahun yang di sebabkan oleh demam tanpa adanya infeksi intrakranial
atau penyebab yang jelas. Dewasa ini kejang demam di bagi atas kejang demam
Simpleks dan Kejang Demam Kompleks yang di bedakan berdasarkan kriteria
tertentu.
Pemeriksaan cairan serebrospinal melalui prosedur Punksi Lumbal di pandang
sangat penting untuk anak dengan kejang demam, terutama untuk menegakkan
diagnosis meningitis. Pemeriksaan CT Scan dapat di lakukan pada kasus yang di
curigai dengan SOL dan EEG dapat membantu namun tidak bersifat prognostik.
Penatalaksanaan kejang dengan menggunakan regimen Diazepam IV atau rectal
dan di lanjutkan dengan pemberian luminal IM jika kejang teratasi. Jika kejang tidak
teratasi setelah 3 kali pemberian diazepam IV atau Rectal dapat di lanjutkan dengan
bolus dilantin.
Kata kunci : Kejang, demam, simpleks
Kejang Demam
ABSTRACT
The febris convulsive is a convulsive appearance that its take place belong
3 months until 5 years that was caused by fever and it was not found symptoms of
intracranial infection or the other caused clearly. Today, febris convulsive be
divided as simplex febris convulsive and complex febris convulsive, while
different based of some kriteria.
The liquor cerebrospinal examination by lumbal punksi as seen very
importance for child with febris convulsive, especially to diagnose as meningitis.
CT scans examination can do for cases which be suspicious with SOL and EEG
can help althought no give information about prognostic disease.
The treatment of convulsive is use diazepam regimen intra venous route or
rectal and be continued with luminal by IM route if the convulsive can be stopped
If convelsive havent stop after 3 times diazepam regiment or rectal, so that the
treatmen can be continued with dilantin by intravenous route.
keywords; Kejang, demam, simpleks
PENDAHULUAN
Kejang demam adalah suatu kejadian
kejang yang biasanya terjadi di antara
umur 3 bulan dan 5 tahun yang di
sebabkan oleh demam tanpa adanya
infeksi intra kranial atau penyebab yang
jelas.(1) Kejadian kejang demam ini di
negara yang telah maju berkisar antara
2.5%,(2-4) di Jepang angka kejadian
kejang ini lebih tinggi karena faktor
infeksi yang masih tinggi dan dapat
menyebabkan peningkatan suhu. Infeksi
saluran nafas akut merupakan penyebab
yang banyak ditemui sebagai penyakit
yang menimbulkan kejang demam.(5.6)
Sebelum tahun 1995 di Indonesia
biasanya kejang demam di bagi atas
kejang demam sederhana dan epilepsi
yang di provokasi oleh demam
berdasarkan pembagian oleh Livingstone
yang di modifikasi, oleh karena tidak
dapat dibuktikan bahwa epilepsi yang di
provokasi oleh demam dalam perjalanan
penyakitnya tidak menjadi epilepsi
sebesar
yang
didapatkan
oleh
Livingstone. Juga penentuan lamanya
panas sebelum kejang sangat susah
dipastikan serta pemeriksaan EEG yang
Kejang Demam
Kejang Demam
Kejang Demam
KEJANG
Diazepam rectal
< 10 kg = 5 mg
> 10 kg = 10 mg
Diazepam IV 0.3 0.5/kgBB
Kejang berhenti
Kejang menetap
Fenobarbital :
< 1 bulan : 30 mg IM
1 12 bl : 50 mg
> 1 th
: 75 mg
4 jam kemudian
Fenobarbital 8-10 mg/kgBB)
(2 dosis (dua hari)
Diulang
interval
3 5 menit
Kejang menetap
Bolus Dilantin
10-20 mg/kgBB
Kejang menetap
Kejang berhenti
ICU atau
Diazepam drip
5-7 mg/kgBB
12 jam kemudian
Kejang berhenti
Dilantin rumatan
10-15 mg/kgBB/hari
Sampai tidak demam
Catatan :
Kejang yang tidak teratasi dengan pemberian diazepam dapat di berikan dilantin
Status konvulsius di lakukan rawat ICU
Diazepam drip jika terpaksa di berikan tiap 8 jam
Kejang Demam
49
KEPUSTAKAAN
1. Concensus statement. Febrile zeisure long term management of children with fever
associated seizures NIH Concensus development conference. Neuropediatric. 1980; 11:
196 202
2. Guraraj VJ. Febrille seizure. Clin. Pediat 1980. 19 : 731 8.
3. Bret EM. Epilepsi and convulsion. In: Brett EM. Penyunting Padiatric neurology 2 nd ed.
Ediburg. Chuchill Livingstone, 1991: 317 88.
4. Herts DG, Nelson KB. Febrile seizure. In : David RB Penyunting Pediatric neurology 1
st ed. Connecticut. Appleton and Lange. 1992 : 557 67.
5. Ferwell JR. Blackner G, Sulzbacher S. Adelman L, Vocher M. First febrile seizure. Clin.
Pediat. 1994. 33: 263 67.
6. Nelson KB, Hertz DG. Febrile seizures. In: Swaiman KF penyunting pediatric neurology
2 bd ed. Toronto: Mosby. 1994. 565 69.
7. Camfield PR, Camfield CS. Management and treatment of febrile seizures. Corr Probl
Pediatr. 1997: 6 13.
8. Leung AKC, Robson WL. Febrile Convulsions. Post Graduate Med. 1991. 89 : 217 24.
9. Berg AT, Shinar S, Darafsky AS et al. Predictors od recurrent febrile seizures. Arch
Pediat Adolesv Med. 1997: 151 : 371 8.
10. Soetomenggolo TS. Reccurence of febrile convulsions pediat Indones. 1995, 35: 118
23.
11. Soetomenggolo TS. Kejang demam dan penghentian kejang. Dalam: Pusponegoro HD,
Passat J. mangunatmadja I, dkk penyunting Kelainan Neurologis dalam praktek seharihari. PKB IKA XXXIV. Jakarta. Balai Penerbit FKUI. 1995: 209 21.
12. Nelson KB, Ellenberg JH. Prognosis in children with febrile seizure. Pediatric. 1978; 61:
72 27.
13. Ismael S. Penatalaksanaan kelainan syaraf anak. Dalam : Pusponegoro HD, Passat J.
mangunatmadja I, dkk penyunting Kelainan Neurologis dalam praktek sehari-hari. PKB
IKA XXXIV. Jakarta. Balai Penerbit FKUI. 1995: 235 47.
14. Hirtz DG. Febrile seizures. Pediatrics in Review. 1997; 18: 5 9.
50