Professional Documents
Culture Documents
HIPERTENSI
1.
Pengertian
Sampai saat ini masih belum ada defenisi yang tepat mengenai
hipertensi karena tidak ada batas yang tegas yang membedakan antara
hipertensi dan normotensi. Secara teoritis hipertensi didefenisikan sebagai
suatu tingkat tekanan darah tertentu.
Definisi hipertensi menurut Mansjoer. A. adalah tekanan darah
sistolik 140 mmHg dan tekanan darah diastolik 90 mmHg, atau bila
pasien memakai obat anti hipertensi.
Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee on Detection,
Evaluation and Treatment of High Blood pressure (JNC) sebagai tekanan
yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat
keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah (TD) normal tinggi
sampai
hipertensi
maligna.
Keadaan
ini
dikategorikan
sebagai
Sistolik (mmHg)
< 140
Diastolik (mmHg)
< 90
Hipertensi ringan
140-180
90-105
Hipertensi perbatasan
140-160
90-95
> 180
> 105
> 140
< 90
140-160
< 90
2. Etiologi
Berdasarkan etiologinya hipertensi dibagi menjadi dua golongan
yaitu:
a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui
penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95%
kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik,
lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem renin angiotensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca
interselular, dan faktor faktor yang meningkatkan risiko, seperti
obesitas, alkohol, merokok, serta polisitemia.
b. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat sekitar 5% kasus.
Penyebab spesifiknya diketahui seperti penggunaan estrogen, penyakit
ginjal, hipertensi vaskular renal, hiperaldosteronisme primer, dan
sindrom Cushing, feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang
berhubungan dengan kehamilan, dan lainlain. (Mansjoer,A,1999).
3.
Patofisiologi
Tekanan darah =
Curah Jantung
Stress
Tahanan perifer
Kurang pengetahuan
Na,makanan berlemak
Rokok,alkohol
Hormon Natriuretik
v.konstriksi rebound
Aktivitas saraf
Hipervolemia,
tembakau sbg
Fer berkurang
simpatis
Penyempitan pem.
vasokonstriktor
darah
Angiotensin I
(Protein Plasma)
Converting enzim
(Paru)
A III
Aldosteron
Angiotensin II
Vasokontriksi arteri perifer
Nyeri/sakit kepala
shock
Intoleransi aktivitas
2)
c) Hemat Kalium.
Amilorid (Midomir), Spironolakton (Aldaetone), Trianteren
(Dyrenium).
2) Obat Simpatolitik
a) Bekerja pada SPP
Klonidin
(Catapres),
Guanabenz
(Wytensin),
Metildopa
(Aldomet).
b) Bekerja pada gonglion otonom
Trimetafan (Arfonad).
c) Bekerja pada neuron simpatis pasca ganglion
Guanadrel (Hylorel),
Guanetidin
(Isenelin),
Penghambat
(Tenormin),
Labetol
(Normodyne,
Trandate),
(Capoten),
Enalapril
(Vasotec),
Saralisin
(Sarenin).
Tanda
b. Sirkulasi
Gejala
Tanda
c. Integritas Ego
Gejala
: ansietas, marah.
Tanda
d. Eliminasi
Gejala
e. Makanan/Cairan
Gejala
f. Neurosensori
Gejala
Tanda
g. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala
h. Pernafasan
Gejala
Tanda
i. Keamanan
Gejala
1. Diagnosa Keperawatan
.
Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada klien dengan
hipertensi, menurut Doenges (2000), yaitu :
a.
b.
2. Intervensi Keperawatan
1.
Diagnosa
Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan
dengan
Peningkatan
afterload,
vasokonstriksi
dan
Iskemia
dalam
aktivitas
yang
menurunkan
tekanan
evaluasi awal. Gunakan ukuran manset yang tepat dan tehnik yang
akurat
Rasional
2)
: Denyutan
karotis,jugularis,
radialis
dan
10
3)
karena
adanya
hipertrofi
5)
: Dapat
mengindikasikan
gagal
jantung,
Berikan
lingkungan
yang
tenang,
nyaman,
kurangi
7)
8)
Lakukan
tindakan-tindakan
yang
nyaman
seperti
pijatan
9)
Anjurkan
teknik
relaksasi,
panduan
imajinasi,
aktivitas
pengalihan.
Rasional
: Dapat
meurunkan
rangsangan
yang
Diagnosa
11
b)
c)
Intervensi :
1)
: Meminimalkan
stimulasi/meningkatkan
relaksasi.
2)
3)
Hilangkan/minimalkan
aktivitas
vasokontriksi
yang
dapat
4)
: Pusing
dan
berhubungan
penglihatan
dengan
kabur
episode
sering
hipotensi
postural.
5)
6)
12
menimbulkan
stagnasi
sekresi
oral
dan
: Menurunkankan/mengontrol
mengurangi
ketegangan
nyeri,
dan
ketidak
b.
c.
13
d.
4. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan adalah tahap akhir proses keperawatan
yang bertujuan untuk menilai hasil akhir dari keseluruhan tindakan
keperawatan yang telah dilakukan. Tahap evaluasi merupakan indikator
keberhasilan dalam penggunaan proses keperawatan.
Evaluasi terdiri dari dua bagian yaitu :
a.
b.
a.
b.
c.
DAFTAR PUSTAKA
14
Brunner & Suddarth. (2002).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed. VIII
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Carpenito, L.J. et. al. (2000). Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktik
Klinis.
15