Professional Documents
Culture Documents
KELUARGA
TUGAS KOMUNITAS 1
Abdul Latief
Desi Lutfiatul Fitria
Dewi Ratna Sari
Jhoreta Ismiyandini
Melinda Dwi Lestari
6. Setyawati
12.321.001
12.321.015
12.321.016
12.321.033
12.321.0386
12.321.051
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Daftar isi
Kata Pengantar
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Bab II Tinjauan Teori
2.1 Konsep Keluarga
2.2 Struktur dan Tipe Keluarga
2.3 Peran dan Fungsi Keluarga
2.4 Struktur Keluarga
2.5 Peran Perawat Keluarga
2.6 Keluarga Mandiri dan Sejahtera
2.7 Keluarga Sebagai Sistem dan Unit Pelayanan yang Dirawat
2.8 Tahap Perkembangan Keluarga
2.9 Kekerasan Dalam Rumah Tangga
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat ridlo dan izin dariNYA, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada
semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penyusunan makalah tentang Konsep
Keperawatan Keluarga ini sebagai salah satu tugas mata kuliah Komunitas 1 , terutama
kepada dosen pengajar Bu Agustina Maunatur, S.Kep,Ns. Dan PJMK dosen mata kuliah
komunitas 1 Bu Anin Wijayanti, S.Kep,Ns.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan
ketidaksempurnaan karena keterbatasan data dan pengetahuan penulis serta waktu yang ada
saat ini, dengan rendah hati penulis mengharap kritik dan saran yang membangun dari
kalangan pembimbing untuk kesempurnaan makalah kami selanjutnya. Kami
berharap
semoga penulisan makalah ini bermanfaat khususnya kepada kami selaku penulis dan
umumnya kepada pembaca yang budiman..
Akhirnya, semoga Allah senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada
siapa saja yang mencintai pendidikan. Amin Ya Robbal Alamin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Keluarga yang merupakan bagian dari masyarakat sesungguhnya mempunyai
peranan yang sangat penting dalam membentuk budaya dan perilaku sehat.Dari
keluargalah pendidikan kepada individu dimulai, tatanan masyarakat yang baik
diciptakan, budaya dan perilaku sehat dapat lebih dini ditanamkan. Oleh karena
itu,keluarga mempunyai posisi yang strategis untuk dijadikan sebagai unit pelayanan
kesehatan karena masalah kesehatan dalamkeluarga saling berkaitan dan saling
mempengaruhi antar anggota keluarga, yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi
juga keluarga dan masyarakat yang ada disekitarnya.
1.2
1.3
Rumusan Masalah
Tujuan
BAB II
TINJAUAN TEORI
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan.(Sudiharto, 2007 : 22)
KELUARGA adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar
perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau
seorang lakilaki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa
anak, baik anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.
SAYEKTI (1994)
KELUARGA adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri
atau suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.
UNDANG UNDANG NO. 10 TAHUN 1992 (Tentang : Perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera)
KELUARGA adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. DEPKES RI (1988)
KELUARGA adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan
perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang
layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara
anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya. BKKBN (1999)
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
KELUARGA adalah :
Unit terkecil masyarakat.
Terdiri atas dua orang atau lebih.
Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah.
Hidup dalam satu rumah tangga.
Dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga.
Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga.
Mempunyai ikatan emosional
Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing.
Menciptakan dan mempertahankan suatu budaya tertentu.
2.2 STRUKTUR DAN TIPE KELUARGA
Bentuk-Bentuk KeluargaBeberapa bentuk keluarga adalah sebagai berikut.
A. Keluarga inti (Nuclear Family)
Keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang direncanakan
yang terdiri dari suam, istri, dan anak-anak, baik karena kelahiran (natural)
maupun adopsi.
B. Keluarga besar (Extended Family)
Yaitu fungsi keluarga yang utama adalah untuk mengajarkan segala sesuatu
untuk mempersiapkan anggota keluarganya dalam berhubungan dengan orang
lain.
b. FUNGSI SOSIALISASI
Adalah fungsi mengembangkan dan sebagai tempat melatih anak untuk
berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan
orang lain di luar rumah.
c. FUNGSI REPRODUKSI
Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan
keluarga.
d. FUNGSI EKONOMI
Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi
dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan
penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga.
e. FUNGSI PEMELIHARAAN KESEHATAN
Yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar
tetap memiliki produktivitas yang tinggi.
2. Fungsi Keluarga menurut Undang-undang N0. 10 Tahun 1992 jo PP No. 21 Tahun
1994. Secara umum fungsi keluarga adalah sebagai berikut :
a. FUNGSI KEAGAMAAN
Membina norma ajaran-ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup seluruh
anggota keluarga. Menerjemahkan agama dalam tingkah laku hidup sehari-hari
kepada seluruh anggota keluarga. Memberikan contoh konkrit dalam hidup
sehari-hari dalam pengamalan ajaran agama. Melengkapi dan menambah proses
kegiatan belajar anak tentang keagamaan yang kurang diperolehnya disekolah
atau dimasyarakat. Membina rasa, sikap dan praktek kehidupan keluarga
beragama sebagai pondasi menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
b. FUNGSI BUDAYA
Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan normanorma dan budaya masyarakat dan bangsa yang ingin dipertahankan. Membina
tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk menyaring norma dan budaya asing
yang tidak sesuai. Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang
anggotanya mencari pemecahan masalah dari berbagai pengaruh negative
globalisasi dunia. Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang
anggotanya dapat berperilaku baik sesuai dengan norma bangsa Indonesia dalam
menghadapi tantangan globalisasi.Membina budaya keluarga yang sesuai,
selaras, dan seimbang dengan budaya masyarakat atau bangsa untuk menjunjung
terwujudnya norma keluarga kecil bahagia sejahtera
.
c. FUNGSI CINTA KASIH
Menumbuhkembangkan potensi kasih saying yang telah ada antar anggota
keluarga kedalam symbol-simbol nyata secara optimal dan terus menerus.
Membina sikap dan tingkah laku saling menyayangi antar anggota keluarga.
Membina rasa, sikap dan praktik hidup keluarga yang mampu memberikan dan
menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju keluarga kecil bahagia
sejahtera.
d. FUNGSI PERLINDUNGAN
Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak aman
yang timbul dari dalam maupun dari luar keluarga.Membina keamanan keluarga
baik fisik maupun psikis dari berbagai bentuk ancaman dan tantangan yang
datang dari luar. Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga
sebagai modal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
e. FUNGSI REPRODUKSI
Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi sehat, baik
bagi anggota keluarga maupun bagi keluarga disekitarnya. Memberikan contoh
pengalaman kaidah-kaidah pembentukan keluarga dalam hal usia, pendewasaan
fisik maupun mental. Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat, baik yang
berkaitan dengan waktu melahirkan, jarak antara 2 anak, dan jumlah ideal anak
yang diinginkan dalam keluarga. Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat
f.
masyarakat.
g. FUNGSI EKONOMI
Melakukan kegiatan ekonomi baik diluar maupun didalam lingkungan keluarga
dalam rangka menopang kelangsungan dan perkembangan kehidupan keluarga.
Adalah : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
3. Matrilokal
Adalah : sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
4. Patrilokal
Adalah : sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5. Keluarga Kawin
Adalah : hubungan suami-istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa
sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami
atau istri.
dan
hares mendidik keluarga agar berperilaku sehat dan selalu memberikan contoh
yang positif tentang kesehatan.
4. Motivator
Apabila keluarga telah mengetahui, dan mencoba melaksanakan perilaku positif
dalam kesehatan, harus terus didorong agar konsisten dan lebih berkembang.
Dalam hal inilah perawat berperan sebagai motivator.
5. Penghubung keluarga dengan sarana pelayanan kesehatan adalah wajib bagi
setiap perawat untuk memperkenalkan sarana pelayanan kesehatan kepada
keluarga khususnya untuk yang belum pernah menggunakan sarana pelayanan
kesehatan dan pada keadaan salah satu/lebih anggota keluarga perlu dirujuk ke
sarana pelayanan kesehatan.
6. Penghubung keluarga dengan sektor terkait
Adakalanya masalah kesehatan yang ditemukan bukanlah disebabkan oleh
faktor penyebab yang murni dari kesehatan tetapi disebabkan oleh faktor lain.
Dalam hal ini perawat hares menghubungi sektor terkait.
7. Pemberi pelayanan kesehatan.
Sesuai dengan tugas perawat yaitu memberi Asuhan Keperawatan yang
profesional kepada individu, keluarga dan masyarakat. Pelayanan yang
diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbataan pengetahuan,
serta kurangnya keamanan menuju kemampuan melaksanakan kegiatan seharihari secara mandiri. Kegiatan yang dilakukan bersifat "promotif', `preventif',
"curatif' serta "rehabilitatif' melalui proses keperawatan yaitu metodologi
pendekatan pemecahan masalah secara ilmiah dan terdiri dari langkah-langkah
sebagai subproses. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara profesional, artinya
tindakan, pelayanan, tingkah laku serta penampilan dilakukan secara sungguhsungguh dan bertanggung jawab atas pekerjaan, jabatan, bekerja keras dalam
penampilan dan mendemontrasikan " SENCE OF ETHICS ".
8. Membantu keluarga dengan mengenal kekuatan mereka dan menggunakan
kekuatan mereka untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya
9. Pengkaji data individu, keluarga dan masyarakat sehingga didapat data yang
akurat dan dapat dilakukan suatu intervensi yang tepat.
Peran-peran tersebut di atas dapat dilaksanakan secara terpisah atau bersamasama tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi.Masalah dan Tindak Lanjut
Kenyataan, dalam melaksanakan perannya sebagai pembina keluarga sejahtera masih
banyak ditemukan hambatan/masalah antara lain :
A. Faktor Keluarga :
- Keluarga menolak kehadiran perawat
- Ketidak-percayaan masyarakat terhadap perawat
- Adat istiadat
- Ekonomi
- Dan lain-lain.
B. Faktor Perawat
- Secara kuantitas jumlah perawat masih kurang
- Secara kualitas, belum optimal
- Hal ini terjadi karena "basic" pendidikan perawat yang berbeda-beda,
kemauan menambah ilmu pengetahuan masih kurang, kepercayaan diri
yang kurang.
- Terlalu muda khususnya bagi perawat yang ada di desa (PKD) sehingga
sering diabaikan oleh masyaakat
- Perilaku/kebiasaan sebagai "perawat tempo dulu" sehingga sulit berkembang
menjadi Mitra Dokter.
- Kompensasi yang berlebihan dengan rasa sesama Corps ( " ESPRIT DE
CORPS ") yang kurang.
- Masih ada perawat yang bekerja di luar wewenangnya sebagai perawat
Dan lain-lain.
Untuk menanggulangi masalah/hambatan di atas, khususnya ditujukan
kepada diri sendiri (perawat) antara lain :
- Interospeksi
yaitu menilai, mengevaluasi diri sendiri, kelemahan dan kekuatan yang
dimiliki, kesempatan apa yang bisa diraih/diperoleh dan tantangan apa
-
sesama Corps
- Dan yang terpenting adalah "menghargai diri sendiri"
- Perubahan pendidikan keperawatan
- Mentaati kode etik keperawatan.
2.6 KELUARGA MANDIRI DAN SEJAHTERA
5. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai upaya
kesehatan masyarakat.
Pelayanan kesehatan keluarga dapat diperoleh melalui pelayanan kedokteran keluarga.
Kedokteran keluarga merupakan praktek kedokteran dalam pelayanan primer atau pada
kontak
pertama
yang
dilaksanakan
secara
berkesinambungan
dan
komprehensif
tubuh tertentu. Ini tidak berarti bahwa dia mengetahui segalanya, tetapi dia berkompeten
mengatasi segala jenis penyakit yang sering ditemui di masyarakat.11 Pada keadaan tertentu
dokter keluarga merasa kurang mampu menangani pasiennya sehingga perlu mengirimkan
pasiennya kepada dokter lain yang lebih berpengalaman untuk memperoleh pendapat lain.
Tetapi bila sudah jelas tidak mampu sama sekali, dia harus merujuk pasiennya kepada dokter
lain yang lebih kompeten.12 Tujuan utama pelayanan kesehatan keluarga adalah peningkatan
kesehatan keluarga secara menyeluruh pada setiap anggota keluarga. Peningkatan kesehatan
merupakan suatu proses yang positif, dinamis, yang berfokus untuk memperbaiki kualitas
hidup dan kesejahteraan, tidak semata-mata menghindari penyakit, yang meliputi pendekatan
prilaku yang terdiri atas sejumlah tindakan dan aktivitas yang tujuannya mencapai derajat
kesehatan yang tinggi. Peningkatan kesehatan keluarga meliputi upaya peningkatan kesehatan
sistem keluarga. Gerakan peningkatan kesehatan ini mengacu kepada perawatan diri, latihan
untuk hidup sehat dan modifikasi gaya hidup.7 Salah satu upaya peningkatan kesehatan yang
merupakan alat penting dalam kesehatan masyarakat adalah pendidikan kesehatan.
Pendidikan kesehatan adalah suatu proses memberitahu, memotivasi dan membantu orang
menerima dan mempertahankan perilaku dan gaya hidup sehat, menganjurkan perubahan
lingkungan yang dibutuhkan untuk memfasilitasi tujuan ini dan mengadakan latihan dan
penelitian professional untuk tujuan yang sama. Pendidikan kesehatan ini dapat dilakukan
pada tingkat individu/keluarga, kelompok dan masyarakat.13
Universitas Sumatera Utara
Pencegahan primer juga meliputi upaya perlindungan khusus yaitu pemeliharaan dan
perbaikan tingkat resistensi individu dan keluarga terhadap penyakit tertentu. Tujuan utama
pencegahan primer adalah meningkatkan resistensi terhadap kekuatan-kekuatan sosial,
emosional, dan biologis yang mempercepat penyakit dan didukung oleh gaya hidup sejahtera.
Untuk itu, perlu adanya upaya perlindungan khusus seperti imunisasi dan fluoridasi.7
Perlindungan khusus berhubungan dengan penyakit atau masalah kesehatan tertentu dan
meliputi perilaku menghindar. Perlindungan khusus terdiri atas kegiatan-kegiatan yang
tujuannya melindungi seseorang dari penyakit tertentu dan mengurangi kemungkinan mereka
mendapat penyakit atau masalah kesehatan.7 Tindakan perlindungan khusus dalam kesehatan
gigi dan mulut antara lain pemakaian fluor baik secara sistemik maupun lokal, pengawetan
pit dan fisur, pembersihan karang gigi, penggunaan space maintainer dan lain-lain.14 Dalam
melaksanakan suatu pelayanan kesehatan keluarga, yang menjadi prioritas utama adalah
keluarga-keluarga yang tergolong berisiko tinggi dalam bidang kesehatan.8 Tenaga kesehatan
dapat membuat suatu prakiraan terhadap faktor-faktor yang dapat menyebabkan penyakit dan
kematian pada pasien, kemudian menganjurkan perubahan gaya hidup dan penanganan medis
untuk mengurangi resiko tersebut. Keluarga juga memegang peranan penting dalam upaya
pengurangan risiko yang pada umumnya berhubungan dengan perbaikan pola hidup. Upaya
ini melibatkan keputusan dan partisipasi keluarga
keluarga
masing-masing.Meninggalkan
keluarga
bisa
hubungan orang tua danbayi yang positif dan hangat sehingga jalinan kasih
sayang antara bayi dan orang tuadapat tercapai.
3. Keluarga dengan anak pra sekolah
Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir saat anak
berusia 5 tahun. Tugas perkembangan :
1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal,
privasi dan rasa aman.
2. Membantu anak untuk bersosialisasi.
3. Beradaptasi dengan anaky baru lahir, sementara kebutuhan anak lain juga
harus terpenuhi.
4. Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam keluarga maupun dengan
masyarakat.
5. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
6. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
7. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.
4. Keluarga dengan anak sekolah.
Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah ) dan berakhir
padasaat anak berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya keluarga mencapai
jumlahmaksimal sehingga keluarga sangat sibuk.Selain aktivitas di sekolah,
masing-masinganak memiliki minat sendiri.Dmikian pula orang tua mempunyai
1.
2.
1.
2.
Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat
anakterakhir meninggalkan rumah.Lamanya tahapan ini tergantung jumlah anak
dan adaatau tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama
1.
2.
3.
4.
5.
1.
1.
mengalahkan rasa sakit hati, masalah Domestik dalam keluarga bukan untuk
diketahui oleh orang lain sehingga hal ini dapat berdampak semakin menguatkan
dalam kasus KDRT.
Lingkungan. Kurang tanggapnya lingkungan atau keluarga terdekat untuk
merespon apa yang terjadi, hal ini dapat menjadi tekanan tersendiri bagi korban.
Karena bisa saja korban beranggapan bahwa apa yang dialaminya bukanlah hal
yang penting karena tidak direspon lingkungan, hal ini akan melemahkan
keyakinan dan keberanian korban untuk keluar dari masalahnya.
Selain itu, faktor penyebab terjadinya kekerasan
terhadap
istri
kekerasan pada pasangannya apabila telah menikah karena anak mengimitasi perilaku
dan cara memperlakukan orang lain sebagaimana yang dilakukan oleh orang tuanya.
SOLUSI UNTUK MENGATASI KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
Untuk menurunkan kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga maka
masyarakat perlu digalakkan pendidikan mengenai HAM dan pemberdayaan
perempuan; menyebarkan informasi dan mempromosikan prinsip hidup sehat, anti
kekerasan terhadap perempuan dan anak serta menolak kekerasan sebagai cara untuk
memecahkan masalah; mengadakan penyuluhan untuk mencegah kekerasan;
mempromosikan kesetaraan jender; mempromosikan sikap tidak menyalahkan korban
melalui media.
Sedangkan untuk pelaku dan korban kekerasan sendiri, sebaiknya mencari
bantuan pada Psikolog untuk memulihkan kondisi psikologisnya.
Bagi suami sebagai pelaku, bantuan oleh Psikolog diperlukan agar akar
permasalahan yang menyebabkannya melakukan kekerasan dapat terkuak dan belajar
untuk berempati dengan menjalani terapi kognitif. Karena tanpa adanya perubahan
dalam pola pikir suami dalam menerima dirinya sendiri dan istrinya maka kekerasan
akan kembali terjadi.
Sedangkan bagi istri yang mengalami kekerasan perlu menjalani terapi
kognitif dan belajar untuk berperilaku asertif. Selain itu, istri juga dapat meminta
bantuan pada LSM yang menangani kasus-kasus kekerasan pada perempuan agar
mendapat perlidungan.
Suami dan istri juga perlu untuk terlibat dalam terapi kelompok dimana
masingmasing dapat melakukan sharing sehingga menumbuhkan keyakinan bahwa
hubungan perkawinan yang sehat bukan dilandasi oleh kekerasan namun dilandasi
oleh rasa saling empati. Selain itu, suami dan istri perlu belajar bagaimana bersikap
asertif dan memanage emosi sehingga jika ada perbedaan pendapat tidak perlu
menggunakan kekerasan karena berpotensi anak akan mengimitasi perilaku kekerasan
tersebut. Oleh karena itu, anak perlu diajarkan bagaimana bersikap empati dan
memanage emosi sedini mungkin namun semua itu harus diawali dari orangtua
Mengalami KDRT membawa akibat akibat negatif yang berkemungkinan
mempengaruhi perkembangan korban di masa mendatang dengan banyak cara.
Dengan demikian, perhatian utama harus diarahkan pada pengembangan berbagai
strategi untuk mencegah terjadi penganiayaan dan meminimalkan efeknya yang
merugikan ada beberapa solusi untuk mencegah KDRT antara lain :
menyelesaikan
persoalan
(konseling)
serta
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
.