You are on page 1of 4

Kandungan air di dalam tubuh manusia yang sehat adalah sebanyak lebih dari 60%.

Upayakan untuk selalu menjaga kandungan air pada kadar yang ideal di dalam tubuh Anda
karena fungsinya yang sangat penting, antara lain:

Pembentukan sel tubuh

Memperlancar sistem pencernaan

Mengeluarkan kotoran dan racun dari dalam tubuh

Memperlancar buang air besar

Pelumas dan bantalan untuk persendian dan mata

Media transportasi nutrisi untuk tubuh

a. menegakkan diagnosis
Pada anamnesis perlu ditanyakan hal-hal sebagai berikut: lama diare,
frekuensi, volume, konsistensi tinja, warna, bau, ada/tidak lendir, dan darah. Bila
disertai muntah: volume dan frekuensinya. Kencing: biasa, berkurang, jarang, atau
tidak kencing dalam 6-8 jam terakhir. Makanan dan minuman yang diberikan
selama diare. Adakah panas atau penyakit lain yang menyertai seperti batuk, pilek,
otitis media, campak. Tindakan yang telah dilakukan ibu selama anak diare:
memberi oralit, membawa berobat ke Puskesmas atau ke Rumah Sakit dan obat1

obatan yang diberikan serta riwayat imunisasinya.


Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik perlu diperiksa: berat badan, suhu tubuh, frekuensi
denyut jantung dan pernafasan serta tekanan darah. Selanjutnya perlu dicari tandatanda utama dehidrasi: kesadara, rasa haus, dan turgor kulit abdomen dan tandatanda tambahan lainnya, seperti ubun-ubun besar cekung atau tidak, mata cowong
atau tidak, ada atau tidak adanya air mata, bibir, mukosa mulut, dan lidah kering
atau basah. Pernafasan yang cepat dan dalam indikasi adanya asidosis metabolic.
Bising usus yang lemah atau tidak ada bila terdapat hipokalemi. Pemeriksaan
ekstremitas perlu karena perfusi dan capillary refill dapat menentukan derajat
dehidrasi yang terjadi.
Penilaian beratnya atau derajat dehidrasi dapat ditentukan dengan cara:
obyektif yaitu dengan membandingkan berat badan sebelum dan selama diare.
Subyektif dengan menggunakan kriteria MMWR (2003):

Tanda

Kesadaran

Tanpa

Dehidrasi Ringan-

Dehidrasi Berat

dehidrasi /

Sedang

(kehilangan BB > 9 %)

9kehilangan

(kehilangan BB 3-9

BB < 9%

%)

Baik

Normal, gelisah,

Apatis, letargi, tidak sadar

lelah, irritable
Denyut

Normal

Normal meningkat

jantung
Kualitas

Takikardi, bradikardi pada


kasus berat

Normal

Normal melemah

Lemah, kecil, tidak teraba

Pernafasan

Normal

Normal cepat

Dalam

Mata

Normal

Sedikit cowong

Sangat cowong

Air Mata

Ada

Berkurang

Tidak ada

Mulut dan

Basah

Kering

Sangat kering

Cubitan

Segera

Kembali < 2 detik

Kembali > 2 detik

kulit

kembali

Capillary

Normal

Memanjang

Memanjang, minimal

Hangat

Dingin

Dingin, sianotik

nadi

lidah

refill
Ekstremitas

Kencing

Normal

Berkurang

Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium lengkap pada

Minimal

diare akut pada umumnya tidak

diperlukan hanya pada keadaan tertentu mungkin diperlukan misalnya penyebab


dasarnya tidak diketahui atau ada sebab-sebab lain selain diare akut atau pada
penderita dengan dehidrasi berat.
Pemeriksaan laboratorium yang kadang-kadang diperlukan diare akut:
1. Pemeriksaam tinja
a. Makroskopis dan mikroskopis.
b. Biakan kuman untuk mencari kumam penyebab.
c. Tes resistensi terhadap berbagai antibiotika.
d. pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet clinitest, bila diduga
terdapat intoleransi glukosa.
2. Pemeriksaan darah
Darah lengkap, analisa gas darah, glukosa darah, kultur dan tes kepekaan terhadap
antibiotik
3. Pemeriksaan elektrolit
Terutama kadar natrium, kalium, kalsium dan fosfor dalam serum (terutama
pada penderita yang disertai kejang).
4. Pemeriksaan urin
Urin lengkap, kultur dan tes kepekaan terhadap antibiotik
Pemeriksaan penunjang tambahan: tes ELISA, foto X-Ray abdomen, kultur feses
(indikasi: diare berat, suhu tubuh >38.5oC, ada darah/lendir pada feses, ditemukan
leukosit pada feses, laktoferin, diare kronis persiten yang belum mendapat antibiotik)
Komplikasi
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik dan hipertonik).
2. Renjatan hipovolemik.
3. Hipotokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotonik otot, lemah, bradikardi,
perubahan pada elektrokardiogram).

4. Hipoglikemi.
5. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena
kerusakan villi mukosa usus halus.
6. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik.
7. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah penderita juga
mengalami kelaparan.

You might also like