Professional Documents
Culture Documents
ANTIBIOTIK -LAKTAM
Karena aktivitasnya yang broad spectrum (aktivitas luas) dan relative sedikit
beracun, antibiotic -lactam tetap menjadi antibiotic yang banyak dipergunakan
di dunia. Penicillin dan cephalosporin sering digunakan untuk infeksi yang serius,
seperti infeksi nosokomial.
Penicillin
Merupakan istilah umum untuk kelompok antibiotic yang merupakan bagian dari
cincin -lactam. Inti penicillin adalah asam 6-aminopenisilanat. Penicillin ini
diperoleh dari Penicillium chrysogenum.
Klasifikasi
Penicillin merupakan cyclic dipeptida yang mengandung 2 asam amino
(D-valin, L-lysin). Pada tahun 1958, sintesis struktur dasar penicillin (6aminopenicillanic acid) dimanipulasi dengan penambahan rantai tambahan
yang berbeda ke -lactam dan cincin thiazolidine. Mineral yang berbeda
(natrium, kalium, procaine, benzathine) juga diberikan untuk kebutuhan
farmakokinetik.
Penicillin yang stabil terhadap asam resisten terhadap gangguan asam
lambung, yang berarti dapat digunakan sebagai obat oral. Contohnya
penicillin V, amoxicillin, dan cloxacillin.
a. Penicillin alami
1). Penicillin G (benzylpenicillin) efektif untuk infeksi yang disebabkan
oleh gram negative dan gram positif coccus, gram positif basil, dan
spirochetes. Penicillin G rentan tehadap
hidrolisis -lactamase,
meningkatkan
resistensinya
terhadap
penicillin
dengan
Mekanisme Kerja
1. Obat bergabung dengan Penicillin-binding proteins (PBPs) pada bakteri
2. Terjadi
hambatan
sintesis
dinding
sel
bakteri
karena
proses
Farmakokinetik
Sepertiga dari Penisilin G diberikan secara oral dan diserap di usus,
namun karena proses penyerapan di usus yang kurang baik maka untuk
pemberian dengan cara oral, dosis harus dilipatgandakan sebanyak empat
atau lima kali dibandingkan dengan dosis pemberian secara parenteral.
Pemberian obat ini sebaiknya 30 menit sebelum makan atau 2 jam
sesudahnya. 60% dari penisilin G berada di albumin setelah terabsorpsi,
namun keberadaannya juga ditemukan di hati, empedu, ginjal, cairan
semen, cairan sendi, dan pembuluh limfa. Namun ketika terjadi meningitis,
penisilin jenis ini juga bisa ditemukan di cairan serebrospinal. Ekskresi
penisilin melalui urine. 60-90% pemberian penisilin secara intramuscular
akan dieliminasi dalam bentuk urine. Waktu paruh untuk penisilin berkisar
30 menit.
Meticilin dan nafcilin juga memiliki sifat yang sama dengan penisilin G.
Tetapi dalam pemberiannya tidak perlu memerhatikan apakah perut dalam
keadaan kosong atau penuh. Obat ini juga terkonsentrasi di cairan
serebrospinal pada terapi meningitis yang disebabkan oleh stafilokokus.
dan
spectrumnya
anaerob
lebih
dapat
luas,
menggunakan
seperti
obat
amoxicillin
antimikroba
atau
-lactam
yang
yang
Kontraindikasi
1. Pada orang-orang yang memiliki riwayat alergi dengan obat tersebut.
2. Pada orang yang menggunakan obat coumarin anticoagulant, karena
dapat terjadi perdarahan. Efek ini akan terjadi setelah 3 hari pemberian
Adverse Effect
Pada pasien gagal ginjal, penicillin dalam dosis tinggi dapat
mengakibatkan seizure. Nafcillin terkait neutropenia, oxacillin dapat
mengakibatkan
hepatitis.
Ampicillin
dihubungkan
dengan
kolitis
penisilin
resisten
terhadap
penisilinase
dapat
intravena
dapat
menyebabkan
halusinasi.
hyperexcitability
dan
2). Diare : Penicillin yang diberikan secara oral dalam dosis besar dapat
menimbulkan gangguan gastointestinal, terutama mual, muntah, dan
diare.
3). Nefritis : semua penicillin, tapi terutama methicillin, berpotensi untuk
menyebabkan nefritis interstitial akut.
4). Neurotoxicity : penicillin mengiritasi jaringan saraf. Hal ini sangat
berbahaya bagi pasien epilepsi.
5). Keracunan : terjadi karena kelebihan kalium dan natrium.
Amoxicillin
Pendahuluan
Amoxicillin adalah antibiotika -laktam yang termasuk ke dalam
golongan penisilin, spektrum luas, bakterisid terhadap gram positif dan
gram negative. Antibiotik -laktam digunakan untuk penyembuhan infeksi
bakteri yang disebabkan oleh mikroorganisme, dan mempunyi daya
absorbsi baik. Amoxicillin sangat efektif untuk beberapa bakteri seperti H.
influenzae, N. gonorrhoea, E. coli, Pneumococci, Streptococci, dan
beberapa strain dari Staphylococci.
Formula molecular amoxicillin adalah C16H19N3O5S 3H2O.
Farmakokinetik
1. Administrasi
Rute Administrasi : Amoxilin yang dikombinasikan dengan asam
clavulanic hanya dapat digunakan sebagai preparasi oral.
2. Absorpsi
Oral: Cepat dan hampir komplit ; makanan tidak berpengaruh
3. Distribusi : Umumnya hampir semua cairan tubuh dan tulang ;
penetrasi yang lemah dalam sel mata, dan melewati meninges.
Cairan pleura, paru-paru dan cairan peritoneal ; mempunyai konsentrasi
urin yang tinggi; juga ke cairan synovial, hati, prostat, otot dan kantung
Farmakodinamik
Amoxicillin menghambat sintesa dinding sel kuman yang sedang
tumbuh sehingga bersifat bakterisidal. Jadi Amoxicillin lebih efektif pada
kuman-kuman yang membelah diri / berkembang biak dengan cepat.
Aktifitasnya meliputi mikroorganisme gram negatif seperti Haemophilus
influensa, E. Coli dan Proteus Mirabilis. Kekurangannya adalah mudah dihidrolisa oleh -laktam dengan spektrum luas yang semakin banyak
ditemukan pada kuman gram negatif.
Mekanisme Kerja
Amoxicillin mendegradasi enzim -laktamase yang dihasilkan oleh
bakteri. Amoxicillin merupakan senyawa penisilin semi sintetik dengan
aktivitas anti bakteri spektrum luas yang bersifat bakterisid. Aktivitasnya
mirip dengan ampisilin, efektif terhadap sebagian bakteri gram-positif dan
beberapa gram-negatif yang patogen.
Bakteri
patogen
yang
sensitif
terhadap
amoksisilina
adalah
Dosis
Amoxicillin dapat diminum setiap 8 jam atau 12 jam, tergantung dari
kekuatan produk yang diresepkan.
Adverse Effect
Seperti penicillin lainnya, dapat diharapkan bahwa reaksi yang gagal
akan dibatasi oleh fenomena-fenomena sensitivity. Frekuensi tidak pasti.
Onset dari gejala pseudomembranous colitis mungkin terjadi selama atau
sesudah antibiotic treatmen.
System saraf utama : hiperaktif, gelisah, insomnia, bingung, dan pusing
Infeksi : Mucocutaneous candidiasis
Reaksi Hipersensitivitas: Anaphylaxis
Dermatologi: erythematous maculopapular rash, erythema multiforme,
mucocutaneous candidiasis, Stevens-Johnson syndrome, exfoliative
dermatitis,
toxic epidermal
necrolysis,
hypersensitivity vasculitis,
urticaria.
Gastrointestinal: Black hairy tongue, mual, diare, hemoragi colitis,
pseudomembranous colitis, tooth discoloration (brown, yellow, or gray).
Hematologic:
Anemia,
hemolytic
anemia,
thrombocytopenia,
Indikasi
Amoksisilina efektif terhadap penyakit:
Infeksi lain:
septikemia, endokarditis
Kontraindikasi
Pasien dengan reaksi alergi terhadap penisilin.
Peringatan
Berhubungan dengan Adverse Effect :
1.
Superinfeksi
Perpanjangan
pemakaian
dapat
menghasilkan
Cephalosporin
Cephalosporin sangat mirip dengan penicillin, keduanya memiliki cincin -lactam.
Perbedaannya terletak pada ikatan rantainya.
10
Klasifikasi
Cephalosporin diklasifikasikan berdasarkan generasinya:
mengobati
berbagai
macam
penyakin
nosocomial,
seperti
Farmakokinetik
Kebanyakan obat cephalosporin per oral merupakan obat yang
mudah diserap. Cephalosporin bersifat hidrofilik dan sebagian besar
didistribusikan dalam cairan ekstraseluler dan tidak masuk ke sistem imun
seperti yang dilakukan lipofilik macrolides, tetracyclines, dan lincosamides.
Hanya cefuroxime (dari generasi I dan II) yang berpenetrasi pada
cairan serebrospinal.
Farmakodinamik ( Mekanisme )
Proses mekanisme cephalosporin identik dengan penicillin, yaitu:
menginhibisi sintesis peptidoglikan dinding sel dengan menginhibisi
penicillin-sensitive
enzymes
(transpeptidase,carboxypeptidase)
11
yang
penicillin-resistant
Streptococcus
penumoniae,
VGS,
Adverse Effect
Efek samping dari cephalosporin sangat jarang, yang sering terjadi
adalah cross alergi dengan penicillin, sehingga pemberian cephalosporin
harus lebih hati-hati pada penderitan alergi penicillin.
Pseudomembraneus colitis sering terjadi pada cephalosporin generasi
III. Hal ini mungkin dikarenakan aktivitas anti-bacteroides.
Beberapa
cephalosporin,
seperti:
cefoperazone,
cefotetan,
Indikasi
Cefmetazole, cefoperazone, dan cefotetan dapat menginduksi reaksi
disulfam engan etanol dan hipoprotrombinemia.
Nephrotoxicity mungkin timbul bila cephalosporin dikombinasikan
dengan aminoglikosid atau loop diuretic.
Cephalosporin akan memberikan reaksi false-positif pada reaksi
glukosa urin dengan Benedict dan cephradine memberikan hasil falsepositif untuk protein urin dengan tes menggunakan asam sulfosalicylic.
12
Kontraindikasi
Cephalosporin kontraindikasi dengan pasien alergi penicillin (reaksi
positif skin test pada penicillin minor determinant mixture).
anaerob.
Obat generasi III berfungsi membasmi mikroorganisme Gram
anaerob dalam taraf yang serius. Cephalosporin sering kali dikombinasikan
dengan aminoglikosid untuk mengobati infeksi Gram bacilli.
Obat generasi IV berfungsi membasmi mikroorganisme Gram bacilli
yang memproduksi -lactam.
Secara khusus dalam kedokteran gigi, cephalosporin mempunyai
peran dalam membasmi orofacial pathogens, tetapi terbatas pada
mikroorganisme oral yang anaerob.
MAKROLIDE
Antibiotik macrolide ditandai dengan adanya cincin lactone. Yang
termasuk golongan macrolide adalah Erythromycin, Azithromycin, Clarithomycin,
Troleondomycin, Telithromycin.
Golongan Makrolide menghambat sintesis protein kuman dengan jalan
berikatan secara reversibel dengan ribosom subunit 50S, dan bersifat
bakteriostatik atau bakterisid tergantung dari jenis kuman dan kadar obat
Makrolide.
Sekarang ini antibiotik Makrolide yang beredar di pasaran obat Indonesia
adalah Erytomicin, Spiramisin, Roksitromisin, Claritromisin dan Azithromisin.
13
Erytromicin
Erythromycin dihasilkan dari Streptomyces erythreus (jamur). Erytromicin
dihasilkan oleh suatu strain Streptomyces erythreus. Struktur umum dari
erytromicin
ditunjukan
dengan
adanya
cincin
macrolide
dan
gulu-gula
desosamine dan cladinose. Obat ini sulit larut dalam air (0,1%), namun dapat
langsung larut dalam zat-zat pelarut organik. Larutan ini cukup stabil pada suhu
4C, namun dapat kehilangan aktivitasnya dengan cepat pada suhu 20C dan
pada pH asam. Erytromicin efektif terhadap organisme-organisme Gram positif
terutama pneumokokus, streptokokus, dan corynebacteria, dalam konsentrasi
plasma sebesar 0,02-2 mg/ml. Selain itu mycoplasma, legionella, chlamydia
trachomatis, C ptissaci, C pneumoniae, helicobacter, listeria dan mycobacteria
tertentu (Mycobacterium kansasii, Mycobacterium scrofulaceum) juga rantan
terhadap erytromicin. Demikian pula organisme Gram negatif, seperti spesies
neisseria, Bordetella henselae,dan B quintana (agen-agen pada penyakit
catscratch dan angiomatosis basiler) beberapa spesies rickettisa Treponema
palidum,serta spesies campilobacter. Sekalipun demikian Haemopilus influenza
agak kurang rentan. Yang biasa digunakan adalah untuk infeksi Mycloplasma
pneumoniae, penyakit Legionnaire, infeksi Klamidia, Difter, Pertusis, infeksi
Streptokokus, Stafilokokus, infeksi Camylobacter, Tetanus, Sifilis, Gonore.
Farmakodinamik
Mekanisme Kerja
Kerja antibiotik Erythromicin dapat bersifat bakteristatik atau bakterisid
untuk organisme-organisme yang rentan, khususnya pada konsentrasi
yang tinggi. Aktivitas dapat ditingkatkan pada pH alkali. Hambatan sintesis
protein terjadi melalui ikatan ke RNA ribosom 50s. Sintesis protein
terhambat karena reaksi-reaksi translokasi aminoacyl dan hambatan
pembentukan awal.
Spektrum antibiotik
Erythromicin aktif dan memiliki efek terbesar secara in vitro pada organisme
kokus Gram positif, seperti Str.pyogenes dan Str. pneumoniae. Str. viridans
14
15
Farmakokinetik
Basa erythromycin diserap baik oleh small intestine bagian atas;
aktivitasnya hilang oleh cairan lambung dan absorpsi diperlambat oleh
adanya makanan dalam lambung. Untuk mencegah pengerusakan oleh
asam lambung, basa erythromycin diberi selaput yang tahan asam atau
digunakan
dalam
bentuk
macam-macam
garam
(stearat),
16
Kontraindikasi
Erythromycin dikontraindikasikan untuk pasien dengan alergi obatobatan dan alergic cholestitic hepatitic dan dalam kombinasi dengan obat
lain yang dapat menyebabkan torsade de pointers.
Clarithromycin
Clarithromycin diturunkan dari erythromycin dengan penambahan satu
kelompok methyl, serta memiliki stabilitas asam adan absorbsi oral yang lebih
baik dibandingkan dengan erythromycin. Makanisme kerjanya sama dengan
erythromycin. Clarithromycin dan erythromycin sebenarnya identik dalam
aktivitas antibakteri mereka, kecuali bahwa clarithromycin lebih aktif terhadap
kompleks mycobacterium avium. Clarithromycin juga mempunyai aktivitas
terhadap M leprae dan toxoplasma gondii. Streptokokkus dan stafilokokkus yang
resisten erythromycin juga resisten terhadap clarithromycin.
17
Farmakokinetik
Clarithromycin
18
Sebagian dari obat aktif dan metabolit utama ini dieliminasi dalam urin, dan
pengurangan dosis (misalnya dosis bermuatan 500mg, kemudian menjadi
250 mg sekali atau dua kali sehari) dianjurkan bagi pasien-pasien dengan
klirens kreatinin di bawah 30 mL/menit. Interaksi obat clarithromycin sama
dengan erythromycin.
Keuntungan
penggunaan
clarithromycin
dibandingkan
dengan
Indikasi
Tablet clarithromycin diindikasikan untuk penanganan dari infeksi ringan
sampai infeksi sedang yang disebabkan oleh mikroorganisme pada kondisi
seperti dibawah ini:
Dewasa
o
19
Tablet
clarithromycin
dikombinasikan
dengan
omeprazole
atau
Kontraindikasi
Clarithromycin kontraindikasi pada pasien dengan hipersensitif
terhadap clarithromycin, erythromycin atau antibiotic macrolide lainnya.
Azithromycin
Azitrhmonycin merupakan senyawa dengan cincin macrolide lactone 15atom yang diturunkan dari erythromycin dengan penambahan suatu nitrogen
yang dimetilasi ke dalam cincin lactone erythromycin. Spectrum aktivitas dan
penggunaan
klinisnya
sesungguhnya
identik
dengan
clarythromycin.
20
sifat
farmakokinetika.
Satu
dosis
azitrhmonycin
500
mg
dapat
menghasilkan konsentrasi serum yang relative rendah, yaitu sekitar 0,4 g/mL.
akan tetapi azitrhmonycin dapat melakukan penetrasi kesebagian besar jaringan
(kecuali cairan cerebrospinal) dan sel-sel fagosit dengan sangat baik.
Konsentrasi jaringan dapat melebihi konsentrasi serum 10 hingga 100x lipat.
Obat di release secara perlahan dari jaringan-jaringan (waktu paruh jaringan
adalah 2-4 hari) untuk menghasilkan waktu paruh eliminasi mendekati 3 hari.
Sifat-sifat yang unik ini memungkinkan pemberian dosis sekali sehari dan
pemendekan durasi pengobatan dalam banyak kasus. Sebagai contoh: satu
dosis tunggal azitrhmonycin sebesar 1 gram sama efektifnya dengan pengobatan
jangka 7 hari dengan doxycycline pada uretritis dan seviksitas Chlamydia.
Pneumonia yang didapat dari komunitas dapat diobati dengan azitrhmonycin
yang diberikan sebagai dosis awal 500 mg dan diikuti dengan dosis tunggal
harian sebesar 250 mg untuk 4 hari selanjutnya.
21
agen ini memiliki cincin lactone dengan 15 atom (bukan 14 atom), maka
azitrhmonycin tidak menghentikan aktivitas enzim-enzim sitokrom P450, dan
karena itu ia tidak mempunyai efek terhadap interaksi-interaksi obat yang timbul
pada erythromycin dan clarithromycin.
Azithromycin
dan
clarithromycin
adalah
turunan
semisintetik
dari
erythromycin.
Mekanisme Kerja
Azithromycin bekerja dengan mengikat ke 50s ribosomal subunit dari
microorganisme dan kemudian mengganggu sintesis protein dari mikroba
tersebut. Sintesis asam nukleat tidak dapat dipengaruhi oleh azithromycin.
Azithromycin
ditunjukkan
oleh
terkonsentrasi
teknik
pada
inkubasi
in
fagosit
vitro.
dan
Dengan
fibroblast
yang
menggunakan
Indikasi
Azithromycin diindikasikan untuk pengobatan pasien dengan infeksi
ringan dan sedang (pneumonia) yang disebabkan oleh microorganisme
pada kondisi:
Sexually transmitted diseases
Non-gonococcal urethritis dan cervicitis oleh Chlamydia trachomatis
Azithromycin, pada dosis yang direkomendasikan, tidak dapat
diandalkan untuk mengobati penyakit gonorrhea atau syphilis. Agents
amtimikrobial digunakan dalam dosis tinggi untuk periode pendek untuk
menangani non-gonococcal urethritis.
Mycobacerial infection
Pencegahan untuk penyakit disseminated mycobacterium avium
complex (MAC)
Azithromycin, digunakan dalam dosis tunggal atau kombinasi dengan
rifabutin pada dosis yang ditingkatkan, diindikasikan untuk pencegahan dari
penyakit MAC pada pasien penderita infeksi HIV.
22
Kontraindikasi
Azithromycin kontraindikasi pada pasien yang diketahui hipersensitif
terhadap azithromycin, erythromycin, obat macrolide atau obat antibiotic
ketolide lainnya.
ANTIBIOTIK LAIN
Lincosamide
Jenis Obat
Yang termasuk dalam lincosamide :
1. Clindamycin (7-chloro-7-deoxy lincomycin)
2. Lincomycin (diisolasi dari Streptomyces lincolnensis)
Farmakokinetik
-
dihentikan.
Clindamycin
sampai
setara
kira-kira
dengan
minggu
Macrolide
setelah
yang
pemakaian
bekerja
pada
23
Farmakodinamik
Clindamycin bekerja sinergis dengan pemblok obat nondepolarizing
neuromuscular memblok neurotransmission pada obat skeletal. Absorbsi
Clindamycin oral diperlambat dengan obat antidiare kaolin-pectin.
Streptococcus pneumonia
VGS
Corynebacterium
Group A, B, C, dan G streptococci
Streptococcus bovis
Organisme lain yang juga rentan terhadap Clindamycin :
Leptotrichia buccalis
Bacillus cereus
Bacillus subtilis
Capnocytophaga canimorsus
Beberapa laktamase menghasilkan staphylococci
Mikroorganisme dengan resistensi intrinsic terhadap Lincosamide :
Enterococcus
Enterobacteriae
Haemophilus pneumoniae
Neisseria meningitides
Mycoplasma pneumoniae
24
blockade
neuromuscular
sama
seperti
Indikasi
Clindamycin digunakan untuk terapi / pengobatan terhadap
beberapa infeksi yang dikarenakan oleh :
a. bakteri Streptococcus
b. bakteri Staphylococcus
c. bakteri Pneumoniae
d. bakteri yang anaerob seperti Bacteroides
Clindamycin diindikasikan untuk infeksi fraktur tulang, dan juga
berguna untuk perawatan beberapa kondisi yang anaerob, seperti
infeksi saluran genital wanita, infeksi pelvis, penetrasi jaringan ikat
pada perut setelah operasi. Pemakaian Clindamycin dapat
dikombinasikan untuk pengobatan
Toxoplasmosis
Kontraindikasi
Clindamycin kontraindikasi pada pasien yang alergi terhadap obat
dan
berkombinasi
dengan
25
pemblok
obat
curare-like
Metronidazole
Metronidazole merupakan
sintetik
nitroimidazole
yang
diisolasi
dari
terapi
infeksi
bakteri
anaerob
dan
mikroorganisme
diserap
sepenuhnya
dari
salran
pencernaan
Reversible neutropenia
Metallic taste / rasa logam
Urin berwarna gelap atau merah colkat
Bercak pada kulit
26
vaginalis,
Gardnerella
vaginalis,
Mycobacterium
Entamoeba
hominis,
Actinobacillus
Actinomycetemcomitans
Eikenella corrodens
Actinomyces
Propionibacterium
27
Klasifikasi
Tetrasiklin pertama kali ditemukan oleh Lloyd Conover. Tetrasiklin
merupakan kelompok antibiotic yang memiliki spectrum luas, bersifat
bacteriostatic, dan baik digunakan untuk menyembuhkan berbagai macam
infeksi. Tetrasiklin adalah kelompok antibiotic dengan spectrum antibakteri
yang sama tetapi memiliki perbedaan dalam sifat farmakokinetiknya yang
disebabkan oleh perbedaan susunan kimia pada cincin hydronaphthacene.
Tetrasiklin dibagi kedalam 3 generasi :
1. Generasi pertama (tetrasiklin alami)
- Chlortetracycline (aureomycin), diisolasi
dari
Streptomyces
tetrasiklin )
Minocycline
Methacycline
Doxycycline
Generasi ketiga,yaitu glycylcycline,yang merupakan turunan dari
minocycline
Mikroorganisme pertama yang secara klinis terdeteksi resisten
terhadap tetrasiklin adalah Shigella dysentriae pada tahun 1953.
Tetracycline juga dapat digolongkan dari masa kerjanya, yaitu :
1. Masa kerja singkat (6-8 jam)
- Chlortetracycline
- Tetracycline
- Oxytetracycline
2. Masa kerja sedang (12 jam )
- Demeclocycline
- Methacycline
3. Masa kerja lama ( 16-18 jam )
- Doxycycline
- Minocycline
28
Farmakokinetik
Tetracycline diserap di gastrointestinal dengan perbedaan bioavibilitas
yang signifikan,yaitu chlortetracycline 30%, 60%-80% untuk tetracylin,
oxytetracyclin, dan democlocyclin, 95%-100% untuk doxycyclin dan
minocycline. Absorpsi terutama terjadi didalam usus halus bagian atas dan
terbaik diabsorpsi bila tidak ada makanan. Absorpsi tetrasiklin ( kecuali
doxycycline dan minocycline ) dipengaruhi oleh adanya makanan dalam
lambung, pembentukan kelat; kompleks tetrasilklin dengan zat lain yang
sukar diserap seperti ion-ion bermuatan positif yang bervalensi dua ( Ca 2+,
Mg2+, Fe2+ )atau Al3+, produk susu dan antasid, serta PH tinggi. Larutan
tetrasiklin dengan buffer khusus diracik untuk pemberian parenteral
( biasanya intravena ) pada orang yang tidak mampu minum obat peroral.
Umumnya dosis parenteral sama dengan dosis peroral.
Didalam darah, 40-80% tetrasiklin terikat dengan protein. Dosis oral
sebesar 500mg setiap 6 jam tetrasiklin hidroklorid dan oksitetrasiklin akan
mencapai kadar puncak 4-6g/mL, doksisiklin dan minosiklin sebesar 200
gr akan mencapai kadar puncak 2-4g/mL. Tetrasiklin yang diberikan
secara intravena dapat menimbulkan kadar yang lebih tinggi untuk
sementara waktu. Obat ini didistribusikan luas ke jaringan dan cairan tubuh,
kecuali cairan cerebrospinal, dimana konsentrasinya rendah. Minosiklin
memiliki sifat khusus yaitu dapat mencapai konsentrasi yang sangat tinggi
dalam air mata dan ludah. Hal ini berguna untuk pemberantasan karier
meningokokus. Tetrasiklin melintasi plasenta hinnga mencapai janin dan
diekskresi juga kedalam air susu. Sebagai dampak khelasi dengan kalsium,
tetrasiklin akan berikatan ( dan merusak ) tulang dan gigi yang sedang
berkembang.
Tetrasiklin dimetabolisme dalam hati dan diekskresikan terutama
dalam empedu dan urine. Konsentrasi didalam empedu 10 kali lebih tinggi
dari serum. Sebagian obat yang diekskresikan ke dalam empedu di
reabsorpsi oleh usus yang mempertahankan kadar serum.Sekitar 10-50 %
29
Mekanisme Kerja
Tetrasiklin merupakan antibiotic berspektrum luas yang menghambat
sintesis protein. Agen ini bersifat bakteriostatik terhadap berbagai bakteri
gram positif dan negative, termasuk anaerob, klamidia, mikoplasma, dan
bentuk L, serta aktif pula terhadap beberapa protozoa, misalnya amoeba.
Aktivitas antibakteri kebanyakan tetrasiklin sama. Perbedaan efikasi klinis
terutama berhubungan dengan sifat absorpsi, distribusi dan ekskresi
masing-masing obat.
Tetrasiklin memasuki mikroorganisme sebagian melalui difusi pasif
dan sebagian melalui transport aktif yang tergantung pada energy. Begitu
berada di dalam sel, tetrasiklin berikatan dengan subunit 30S dari ribosom
bakteri dan menghalangi ikatan tRNA-aminoacyl ke situs aseptor pada
kompleks ribosom mRNA. Hal ini menghambat penambahan asam amino
ke peptide yang sedang terbentuk, sehingga bakteri tidak dapat
berkembang biak.
Interaksi Obat
Tetrasiklin dapat mempengaruhi kerja penisilin, antikoagulan, dan
sefalosporin
Korbamazepin dan fenitoin : menurunkan efektivitas tetrasiklin secara oral
Tetrasiklin dapat memperpanjang kerja antikoagulan, sehingga proses
30
Indikasi
Tetrasiklin ditujukan untuk penderita bruselosis, trakoma, batuk rejan,
pneumonia, demam yang disebabkan oleh Rickettsia, infeksi saluran
kemih, infeksi saluran cerna, bronkitis kronik, lymphogranuloma inguinale,
acne vulgaris, penyakit paru menahun, infeksi intraabdominal(yang
disebabkan oleh E.coli, E. faecalis, B.fragilis ) Juga untuk pengobatan
infeksi-infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus dan Streptococcus
pada penderita yang peka terhadap penisilin, disentri amuba, gonore dan
sifilis.
Kontraindikasi
- Penderita yang alergi terhadap obat-obatan golongan tetrasiklin
- Penderita gangguan fungsi ginjal
- Anak-anak dibawah umur 8 tahun
- Selama kehamilan
- Selama menyusui
Efek Samping
Efek samping yang mungkin timbul akibat pemberian golongan
tetrasiklin dapat dibedakan dalam 3 kelompok, yaitu reaksi kepekaan,
reaksi toksik dan iritatif, dan reaksi yang timbul akibat perubahan biologik.
1. Reaksi kepekaan
Reaksi kulit yang mungkin timbul akibat pemberian golongan
tetrasiklin adalah urtikaria, dan dermatitis eksfoliatif. Reaksi yang lebih
hebat ialah edema angioneurotik dan reaksi anafilaksis. Demam dan
eosinofilia dapat pula terjadi pada waktu terapi berlangsung.
2. Reaksi toksik dan iritatif
- Efek yang tidak diinginkan pada saluran cerna
Iritasi lambung paling sering terjadi pada pemberian tetrasiklin
peroral, terutama dengan oksitetrasiklin dan doksisiklin. Makin
besar dosis yang diberikan, makin sering terjadi reaksi ini.
Keadaan ini dapat diatasi dengan mengurangi dosis untuk
sementara waktu atau memberikan golongan tetrasiklin
bersama dengan makanan , tetapi jangan dengan susu atau
antasid yang mengandung alumunium, magnesium, atau
kalsium. Diare sering kali terjadi akibat iritasi dan harus
dibedakan dengan diare akibat superinfeksi staphylococcus
atau Clostridium difficiale yang sangat berbahaya (dapat
diobati dengan Metronidazole).
31
dan trombositopenia
Reaksi fototoksik
Reaksi fototoksik paling jarang timbul dengan tetrasiklin, tapi
paling sering timbul pada pemberian dimetilklortetrasiklin.
Manifestasinya berupa fotosensitivitas, kadang-kadang disertai
demam dan eosinofilia. Pigmentasi kuku dan onikolisis, yaitu
setelah
pemberian
intravena.
Sifat
hepatotoksik
kerusakan
hati
akibat
pemberian
golongan
sering
timbul
biasanya
berupa
azotemia,
32
Pada
gigi
susu
menimbulkan
maupun
gigi
perubahan
tetap,
warna
tetrasiklin
dapat
permanen
dan
dan
dapat
memperkecil
kemungkinan
timbulnya
efek
samping
33
2. Bila tidak ada indikasi yang kuat, jangan diberikan pada anakanak.
3. Hanya doksisiklin yang boleh diberikan kepada pasien gagal
ginjal
4. Sisa obat yang tidak terpakai sebaiknya dibuang
5. Jangan diberikan kepada pasien yang hypersensitive terhadap
obat ini.
dapat
menghambat
peradangan
aktivitas
matriks
Kuinolon
Klasifikasi
Asam nalidiksat adalah prototip quinolon lama. Walaupun obat ini
mempunyai daya antibakteri yang baik terhadap kuman gram negative,
eliminasinya melalui urine berlangsung terlalu cepat sehingga sulit dicapai
kadar terapeutik dalam darah. Karena itu penggunaan asam nalidiksat
praktis terbatas sebagai antiseptic saluran kemih saja. Selain itu resistensi
cepat timbul dalam obat ini.quinolon lainnya yaitu asam piromidat, asam
pipernidat, dan lain-lain, juga tidak mempunyai kelebihan yang berarti.
Pada awal tahun 1980, diperkenalkan golongan quinolon baru dengan
atom fluor pada cincin quinolon (karena itu dinamakan juga fluoroquinolon).
Perubahan struktur ini secara dramatis meningkatkan daya antibakterinya,
34
Asam nalidiksidat
35
Asam pipemidat
Siprofloksasin
Pefloksasin
Ofloksasin
Norfloksasin
Levofloksasin
Moksifloksasin
Gatifloksasin
quinolon
terdahulu.
Fluoroquinolon
baru
menghambat
36
Indikasi
Asam nalidiksidat dan asam pipemidat hanya digunakan sebagai
antiseptic saluran kemih, khususnya untuk sistitis akut tanpa komplikasi
pada wanita.
Florokuinolon digunakan untuk indikasi yang jauh lebih luas antara
lain :
-
maupun kronis
Infeksi Saluran Cerna
Florokuinolan juga efektif untuk diare yang disebabkan oleh
Shigella, Salmonella, E. Coli dan Campylobacter. Siproflaksasin
dan ofloksasin mempunyai efektifitas yang baik terhadap demam
37
terhadap
banyak
obat
(multidrug
resisten)
serta
mikobakteria atipik.
Penyakit yang Ditularkan melalui Hubungan Seksual
Siprofloksasin oral dan levofloksasin oral merupakan obat pilihan
utama di samping sftriakson dan sefiksim untuk pengobatan
uretritis dan sirvisitis oleh gonokokus. Golongan florokuinolon juga
aktif terhadap H.ducreyi dan C.trachomatis, tetapi tidak efektif
terhadap T.pallidum.
Infeksi Tulang dan Sendi
Siprofloksasin oral dengan dosis 2 kali 500-750 mg/hari yang
diberikan selama 4-6 minggu efektif untuk mengatasi infeksi pada
tulang dan sendi yang disebabkan oleh kuman yang peka. Angka
penyembuhan klinis dapat mencapai 75% untuk osteomyelitis
yang disebabkan oleh kuman Gram-negatif. Dengan pemberian
oral ini, pasien dapat berobat jalan sehingga biaya pengobatan
banyak berkurang.
Infeksi Kulit dan Jaringan Lunak
Florokuinolon oral mempunyai efektifitas sebanding dengan
sefalosporin parenteral generasi ketiga (sefotaksim seftadizim)
untuk pengobatan infeksi berat pada kulit atau jaringan lunak.
Hal yang harus diperhatikan ialah untuk infeksi yang disebabkan oleh
S.pyogenes atau S.aureus yang resisten terhadap metisilin (MRSA),
florokuinolon generasi pertama bukan merupakan obat utama yang
diandalkan. Selain itu penggunaan siprofloksasin untuk jenis infeksi ini telah
menginduksi resistensi pada kuman S.aureus dan P.aeruginosa.
Kontraindikasi
38
Farmakokinetik
Asam nalidiksat diserap baik melalui saluran pencernaan tetapi
diekskresi dengan cepat melalui ginjal. Obat ini tidak bermanfaat untuk
infeksi sistemik. Flourokuinolon diserap lebih baik melalui saluran cerna
dibandingkan
dengan
asam
nalidiksat.
Ofloksasin,
levofloksasin,
masa paruh
Efek Samping
Secara umum dapat dikatakan bahwa efek samping golongan
kuinolon sepadan dengan antibiotic golongan lain. Beberapa efek
samping yang dihubungkan dengan penggunaan obat ini adalah :
39
Saluran cerna
Efek samping ini paling sering timbul akibat penggunaan golongan
kuinolon dan bermanifestasi dalam bentuk mual, muntah, dan rasa
dan
trombositopenia.
sindroma
hemolisis,
Golongan
kuinolon
gagal
hingga
ginjal,
serta
sekarang
tidak
ini
diperkirakan
tidak
sinergis
dengan
-laktam
dan
Vancomycin
Pendahuluan
Vancomycin merupakan antibiotik yang dihasilkan oleh sterptomyces.
Vancomycin
(INN)
glycopeptide
40
antibiotik
yang
digunakan
dalam
prophylaxis dan pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri grampositif terutama stafilokokus. Secara tradisional sudah dipesan sebagai
obat "usaha terakhir", dipakai hanya sesudah pengobatan dengan
antibiotika lain sudah gagal, walaupun timbulnya vancomycin-resistan
menjadi alasan vancomycin digantikan oleh linezolid dan carbapenems.
Klasifikasi
Vancomycin merupakan cabang tricyclic glycosylated nonribosomal
peptide
yang
dihasilkan
dari
fermentasi
Actinobacteria
spesies
Farmakokinetik
Vankomisin tidak diabsorbsi dari saluaran pencernaan dan dapat
diberikan per oral hanya untuk mengobati enterokolitis. Dosis sistemik
harus diberikan secara intravena. Obat ini didistribusikan secara luas
didalam tubuh. Ekskresi utama melalui ginjal kedalam urin. Pada insufiensi
ginjal, penumpukan hebat dapat terjadi. Pada pasien yang ginjalnya tidak
berfungsi, waktu paruh vankomisin antara 6-10 hari. Vankomisin dapat juga
terakumulasi pada pasien dengan insufisiensi hati. Obat ini tidak dapat
dibuang dengan hemodialisis.
mencegah
penggabungan
N-acetylmuramic
asam
NAM/NAG-peptide
sub-unit
ke
dalam
matriks
peptidoglycan.
Mekanisme kerjanya melibatkan penghambatan sintesis mukopeptida
dinding sel. Vankomisin dapat berkerja secara sinergistik dengan
aminoglikosida terhadap enterokokus tertentu dan gram positif lainnya.
41
Adverse Effect
Efek samping jarang terjadi. Vankomisin iritatif terhadap jaringan ;
flebitis
radang
pembuluh
balik
pada
tempat
suntikan
serta
Indikasi
Indikasi utama vankomisin parenteral ialah sepsis atau endokarditis
yang disebabkan oleh stafilokokus yang resisten terhadap obat-obat lain.
Vankomisin hanya sedikit menembus susunan saraf pusat secara
tidak teratur, tetapi obat yang diberikan secara intravena telah digunakan
untuk meningitis dan infeksi sekitarnya.
Vankomisin digunakan juga untuk mengobati enterokolitis yang
menyertai antibiotik, terutama disebabkan oleh Clostridium difficile.
Vancomycin digunakan untuk mengobati infeksi pada beberapa
bagian tubuh yang kadangkala digabung dengan antibiotika lain.
Vancomycin juga digunakan untuk penderita dengan gangguan hati
(mis demam rematik) atau prosthetic (artificial) hati yang alergi dengan
penisilin.
Kontraindikasi
Hipersensitifitas
42
Daftar Pustaka
Bagian Farmasi FKUI. 2001. Farmakologi dan Terapi edisi 4. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Indonesia
Goodman and Gillman. 2005. The Pharmacological Bases of Therapeutic. New
york : The Macmillan Company
Katzung, Bertram G. 2004. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 6. Alih bahasa :
Staf Dosen Farmakologi FK UNSRI. Jakarta : EGC
Yagiela, John. 2004. Pharmacology and Therapeutic for Dentistry 5 th . US :
Elsevier Mosby.
www.dechacare.com
www.drugs.com
www.google.com
www.medic8.com
www.medicastore.com
www.merck.com
www.nlm.nih.gov
43
www.wikipedia.com
44