Professional Documents
Culture Documents
Tumor Mata
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Kelompk 4
1.
2.
3.
4.
Ahmad Priyani
Zulia Elviana
Martha Juliana Sitorus
Crist Wiliam AP Duha
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kekerapan tumor di mata sangat kecil dibandingkan tumor di bagian tubuh yang lain,
sekitar satu persen saja. Tapi hal ini sangat penting karena mata alat vital dan pengobatannya
terkadang sulit sehingga harus mengorbankan penglihatan. Karena itu, sering terjadi tawarmenawar antara dokter dengan pasien untuk mengangkat tumor tersebut karena setiap
pengangkatan tumor ganas mengharuskan tepi sayatan bebas dari sel-sel tumor, artinya
sayatan harus dilakukan beberapa milimeter sampai beberapa centimeter di luar jaringan
tumor.
Bisa dibayangkan, betapa sulit mengatur sayatan yang bebas tumor tanpa harus
mengorbankan bola mata. Kebanyakan pasien tidak ingin kehilangan matanya, sehingga yang
diangkat hanya sebagian, hal inilah yang menimbulkan kekambuhan dan akhirnya membawa
kematian.
1.2 TUJUAN
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka tujuan penulisan makalah ini antara lain
sebagai berikut :
A.
B.
BAB II
LANDASAN TEORITIS PENYAKIT
A.
Definisi
Tumor adalah pertumbuhan atau tonjolan abnormal di tubuh. Tumor sendiri dibagi
menjadi jinak dan ganas. Tumor ganas disebut sebagai kanker.
Tumor pada mata disebut juga tumor orbita. Tumor orbita adalah tumor yang menyerang
rongga orbita (tempat bola mata) sehingga merusak jaringan lunak mata, seperti otot mata,
saraf mata dan kelenjar air mata.
B.
Etiologi
Gejala tumor orbita sulit diketahui karena tumbuh di belakang bola mata.Umumnya
diketahui setelah terjadi penonjolan pada mata, gangguan pergerakan mata, atau terasa sakit.
Tumor orbita dapat disebabkan oleh berbagai factor. Penyebab tumor mata terutama
faktor genetik. Selain itu sinar matahari, terutama sinar ultraviolet dan infeksi virus
Papiloma. Tumor mata juga bisa akibat penjalaran dari organ tubuh lain, sepertidari paru,
ginjal, payudara, otak sinus, juga leukemia dan getah bening. Sebaliknya, sel tumor mata
yang terbawa aliran darah sering mencapai organ vital lain seperti paru, hati atau otak, dan
menyebabkan kanker di organ itu. Penderita tumor mata, kecuali retino blastoma, umumnya
berusia 24-85
tahun.Sebagian
besar
tumor
orbita
pada
anak-anak
bersifat
jinak
Klasifikasi
Berdasarkan posisinya tumor mata/orbita dikelompokkan sebagai berikut:
a.
Tumor eksternal yaitu tumor yang tumbuh di bagian luar mata seperti:
Misalnya : Tumor Adeneksa, tumor menyerang kelopak mata (bagian kulit yang
dapat membuka dan menutup).
Tumor konjungtiva, yaitu tumor yang tumbuh pada lapisan konjungtiva yang
melapisi mata bagian depan
b.
c.
D.
Epidemiologi
Tumor secara umum dibedakan menjadi neoplasma dan non-neoplasma. Neoplasma
dapat bersifat ganas atau jinak. Tumor ganas terjadi akibat berkembang biaknya sel jaringan
sekitar infiltrat, sambil merusakkan. Neoplasma jinak tumbuh dengan batas tegas dan tidak
menyusup, tidak merusak tetapi menekan jaringan disekitarnya dan biasanya tidak
mengalami metastasis.
Apabila ada massa tumor yang mengisi ronggga orbita maka bola mata akan
terdorong ke arah luar yang dalam bahasa kedokteran di sebut proptosis (mata menonjol).
Arah tonjolan bola mata bergantung pada asal massa tumor. Tumor orbita bisa berasal dari
semua jaringan di sekitar bola mata atau karena penyebaran dari sinus, otak, rongga hidung
atau penyebaran dari organ lain ditubuh. Tumor orbita dapat terjadi pada orang dewasa
ataupun anak-anak. Tumor orbital dapat jinak atau ganas. Mereka dapat terjadi baik pada
anak dan dewasa.
Anak
Jinak
Kista
Dermoid
Dewasa
Ganas
Jinak
Ganas
Rhabdomiosarkoma
Meningioma
Limphoma
Fibrous
Sarkoma Ewings
Glioma saraf optik Mestatases
dysplasia
Seperti ditunjukkan contoh diatas, CT scan berguna dalam diagnosis dan biopsy sering
kali memberikan garansi untuk membantu diagnosis dan manajemen pasien.
Tumor orbita relatif jarang dijumpai. Pada proses pengambilan ruangan di
orbitapenderita biasanya datang dengan keluhan seperti ada benjolan yang menyebabkan
perubahan bentuk wajah, protopsis, nyeri peri okular, inflamasi, keluarnya air mata, massa
tumor yang jelas nampak. Insiden tumor orbita bervariasi, tergantung pada metode
pemeriksaan yang dipakai. Frekwensi relatif benigna dan maligna menurut handerson (1984);
disebutkan sebagai berikut : karsinoma (primer metastasis dan pertumbuhan terus 21 %, kista
12 %, tumor vaskular 10 %, meningioma 9 %, malformasi vaskuler 5% dan tumor saraf
tengkorak 4%, serta glioma optikus dan neurisistik 5%.
Prognosis atau angka keberhasilan kelangsungan hidup penderita tumor orbita mencapai
80%, artinya masih ada harapan hidup yang cukup baik. Angka kematian sangat dipengaruhi
oleh
stadium
dari
tumor
itu
sendiri.
Tentu
saja
jenis-jenis
pada
tertentu
stadium
angka
E.
Patologi
Tumor bisa tumbuh dari struktur yang terletak didalam atau sekitar orbit:
a.
Kelenjar lakrimal:
Adenoma fleomorfik: tumor kelenjar saliva dan paling umum di jumpai pada
kelenjar parotid biasanya jinak, tapi rekurensi terjadi bila tidak dilakukan eksisi
lengkap.
b.
Karsinoma
Jaringan limfoid:
Limfoma: kanker sel darah putih yang disebut limfosit-B, atau sel-B
Retina:
Retinoblastoma: Tumor anak-anak yang sangat ganas.
c.
Melanoma
Tulang:
o Osteoma: biasanya mengenai sinus frontal atau ethmoid, bisa menyebabkan
mukosel frontal.
o Kista dermoid, adalah suatu kista atau tumor yang berisi cairan kental seperti
bubur yang disebut sebum, bisa berisi rambut, dimana kantungnya dilapisi
oleh dermis. Umumnya letaknya pada bidang garis tengah tubuh. Dapat
tumbuh di kepala, badan atau perut . Didapatkan pada anak-anak atau pada
bayi sejak lahir.
o Kista epidermoid adalah suatu kista yang kantungnya dilapisi epidermis berisi
massa kental. Sering terdapat di kulit telapak kaki atau tangan. Penyebabnya
diduga trauma dimana sel epidermis masuk ke subkutan dan tumbuh disana.
d.
e.
f.
Saraf optik:
Glioma (astrositoma pilositik): tumor yang tumbuh di berbagai bagian otak.
Tumbuh sangat lambat.
Jaringan ikat:
Rabdomiosarkoma: Tumor
pertumbuhan dan
Karsinoma 'breast'
Karsinoma bronchial
Anak-anak:
i.
Neuroblastoma
Sarkoma Ewing
Leukemia
Tumor testikuler
F.
Pseudotumor
Eksoftalmos endokrin
Granulomatosis Wagener
Histiositosis X
Sarkoidosis
Manifestasi Klinis
a.
Nyeri orbital
Jelas pada tumor ganas yang tumbuh cepat, namun juga merupakan gambaran
khas 'pseudotumor' jinak dan fistula karotid-kavernosa.
b.
Proptosis
Pergeseran bola mata kedepan adalah gambaran yang sering dijumpai, berjalan
bertahap dan tak nyeri dalam beberapa bulan atau tahun (tumor jinak) atau cepat
(lesi ganas).
Penglihatan ganda
f.
Nyeri
g.
Merah
h.
i.
Palpasi
Bisa menunjukkan massa yang menyebabkan distorsi kelopak atau bola mata,
terutama dengan tumor kelenjar lakrimal atau dengan mukosel.
j.
Pulsasi
Menunjukkan
lesi
vaskuler;
fistula
karotidkavernosa
atau
malformasi
Gerak mata
Sering terbatas oleh sebab mekanis, namun bila nyata, mungkin akibat
oftalmoplegia endokrin atau dari lesi saraf III, IV, dan VI pada fisura orbital
(misalnya sindroma Tolosa Hunt) atau sinus kavernosus.
G.
b.
CT scan orbit
Menunjukkan lokasi tepat patologi intraorbital dan memperlihatkan adanya setiap
perluasan keintrakranial.
c.
Venografi orbital
Mungkin membantu.
d.
Kartu mata Snellen/ mesin telebinokular (tes ketajaman penglihatan dan sentral
penglihatan) ; mungkin terganggu dengan kerusaakan kornea, lensa, aqueus atau
vitreus Humour, kesalahan refraksi atau penyakit system saraf atau penglihatan ke
retina atau jalan optic.
b.
Lapang penglihatan ; penurunanan yang disebabkan oleh CSV, massa tumor pada
hipofisis/ otak, karotis atau patologis arteri serebral atau Glaukoma.
c.
d.
e.
H.
Penatalaksanaan
Penanganan tumor orbita bervariasi bergantung pada ukuran, lokasi, dan tipe
tumor. Sebagian tumor orbita hanya membutuhkan terapi medis (obat-obatan) dan
sebagian membutuhkan tindakan yang lebih radikal yaitu mengangkat secara
total massa tumor, sebagian lainnya tidak membutuhkan terapi. Kadang-kadang
setelah pengangkatan massa tumor pasien masih membutuhkan terapi tambahan
seperti radioterapi (sinar) dan kemoterapi.
a.
Tumor jinak
Memerlukan eksisi, namun bila kehilangan penglihatan merupakan hasil yang
tak dapat dihindarkan, dipikirkan pendekatan konservatif.
b.
Tumor ganas
Memerlukan biopsi dan radioterapi. Limfoma juga berreaksi baik dengan
khemoterapi. Terkadang lesi terbatas (misal karsinoma kelenjar lakrimal)
memerlukan reseksi radikal.
Pendekatan operatif :
Pengobatan tumor mata umumnya bersifat operatif. Kadang-kadang diperlukan
pemberian obat antikanker (sitostatika) atau penyinaran. Organ mata relatif kecil, sehingga
operasi tumor sering sulit dilakukan tanpa mengorbankan mata, apalagi jikadatang pada
stadium lanjut. Selain itu, penanganan tumor harus tuntas, operasi tidak bersih
menyebabkan kekambuhan.
a.
b.
c.
Lateral, untuk tumor yang terletak superior, lateral, atau inferior dari saraf optik.
Prioritas Keperawatan
a.
b.
c.
Mencegah komplikasi
d.
I.
a.
Komplikasi
Glaukoma, adalah suatu keadaan dimana tekanan bola mata tidak normal atau lebih
tinggi dari pada normal yang mengakibatkan kerusakan saraf penglihatan dan kebutaan.
b.
Keratitis ulseratif, yang lebih dikenal sebagai ulserasi kornea yaitu terdapatnya destruksi (kerusakan)
pada bagian epitel kornea.
Keratitis merupakan kelainan akibat terjadinya infiltrasi sel radang pada kornea yang
akan mengakibatkan kornea menjadi keruh.
Pengkajian
1.
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Status Perkawinan
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
Tgl Masuk RS
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
2.
Keluhan utama
(keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan pengkajian).
Apakah klien mengalami gangguan penglihatan/adanya benjolan pada mata.
Apakah klien punya riwayat trauma pada mata atau riwayat penyakit tumor,memiliki faktor
resiko penyakit mata (memiliki diabetes, tekanan darah tinggi, riwayat penyakit mata dalam
keluarga seperti glaukoma, atau mengkonsumsi obat-obatan yang mempengaruhi mata).
3.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
GCS
Kesadaran
Pemeriksaan Mata
pergerakan,
palpabrae, Konjungtiva bulbi, Konjungtiva forniks, skera, iris, pupil, lensa, funduskopi,
refleks fundus, Corpus Vitreum, tens oculi, Sistem Lakrimalis
B.
1.
Tanyakan pada klien bagaimana pemahaman pasien dan keluarga tentang rencana prosedur
bedah dan kemungkinan gejala sisanya yang dikaji bersamaan dengan reaksi pasien terhadap
rencana pembedahan mata.
2.
Tanyakan kepada klien bagaimana pola makannya sebelum sakit dan pola makan setelah
sakit?
Tanyakan kebiasaan makanan yang dikonsumsi klien, apakah klien sebelumnya jarang
mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin A, dan vitamin E
3.
Pola eliminasi
Kaji bagaimana pola miksi dan defekasi klien apakah mengalami gangguan?
4.
5.
Kaji perubahan pola tidur klien sebelum menghadapi oprasi, berapa lama klien tidur dalam
sehari?
Apakah klien mengalami gangguan dalam tidur, seperti nyeri pada mata, pusing, dan lain
lain.
Keadaan pasien yang cemas akan mempengaruhi kebutuhan tidur dan istirahat (Ruth F.
Craven, Costance J Himle, 2000). Pada pasien preoperasi yang terencana mengalami
kecemasan yang mengakibatkan terjadinya gangguan pola tidur antara 3 5 jam, sedangkan
kebutuhan tidur dan istirahat normal adalah antara 7 8 jam. (Gunawan L, 2001).
6.
Klien akan mengalami gangguan penglihatan (kabur/ tak jelas), sinar terang menyebabkan
silau dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan
dekat/ merasa di ruang gelap. Penglihatan berawan/ kabur, tampak lingkaran cahaya/ pelangi
sekitar sinar, kehilangan penglihatan perifer, fotofobia. Perubahan kacamata / pengobatan
tidak memperbaiki penglihatan.
Pada mata tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil (katarak). Pupil menyempit dan
merah / mata keras dengan kornea berawan (glaucoma akut). Peningkatan air mata.
Adanya ketidaknyamanan ringan/ mata berair (glaukoma kronis). Nyeri tiba-tiba/ berat
menetap atau tekanan pada sekitar mata, sakit kepala (glaucoma akut)
7.
Kaji bagaimana klien memandang dirinya dengan penyakit yang dideritanyaapakah klien
merasa rendah diri ?
Biasanya klien akan takut akan terjadi hal yang tidak diinginkan setelah operasi.
Apakah sering merasa marah, cemas, takut, depresi, karena terjadi perubahan dalam
penglihatan.
8.
Kaji bagaimana peran fungsi klien dalam keluarga sebelum dan selama dirawat di Rumah
Sakit dan bagaimana hubungan sosial klien dengan masyarakat sekitarnya?
Pola peran hubungan klien dengan orang lain tergantung dengan kepribadiannya. Klien
dengan kepribadian tipe ekstrovert pada orang biasanya memiliki ciri-ciri mudah bergaul,
terbuka, hubungan dengan orang lain lancar dan mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekitar. Hal ini akan menyebabkan seseorang lebih terbuka, lebih tenang serta
dapat mengurangi rasa cemas dalam menghadapi pra operasi.
9.
Apakah ada perubahan kepuasan pada klien berkaitan dengan kecemasan dan ketakutan
sebelum operasi?
Pada pasien baik preoperasi maupun postoperasi terkadang mengalami masalah tentang
efek kondisi/terapi pada kemampuan seksualnya
Pada pasien pre operasi dapat mengalami berbagai ketakutan . Takut terhadap anestesi,
takut terhadap nyeri atau kematian, takut tentang ketidaktahuaan atau takut tentang
derformitas atau ancaman lain terhadap citra tubuh dapat menyebabkan ketidaktenangan atau
ansietas (Smeltzer and Bare, 2002).
1.
Tanyakan pada klien bagaimana pandangannya tentang penyakit yang dideritanya dan
pentingnya kesehatan bagi klien?
2.
Tanyakan kepada klien bagaimana pola makannya sebelum sakit dan pola makan setelah
sakit?
Kaji apakah klien mengetahui makanan yang dapat mempengaruhi proses kesembuhan
matanya?
3.
Pola eliminasi
4.
Ada beberapa aktivitas atau kegiatan yang dilarang dalam waktu tertentu pasca operasi.
pasca operasi klien dalam posisi tertelentang dan monitor jika terjadi perdarahan dan
adanya penurunan kesadaran
5.
Kaji perubahan pola tidur klien selama sehat dan sakit, berapa lama klien tidur dalam
sehari?
Apakah klien mengalami gangguan dalam tidur pasca operasi seperti nyeri dan lain lain.
Biasanya pasien mengalami gangguan tidur karena nyeri pasca operasi dan menjaga posisi
saat tidur.
6.
Kaji apakah ada komplikasi pada kognitif, sensorik, maupun motorik setelah pembedahan,
terutama pada mata klien.
7.
8.
Kaji bagaimana peran fungsi klien dalam keluarga sebelum dan selama dirawat di Rumah
Sakit pasca operasi?
9.
Pada klien baik preoperasi maupun postoperasi terkadang mengalami masalah tentang efek
kondisi/terapi pada kemampuan seksualnya
Kaji apa yang biasa dilakukan klien saat ada masalah, terutama cemas karena tidak tahu
kepastian kesembuhan matanya?
2.
3.
NANDA 1
Gangguan persepsi penglihatan
Defenisi:
Perubahan dalam jumlah maupun pola rangsangan yang diterima yang disertai dengan
penyusutan, pelebihan, penyimpangan, atau gangguan tanggapan terhadap rangsangan
tersebut.
Batasan karakteristik:
Distorsi pancaindera
NOC 1 :
Orientasi Kognitif
Indikator:
Mampu mengenal diri sendiri
Mampu mengenal orang penting lainnya
Mampu mengenal tempat yang sekarang
Kompensasi tingkah laku Penglihatan
Indikator:
Pantau gejala dari semakin buruknya penglihatan
Mampu memposisikan diri untuk penglihatan
Menggunakan layanan pendukung untuk penglihatan yang lemah
Menggunakan alat bantu penglihatan yang lemah
NIC 1:
Peningkatan Komunikasi : Defisit Melihat
Aktifitas:
o Kenali diri sendiri ketika memasuki ruang pasien
o Catat reaksi pasien terhadap rusaknya penglihatan (misal, depresi, menarik diri, dan
menolak kenyataan)
o Menerima reaksi pasien terhadap rusaknya penglihatan
o Andalkan penglihatan pasien yang tersisa sebagaimana mestinya
o Gambarkan lingkungan kepada pasien
o Jangan memindahkan benda-benda di kamar pasien tanpa memberitahu pasien
o Memprakarsai untuk menyerahkan ke ahli terapi sebagaimana mestinya
o Rujuk pasien dengan masalah penglihatan ke agen yang sesuai
Manajemen Lingkungan
Melaporkan ketidaknyamanan
Melaporkan gelisah
NOC 2
Comfort level (tingkat kenyamanan) p. 173
Indikator:
Melaporkan kecewa dengan control gejala
Melaporkan kecewa dengan control nyeri
Menyatakan kecewa dengan tingkat kenyamanan
NIC 2
Pain management (Manajemen nyeri) p. 412
Aktivitas:
o Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, dan factor presipitasi
o Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan
o Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
o Kaji budaya yang mempengaruhi respion nyeri
o Determinasi akibat nyeri terhadap kualitas hidup
o Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
o Control ruangan yang dapat mempengaruhi nyeri
o Kurangi factor presipitasi nyeri
o Pilih dan lakukan penanganan nyeri
o Ajarkan pasien untuk memonitor nyeri
o Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
o Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
o Evaluasi keefektifan control nyeri
o Tingkatkan istirahat
o Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
o Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
NANDA 3
Batasan karakteristik:
NOC 3
Pengetahuan :proses penyakit
Indikator
Aktivitas
pada
pasien/orang
penting
lainnya
tentang
kapan
dan
dimana
2.
Insomnia
Kawatir
Menggigil
Gelisah
Sulit konsentrasi
NOC 1 :
Kontrol kecemasan (p. 116)
Indikator:
Keterbatasan teori
Tidak terbuka
NOC 2 :
Pengetahuan: Prosedur Perawatan
Indikator:
Mendeskripsikan prosedur perawatan
Menjelaskan tujuan prosedur
Mendeskripsikan langkah prosedur
Mendeskripsikan bagaimana melakukan prosedur
Mendeskripsikan tindakan pencegahan yang berhubungan dengan prosedur
Mendeskripsikan prosedur yang terbatas Mendeskripsikan alat dan bahan perawatan
Menunjukkan prosedur perawatan
Mendeskripsikan tindakan mengatasi komplikasi
Mendeskripsikan efek samping yag potensial
NIC 2:
Mengajarkan: Setelah Operasi
Aktifitas:
o Informasikan kepada pasien dan orang lain yang penting tentang tanggal yang tetap, waktu,
dan penempatan perawatan
o Informasikan kepada pasien dan orang lain yang penting berapa lama perawatan diharapkan
berlangsung
o Menentukan pengalaman pasien yang berhubungan dengan pembedahan sebelumnya dan
tingkat pengetahuan yang berhubungan dengan perawatan
o Mendeskripsikan berbagai pengobatan setelah operasi, efek yang akan terjadi pada pasien, dan
dasar pemikiran untuk mengguanakannya
o Memperkenalkan pasien dengan staf yang akan dilibatkan dalam perawatan/perawtan setelah
operasi, dengan tepat
o Menjelaskan maksud dari tujuan setelah operasi
o Mendeskripsikan
rutinitas
sesudah
operasi/perlengkapan
(misalnya:
pengobatan,
perawatan yang berhubungan dengan pernafasan, saluran, mesin, pendukung selang karet,
pembalut luka berhungan dengan pembedahan, ambulasi, diet, kunjungan keluarga, dan
menjelaskannya secara tepat, dengan tepat
o Informasikan pada pasien tentang bagaimana mereka dapat membantu proses penyembuhan
BAB III
PENUTUP
Seperti di bagian tubuh lain, mata juga bisa terserang tumor, baik jinak maupun ganas.
Tumor adalah pertumbuhan atau tonjolan abnormal di tubuh. Tumor sendiri dibagi menjadi
jinak dan ganas. Tumor ganas disebut sebagai kanker. Tumor pada mata disebut juga tumor
orbita.
Tumor orbita adalah tumor yang menyerang rongga orbita (tempat bola mata) sehingga
merusak jaringan lunak mata, seperti otot mata, saraf mata dan kelenjar air mata.
Gejala tumor orbita sulit diketahui karena tumbuh di belakang bola mata. Umumnya
diketahui setelah terjadi penonjolan pada mata, gangguan pergerakan mata, atau terasa sakit.
Tumor orbita dapat disebabkan oleh berbagai factor. Penyebab tumor mata terutama
faktor genetik. Penanganan tumor orbita bervariasi bergantung pada ukuran, lokasi, dan tipe
tumor.
Prioritas
Keperawatan adalah
mencegah
penyimpangan
penglihatan
lanjut,
DAFTAR PUSTAKA
Moyet.
(2003).Buku
Saku
Diagnosis
Keperawatan
edisi
10.Jakarta:EGC
Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah :
Brunner Suddarth, Vol. 3. EGC : Jakarta.
Wiley dan Blacwell. (2009). Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2009-2011,
NANDA.Singapura:Markono print Media Pte Ltd
Singapore
National
Eye
Centre.
(2010).
kondisi
mata
dan