You are on page 1of 18

Asuhan Keperawatan pada

Pasien dengan Malnutrisi

Kelompok 4 :
Vivi Nofriyanti - Shelmia Mitriani - Annisa Risqi Lusiana Sihaloho

Definisi
Malnutrisi adalah keadaan kurang
gizi yang disebabkan oleh rendahnya
konsumsi energi dan protein dalam
keadaan sehari-hari sehingga tidak
memenuhi dalam angka kecukupan
gizi. (Depkes RI, 1999).

Etiologi
Faktor

diit
Faktor social budaya yang turun temurun faktor
sosial, yaitu Perceraian, pada keluarga dengan
penghasilan kecil, pada ibu yang bekerja tetap
setelah melahirkan.
Faktor Keadaan Penduduk Ms. Lorent
memperkirakan bahwa marasmus terdapat dalam
jumlah yang banyak jika suatu daerah terlalu padat
penduduknya dengan hygiene yang buruk.
Faktor infeksi Infeksi apapun dapat memperburuk
keadaan gizi, walaupun malnutrisi masih ringan
mempunyai pengaruh negatif pada daya tahan tubuh
terhadap infeksi.
Faktor kemiskinan Kemiskinan merupakan
problem bagi golongan masyarakat bawah untuk
menderita malnutrisi. (Iskandar, 2002)

klasifikasi
suatu keadaan kekurangan kalori protein
berat. Namun, lebih kekurangan kalori daripada protein.
pada marasmus pertumbuhan yang kurang atau terhenti
disertai atropi otot dan menghilangnya lemak didalam kulit..
Oleh karena itu pada marasmus berat kadang-kadang
masih ditemukan asam amino yang normal sehingga hati
masih dapat membentuk cukup albumin (Ngastiyah, 1997).

Marasmus

Penyebab

marasmus adalah sebagai berikut :Intake kalori


yang sedikit, Infeksi yang berat dan lama, terutama infeksi
enteral, Kelainan struktur bawaan, Prematuritas dan
penyakit pada masa neonates, Pemberian ASI yang terlalu
lama tanpa pemberian makanan tambahan yang cukup,
Gangguan metabolism, Tumor hipotalamus, Penyapihan
yang terlalu dini disertai dengan pemberian makanan yang
kurang, Urbanisasi.

suatu keadaan di mana tubuh


kekurangan protein dalam jumlah besar. Selain
itu, penderita juga mengalami kekurangan
kalori.
Pada kwasiorkor yang klasik terjadi
gangguan metabolik dan perubahan
sel yang menyebabkan edema.
Perlemakan hati terjadi karena
gangguan pembentukan lipo protein
dan transport lemak dari hati kedepot
lemak juga terganggu dan terjadi
akumulasi lemak dalam hepar. (Iskandar, 2002)
Penyebabnya adalah : Intake protein yang
buruk, Infeksi suatu penyakit, Masalah
penyapihan.
Kwashiorkor

Manifestasi klinik

Marasmus :
Penampilan wajah seperti orang tua,
Perubahan mental,
Kelainan pada kulit tubuh,
Rambut kering, tipis dan mudah rontok,
Otot atropi hingga tulang terlihat jelas,
Gangguan saluran pencernaan,
Ubun-ubun besar cekung,
Perut buncit, Tulang dahu dan
pipi kelihatan menonjo, Sering diare
(Ngastiyah, 1997)

Kwashiorkor yaitu :
Penampilan seperti gemuk walaupun dibagian
pantatnya mengalami atropi,
Gangguan pertumbuhan,
Perubahan mental, sering menangis pada
stadium lanjut sangat apatis,
Edema,
Atropi otot,
Sistem GIT mengalami gangguan,
Perubahan rambut dan rambut mudah rontok,
Perubahan kulit,
Anemi,
Pembesaran hati kadang-kadang batas hati
setinggi pusat (Ngastiyah, 1997)

Rencana Asuhan
Keperawatan

Pengkajian
Identitas pasien
* Nama : - * jenis kelamin : * suku bangsa : - * tanggal lahir: * agama : - * Tgl pengkajian : Keluhan Utama
Riwayat Kesahatan Sekarang
Riwayat Kesehatan Keluarga
Pengkajian Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium, anemia
normositik normokrom, ditemukan kadar
albumin serum yang menurun. Pemeriksaan
radiologis ( kelainan paru )

Diagnosa Keperawatan
Nutrisi,

ketidakseimbangan : kurang
dari kebutuhan tubuh b/d asupan yang
tidak adekuat, anoreksia dan diare.
Kekurangan volume cairan b/d
penurunan asupan peroral dan
peningkatan kehilangan akibat diare.
Bersihan jalan napas tak efektif b/d
peningkatan sekresi trakheobronkhial
sekunder terhadap infeksi saluran
pernapasan.

Nutrisi Kurang dari Keb. Tubuh


Implementasi
memantau nilai laboratorium pasien
memberikan informasi yang tepat tentang kebutuhan
nutrisi dan cara
menciptakan lingkungan yang menyenangkan untuk
makan
memberikan pasien minuman dan kudapan bergizi,
tinggi protein, tinggi kalori yang siap di konsumsi
mengkolaborasikan dgahli gizi dalam menentukan keb.
protein pasien
evaluasi
S:pasien mengatakan sekarang melakukan diet
O:massa tubuh dan bb dalam batas normal
A:berat badan pasien sudah mualia bertambah dan diet
mulai teratur
P:intervensi di hentikan

Kekurangan Volume
Cairan
Implementasi
memantau

warna, jumlah, dan frekuensi kehilangan cairan dan


status hidrasi
mengobservasi terhadap kehilnagan yang tinggi elektrolit
mempertahankan asupan makanna dan pengeluaran.
menentukan jumlah cairan yang masuk selama 24 jam, hitung
sepanjang sif siang, sore dan malam.
mengkolaborasikan : kolaborasi dengan ahli gizi tentang
asupan makanan dan cairan,berikan terapi IV sesuai program
mengajarkan Perawatan dirumah : ajarkan keluarga cara
memantau asupan dan pengeluaran,serta tanda komplikasi
dan kapan harus menghubungi dokter.
Evaluasi :
S : pasien mengatakan mengalami peningkatan nafsu makan
dan minum.
O: membran mukosa lembap, tidak ada perubahan warna kulit
A : volume caiaran adekuat
P: intervensi dihentikan.

Tq ..

You might also like