Professional Documents
Culture Documents
Bukti fisik ikterus dapat diamati pada bayi bila kadar bilirubin mencapai 5-10
mg/dL, sedangkan pada orang dewasa hanya 2 mg/dL. Bila ikterus ditemukan,
evaluasi laboratorium untuk hiperbilirubinemia harus meliputi pengukuran
bilirubin total untuk menentukan besarnya hiperbilirubinemia. Kadar bilirubin
melebihi 5 mg/dL pada usia hari pertama atau melebihi 13 mg/dL sesudahnya
pada bayi cukup bulan harus dievaluasi lebih lanjut dengan pengukuran kadar
bilirubin direk dan indirek, penggolongan darah, uji Coombs, hitung darah total,
apus darah, dan jumlah retikulosit. Uji ini harus dilakukan sebelum pengobatan
hiperbilirubinemia dengan fototerapi atau transfusi tukar. Bila tidak ada
hemolisis atau bukti adanya penyebab hiperbilirubinemia indirek nonhemolitik
yang umum atau jarang, diagnosisnya adalah antara ikterus fisiologis atau
ikterus karena ASI. Ikterus sesudah usia dua minggu bersifat patologis dan
memberi kesan hiperbilirubinemia direk.
Etiologi Hiperbilirubinemia Terkonjugasi Direk
Hiperbilirubinemia direk harus dievaluasi sesuai dengan kategori diagnostik.
Bilirubin direk (tersusun terutama dari bilirubin terkonjugasi) tidak neurotoksik
terhadap bayi tetapi menandakan gangguan serius yang mendasari yang
melibatkan kolestasis atau cedera hepatoseluler. Evaluasi diagnostik pasien
dengan hiperbilirubinemia direk melibatkan penentuan kadar enzim hati
(aspartat aminotransferase [AST], alkali fosfatase, alanin aminotransferase [ALT],
dan gamma glutamil transpeptidase), kultur bakteri dan virus, uji skrining
metabolik, ultrasonografi hati, uji klorida keringat, dan kadang-kadang biopsi
hati. Selain itu, adanya urine gelap dan tinja abu-abu putih (akholik) dengan
ikterus sesudah usia minggu kedua sangat memberi kesan atresia biliaris.
Penyakit ini tidak berespon terhadap fototerapi dan transfusi tukar.