Professional Documents
Culture Documents
Analisis
Pola Pemanfaatan Lahan
4.1
1.
2.
A. Kawasan Lindung
Kawasan lindung di Kota Pekanbaru pada umumnya berada di bagian
Utara Kota terutama di Kecamatan Rumbai dan Kecamatan Rumbai
Pesisir. Meskipun ditetapkan sebagai kawasan konservasi, persentase
tutupan lahan pada kawasan ini cenderung mengalami penyusutan
yang cukup drastis. Bahkan lebih dari 50% lahan yang ada telah
beralih fungsi menjadi kegiatan perkebunan dan kegiatan budidaya
lainnya.
Selain berfungsi sebagai kawasan konservasi, dalam jangka panjang
kawasan ini sangat prospektif dikembangkan sebagai pusat
penelitian
Kawasan lindung di Kota Pekanbaru yang
berdasarkan Peraturan Pemerintah antara lain :
telah
ditetapkan
a.
yang
memberikan
b.
IV
didefinisikan sebagai
kawasan tertentu di sekeliling danau/waduk yang
mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan
kelestarian fungsi danau/waduk.
Danau di Kota Pekanbaru yang memenuhi kriteria untuk
dijadikan sebagai kawasan konservasi adalah Danau Buatan
atau Danau Limbungan yang terletak di Kecamatan Rumbai
Pesisir.
dalam kota atau wilayah yang lebih luas, baik dalam bentuk
area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur,
dimana dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka (tanpa
bangunan).
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
IV
TABEL IV 1
KAWASAN LINDUNG KOTA PEKANBARU TAHUN 2006
No
a.
b.
2
a.
b.
c.
Lokasi
Kecamatan Rumbai
Rumbai Pesisir
Kecamatan Rumbai dan
Rumbai Pesisir
Kawasan Tertentu
Sempadan Sungai
Kawasan Sekitar Waduk
Kawasan Sekitar Mata Air
Seluruh Kecamatan
Kecamatan Rumbai Pesisir
-
a.
4
Kecamatan Rumbai
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
IV
Gambar 4.1
Sebaran Kawasan Koservasi
Di Kota Pekanbaru tahun 2006
IV
c.
d.
Kawasan Rawan
Bencana
Jalur Patahan
Lokasi
Melintang diagonal dari arah
sekitar Kelurahan Air Hitam
(Kec. Payung Sekaki) sampai
Kelurahan Simpang Tiga (Kec.
Bukit Raya).
Tersebar pada 18 Lokasi di
Kecamatan Tampan, Payung
Sekaki, dan Sail.
IV
gambar 4.2
sebaran daerah rawan bencana dan genangan
di Kota Pekanbaru tahun 2006
IV
a.
Jenis Kawasan
Permukiman
Permukiman Teratur
Permukiman Padat
Permukiman Kumuh
Lokasi
Sebagian
besar
merupakan
perumahan yang dibangun oleh
pengembang yang tersebar pada
hampir seluruh kecamatan, namun
intensitas pengembangan saat ini
cenderung mengarah ke Kecamatan
Tampan, Marpoyan Damai, dan
Payung Sekaki
Terutama berada pada kawasan
pusat kota, dan rata-rata merupakan
permukiman swadaya.
Sebagian besar berada di bantaran
Sungai Siak terutama di Kelurahan
Kampung Baru, Kampung Bandar,
Kampung Dalam, Kelurahan Pesisir
dan Kelurahan Meranti Pandak.
b.
IV
c.
IV
Gambar 4.3.
Pola Sebaran Kawasan Permukiman
Di Kota Pekanbaru tahun 2006
IV
10
TABEL IV 4
SEBARAN KAWASAN PERDAGANGAN DI KOTA PEKANBARU
TAHUN 2006
No
Lokal
Kawasan
Kota
Regional
Lokasi
Menyebar
pada
semua
Kecamatan, terutama pada
pusat-pusat
lingkungan
permukiman.
Kegiatan
perdagangan jenis ini biasanya
menyediakan
barang-barang
eceran
untuk
kebutuhan
sehari-hari
Menyebar
pada
semua
Kecamatan, terutama pada
pusat-pusat kawasan. Kegiatan
perdagangan
jenis
ini
menyediakan
barang-barang
eceran namun skala usaha
yang lebih besar
Terkonsentrasi di pusat kota,
terutama di Jalan Sudirman,
Jalan Riau, dan Jalan T.
Tambusai.
Merupakan pusat perbelanjaan
modern
yang
skala
pelayanannya
mencapai
wilayah-wilayah
di
sekitar
Pekanbaru. Pusat perdagangan
jenis ini antara lain: Pekanbaru
Mall di Jl. Sudirman, SKA Mall
di simpang SKA, Ciputra Mall di
Jl. Riau, Pasar Senapelan di Jl.
Sudirman, dan Citra Plaza di Jl.
Pepaya
IV
11
Gambar 4.4
Pola Sebaran Kawasan Perdagangan
di Kota Pekanbaru, Tahun 2006
IV
12
IV
13
Gambar 4.5
Pola Sebaran Kegiatan Industri
Di Kota Pekanbaru Tahun 2006
IV
14
TABEL IV 5
SEBARAN KAWASAN INDUSTRI DI KOTA PEKANBARU
TAHUN 2006
No
Jenis Industri
Pengolahan Karet
4
6
Lokasi
Di sekitar Jembatan Siak I
/sebelah Utara S. Siak
PT. Sola Gratia di daerah Teluk
Lembu
Di Jl. Teratak Buluh dekat
persimpangan
dengan
Jl.
Arengka
Di Jl. Yos Sudarso
Di Kecamatan Tenayan Raya
IV
15
TABEL IV 6
SEBARAN FASILITAS PENDIDIKAN DI KOTA PEKANBARU
TAHUN 2006
No
Tingkat Pendidikan
Pendidikan Tinggi
Lokasi
Menyebar
pada
semua
Kecamatan
dengan
pola
persebaran sbb : TK dan SD
biasanya berada pada pusat
permukiman
atau
pada
kawasan
campuran
yang
memiliki akses yang tinggi
dengan kawasan permukiman.
SMP dan SMU, tersebar pada
pusat-pusat kawasan yang
memiliki
aksesibilitas
yang
tinggi
terhadap
beberapa
kawasan permukiman.
Pendidikan
Akademi,
tersebar pada beberapa
Kecamatan, terutama di
pusat kota (Jl. A. Yani, Jl.
KH. Achmad Dahlan, Jl.
Melur, dan Jl. Pattimura),
dan kawasan pinggiran,
terutama Jl. Subrantas dan
Yos Sudarso.
Pendidikan
Universitas,
tersebar
di
Kecamatan
Tampan
(UNRI,
UIN),
Marpoyan Damai (UIR), Kec.
Sail (UNRI, SPN), Sukajadi
(UIN,
UM),
Rumbai
(UNILAK, ITR)
IV
16
TABEL IV 7
SEBARAN KAWASAN WISATA DI KOTA PEKANBARU
TAHUN 2006
No
Kawasan Wisata
Kaca Mayang
Alam Mayang
Danau Limbungan
Lokasi
Terletak di Jalan Sudirman
(SPBU), dengan luas sekitar
3000 M2, yang dikembangkan
sebagai sarana bermain anakanak.
Terletak
di
Jalan
Imam
Munandar
(Kecamatan
Tenayan Raya) seluas + 10 Ha,
yang dikembangkan sebagai
sarana
bermain,
olahraga,
wisata air, dan perkemahan.
Terletak di Kecamatan Rumbai
Pesisir yang dapat di akses
melalui Jalan Paus dan Jalan
Pramuka. Luas keseluruhan
kawasan
ini
diperkirakan
+400 Ha, yang meliputi area
genangan danau dan area
daratan. Kondisi saat ini masih
terlihat alami, meskipun sangat
potensial untuk dikembangkan
sebagai pusat rekreasi multi
event.
IV
17
Gambar 4.6
Sebaran Kawasan Pendidikan, Kawasan Olahraga dan Kawasan
Rekreasi di Kota Pekanbaru
Tahun 2006
IV
18
Kawasan Pemerintahan
dan Niaga
Pemerintahan
Niaga
Lokasi
Sebagian besar berada di pusat
kota yaitu sekitar Kantor
Gubernur (Jl. Sudirman, Jl.
Gajah Mada, Jl. A. Yani, Jl.
Pepaya), dan sebagian nya lagi
menyebar (Jl. DR Sutomo, Jl.
KH. A.Dahlan, Jl. Kartini, dan
sepanjang Jl. Sudirman antara
simpang jl. T. Tambusai dan
Simpang Tiga Bandara.
Terutama
pada
ruas
jl.
Sudirman, jl. T. Tambusai, jl.
A. Yani, Jl. Arengka I dan
Arengka II, jl. Subrantas, dan
jl. Riau.
IV
19
Gambar 4.7
Pola Sebaran Kawasan Perkantoran Pemerintahan
dan Kawasan Niaga di Kota Pekanbaru
Tahun 2006
IV
20
6. Terminal
Terminal di Kota Peknbaru dapat dikelompokkan menjadi :
Jenis Terminal
Pelabuhan Udara
Pelabuhan Sungai
Lokasi
Terminal Utama (AKAP), di
Kecamatan Payung Sekaki.
Terminal
Utama
(Dalam
Kota),
di
Jl.
Sudirman
(Mayang Terurai).
Sub Terminal (Madya), di
Pasar
Senapelan,
Jl.
Kayangan, Kulim Atas, dan
Tampan (Kampus UNRI)
Stasiun Kereta Api (Rencana),
di Kecamatan Tampan.
Di kawasan simpang tiga,
Kecamatan Marpoyan Damai
Di Kecamatan Senapelan,
untuk angkutan penumpang
(Pelita Pantai dan Sungai
Duku) dan Angkutan Barang
(PT. Pelindo I).
Di Kecamatan Limapuluh
(Pelabuhan Khusus).
IV
21
Gambar 4.8
Sebaran Simpul Transportasi di Kota Pekanbaru
Tahun 2006
IV
22
IV
23
Kegiatan
Tanaman Pangan
Perkebunan
Lokasi
Dikembangkan dalam skala
kecil
dan
tersebar
di
Kecamatan
Tampan,
Bukit
Raya,
Marpoyan
Damai,
Rumbai, Rumbai Pesisir dan
Tenayan Raya.
Kelapa Sawit, secara ekstensif
di kembangkan di Kecamatan
Rumbai,
Rumbai
Pesisir,
Tenayan Raya, Bukit Raya
Tampan, dan Payung Sekaki.
Perikanan
Peternakan
IV
24
Gambar 4.9
Pola Sebaran Kawasan Budidaya Tanaman Pangan, Perkebunan,
Perikanan, dan Peternakan di Kota Pekanbaru
Tahun 2006
IV
25
Jenis
TPA
TPS
IPLT
Lokasi
Berada di Kec. Rumbai
(Muara Fajar)
Kecamatan Tenayan Raya
(temporer)
Tersebar
pada
semua
kecamatan dengan total TPS
sekitar 47 unit
Di Kecamatan Rumbai
(Muara Fajar), tepat di
Lokasi TPA.
1.
Kawasan bandara
2.
3.
IV
26
Gambar 4.10
Lokasi tempat pembuangan sampah akhir (tpa)
Dan instalasi pengeolahan limbah tinja (iplt)
Tahun 2006
IV
27
Jenis Kawasan
Kawasan Bandara
Kompleks Militer
Lapangan Tembak
Lokasi
Berada di Kecamatan Marpoyan Damai
KOREM 031 Wirabima (jl. Perwira.
KODIM Jl. A. Yani
Asrama Pancasila Jl. DR Sutomo
Batere R Jl. Harapan Raya
Batere P. Jl. Subrantas
ARAHANUD, Jl. Teratak Buluh dan
Arengka Ujung
AURI di Simpang Tiga
Lapangan Tembak, Jl. Kartama
BRIMOB, Jl. KH. Ahmad Dahlan
Jl. Kartama
Jl. Budi Luhur
IV
28
Gambar 4.11
Sebaran Kawasan Khusus di Kota Pekanbaru
Tahun 2006
IV
29
a.
b.
4.2
khusus
dapat
dilihat
pada
1.
2.
3.
4.
5.
6.
IV
30
NO
1.
2.
Kawasan Permukiman :
(Kepadatan rendah hingga tinggi)
3.
4.
Kawasan Perkebunan
5.
6.
Kawasan Pendidikan
7.
Kawasan Industri
8.
Fasilitas Umum
6.582,48
348,69
1.456,00
11.726,12
132,70
23,90
- Kuburan
26,27
- TPA
10,00
- Bandara
276,00
- Pelabuhan Sungai
20,00
- Terminal
19,00
5,00
10,00
4,00
Regional
Madya
Cabang
9.
42.596,00
Lain-lain
8.84
Jumlah
63.226,00
7.
8.
9.
IV
31
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
IV
32
3.
4.
JENIS PENGGUNAAN
LAHAN TERBANGUN
Kawasan Permukiman
Kawasan Pemerintahan
100,23
Kawasan Pendidikan
282,30
Kawasan Perdagangan
666,07
Kawasan Industri
Militer
Bandara
Lain-Lain
10.914,44
1.794,94
134,93
276
723.07
Jumlah
14.891,98
II
Kawasan Lindung
Kawasan Perkebunan
18.372,33
24.733,49
Hutan
2.605,75
2.622.45
Jumlah
48.334,02
Total
63.226,00
IV
33
1. Kawasan permukiman
2. Kawasan industri batu bata dan genteng
3. Kawasan perkebunan sawit
4. Kawasan semak belukar dan kebun rakyat
5. Tambak
6. Lapangan tembak
Sebaran lokasi dan kecenderungan pergeseran fungsi lahan kawasan
lindung dapat dilihat pada Tabel IV 15 dan Gambar 4.12.
TABEL IV 15
KECENDERUNGAN ALIH FUNGSI LAHAN KAWASAN LINDUNG
DARI TAHUN 1991 HINGGA 2006
Kondisi
Tahun 1991
Lindung
Kondisi
Tahun 2006
Permukiman
Industri
Perkebunan Sawit
Semak Belukar dan
Kebun Rakyat
Tambak
Lapangan Tembak
Lain-lain
Jumlah
Luas
(Ha)
343,17
358,67
11.345,87
8.259,07
68,13
0,98
19.614,36
42.596,00
IV
34
GAMBAR 4.12
PERGESERAN PEMANFAATAN KAWASAN LINDUNG
DARI TAHUN 1991 HINGGA 2006
IV
35
A. Permukiman
Salah satu jenis kegiatan budidaya yang perkembangannya cukup
pesat dalam 15 tahun terakhir ini adalah kawasan permukiman. Bila
pada tahun 1991 luas kawasan permukiman yang tersebar di Kota
Pekanbaru mencapai 6.582,48 Ha, maka pada tahun 2006 telah
meningkat menjadi 10.914,44 Ha (64%). Ini berarti, pertambahan
lahan permukiman selama periode tersebut adalah 4.331,96 Ha atau
43.319.600 M2. Bila diasumsikan, rata-rata luas kavling rumah di
Pekanbaru adalah 200 M2, maka jumlah unit rumah yang dibangun di
Pekanbaru selama 1991 sampai 2006 adalah 216.598 unit rumah.
Angka tersebut merupakan asumsi ideal berdasarkan analisis di atas
peta. Pada kenyataannya angka ini bisa saja lebih rendah,
mengingat deliniasi kawasan permukiman yang dilakukan didasarkan
pada homogenitas kawasan, dimana kemungkinan lahan-lahan tidak
terbangun masuk dalam unit analisis sangat sulit dihindari.
Pertambahan luas kawasan permukiman dan jumlah unit bangunan
di wilayah perencanaan selain di inisiasi oleh masyarakat secara
perorangan, juga tidak terlepas dari peran developper yang dalam
beberapa tahun terakhir ini cukup aktiv membangun kawasan
perumahan baru. Berdasarkan data REI dan ASPERINDO Pekanbaru,
diketahui bahwa rata-rata luas lahan yang dikembangkan pada satu
lokasi oleh anggotanya, berkisar antara 3 sampai 10 Ha.
Sementara itu, dari hasil wawancara dan observasi lapangan, dapat
diidentifikasi pula bahwa pertumbuhan kawasan permukiman
cenderung terarah di Kecamatan Marpoyan Damai, Kecamatan
Tampan, Kecamatan Bukit Raya, dan Kecamatan Rumbai.
Lahan-lahan yang dimanfaatkan untuk pembangunan kawasan
permukiman antara lain:
IV
36
GAMBAR 4.13
SEBARAN DAN KECENDERUNGAN PEMBENTUKAN
KAWASAN PERUMAHAN DARI TAHUN 1991 HINGGA 2006
IV
37
TABEL IV 16
PERTAMBAHAN LUAS KAWASAN PERMUKIMAN
DARI TAHUN 1991 HINGGA 2006
Kondisi
Kondisi
Tahun 1991
Tahun 2006
Hutan Lindung
Semak Belukar dan
Permukiman
Kebun Rakyat
Perkebunan
Jumlah
Luas
(Ha)
343,17
259,48
3.729,31
4.331,96
B. Perdagangan
Perdagangan merupakan salah satu kegiatan yang tumbuh sangat
pesat di Kota Pekanbaru. Kondisi ini terindikasi dari data
pertambahan luas lahan perdagangan yang cukup signifikan. Bila
pada tahun 1991, luas kawasan perdagangan di Kota Pekanbaru
mencapai 348,69 Ha, maka pada tahun 2006 meningkat sebesar
91,02% menjadi 666.07 Ha.
Aktivitas perdagangan yang cenderung terkonsentrasi di Kawasan
Pusat Kota (Jl. T. Tambusai, Jl. Sudirman sekitar Senapelan, Jl. A.
Yani, dan Jl. Riau, kini telah tersebar pada hampir seluruh ruas jalan
utama kota. Munculnya 4 (empat) pusat perdagangan baru selain
berpengaruh terhadap pola pergerakan dan arus transportasi, juga
telah berdampak pada tumbuhnya kegiatan ekonomi lainnya di
sekitar kawasan perdagangan modern tersebut, serta orientasi
pemilihan tempat tinggal, yang secara keseluruhan berpengaruh
terhadap struktur ruang kota.
Ruas jalan dengan tingkat perkembangan kegiatan perdagangannya
cukup pesat terutama di jalan Arengka, Jalan H. Imam Munandar,
Jl. Subrantas, Jalan Riau, Jl. A. Yani, dan Jl. Sudirman. Pembentukan
kawasan perdagangan umumnya berupa alih fungsi lahan dari :
IV
38
Gambar 4.14
SEBARAN DAN KECENDERUNGAN PERKEMBANGAN
KAWASAN PERDAGANGAN
DARI TAHUN 1991 HINGGA 2006
IV
39
TABEL IV 17
KECENDERUNGAN PERKEMBANGAN KAWASAN PERDAGANGAN
DARI TAHUN 1991 HINGGA 2006
Kondisi
Tahun 1991
Perkebunan
Permukiman
Kondisi
Tahun 2006
Perdagangan
Jumlah
Luas
(Ha)
163.95
291.84
4.331,96
C. Industri
Meskipun trend perkembangan luas kawasan industri mengalami
pertambahan yang sangat berarti, namun pada dasarnya tidak
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi kawasan. Ini dikarenakan sebagian besar kawasan industri
yang tumbuh hanya merupakan industri rumah tangga yang
memproduksi genteng dan batu bata. Dari dua lokasi kegiatan
industri sebagaimana tercantum dalam RUTR 1991 yaitu industri
karet dan industri plywood hingga saat ini tidak terlihat adanya
perluasan
kawasan.
Dengan
demikian,
kecenderungan
perkembangan kegiatan industri sebagian besar terjadi di Kecamatan
Tenayan Raya, yang menjadi salah satu sentra produksi material
bahan bangunan berbahan baku tanah liat.
TABEL IV 18
KECENDERUNGAN PERKEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI
DARI TAHUN 1991 HINGGA 2006
Kondisi
Tahun 1991
Lindung
Perkebunan
Kondisi
Tahun 2006
Industri
Jumlah
Luas
(Ha)
358,67
288,07
646,74
IV
40
Gambar 4.15
SEBARAN DAN KECENDERUNGAN PERKEMBANAN
KAWASAN INDUSTRI
DARI TAHUN 1991 HINGGA 2006
IV
41
D. Pendidikan
Jumlah fasilitas pendidikan di Kota Pekanbaru berdasarkan data
Pekanbaru Dalam Angka Tahun 2004 adalah 145 unit yang terdiri
106 unit TK, 266 unit SD, 82 unit SMP, dan 63 unit SMU. Sementara
jumlah akademi berjumlah 21 unit, sekolah tinggi 13 unit, dan
universitas sebanyak 5 unit.
Bila dilihat dari total jumlah fasilitas pendidikan yang ada dapat
dipastikan bahwa luas lahan yang dibutuhkan juga sangat besar.
Namun karena penggambaran lokasi masing-masing lokasi fasilitas
pendidikan terkait dengan kedalaman perencanaan dan skala
pemetaan, maka lahan pendidikan yang akan diuraikan di sini hanya
merupakan kawasan pendidikan tinggi yang memiliki lahan relatif
luas dan masih terdeteksi pada kedalaman skala peta 1 : 10.000.
Luas kawasan pendidikan dalam analisis ini merupakan akumulasi
luas lahan Kawasan UNRI, UIN, UNILAK, UIR dan ITR. Berdasarkan
hasil overlay peta penggunaan lahan 1991 dan 2006, menunjukkan
bahwa pergeseran fungsi lahan menjadi kawasan pendidikan,
sebelumnya merupakan kawasan permukiman dan kawasan
perkebunan.
Sebaran dan pembentukan kawasan pendidikan dapat dilihat pada
Gambar 4.16.
TABEL IV 19
KECENDERUNGAN PERKEMBANGAN KAWASAN PENDIDIKAN
DARI TAHUN 1991 HINGGA 2006
Kondisi
Tahun 1991
Permukiman
Perkebunan
Kondisi
Tahun 2006
Pendidikan
Jumlah
Luas
(Ha)
19,54
130,06
149,60
IV
42
GAMBAR 4.16
SEBARAN DAN KECENDERUNGAN PEMBENTUKAN
KAWASAN PENDIDIKAN
IV
43
E. Pemerintahan
Perubahan kawasan pemerintahan dapat dikatakan relatif kecil,
karena sebagian besar kantor/dinas-dinas yang ada saat ini masih
merupakan lokasi yang sama pada saat penyusunan RUTR 1991.
Luas lahan kawasan perkantoran berdasarkan hasil analisis adalah
sekitar 100,23 dengan pusat kegiatan berada di sekitar Kantor
Gubernur Provinsi Riau.
Namun demikian, pada beberapa lokasi dapat diidentifikasi
bangunan perkantoran pemerintah yang dibangun pada lahan yang
sebelumnya merupakan areal kebun dan semak-semak, serta
kawasan permukiman.
Mengenai sebaran lokasi kawasan pendidikan yang sebelumnya
merupakan
lahan
non
perkantoran
dapat
dilihat
pada
Tabel IV 20 dan Gambar 4.17.
TABEL IV 20
KECENDERUNGAN PERKEMBANGAN
KAWASAN PERKANTORAN PEMERINTAH
DARI TAHUN 1991 HINGGA 2006
Kondisi
Tahun 1991
Permukiman
Perkebunan
Kondisi
Tahun 2006
Perkantoran
Jumlah
Luas
(Ha)
19,54
130,06
149,60
F. Perkebunan
Perkembangan luas lahan kawasan perkebunan di Kota Perkanbaru
tidak terlepas dari adanya peluang pasar yang cukup prospektif
dalam jangka panjang. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila
dalam 15 tahun terakhir, pertambahan luas lahan perkebunan cukup
fantastis. Ini merupakan fenomena umum yang terjadi pada hampir
seluruh wilayah di Pulau Sumatera. Bila pada tahun 1991 luas lahan
kawasan perkebunan + 1.456 Ha, maka pada tahun telah mencapai
18.327 Ha, atau bertambah sebanyak 16.871 Ha (meningkat lebih
dari 1000%).
Jenis tanaman perkebunan yang ada di dominasi oleh tanaman
kelapa sawit, dan sebagian kecilnya merupakan tanaman karet yang
tersebar di Kecamatan Rumbai, Rumbai Pesisir, Tenayan Raya,
Payung Sekaki, dan sebagian kecil di Kecamatan Bukit Raya.
IV
44
GAMBAR 4.17
SEBARAN DAN KECENDERUNGAN PEMBENTUKAN KAWASAN
PERKANTORAN PEMERINTAHAN
IV
45
GAMBAR 4.18
SEBARAN DAN KECENDERUNGAN PEMBENTUKAN
KAWASAN PERKEBUNAN
DARI TAHUN 1991 HINGGA 2006
IV
46
Kondisi
Tahun 1991
Lindung
Hutan
Semak Belukar
Kondisi
Tahun 2006
Perkebunan
Jumlah
Luas
(Ha)
5.935,01
11.346,32
1.045,67
18.327,00
1.
Kawasan bandara
2.
Total luas kawasan ini pada tahun 2006 adalah +410,93 Ha, dan
cenderung tetap karena sifatnya yang khusus dan perubahannya harus
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah atau pun Peraturan yang
ditetapkan oleh kepala daerah. Sebaran dan pembentukan kawasan
militer dapat di lihat pada Tabel IV 22 dan Gambar 4.19.
TABEL IV 22
KECENDERUNGAN PEMBENTUKAN KAWASAN MILITER
DARI TAHUN 1991 HINGGA 2006
Kondisi
Tahun 1991
Permukiman
Perkebunan
Kondisi
Tahun 2006
Militer
Jumlah
Luas
(Ha)
27,76
3.28
31,04
IV
47
Gambar 4.19
KECENDERUNGAN PEMBENTUKAN KAWASAN MILITER
DARI TAHUN 1991 HINGGA 2006
IV
48