You are on page 1of 25

ACUTE CORONARY

SYNDROME
PEMBIMBING :
DR. ACHYAR, SPJP

ANATOMI ARTERI KORONER

Fundamentals of anatomy & physiology/Frederic H. Martini, Judi L. Nath, Edwin F.

LATAR BELAKANG
UA, NSTEMI dan STEMI adalah bagian dari ACS, yang ditandai dengan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen untuk miokard.
Penyebab paling umum adalah berkurang perfusi miokard akibat
penyempitan dari arteri koroner yang disebabkan oleh trombus karena
plak aterosklerosis yang ruptur.
UA, NSTEMI
dan STEMI merupakan kondisi yang patogenesis dan
presentasi klinisnya serupa tetapi berbeda dari keparahan;
Perbedaannya UA dan NSTEMI terutama apakah iskemia yang terjadi
cukup parah hingga kerusakan miokard melepaskan sejumlah enzim
terdeteksi dari penanda cedera miokard. Sedangkan STEMI terjadi pada
oklusi total pembuluh darah arteri koroner.
2011 ACCF/AHA Focused Update Incorporated Into the ACC/AHA 2007 Guidelines for the Management of
Patients With Unstable Angina/NonST-Elevation Myocardial Infarction. (J Am Coll Cardiol 2011;57:e215

EPIDEMIOLOGI
Penyakit arteri koroner adalah penyebab utama kematian di negaranegara maju.
Angina tidak stabil (UA) dan NSTEMI adalah manifestasi yang sangat
umum dengan kurang lebih 1,5 juta rawat inap di Amerika Serikat/tahun
Pada tahun 2012, penyakit jantung iskemik menyumbang 7,4 juta
kematian di seluruh dunia.
Insiden meningkat dengan usia, lebih tinggi antara laki-laki sampai usia
70. Wanita yang 15 tahun pascamenopause
Lebih dari 80% dari pasien yang datang dengan miokard infark laporan
minimal 1 faktor risiko utama, termasuk merokok, dislipidemia,
hipertensi, diabetes, dan obesitas abdominal

Overview of Acute coronary syndrome

FAKTOR RESIKO

- lipoprotein-a
- CRP
- Penyakit sistemik lainnya: CKD,
HIV/AIDS, SLE, RA, penyakit
inflamasi sistemik
Aterosklerosis dan trombosis. PERKI cabang Banten

PATOFISIOLOGI
Arteriosklerosis : arteri yang keras
Atherosklerosis : pengerasan dan penyumbatan
arteri akibat penumpukan plak
Proses aterosklerosis terjadi melalui 4 tahap :
1. Kerusakan endotel (disfungsi endotel)
2. Migrasi kolesterol LDL ke dalam tunika
intima,
3. Respon Inflamatorik
4. Pembentukan kapsul fibrosis

PATOFISIOLOGI

PATOFISIOLOGI

Lily. Pathophysiology of Heart Disease Fifth

PATOFISIOLOGI

Robbins and Cotran, Pathologic Basis of Disease

PATOFISIOLOGI

Lily. Pathophysiology of Heart Disease Fifth

DIAGNOSIS-ANAMNESIS
Nyeri angina tipikal berupa rasa tertekan/berat daerah
retrosternal, menjalar ke lengan kiri, leher, rahang, area
interskapular, bahu, atau epigastrium. Keluhan ini dapat
berlangsung intermiten/beberapa menit atau persisten
(>20 menit). Keluhan angina tipikal sering disertai keluhan
penyerta
seperti
diaphoresis,
mual/muntah,
nyeri
abdominal, sesak napas, dan sinkop.
Faktor resiko: Penderita merokok dan mengkonsumsi
alkohol, riwayat mengkonsumsi obat untuk nyeri dada,
riwayat hipertensi, DM, penyakit jantung pada anggota
keluarga
PEDOMAN TATALAKSANA SINDROM KORONER AKUT, PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS

DIAGNOSIS- PEMERIKSAAN FISIK


Sebagian besar pasien gelisah dan cemas, keringat dingin,
25% pasien infark anterior mempunyai manifestasi
hiperaktivitas saraf simpatis (takikardi dan/atau hipotensi)
dan 50% pasien infark inferior menunjukkan aktifitas
parasimpatis (bradikardi dan/atau hipotensi)
S4 dan S3 gallop, penurunan intensitas S1 dan split
paradoksikal S2, murmur midsistolik atau late sistolik
apikal yang bersifat sementara karena disfungsi katup
mitral dan pericardial friction rub

EKG

Lily. Pathophysiology of Heart Disease Fifth

Lily. Pathophysiology of Heart Disease Fifth

T
A
T
A
L
A
K
S
A
N
A

T
A
T
A
L
A
K
S
A
N
A

TATALAKSANA AWAL
1. Tirah baring
2. Suplemen oksigen dapat diberikan pada semua pasien SKA
dalam 6 jam pertama tanpa mempertimbangkan saturasi O2
arteri
3. Aspirin 160-320 mg diberikan segera pada semua pasien yang
tidak diketahui intoleransinya terhadap aspirin
4. Klopidogrel dengan dosis awal 300 mg dilanjutkan dosis
maintenance 75 mg/hari
5. NGT (nitrogliserin) spray /tablet sublingual bagi pasien dengan
nyeri dada yang masih berlangsung saat tiba di ruang gawat
darurat, jika belum berhasi dengan satu kali pemberian,dapat
diulang setiap lima menit sampai maksimal 3 kali.
Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2015
6. Morfin Sulfat 1-5 mg intravena, dapat diulang setiap 10-30

TATALAKSANA
UA/NSTEMI

Guidelines for the Management of Patients With Unstable Angina/Non-ST Elevation myocardial

TATALAKSANA
STEMI

Guideline for the Management of ST-Elevation Myocardial Infarction. 2013 ACCF/AHA

TATALAKSANA STEMI

Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2015

Jejas
endotel
Plak
aterosklero
sis

Plak ruptur

Remodellin
g miokard
statin

ACEi

heparin

Infark

Nitrat,
O2

Agregasi
trombosit

Aktivasi
kaskade
koagulasi
Lily. Pathophysiology of Heart Disease Fifth
Edition. 2011
Aspirin
Clopidogr
el
GP Iib/III
inh

Pembentuka
n trombus

BB
CCB
Bed rest
O2
Nyeri dada

trombolitik

Morfin

Komplikasi

Lilly, 2011

TERIMAKASIH..

You might also like